Sinopsis Wedding Agreement Episode 9 And 10

Anysti
0

All content from Disney+




Ringkas drama sebelumnya


Ami pulang. Ayahnya dan ayahnya Agung sudah bicara tentang pernikahan. Ami yang masih bingung keluar bersama Agung untuk bicara. Ia menanyakan maksud Agung karena sebelumnya bilang nggak bisa menikah dengannya. Agung mengaku belum yakin kemarin. Tapi untuk sekarang ia mengaku sudah yakin. Tari sedang di jalan. Bian menelpon dan bilang akan pulang telat karena ada acara sama anak-anak footsal. 

Tari percaya. Tapi ternyata Bian sedang ada di depan rumah sakit, mengantar Sarah kontrol. Ia memapah Sarah ke mobil, menemaninya berbelanja dan juga menjanjikan mengantarnya melepas gips. Akhirnya Bian pulang. Tari menyambutnya hangat dan bertanya tentang pertemuannya. Bian berbohong dan tampak sangat merasa nggak nyaman. Tapi dia juga nggak bisa jujur sama Tari. Sarah yang sedang tidur memimpikan saat kecelakaannya. Ia berteriak dan nangis. 

Ami cerita ke Tari kalo ia akan menikah sama Agung. Sayang ia harus pergi jadi nggak bisa cerita lebih lanjutnya. Ternyata Tari sedang mencari lokasi untuk outletnya. Ia lalu menemui Rafa di dalam. Meski harga sewanya cukup mahal, Tari memutuskan untuk mengambilnya mengingat lokasinya yang cukup menguntungkan. Dan untuk desain interior, Rafa merekomendasikan temannya untuk membantu. 

Selanjutnya Rafa kembali mengungkit masa lalu mereka. Setelah wisuda Rafa pindah ke Australia dan mengingkari janjinya untuk melamar Tari. Ia menjelaskan kalo itu adalah keinginan orang tuanya. Ia menyesal nggak ngasih tahu Tari. Setelahnya ia menemui pakde tapi ia terlambat. Ia kalah cepat. Tari memotong dan menekankan kalo itu hanya masa lalu. Ia kembali membicarakan pekerjaan dengan Rafa. 

Bian berangkat bekerja dengan diantar sama Tari. Ia diminta Tari untuk memasang instalasi listrik di kafenya nanti siang. Bian mengiyakan lalu pergi. Siangnya Tari menelpon Bian dan menagihnya untuk datang ke outlet untuk memasang instalasi listrik. Bian mengiyakan dan akan pergi. Mendadak Salma nelpon dan menagih janjinya juga untuk mengantar kakaknya ke rumah sakit untuk melepas gips. Bian bingung. Dan akhirnya yang ia pilih adalah…Sarah. Ia pun mengirim pesan ke Tari kalo dia nggak bisa datang karena ada masalah di kantor. Tari sendiri nggak merasa curiga dan mempercayainya. 

Di rumah sakit, setelah Sarah selesai lepas gips, Bian ditelpon sama ibunya. Ia diminta untuk menggantikan ayahnya. Bian menolak dan bilang kalo ayahnya masih sanggup untuk mengerjakan semuanya. Ibu hanya nggak mau kalo nanti dia nggak ada, nggak ada yang bisa mendamaikan Bian dan ayahnya. Bian lalu menjanjikan akan menemui ayahnya. Ia lalu kembali ke Sarah yang tadi habis bicara sama Rafa. Sebelumnya mereka ketemu di pemakamannya Aldi. Setelahnya Rafa ke kafe Tari. Ternyata dia habis donor darah. Ia cerita ke Tari kalo habis lihat suaminya nganterin Sarah, istri almarhum Aldi. Tari hanya bisa menahan kecewa karena merasa dibohongi. 

Kinan makan dengan Karli. Ia merasa nggak tenang dan menyampaikan ke Karli untuk putus. Ia juga mengembalikan calamari yang Karli belikan untuknya dulu. Karli pembohong dan mengajarinya untuk berbohong pada ayah dan ibunya. Karli menolak untuk putus. Ia bahkan menunjukkan video yang ia ambil malam itu dan mengancam akan menyebarkannya. Kinan yang merasa takut nggak bisa berbuat apa-apa. Di rumahnya Tari sama Bian juga sedang makan bersama. Bian yang sudah selesai naik ke atas duluan. Saat itulah Tari melihat pesan Sarah di ponsel Bian yang tertinggal. Mendadak Bian kembali. Ia marah karena Tari membuka ponselnya. Tari lebih marah lagi karena Bian diam-diam ketemu sama Sarah di belakangnya. Sarah masih memimpikan kecelakaan itu. Dan saat itu terjadi, orang yang bersamanya berubah menjadi Bian. Seketika ia terbangun. 

Bian menamani Tari ke dokter untuk program hamil. Ia melihat Tari melihat sepasang suami istri yang saling menyayangi dimana sang istri sedang hamil. Tiba giliran Tari. Dia yang masih kesal sama Bian masuk sendiri dan mengabaikan Bian. Menurut hasil pemeriksaan, semuanya normal. Setelahnya mereka meninggalkan rumah sakit. Bian mencoba untuk bicara sama Tari. Mereka sedang program hamil tapi datangnya dengan mobil masing-masing. Tari mengaku sudah memaafkan Bian. Tapi untuk semobil ia merasa belum siap. 

Malam itu, setelah Tari terus mendesak, akhirnya Bian mengakui kalo dia memang mengantar Sarah ke rumah sakit. Ia meyakinkan kalo mereka nggak hanya berdua. Ada adiknya Sarah juga. Tapi yang Tari permasalahkan adalah Bian yang sudah berbohong padanya. Bian memberitahu kalo ia melakukannya untuk menjaga perasaan Tari. Ia selalu nggak suka tiap ia membantu Sarah. Ia selalu curiga sehingga percuma ia mau ngasih alasan apapun. Pun kalo ia bilang hanya membantu, kalo mereka nggak ada apa-apa, kalo ia bilang itu adalah permintaan terakhir almarhum Aldi, Tari juga nggak akan percaya. Tari hanya bisa nangis saat Bian meninggalkannya. Nyesek banget rasanya. 

Karli menemui orang tua Kinan dan menyampaikan niatnya untuk menikah dengan Kinan. Ia merasa nggak enak kalo terlalu lama pacaran. Bisa-bisa diganggu setan. Ayah sependapat dengan apa yang Karli katakan dan menanyakan apa pekerjaannya. Sambil senyum ia mengaku punya usaha keci-kecilan, sebuah toko sembako. 

Ayah dan ibu bicara di kamar. Ayah sangat menyukai Karli. Apalagi dengan apa yang dikatakannya tadi agar jangan terlalu lama pacaran. Ia juga yang sudah menyelamatkan Kinan dari penculikan. Berbeda dengan ayah, ibu justru meragukan pernyataan Karli yang itu. Juga soal punya toko sembako. Nggak tahu kenapa ia merasa ada yang mencurigakan dari Karli. Ayah mengingatkan apa yang ibu katakan sebelumnya agar jangan suuzon. Ia memberitahu kalo ia akan memberikan perusahaannya pada Karli nanti kalo mereka jadi menikah. Secara Bian juga menolak untuk meneruskannya. 

Ami menunjukkan gaun pernikahannya nanti ke karyawan outlet. Lah mereka malah pada pergi. Ia lalu menunjukkannya ke Tari, Tarinya malah bengong. Dia lalu cerita tentang Bian yang masih saja berbohong meski sudah menandatangani kesepakatan pernikahan. Ami menasehati agar Tari memaafkan suaminya karena dalam rumah tangga itu yang terpenting adalah saling mempercayai satu sama lain. 

Di rumah Bian berusaha mendekati Tari yang sedang mengupas apel. Tari langsung bangkit untuk mengambil apel tapi Bian nya berpikir kalo Tari menghindarinya. Tanpa dia tahu, Tari kesakitan saat akan kembali dan akhirnya nggak jadi kembali ke meja makan. Kinan terus murung memikirkan kejadian malam itu. Ayah memanggilnya karena ada tamu untuknya. Dia adalah gadis yang papa lihat saat di supermarket hari itu. Kinan yan nggak mau ayahnya curiga membenarkan kalo gadis itu adalah sepupunya Karli yang dari Makasar. Setelah bicara akhirnya Kinan tahu kalo Suli juga adalah korbannya Karli. Sama seperti dirinya. Dan alasan kedatangannya adalah untuk mengajak Kinan menghentikan Karli, sebelum ada korban lain lagi. 

Bian pulang. Dari luar ia mendengar Tari telponan bilang akan nyari orang untuk pasang instalasi listrik. Siangnya outlet Tari akan melakukan simulasi pemesanan. AC masih belum nyala. Mereka juga nggak bisa menemukan tukang karena waktunya yang sangat mendesak. Mendadak perut Tari sakit. Ami pikir itu karena Tari belum makan dan menyuruhnya untuk makan dulu. Kinan menemui Suli. Mereka punya rencana untuk mengambil harddisk yang merekam video mereka yang ada di rumahnya Karli. Tari sudah selesai makan. Ia masih kepikiran tentang AC dan nggak bisa menemukan solusinya. Mendadak Bian datang. 

Setelah lama menunggu akhirnya Karli meninggalkan rumah bersama teman-temannya. Saat itulah Kinan melihat kalo teman-teman Karli adalah pelayan restoran dan penjual tanaman yang waktu itu. Ia merasa ditipu habis-habisan dan makin yakin untuk memenjarakan Karli. Berkat Bian, masalah AC selesai. Berkat itu juga Tari memberikan maafnya pada Bian. Ia juga menjanjikan akan memasakkan soto Betawi nanti. Tari berpesan agar Bian datang ke acaranya nanti malam. Kinan dan Suli sampai di depan rumah. Mereka mau masuk tapi nggak bisa karena pintunya terkunci. 

Bian dan rekannya kembali ke kantor. Ada Sarah di depan. Ia merasa kalo dialah yang harusnya meninggal, bukan Aldi. Bian menenangkan dan mengajaknya masuk. Tari sudah menyiapkan semuanya. Ia mau pergi untuk menemui Bian. Ami datang membawakannya soto Betawi karena nggak bisa ikut dalam acara nanti malam. Tari menyayangkan tapi nggak bisa melarang juga. Kinan dan Suli akhirnya berhasil masuk melalui jendela dapur. Keduanya pun berpencar untuk mencarinya. Kinan mencari di bawah dan Suli mencari di atas. 

Sarah mengungkapkan alasannya menikah sama Aldi. Karena ia nggak bisa melupakan Bian. Ia pikir ia bisa belajar mencintai Aldi tapi ternyata semuanya nggak semudah itu. Dan ia bukanlah istri yang baik. Teringat kecelakaan itu. Sarah menyampaikan kalo ia akan pindah ke Melbourne dan berpisah dari Aldi. Ia lelah berpura-pura seakan hidup mereka bahagia padahal enggak. Aldi nggak ingin bercerai dan membuka kalo ia menemukan obat karena Sarah nggak menginginkan anak. 

Keduanya bertengkar dan kecelakaan itu pun terjadi. Sarah menyesalkan perkataannya pada Aldi kala itu. Ia merasa kalo semua itu adalah salahnya. Setiap malam ia mengalami mimpi buruk teringat kecelakaan itu. Bian menenangkan kalo semua itu sudah takdirnya. Ia meminta Sarah untuk nggak menyalahkan diri sendiri. Setelah lebih tenang, Sarah menyinggung pembukaan outlet nya Tari nanti malam. Bian membenarkan dan mempersilakan Sarah untuk datang. Ada keluarga lain juga yang datang. 

Akhirnya Kinan dan Suli berhasil menemukan apa yang mereka cari. Saat itu juga mereka mendengar Karli kembali. Segera mereka oergi dari sana. Karli masuk dan merasa ada yang beda dengan rumahnya. Ternyata ada kamera pengawas di sudut di belakangnya. Kinan dan Suli sendiri sudah kembali ke mobil. Mereka akan menyerahkan bukti itu ke polisi besok dan yakin banget kalo Karli akan masuk penjara setelah itu. Tari sampai di depan kantornya Bian dan melihat Bian mengantar Sarah. Ia pun menjadi kesal. Niatnya untuk menemui Bian batal. Ia membuang makanan yang dibawanya dan pergi. Kinan berpisah dengan Suli. Mereka saling berterima kasih dan berjanji akan bersama-sama ke kantor polisi besok. 

Bian datang ke outlet tapi Tari nggak ada. Dari pakde yang sebelumnya dikasih tahu Ami ternyata tadi Tadi ke kantornya. Nggak lama Tari datang. Bian mau mengajaknya bicara tapi Tari menghindar. Keduanya bicara di belakang. Bian berusaha untuk menjelaskan kalo yang ia lihat itu nggak seperti yang a pikirkan. Tari nangis sambil mengeluh lelah. Ia menunjukkan kalo Bian sudah membohonginya. Ia merasa sangat yakin kalo mereka nggak akan pernah jadi satu selama ada Sarah di antara mereka. Bian berusaha untuk menenangkan Tari dan mengajaknya untuk bicara di rumah. Di sana ada orang tuanya, pakde dan bude. Tari menolak. Ia ke depan dan malah melihat Sarah. Perutnya yang sebelumnya terasa sakit mendadak kembali. Ia nggak bisa menahannya dan akhirnya pingsan. 

Suli sampai di rumah dan membuka file di dalamnya. Bian membawa Tari ke rumah sakit. Kinan sedang di jalan. Ia mendapat pesan dari Karli dan sebuah video CCTV. Pada saat yang sama Suli juga mendapat pesan dari Karli. Videonya sudah disebarkan. Tari di dorong di rumah sakit. Ia mengaduh kesakitan dan membuat Bian nggak tega. 

Kinan mencoba untuk menelpon Suli tapi nggak dijawab. Ternyata Suli bunuh diri. Tari akhirnya menjalani operasi. Sebelum ke outlet tadi ia pergi ke rumah sakit. Ia mengalami hamil di luar kandungan dan disarankan untuk menjalani operasi. Tari nangis. 

Bian terus menjaga Tari sampai akhirnya dia siuman. Tari nangis. Dia mengaku kalo dia nggak tahu kalo dia hamil. Ia akan menjaganya kalo misalnya dia tahu. Tari takut kalo dia nggak bisa hamil lagi setelah ini. Bian menenangkan kalo semuanya akan baik-baik saja. Kalo Allah sudah menetapkan sesuatu maka nggak ada yang mustahil. Tari masih nggak mau dekat dengan Bian dan bilang kalo ia ingin sendiri dulu. Bian pun pergi untuk membeli minuman. 

Karli mengirim link video Suli. Ia lalu mengirim artikel tentang Suli yang bunuh diri. Ia bahkan bilang kalo Kinan yang membunuh Suli. Rencana pernikahan Ami dan Agung kian matang. Saat rapat, nggak tahu kenapa Ami malah melihat Agung nampak murung. 

Bian kembali dari beli minum dan melihat ada bunga di meja. Di sana juga ada Rafa. Tari bilang kalo Rafa adalah sepupunya dokter. Bian merasa nggak nyaman pergi untuk nelpon. Di rumahnya, Ami dan yang lain sedang mempersiapkan tempat acara untuk besok. 

Agung menelpon dan Ami pun menemuinya. Agung ngasih tahu kalo ibunya yang kemarin bukan ibu kandungnya. Ia lalu menceritakan tentang ibu kandungnya yang meninggalkannya sejak ia masih SD. Ia tumbuh dengan mendengarkan pertengkaran orang tuanya. Ia takut kalo mereka juga akan seperti itu. Bertengkar, nggak cocok dan akhirnya bercerai. 

Berbeda dengan Agung, bagi Ami, bertengkar dalam rumah tangga itu biasa. Nggak ada pasangan yang cocok. Yang ada hanya pasangan yang berjuang untuk saling melengkapi. Pun belum tentu apa yang terjadi sama orang tuanya Agung akan terjadi juga dalam rumah tangga mereka. Mendengar apa yang Ami katakan membuat Agung sedikit merasa lega. 

Salma akhirnya pulang karena Sarah sudah sembuh. Dia dijemput sama ayahnya. Sarah ingin bicara sama ayahnya tapi ayah malah langsung pergi. Karli datang bersama om, ibu dan keluarganya untuk melamar Kinan. Ayah menerimanya. Di rumah Ami semuanya sudah siap. Tari mengirim pesan kalo dia nggak bisa datang karena baru pulang dari rumah sakit. Ami nggak mempermasalahkan. Mendadak ayah dapat telpon dari ayahnya Agung yang membuatnya murka. Agung membatalkan pernikahan di hari H. 

Tari dan Bian pulang. Bibi langsung menyambut dan mengambil koper Tari. Keduanya lalu duduk. Bian membenarkan saat Tari mengonfirmasi kalo ia yang mengundang Sarah karena melihat postingan Tari di ig. Yang Tari masalahkan adalah Bian nggak memberitahunya. Bian menekankan kalo Sarah bukan siapa-siapa. Mendadak Sarah menelpon. Tari menantangnya untuk menjawabnya kalo emang nggak ada apa-apa. Bian pun menjawabnya dan melantangkan suaranya. Sarah bertanya apa Tari marah padanya dan Bian menjawab enggak. Dan berkat itu juga tahu kalo Bian sempat mengantar Sarah beberapa kali saat ia sedang sibuk-sibuknya di outlet. Bian beralasan kalo ia hanya ingin memastikan kalo Sarah baik-baik saja. Tari mengingatkannya kalo Sarah itu bukan mahromnya. 

Karli datang ke rumah dan bicara sama ayah. Ayah berencana untuk memberikan bisnisnya pada Karli. Ia bahkan nyuruh Karli untuk memangginya ayah. Ibu yang mendengarnya merasa khawatir dan mengirim pesan ke Bian karena ada yang mau dia bicarakan. 

Ayah Ami sangat marah atas apa yang Agung lakukan pada keluarganya dan berniat untuk memenjarakannya. Ami menahan dan merasa kalo pasti ada alasannya. Bian datang menemui ibunya. Ibu menanyakan keadaan Tari dan Bian bilang sudah membaik. Ia juga bilang kalo ia sangat mencintai Tari. Selanjutnya ibu membicarakan tentang ayah yang ternyata memiliki penyakit jantung yang disembunyikan dari mereka. Karena itulah ia ingin Bian menggantikan ayahnya dalam memimpin perusahaan. Ayah sendiri berniat untuk memberikannya pada Karli yang baru dikenalnya. Ibu juga merasa kalo ada sesuatu yang Kinan sembunyikan. Ia minta Bian untuk mencari tahu dan menjaga adiknya. 

Tari datang ke rumah pakde dan bude. Melihat tari datang seorang diri, pakde pun menanyakan suaminya. Sementara bude yang lebih paham situasi mempersilakan Tari untuk datang meski nggak sama suaminya. Sarah mendatangi ayahnya di rumah dan membawakannya kurma. Tapi ayah malah membuangnya ke tempat sampah. Sarah memprotes ayah yang nggak bisa memaafkan anaknya sendiri. 

Ayah mengungkit permintaan ibu yang terakhir agar Sarah menikah dengan Salman setelah lulus SMA. Meski Salman hanya ustad dan mengajar diTPQ, namun ayah dan ibu yakin dia akan membawa kebaikan. Tapi Sarah malah kabur ke Jakarta. Ia menjadi selingkuhan dan menikah dengan pria yang nggak ia cintai. Ayah bahkan yakin kalo hidupnya nanti akan makin berntakan. Ayah juga menekankan kalo semenjak Sarah pergi, pintu rumahnya tertutup rapat untuk Saarah. 

Selanjutnya Bian menemui ayahnya yang sedang bekerja. Sama seperti sebelumnya, ia nggak bisa membantu ayahnya di perusahaannya karena itu bukan bidangnya. Ayah juga nggak bisa memaksa Bian meski ia sangat ingin Bian untuk meneruskan jerih payahnya. Dan karena Bian terus menolak, ayah pun berniat untuk memberikannya pada Karli, suami Kinan. Tari datang ke outlet. Ada bunga di meja. Ternyata itu dari Rafa. Ia juga menanyakan keadaan Tari dan pergi setelah tahu kalo Tari baik-baik saja. 

Bian menemui Kinan dan menanyakan yang terjadi. Kinan mengaku nggak ada apa-apa dan bilang kalo ia hanya gugup sebelum pernikahannya. Bian berpesan agar Kinan memberitahunya kalo ada sesuatu. Jangan dipendam sendiri. Ayah lalu datang bersama Karli. Ia mengenalkan Karli pada Bian. Bian berpesan agar Karli menjaga adiknya. Ayah pun mengajak Bian agar meninggalkan Karli dengan Kinan. Kinan seperti nggak mau ditinggalkan tapi nggak ada yang menyadarinya. Karli menanyakan apa yang dikatakannya tadi pada kakaknya tapi Kinan nggak mau ngasih tahu. 

Ami menemui Agung. Ia sudah memaafkan apa yang sudah Agung lakukan padanya dan keluarganya. Ia hanya ingin mengatakan kalo Agung yang membatalkan pernikahan karena khawatir nantinya akan mengalami hal yang sama seperti yang dialami orang tuanya, menikah bertengkar dan bercerai. Secara nggak langsung Agung sudah suuzon sama Allah. Pun ia juga nggak bisa menjamin kalo mereka menikah nanti mereka nggak akan bertengkar. Karena ia nggak akan pernah tahu kalo nggak menjalaninya sendiri. Tari solat berjamaah sama pakde dan bude. Di akhir, saat berdoa ia menangis teringat rumah tangganya. Kinan mengikuti Karli diam-diam. Dari luar ia melihat Karli menunjukkan sesuatu di laptopnya pada ibunya. 

Tari ke outlet. Rafa menemuinya dan memberinya bunga. Ia mengaku ingin Tari bahagia. Ia juga mengatakan kalo ia mencintai Tari semenjak kuliah. Ia menyesal karena nggak menikahi Tari saat itu. Dan apapun yang terjadi, ia akan selalu ada untuk Tari. Sarah menemui ayahnya lagi. Kali ini ia sudah berhijab. Ia memberi tahu ayahnya kalo ia akan pindah ke Melbourne dan meminta doa ayah. Ia juga membawakannya kurma seperti sebelumnya. Kurma itu seperti rasa sayangnya pada ayahnya. Meski ayah membuangnya, akan terus diganti. Ia juga menyesal nggak mengikuti kemauan ayahnya. Tapi mungkin itu sudah takdirnya dan ia nggak bisa mengulanginya lagi. 

Agung menemui Ami yang sedang melepas dekorasi bunga di depan rumahnya. Ia meminta maaf dan membenarkan apa yang Ami katakan sebelumnya. Ia kembali meminta Ami untuk menikah dengannya. Ayah Ami melihat Agung dan meneriakinya maling. Agung pun dikejar massa. Ami mengejarnya menggunakan skateboard dan menghentikannya. Setelah semua orang bubar, ia Ami ngasih waktu ke Agung untuk memikirkan niatnya lagi secara matang. 

Sarah menemui Tari seusai mengikuti pengajian. Ia mau pamit karena akan pindah ke Melbourne. Ia juga meminta maaf karena sudah banyak merepotkan Bian semenjak suaminya nggak ada. Ia merasa kalo ia bukan istri yang baik. Dan seandainya kecelakaan itu nggak terjadi… Tari menyudahi dan memberitahu kalo semua itu sudah takdir. Sarah berpesan agar Tari menjaga Bian. Seseorang akan menyadari sesuatu sangat berarti saat dia sudah nggak ada. Keduanya saling mendoakan untuk kedepannya dan akhirnya berpisah. Kinan masih mengintai Karli. Ia mengirim pesan ke Bian dan mengirimkan lokasinya. 

Tari menemui Rafa dan mengembalikan semua bunganya sambil mengingatkan kalo ia istri orang. Nggak sepantasnya ia mengiriminya bunga. Ia juga menyinggung pertengkarannya dengan Bian saat pembukaan outlet dan menyatakan kalo itu hanya pertengkaran suami istri biasa. Dan ia sangat mencintai suaminya. 

Hari berubah malam. Kinan mau masuk ke rumah setelah Karli pergi. Pintunya terkunci dari dalam. Ibu tahu-tahu membuka pintu dan memberikan laptop Karli pada Kinan. Katanya Karli melakukannya agar ia mendapatkan pengobatan. Ia sudah terlalu jauh dan ibu merasa nggak sanggup menanggung dosanya. Ibu juga sudah melapor pada polisi. Karli kembali dan Kinan buru-buru melarikan diri. Sayang ia nggak bisa llari lagi karena pagarnya terkunci. Karli dengan pisau di tangannya memintanya untuk mengembalikan laptop itu. Bian datang. Mereka berkelahi dan puncaknya Karli menusuk perut Bian dengan pisau. Saat hendak kabur, polisi pun datang. 

Bian berakhir di rumah sakit dan Tari terus menjaganya. Akhirnya ia sadar. Ternyata di sana ada Kinan dan ayah juga. Ayah langsung nelpon ibu dan mengabarkan kalo Bian sudah sadar. Ayah dan Kinan pun pulang. Bian meminta maaf pada Tari karena sudah membantu Sarah tanpa sepengetahuannya. Ia hanya berniat untuk membantu dan nggak ada maksud lain. Dan ternyata Tari sudah melupakan semuanya. Setelah sembuh, Bian dan Tari memutuskan untuk mengakhiri perjanjian pernikahan mereka dan bahkan juga menyobeknya bersama bibi. Bagi Bian, janji saat ijab kabul dulu jauh lebih suci. 

Semenjak itu, hubungan Tari dan Bian makin harmonis. Bian memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan menerima permintaan ayahnya untuk meneruskan perusahaan ayahnya. Sarah akan pindah. Ayahnya mendadak menemuinya bersama Salman. Katanya Salman juga ada di Melbourne dan menjadi imam di masjid raya di sana. Ia mau menunjukkan wajah Salman sekarang tapi Sarah memotong. Katanya ia sudah sering chatan sama Salman. Dan setibanya ia di Melbourne nanti juga akan dijemput sama Salman. 

Bian berhasil membuka supermarketnya sendiri, ia dan Tari dikaruniai seorang anak laki-laki. Ia dan keluarga besarnya sangat berbahagia. Ami dan Agung akhirnya menikah. Tari yang sudah menikah lebih dulu menasehati Ami agar nggak ada wedding agreement lagi. 

T A M A T

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)