Semua gambar dan konten bersumber dari KBS2
Woo Joo membenarkan apa yang Shi Jun katakan kalo dia seorang pasien. Ia memintanya untuk merawatnya. Ia nggak punya keluarga dan temannya cuman Ji Sun. Ia juga nggak pernah bergaul dengan orang yang ia temui di panggung karena membencinya yang punya temperamen buruk. Ia bahkan harus membungkuk rendah biar bisa dapat teman dan membuat mereka menyukainya. Ia juga menyadari kenapa pacarnya selingkuh. Dan nggak ada yang mau menerimanya yang seperti itu.
Dan setelah ngomong panjang lebar Shi Jun malah mengaku lapar dan pingin makan dulu.
Shi Jun mengajak Woo Joo masuk. Ia memakan ramyun sedangkan Woo Joo hanya duduk menatapnya. Kayaknya kesal.
Ia lalu menyinggung tentang podcast di komputernya Shi Jun. Shi Jun nggak menjawab malah menanyakan soal bekas luka di pergelangan tangan Woo Joo.
Woo joo nggak mau menjawab. Lupa.
Shi Jun bertanya apa Woo Joo pernah pingin mati aja? Woo Joo membantah. Dia nggak pernah berpikir pingin mati. Dia selalu pingin hidup. Pun saat ia gagal audisi, ia ingin hidup agar orang-orang memperhatikan dan menyayanginya. Ia melakukannya hanya karena ingin diperhatikan. Ia memberitahu kalo ia nggak menggunakan pisau tapi penggaris plastik.
Shi Jun mengganti pertanyaannya. Kenapa Woo Joo pingin diperhatikan?
Woo joo merasa kalo semua orang seperti itu. Shi Jun nggak sependapat. Ia malah merasa terganggu kalo seseorang memperhatikannya. Seperti pamer.
Shi Jun lalu menyinggung Dong Il dan seberapa keras ia belajar hari ini. Dia pergi ke perpustakaan ditengah hujan salju.
Woo joo berubah kesal. Menurutnya itu nggak ada hubungannya dengannya.
Shi Jun memberitahu kalo Woo Joo sudah membantu mengubah hidup seseorang. Woo Joo menolak disebut membantu.
Shi Jun lalu menyinggung soal Min Ho yang menderita gangguan kecemasan tapi bisa mengekspresikan yang ada di dalam hatinya karena Woo Joo.
Shi Jun memberitahu kalo bukan cuman Woo Joo yang pernah ditipu sama pacar sendiri. Tapi ia bisa mengubah hidup orang lain. Ia yakin kalo ada alasan kenapa Woo Joo selalu marah-marah.
Shi Jun lalu ngajak Woo Joo untuk tos buat merayakan hari pertama mereka sebagai dokter dan pasien.
Woo Joo tersenyum dan menyambutnya. Bukannya menepuk dia malah menggenggam tangan Shi Jun sambil meminta agar jangan menyerah saat kesulitan menanganinya.
Shi Jun juga meminta agar Woo Joo nggak melarikan diri dan melakukan apapun yang ia katakan.
Woo Joo tersenyum. Ia mengangguk dan mengiyakan.
Woo joo lalu pulang dengan suasana hati gembira. Ia bahkan menari-nari di rumah. Ia lalu menonton berita sambil minum. Lah, pembaca beritanya mantannya yang masih memakai jam pemberiannya.
Ia lalu mematikan tv dan nelpon mantannya, minta jamnya dikembalikan. Emosi Woo Joo berubah. Ia kembali marah-marah dan teriak-teriak.
Mantannya mau mengirimkannya lewat kurir tapi Woo Joo melarang. Dia mau mengambilnya langsung.
Dan saat mau pergi, Woo Joo merenungkan perubahan emosinya tadi, dari yang menari-nari berubah jadi maki-maki.
Shi Jun sedang melakukan pull up di rumahnya. Ia teringat apa yang Woo Joo katakan yang selalu ingin hidup. Ia menjadi penasaran, apa yang membuat Woo Joo pingin hidup menderita?
Rumah sakit nelpon. Sepertinya sangat mendesak. Shi Jun bergegas pergi sambil berpesan agar dia diawasi dan jangan sampai lepas dari pengawasan.
Seorang pasien, Luo mengamuk pada seorang anak kecil. Dia marah karena nggak bisa pergi ke manapun, paris, New York, Tokyo. Dia terus meneriakkannya.
Sementara itu para dokter hanya melihat di luar. Dokter wanita meminta agar dosisnya ditambah agar Luo bisa tidur sehingga nggak mengganggu pasien lain dan juga nggak menyulitkan mereka.
Woo Jun nggak bisa memutuskan dan mau menunggu keputusan Shi Jun yang bentar lagi datang.
Nggak lama kemudian Sul Jun tiba. Woo Jin menjelaskan yang terjadi. Alih-alih menambahkan dosis obat, Shi Jun malah mau membawa Luo untuk jalan-jalan keluar.
Dokter wanita melarang karena keluar di malam hari nggak diijinkan rumah sakit.
Shi Jun nggak peduli dan tetap akan membawanya keluar. Ia meyakinkan kalo ia akan selalu dekat dengan Lho.
Dokter wanita itu memberi pertimbangan kalo Shi Jun akan merusak jadwal tidur Luo.
Telat. Shi Jun membuka pintunya dan sambil tersenyum dia ngajak Luo untuk pergi jalan-jalan. Ajaib. Luo langsung tersenyum.
Luo berjalan di luar dengan diawasi oleh Shi Jun, Woo Jun dan perawat. Anehnya dia malah menjadi lebih baik. Terlihat dia sangat menikmatinya. Mungkin karena kamarnya yang terlalu sesak. Pertama kali dia berhalusinasi di Korea saat ia tinggal di sebuah ruangan kecil. Shi Jun pikir kamar rumah sakitnya memperburuk gejalanya.
Woo Jun ngerti karena itulah Shi Jun mengajaknya keluar.
Luo lalu mengulurkan tangannya ke seorang anak kecil dan mengajaknya melompat bersamanya. Lah, kalo di kita mah ini pasti dah dibilang kesurupan, nih. Atau temenan ama jin 😅😅😅
Shi Jun nggak habis pikir, kenapa ada banyak hal yang dijejalkan di kepala anak umur 15 tahun?
Woo Jun mengingatkan tentang perawat Oh yang marah tadi karena menganggap itu melanggar peraturan.
Shi Jun mengaku pingin melarikan diri dari perawat Oh yang selalu kelihat jahat saat melihatnya.
Eh, Luo malah terus lari dan akhirnya membuat Shi Jun dan yang lain jadi kewalahan.
Shi Jun ke ruang istirahat setelah lelah main kejar-kebaran sama Luo tadi. Niatnya sih mau tidur, tapi malah bangun lagi dan menyalakan komputer. Ia menulis perkembangan kesehatan Luo.
Dong Hyuk makan sama Ki Tae. Ki Tae menyinggung tentang pusat Psikiatri Medis yang dibangun lebih cepat dari rencana. Dia menanyakan pendapat Dong Hyuk, siapa orang pertama yang akan jadi direktur?
Dong Hyuk pikir pak Park. Lah, Ki Tae berharapnya Dong Hyuk menyebut namanya. Dong Hyuk lalu melanjutkan kalo dia sendiri pingin Ki Tae jadi direktur karena dia pingin pusat medis yang baru menerapkan metode perawatannya. Dan mungkin juga karena ia mengikuti jalur yang pernah Ki Tae ambil.
Ki Tae menanyakan kesungguhan Dong Hyuk. Ia mengaku membutuhkan bantuannya untuk menemukan kelemahan Shi Jun. Ia ingin menggunakannya untuk menekan pak Park.
Hhh Dong Hyuk langsung kelihatan nggak nyaman.
Ki Tae memberitahu kalo direktur sama pak Park lulusan SMA yang sama. Dong Hyuk mengaku nggak tahu.
Ki Tae mengaku nggak pingin jadi direktur karena menginginkan otoritas. Ia juga seorang dokter yang peduli sama pasiennya. Sama halnya dengan yang lain. Tapi kalo Pak Park sama Shi Jun dibiarkan melakukan semuanya dengan cara mereka maka ia yakin rumah sakit akan ditutup. Ia pikir Dong Hyuk nggak tahu kalo penyakit mental Shi Jun menular. Di sekitar mereka aja banyak yang menderita gangguan kepanikan dan semakin lama akan bertambah buruk. Dan mereka nggak bisa menanganinya kayak Shi Jun.
Dong Hyuk terdiam lalu memutuskan akan membantu demi pusat psikiatri Medis.
Dong Hyuk seperti masih berat dengan keputusannya tadi. Ponselnya bunyi.
Nggak lama kemudian dia sudah bersama dengan perawat Oh. Mereka ingin ia bicara dengan Shi Jun. Ia merasa kalo harus ada batas pada kepedulian Shi Jun terhadap pasien. Malam hari Luo harus tidur.
Dong Hyuk mengaku paham. Para perawat sedang melakukan protes.
Perawat Oh masih berpikir untuk memberi pil tidur agar Luo bisa tidur. Kalo perlu mereka bisa menambahkan dosisnya.
Dong Hyuk memotong. Dia tahu maksudnya perawat Oh. Tapi yang punya tanggung jawab penuh adalah Shi Jun.
Perawat Oh melunak dan meminta maaf.
Dong Hyuk menghela nafas lalu pergi.
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊