Sinopsis Dating in the Kitchen Episode 22

Anysti
0

All content from WeTV




Ringkas drama sebelumnya


Shengnan yang sedang menjaga Luzheng keluar untuk mengambil air panas. Mendadak Lujin menelpon. Luzheng mengabaikannya dan tersenyum sementara Lujin berusaha untuk terus menelpon. Liman menghampirinya dan memberitahu masalah Mingting. Muncul pihak ketiga yang menawarkan harga tingga. Merasa nggak mau kalah, Lujin pun nyuruh Liman untuk menaikkan harganya. Ia ingin mendapatkan Minting gimanapun caranya. Selain itu ia juga nyuruh Liman untuk menyelidiki siapa sebenarnya pihak ketiga itu. 




Shengnan membawa Zhaodi dan paman melihat perlombaan Luzheng. Paman seperti nggak suka pada Luzheng. Mukanya datar banget saat Shengnan mengenalkannya pada Luzheng. Apalagi saat lihat Shengnan memeluk Luzheng karena Luzheng memenangkan pertandingan. 


Usai pertandingan Luzheng mengajak mereka bertiga untuk makan. Zhaodi nggak bisa karena masih ada janji. Paman juga nggak bisa. Ia nggak mau ikut acaranya anak muda. Shengnan sebenarnya ingin ikut tapi nggak enak kalo sendiri akhirnya juga bilang nggak bisa ikut. Paman yang paham banget sama ponakannya nyuruh Shengnan untuk pergi kalo emang pingin. 


Akhirnya Shengnan mau ikut makan sama Luzheng. Tapi saat paman melihat Luzheng merangkul Shengnan, ia lalu menahan Shengnan dengan bilang kalo mereka ditunggu sama kakek. Akhirnya Luzheng pergi dan mengajak Shengnan untuk makan lain kali. Lah malah Shengnan nggak ngeh dan mengajak paman untuk menemui kakek. Sekalian aja paman bilang mau mentraktirnya makan. 



Hari lainnya Luzheng mengajak Shengnan ke tempatnya. Ia mengajarinya memainkan mobil dan merakit mobil. Shengnan tampak sangat menikmatinya. Ia sangat senang sampai nggak berhenti tersenyum. Setelah puas bermain, Luzheng membawakan makanan untuk Shengnan. Suasana terasa nggak enak saat Luzheng mau membersihkan remah di sudut bibir Shengnan. Nggak mau ada salah paham. Shengnan buru-buru mengambil tasnya dan pamit. 






Shengnan yang sedang masak melamun mikirin saat Luzheng mau menyeka mulutnya. Lah masakannya gosong. Ia segera mematikan kompor dan membawa masakannya ke depan. Ternyata ada paman di rumahnya. Melihat raut wajah dan hasil masakan Shengnan, paman merasa kalo Shengnan sedang ada masalah. Ia menanyakan apa Shengnan bertengkar dengan Lujin? Shengnan bilang enggak. Ia menanyakan kenapa pamannya pulang kerja ke rumahnya? Ia lalu berpikir kalo paman mau menagih uangnya. Ia mau bilang kalo ia nggak punya uang. 


Seseorang lalu datang. Ternyata dia adalah Luzheng. Sebelumnya Shengnan berpikir kalo ia pergi dengan terburu-buru karena marah padanya makanya ia datang untuk meminta maaf padanya. Shengnan membantah dan memberitahu kalo ia memang punya urusan waktu itu. Dan melihat ada paman juga di dalam, Luzheng lalu masuk dan menyapa paman. 


Paman menyinggung mereka yang baru ketemu dua hari yang lalu, sekarang sudah ketemu lagi. Luzheng lalu memberitahu kalo kemarin mereka juga ketemu di tempatnya dan bermain. Paman merasa kalo itu adalah hal yang biasa. Sejak kecil Shengnan memang suka main ke tempat orang. Di jalan kuliner nggak ada tempat yang nggak pernah didatanginya. 


Mendadak ada yang mengantarkan paket. Ternyata itu paketnya Luzheng. Ia membelikan mobil rakitan untuk Shengnan. Shengnan sangat senang dan langsung asik dengan mainan barunya itu bersama dengan Luzheng. Paman merasa diabaikan. Ia lalu dapat telpon dari asistennya yang mengalami kecelakaan dan lalu pamit. Dan sebelum pergi ia berpesan ke Luzheng agar jangan terlalu lama di rumah seorang gadis malam-malam. Luzheng menenangkan kalo ia akan segera pulang saat sudah selesai. 




Di luar, merasa nggak tenang, paman lalu nelpon Lujin dan memberitahu kalo Shengnan sedang dekat dengan Luzheng. Mereka sering main bersama juga. Lujin berterima kasih kemudian menutup telponnya. 


Di rumah Shengnan dan Luzheng masih merangkai mobil. Shengnan menanyakan harganya dan akan menggantinya lewat Wechat. Lujin lalu nelpon dan menanyakan apa dia di rumah? Sama siapa? Luzheng memberi kode agar Shengnan nggak ngasih tahu Lujin kalo ia ada. Ia lalu pamit. Lujin mengaku hanya kangen dan ingin mendengar suara Shengnan. Shengnan menanyakan kapan ia pulang dan Lujin bilang dua hari lagi. Setelah menutup telponnya, Lujin mendapat kiriman foto saat Luzheng menyeka mulut Shengnan. 





Hari selanjutnya Lujin pulang dan mengejutkan Shengnan. Shengnan langsung memeluknya begitu melihatnya dan menanyakan tentang penerbangannya. Bukannya bilang mau pulang 2 hari lagi? Lujin yang merasa lelah minta diambilin segelas air. Shengnan langsung pergi untuk mengambilkannya sementara Lujin masuk dan duduk di meja makan. 


Shengnan kembali dan memberikan apa yang Lujin minta. Lujin meminumnya dalam sekali teguk. ia lalu menunjukkan foto Shengnan bersama dengan Luzheng. Shengnan juga nggak tahu foto itu dan memberitahu kalo itu editan atau kalo enggak hanya masalah sudutnya. Ia memberitahu kalo nggak ada apa-apa antara mereka. Ia memang sering main ke tempat Luzheng tapi nggak lebih dari itu. 


Lujin menanggapinya dengan santai dan bilang kalo ia percaya padanya. Ia lalu mengingatkan kalo Shengnan adalah pacarnya, tunangannya. Karena itulah ia nggak usah terlalu dekat dengan Luzheng. Shengnan langsung mengiyakan. Lujin bangkit dan pamit. Ia sangat lelah. Dalam penerbangannya selama belasan jam ia sama sekali nggak memejamkan mata. Shengnan menarik Lujin lalu memeluknya. 


Luzheng di bengkelnya ditelpon sama seseorang. Orang itu melaporkan sesuatu padanya dan ia berterima kasih setelahnya. 



Zhaodi sedang rapat di perusahaan. Ada masalah dengan proyek mereka dan tahu-tahu Zhaodi diminta untuk menyelesaikannya. Padahal ia mau dipindahkan ke kantor cabang. Gegara itu Zhaodi nggak jadi dipindahkan agar dapat menyelesaikan masalah tersebut. 




Shengnan menyiapkan makan malam. Ia memotretnya kemudian mengirimkan fotonya ke Lujin dan berharap ia datang. Lujin tersenyum melihatnya. Tapi ia nggak bisa datang karena masih ada urusan. Shengnan kecewa kemudian meniup lilinnya. 





Esok harinya Lujin datang ke tempatnya Luzheng. Luzheng melihatnya dari atas kemudian memotretnya. Ia lalu menemuinya dan menanyakan alasan kedatangannya. Lujin menunjukkan foto bersama Shengnan. Luzheng mengaku nggak tahu dengan foto itu. Lujin menyimpan kembali fotonya dan menekankan kalo Shengnan adalah pacarnya. Ia meminta Luzheng agar jangan mendekatinya. 


Saat mau pergi, Luzheng mendadak mengatakan kalo ia menyukai Shengnan dan Shengnan juga menyukainya. Shengnan juga sudah mengenalkannya dengan temannya dan kelarganya. Ibunya juga sangat menyukai Shengnan dan menganggapnya sebagai menantu. Berbeda dengannya, ibu Lujin nggak akan pernah bisa menerima Shengnan. 


Lujin terpancing dan langsung memukul Luzheng. Shengnan tiba-tiba datang. Melihat yang terjadi ia pun mengeluhkan yang Lujin lakukan pada adiknya sendiri. Apa nggak bisa diomongin baik-baik? Lujin mengajaknya pulang dan membicarakannya di rumah. Shengnan nggak mau. Ia mengungkit Lujin yang bilangnya percaya padanya tapi kenapa ia datang ke sana? Lujin membalikkan dan menanyakan kenapa Shengnan datang? 


Setelah Lujin pergi, Shengnan merasa nggak tenang. Luzheng berusaha menjelaskan tentang foto itu dimana ia sama sekali nggak tahu menahu. Mungkin itu dari orang yang nggak suka padanya. Setelah ayahnya meninggal banyak anggota direksi yang ingin menyingkirkannya. Shengnan menyudahi dan bilang akan mengantarnya ke rumah sakit dulu. 



Selanjutnya Shengnan menemui pamannya dan menceritakan yang terjadi. Paman merasa kalo Shengnan pantas mendapatkannya. Shengnan berpikir kalo semarah-marahnya Lujin nggak boleh memukul. Ih paman pikir Shengnan dipukul sama Lujin. Shengnan membantah dan memberitahu kalo Lujin memukul Luzheng. 


Paman lalu bertanya saat ia pergi dari rumah Shengnan malam itu, apa Lujin menelpon?? Shengnan membenarkan. Ia memberitahu kalo ia sendirian di rumah karena berpikir nggak mau mengganggu pikirannya karena Lujin sibuk dengan pekerjaannya. Paman memberitahu kalo sebelumnya ia menelpon Lujin dan memberitahu kalo Luzheng ada di rumahnya. Ia pikir pasti Lujin mengira Shengnan membohonginya. Shengnan kesal dengarnya dan memukul pamannya itu. 



Zhaodi mengajak rekannya untuk membuat proposal tapi rekannya menolak dan malah nyuruh Zhaodi untuk mendekati klien secara personal. Selain itu Zhaodi membutuhkan proyek itu untuk penilaian kerja sedangkan ia enggak. Akhirnya ia meninggalkan Zhaodi dan menyuruhnya untuk melakukannya sendiri. Zhaodi hanya terdiam melihat dirinya diperlakukan secara nggak adil. 





Shengnan berdiam diri di rumahnya. Lujin datang kemudian duduk di hadapannya. Ia mengakui kalo ia salah. Ia gegabah sampai mukul orang. Shengnan juga mengakui kalo ia salah nggak menjaga jarak dengan Luzheng. Lujin menjelaskan kalo ia nggak pernah nggak percaya pada Shengnan. Ia hanya cemburu. Melihat Shengnan dekat dengan pria lain membuatnya nggak senang. Shengnan menjanjikan kalo ke depannya ia nggak akan menghiraukan Luzheng lagi. 


Luzheng nelpon. Shengnan menunjukkannya pada Lujin kalo ia nggak menjawabnya dan memilih mematikan telponnya. Lujin lalu melihat mobil-mobilan Shengnan. Shengnan memberitahu kalo ia membelinya dengan uangnya sendiri tapi tetap dibuang. Soalnya ia merakitnya sama Luzheng. Lujin tersenyum dengarnya. 


Shengnan lalu memeluk Lujin. Ia meminta agar mereka jangan bertengkar lagi. Lujin bangkit dan memeluk Shengnan. 



Zhaodi menemui kliennya dan menunjukkan proposalnya. Klien Zhaodi mengaku percaya padanya. Ia malah mengajak Zhaodi untuk bergabung dengan perusahaannya. Ia menjanjikan akan memberinya gaji yang tinggi. Zhaodi marah saat kliennya menggenggam tangannya. Ia bahkan membentak kliennya kemudian meninggalkannya. 




Shengnan sedang bekerja di hotel. Luzheng menelponnya tapi Shengnan mengabaikainnya sesuai janjinya sama Lujin. 


Xinjie mengantarkan dokumen untuk Lujin sekalian bilang mau mengambil cuti. Ia akan belajar lagi. Lujin meremehkan kalo itu nggak akan bertahan lama. Xinjie lalu memberitahu kalo ia sedang ada masalah cinta. Lujin lalu memberitahu kalo ada dua pria di dunia ini. Yang pertama menggunakan karir untuk melindungi cinta dan yang kedua menghabiskan waktu untuk menemani cinta. Ia merasa kalo Xinjie adalah yang ke dua. Gegara itu Xinjie nggak jadi mengambil cuti. 


Zhaodi mengembalikan proyek itu pada direktur. Direktur memintanya untuk tetap mengambilnya dan fokus pada hasil, bukan proses. Ia nyuruh Zhaodi untuk mendapatkan proyek itu dengan kecantikannya. Zhaodi kecewa dengarnya. 



Shengnan pulang dengan naik sepeda. Ia melihat Luzheng menunggunya di depan rumah. Nggak mau menemuinya Shengnan pun pergi tanpa Luzheng sadari. Ia pulang malam harinya. Mendadak Luzheng memanggilnya. Dih kaget. Rupanya ia belum pergi dari tadi. 


Ringkas drama selanjutnya


Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)