Postingan Terbaru

Rabu, 05 Oktober 2022

Sinopsis Dating in the Kitchen episode 21

Semua gambar dan konten bersumber dari Wetv



Ringkas drama sebelumnya


Shengnan menemui paman. Paman pikir Shengnan ditindas sama Lujin. Shengnan teriak kegirangan memuji betapa kerennya Lujin. Mendadak dia jadi marah sama paman sampai membuat paman takut. Lah ternyata dia lagi niruin marahnya Lujin to... Shengnan pun bertekad untuk berubah. Paman pikir dia mau ganti otak. Tahunya dia mau menjadi wanita dibalik kesuksesan prianya. 



Lujin sendiri sedang rapat. Ada dua pendapat di timnya. Terus maju untuk mengakuisisi Mingting atau menarik diri. Secara ada pihak ketiga yang juga menginginkan Mingting dengan harga yang sangat tinggi. Belum juga menemukan titik temu, Lujin sudah menghentikan raat. Ia nyuruh Liman untuk mencari tahu puntri bungsu Wei'en grup. Saat tahu kalo dia sedang berlibur di Thailand, ia langsung nyuruh Liman untuk nyiapin tiket ke sana. Liman mau menemaninya tapi Lujin melarang dan menyuruhnya untuk menyelidiki siapa pihak ketiga yang dimaksud. Nggak peduli gimana Zhenghong harus bisa mengakuisisi Mingting dengan harga yang masuk akal. 



Kayaknya ayah sudah tahu rencana Lujin. Wei'en mendadak memutuskan kerjaasama dengan Mingting. Itu karena Lujin menemui Jeni, pewaris sebenarnya dari Wei'en. Ayah pikir nggak ada jalan lagi sampai Mingting diakuisisi sama Zhenghong. Gegara itu dada ayah jadi terasa nyeri. Luzheng datang. Melihat ayah kesakitan ia mau memanggil dokter tapi ayah melarang. Dia sendiri habis dari restoran Shengnan dan membawakan makanan untuk mereka. 


Ibu ingat kalo Shengnan adalah tunangannya Lujin. Dalam acara sebelumnya ia melihat kalo Zhenghong nggak suka sama pilihan putranya. 




Hari berikutnya ayah menemui Shengnan di dapur dan mengajaknya bicara. Malamnya Shengnan membuat janji dengan Lujin dan mempertemukannya dengan ayahnya. Melihat kalo nggak hanya ada Shengnan, Lujin langsung mengajak Shengnan untuk pergi tapi Shengnan menarik tangannya. Ia pun mengikuti dan mengajak ayah bicara berdua. 


Ayah memohon pada Lujin agar melepaskan Mingting. Tapi bagi Lujin, bisnis adalah bisnis. Ayah lalu mengungkit kalo mereka adalah keluarga. Lujin hanya menanggapinya dengan sinis. Kemana ayah selama ini saat ibunya terpuruk? Kemana ayah saat ia berjuang mejadi pria sejati? Selama ini ia nggak pernah ada. Ayah menekankan kalo mau terima atau enggak, ia adalah ayahnya. 


Lujin membenarkan kalo ia nggak bisa merubahnya. Dan satu-satunya yang ayah ajarkan padanya adalah nggak berperasaan. Dan sejak ayah meninggalkannya ia bertekad untuk bisa melampauinya sehingga ayah hanya bisa melihatnya dari bawah. Lujin lalu pergi setelah mengatakannya. Apa yang Lujin katakan membuat dada ayah terasa sakit. Shengnan ternyata ada di belakang dan mendengarkan pembicaraan Lujin dengan ayahnya. 



Di jalan Lujin memikirkan semuanya. Ia merasa sangat marah sampai mengepalkan tinjunya. 




Shengnan di rumah juga memikirkan kemarahan Lujin tadi. Ia lalu nelpon Xinjie. Lujin ada di tempat tinju. Ia kesana dan menemui Xinjie. Katanya Lujin sudah lama di sana sampai tangannya terluka. Xinjie lalu pergi setelah minta Shengnan untuk menasehati Lujin yang sudah satu jam lebih di sana. 


Shengnan mendekat dan meminta Lujin untuk berhenti dan pulang bersamanya. Lujin nggak medengarkan sehingga Shengnan menghalangi dan berdiri di depannya. Seakan nggak terkontrol, Lujin menciumnya sampai membuat sesak. Saat itu juga Shengnan nangis. Lujin menyesal. Ia menghapus air mata Shengnan dan meminta maaf. Ia salah dan mengajaknya pulang. 


Shengnan menarik tangan Lujin, merapikan rambutnya, tersenyum lalu menciumnya. 



Keadaan ayah makin kritis dan akhirnya meninggal. 





Lujin terjaga duluan dan memeluk Shengnan yang masih tidr. Shengnan berbalik dan tersenyum menatap Lujin. Lujin keluar untuk menjawab telpon. Shengnan keluar setelah Lujin nggak juga kembali. 


Pemakaman ayah hanya dihadiri oleh orang terdekat. Sambil nangis ibu mengingatkan Luzheng akan pesan terakhir ayahnya. Ayah ingin Luzheng menjaga Mingting karena itu adalah hasil kerja kerasnya seumur hidup. 


Dan ternyata nggak jauh dari sana ada Lujin yang mengawasi. 


Setelah semua orang pergi, kita lalu dikasih lihat kalo bunga yang ada di tangan Lujin tadi sudah berpindah di atas makam ayah. 




Xinjie masuk ke ruangan Lujin dan memberitahu kalo Luzheng sudah menunggunya di ruang rapat. Lujin melepas kacamatanya lalu meletakkannya di meja kemudian menutup laptopnya. Ia menemui Luzheng. Ia menyiapkan kopi kesukaannya dan nyuruh Luzheng untuk mencicip. Luzheng sudah mengangkat cangkirnya tapi nggak jadi meminumnya. Ia meminta agar Lujin melepaskan Mingting. 


Lujin memberitahu kalo Mingting sudah nggak tertolong lagi. Seperti apel yang dimakan cacing. Satu-satunya jalan hanyamenggali bagian yang busuk. Lezheng memanggilnya kakak dan kembali memohon sambil menggenggam tanganya. Tapi Lujin sama sekal inggak bergeming. Baginya bisnis adalah bisnis. Nggak boleh ada perasaan di dalamnya. Kalo Luzheng datang ataas nama Mingting, maka ia harus menunjukkan kehebatannya. Dari awal sampai akhir Luzheng selalu memanggil Lujin kakak tapi Lujin sama sekali nggak menganggapnya. Terakhir ia nyuruh Luzheng untuk pulang karena ia sudah mengerti maksudnya. Sebelum pergi, Luzheng meminta Lujin untuk mengingat apa yang ia katakan hari ini. 


Luzheng berdiam di kamarnya sambil melihat mobil mainannya. Ia lalu pergi bersama sopirnya dan memimpin rapat. Di perusahaannya Lujin juga sedang rapat dengan timnya. Keduanya nampak sangat serius. 



Lujin yang akan pergi berpamitan dengan Shengnan. Shengnan menanyakan berapa lama Lujin akan pergi? Ia menakuti kalo ia akan pergi sama seseorang kalo Lujin nggak ada. Lujin mendekat dan menantang Shengnan untuk melakukannya. Ia memberinya kartu tanpa batas dan sudah mengurus semuanya jadi Shengnan hanya perlu menikmati harinya. 


Shengnan menyudahi dan menyuruhnya pergi. Nggak lama kemudian Lujin kembali lagi. Ada yang ketinggalan. Ia mencium Shengnan lalu menutup pintu. 



Luzheng makin serius mengurus perusahaan. Ia nggak mau menyerah meski nggak ada jalan lain selain diakuisisi sama Zhenghong. Di bengkelnya ia juga memiliki rencana. Ibu datang. Ia pun langsung menutup papannya. Seakan nggak ingin ibu tahu, ia menarik ibunya untuk keluar dari sana. 


Di hari lainnya Luzheng bertemu dengan teman lamanya. Mereka membicarakan tentang properti yang menjadi milik Mingting. Teman Luzheng bersedia menandatanganinya. Setelahnya Luzheng mendapat telpon dari karyawannya yang memberitahukan rencana Lujin terhadap Mingting. Diam-diam Lujin membeli saham Mingting dan membuat pemegang saham lainnya menjadi khawatir. Luzheng santai dan membiarkannya. 




Lujin sedang rapat dengan Liman. Sekarang mereka sudah memliki 42% saham Mingting. Mereka hanya tinggal sedikit lagi untuk bisa mengambil alih Mingting sepenuhnya. Lujin sendiri heran karena nggak ada tindakan apapun dari Luzheng. Liman pikir mungkin Luzheng nggak memiliki langkah apapun makanya membiarkan. Lujin semakin curiga. Ia lalu nyuruh Liman untuk membentuk tim khusus dan menyelidiki perusahaan Taiyue. Lah itu kan yang dibicarakan Luzheng sama temannya. 




Luzheng menemui Shengnan di rumahnya. Ia mengaku bosan dan ingin bicara dengan seseorang. Shengnan mengajaknya untuk sarapan bersama. Lah, orang sudah jam 12 siang. Shengnan memasak untuk Luzheng. Ia bahkan juga memberinya lauk dan memintanya untuk nggak perlu sungkan karena mereka adalah keluarga.  Ia juga meminta maaf karena nggak bisa hadir di pemakaman ayahnya karena Lujin...


Luzheng paham. Ia sendiri berharap agar dendam di generasi yang sebelumnya nggak brlanjut di generasi sekarang. Apalagi sekarang ayahnya sudah nggak ada. Ia harap ada seseorang di sampingnya. Shengnan menenangkan dan meyakinkan kalo ia akan membantunya mewujudkannya. Ia lalu ngasih kepiting ke Luzheng. Luzheng sempat terdiam kemudian memakannya. Nggak lama setelahnya Luzheng merasa tegang dan muntah-muntah. 




Luzheng pun berakhir di rumah sakit. Ternyata dia alergi kepiting. Shengnan memarahinya yang tetap memakan kepitingnya meski tahu kalo dia punya alergi. Luzheng malah tertawa. Ia merasa sangat nggak beruntung. Ayahnya baru saja meninggal, ibunya terus nangis dan sekarang ia harus dirawat di eumah sakit karena alerginya kambuh. 


Shengnan menenangkan kalo semuanya akan segera berlalu. Ia akan menjaganya sebagai kakaknya. Luzheng tertawa lagi. Menurutnya ia lebih tua dari Shengnan. Shengnan memperjelas kalo ia adalah kakak iparnya. Ia lalu pergi untuk mengambil air. 


Nggak lama setelah Shengnan pergi, Lujin menelpon tapi Luzheng hanya melihatnya saja. 


Ringkas drama selanjutnya 




Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊