All content from VIU
Ringkas drama sebelumnya
Kerol berjalan pulang dengan makanan di tangannya. Ia melihat ayahnya di seberang dan mengajaknya untuk makan bersamanya. Ia mau menyeberang ke sana tapi tahu-tahu ia melihat ayahnya terjatuh. Seketika ia berlari ke sana dan menjatuhkan makanannya. Ayah kesulitan untuk bernapas. Kerol memandunya untuk melatih pernapasannya.
Pada saat yang sama, Alani tengah menggendong Iqi ke rumah sakit. Nggak berselang lama dengan Alani, ayah Kerol tiba di rumah sakit. Kerol yang mengikutinya nggak sengaja menabrak Alani.
Perawat datang meminta tanda pengenal Iqi tapi Alani nggak punya. Tanda pengenalnya sama suaminya. Ia juga nggak membawa tanda pengenalnya sendiri. Perawat lalu pergi mencari rekam medis Iqi yang sebelumnya pernah dirawat di sana.
Setelahnya Alani mencoba menelpon Farouq, suaminya tapi nggak dijawab karena sedang bersama Neesa. Mereka bahkan melakukannya.
Akhirnya Maria datang dan menyelesaikan semua administrasi. Alani duduk di ruang tunggu sembari menenangkan diri. Kerol duduk di sebelahnya karena menungu ayahnya diperiksa sama dokter. Ponselnya berdering. Alani juga mengangkat ponselnya karena berpikir kalo suaminya nelpon balik. Tahunya enggak. Kerol mau ngasih tahu ibunya tentang apa yang terjadi pada ayahnya tapi ibunya seenaknya saja menutup telponnya karena ada panggilan pekerjaan.
Setelah selesai mengurus administrasi, Maria menemui Alani yang tengah menjaga Iqi. Panasnya sangat tinggi tadi sampai Iqi kejang tapi Farouq nggak datang. Alani sudah menelponnya tapi nggak dijawab. Alani bilang Farouq sedang rapat. Maria kesal dengarnya. Sudah jam 1 pagi. Selain itu, Alani dan Iqi itu adalah anaknya, kenapa ia nggak peduli?
Alani melihat cincinnya. Teringat saat mereka baru menikah. Farouq berjanji akan menjaganya sampai akhir hayat dan nggak akan menyia-nyiakan dirinya. Alani merasa malu karena nggak bisa menjanjikan apa-apa. Ia hanya anak panti yang bahkan nggak tahu ayah dan ibunya siapa. Farouq minta Alani untuk nggak bicara seperti itu karena ayah dan ibunya juga ayah ibu Alani. Rumahnya juga rumah Alani. Ia juga akan selalu mencintainya sampai kapanpun. Alani tersenyum dan minta Farouq untuk berjanji.
Maria memanggil Alani dan menyadarkannya dari lamunan. Ia minta Alani untuk sadar. Sikap Farouq sudah berubah. Ia jarang pulang dan nggak bisa dihubungi. Alani masih yakin kalo Farouq nggak akan menghianatinya. Dia sudah janji akan selalu mencintainya. Maria nggak yakin. Ia mengungkit kalo Alani dulu adalah pelajar terbaik di universitas mereka. Tapi setelah menikah ia melepaskan semuanya dan bergantung pada Farouq. Alani hanya bisa terdiam sambil menitikan air mata.
Kerol dikasih tahu dokter kalo ayahnya kritis dan nggak ada harapan. ia disarankan agar menelpon keluarga di saat terakhir ayahnya alangkah baiknya kalo keluarga bertemu. Ia lalu menelpon ibunya. Awalnya ibunya nggak mau bicara karena sedang sibuk dan akan menelponnya lagi nanti. Kerol nggak mau karena ibunya nggak pernah nelpon balik. Ia memberitahukan keadaan ayahnya dan minta ibunya untuk kembali ke Malaysia.
Baterai ponsel Farouq habis dan dicas. Neesa menebak kalo alasan Alani menelpon adalah untuk minta Farouq membelikan keperluan dapur. Ia lalu menanyakan hubungan mereka. Farouq sendiri , sudah bilang sebelumnya kalo hubungan mereka nggak mungkin ada ikatan. Neesa pikir alasan Farouq nggak bisa meninggalkan Alani adalah karena Iqi. Padahal sebenarnya Farouq nggak ingin punya anak. Tapi Alani bilang kalo setiap perempuan pasti ingin anak untuk mempererat hubungannya dengan suaminya.
Neesa mengingatkan kalo ia juga perempuan tapi ia nggak berpikir seperti Alani. Ia adalah wanita karir dan nggak seperti Alani yang hanya ibu rumah tangga. Ponsel Farouq sudah menyala. Ia membaca pesan Alani yang mengabarkan kalo Iqi di rumah sakit.
Alani dan Kerol ada di lift yang sama. Saat mau masuk ke bangsal, Alani kesulitan membuka pintu dan kemudian dibukain sama Kerol. Alani duduk karena mau makan roti sedangkan Kerol yang mau masuk ke ruag rawat ayahnya ikutan duduk karena mau menjawab telpon. Ibunya masih belum bisa pulang karena belum mendapatkan ijin dari atasannya. Ia minta Kerol untuk mengerti. Kerol kesal. Selama ini ia sudah cukup mengerti. Saking kesalnya ia sampai bilang akan mengubur ayahnya sendirian kalo sampai terjadi sesuatu pada ayahnya dan ibu nggak perlu pulang. Alani nggak enak dengarnya. Ia memberikan minumannya pada Kerol kemudian ke ruangan Iqi.
Iqi nggak mau makan dan menanyakan ayahnya. Nggak lama Farouq datang. Ia meminta maaf ke Iqi karena datangnya telat dan beralasan kalo ia ketiduran saat bekerja sampai malam di kantor dan nggak mendengar telpon maminya.
Neesa ke ruangan Maria untuk memberikan laporan klien. Melihat wajahnya tampak lelah ia pun bertanya apa ada masalah? Maria memberitahu kalo ia menyelesaikan masalah Alaninya, kakak angkatnya Neesa. Neesa sinis menanyakan masalah Alani. Ia nggak bekerja dan menikah dengan Farouq yang memenuhi semua kebutuhannya. Maria merasa kalo mulut Neesa kotor. Dikiranya jadi ibu rumah tangga itu mudah? Apa anak bisa menjaga dirinya sendiri? Neesa malah menyalahkan Alani kalo itu adalah pilihannya. Maria santai. Hari ini adalah harinya Alani, besok-besok kalo tiba harinya Neesa, ia akan mengalaninya sendiri. Neesa malah makin sinis. Masalah anak demam ajadibesar-besarin. Maria sampai heran dengarnya, padahal ia sama sekali nggak bilang tentang anak Alani demam.
Sebelumnya Farouq dapat tawaran dari atasannya untuk pindah ke New York selama 2 tahun. Setelah kembali ke Malaysia ia akan naik jabatan. Farouq sendiri masih ragu karena anaknya baru masuk pra sekolah dan istrinya mungkin nggak akan nyaman. Atasannya menyuruhnya untuk menerimanya karena kesempatan nggak akan datang dua kali.
Farouq meminta maaf ke Alani karena sibuk kerja. Alani menekankan kalo ngak papa kalo Farouq nggak ada waktu untuknya, tapi untuk anak ia meminta agar Farouq meluangkan waktunya. Farouq mengiyakan. Ia menghampiri Alani dan janji nggak akan menggunakan mode senyap. Pun kalo ia melewatkan panggilan Alani maka ia akan nelpon balik. Alani memeluk Farouq dan menyadari kalo parfumnya beda. Ia nggak sempat menanyakannya karena Farouq ditelpon Neesa dan mau menjemput Neesa yang sudah ada di lantai bawah.
Sambil jalan Neesa memastikan ke Farouq kalo Alani nggak curiga kalo semalam mereka bersama. Farouq menenangkan kalo ia sudah memenuhi semua kebutuhan Alani sehingga ia nggak akan curiga. Keduanya berdiri di depan pintu dan menghalangi Kerol yang mau lewat. Ia sampai mengeluhkan mereka yang mesra-mesraan di rumah sakit. Neesa terpancing tapi Farouq menenangkannya dan mengajaknya masuk.
Saat disapa sama Neesa, Alani merasa aneh dengan parfumnya. Farouq langsung berbalik dan mencium jasnya yang aromanya sama kayak parfumnya Neesa. Alani menatapnya curiga.
Kerol bicara dengan ayahnya yang masih belum sadar. Ini adalah serangan jantungnya yang kedua dan lebih parah dari yang pertama. Ia tahu ayah seperti itu karena ibunya. Dulu ayah terg*la-g*la sama ibunya. Cinta datang dan pergi dalam sekejab mata. Sekarang ibunya datang aja enggak. Ia menenangkan ayahnya kalo ia ada. Ia bahkan masih menyimpan jaketnya ayah. Baginya ayah adalah bintang yang paling terang dan akan terus bersinar. Tanpa Kerol sadari, ayah meneteskan air mata mendengarkan apa yang ia katakan.
Iqi sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Sekembalinya mengantar Iqi ke sekolah, Farouq yang mau berangkat ke kantor minta Alani merapikan dasinya. Wajah Alanitampak masam. Ia lalu memberinya hadiah parfum. Katanya ada peluncuran parfum saat ia pulang bekerja. Ia nggak tertarik tapi mereka menyemprotkannya ke bajunya. Ia mau memberikannya ke Alani tapi lupa karena Iqi sakit dan akan memberikannya kalo Iqi sudah pulang. Alani langsung nangis. Hari itu ia mencium parfum itu saat di rumah sakit dan berpikir kalo...
Farouq menjanjikan kalo ia nggak akan melakukannya. Alani merasa lega. Ia lalu ke dapur untuk menyiapkan bekal makanan untuk Farouq.
Kerol bekerja di kafe. Kebetulan Alani ada janji bertemu dengan Maria di sana. Maria melihat Alani dan memberitahu kalo bajunya terbalik. Lah padahal tadi Farouq nggak bilang apa-apa kalo bajunya terbalilk. Maria menasehati agar Alani berpakaian yang rapi dan berdandan sedikit biar Farouq nggak kabur. Alani beralasan kalo ia sibuk mengurus anak, suami dan ibu mertuanya yang habis operasi jantung. Selain itu ia kenal betul suaminya bukan orang yang seperti itu.
Malamnya, sambil mengeringkan rambut Farouq pakai handuk, Alani cerita kejadian tadi siang kalo ia memakai baju terbalik. Beruntung dikasih tahu sama Mariasaat ketemu di kafe. Ia bertanya apa Farouq nggak menyadarinya tadi pagi. Farouq bilang enggak. Katanya istrinya sangat cantik. Pakai baju terbalik apa enggak tetap cantik. Alani tersipu mendengarnya.
Ponsel Farouq mendadak bunyi. Farouq tersenyum membaca pesannya. Alanisampai penasaran. Katanya temannya mengirim lelucon. Saat Alani mau lihat nggak dibolehin dan malah diminta mengambilkan air. Ternyata yang mengirim pesan adalah Neesa. Farouq lalu berswafoto dan mengirimkannya ke Neesa.
Alani kembali dengan bawa air. Agak lama karena ia harus menidurkan Iqi dullu tadi. Lah Farouq malah mau pergi. Katanya dipanggil sama bosnya di kantor. Alani yang nggak curiga sempat menahan Farouq karena sudah malam. Apa nggak bisa besok aja? Farouq tetap pergi dengan alasan nggak bisa menolak bos.
Esok harinya Alani kembali bertemu dengan Maria. Ia nggak mau menjadi seperti Alani yang kemarin dan mau berubah.
Sebentar lagi Farouq ulang tahun. Alani mau memberinya kejutan istimewa. Ia akan membuat kue ulang tahun dengan wajah Farouq di atasnya. Maria mengingatkan kalo tiap tahun Alani sudah melakukannya. Nggak ada yang istimewa. Alani lalu minta saran Maria. Ia akan berdandan cantik. Ia nggak mau jadi Alani yang kemarin. Ia akan berubah.
Kerol syok dikasih tahu dokter kalo ayahnya sudah nggak ada harapan. Ia hanya bergantung pada alat bantu pernapasan. Kerol menolak saat dokter menawarkan untuk melepas alat bantu. Ia yakin kalo ayahnya masih hidup dan akan sembuh. Sambil menggenggam tangan ayahnya ia minta ayah segera sembuh sehingga mereka bisa pulang ke rumah.
Malamnya Alani mengajak Farouq ke rumah orang tuanya. Farouq bilang ia sibuk dan malah nyuruh Alani dan Iqi untuk ke sana dulu. Nanti kalo ia ada waktu, ia akan menyusul. Setelahnya ia dapat telpon dari Neesa yang di kontaknya dikasih nama Zam. Neesa memberitahu Farouq kalo ia memakai baju kesukaannya dan menawarkan untuk melihatnya. Farouq berlagak sedang telponan dengan bawahannya di tempat kerja dan keluar tanpa membuat Alani curiga.
Esok harinya Alani kembali bertemu dengan Maria terkait kejutan ulang tahun Farouq. Dia terlalu sibuk bekerja sampai mungkin nggak tahu tentang ulang tahunnya sendiri.
Sementara itu Farouq telponan sama Neesa minta hadiah istimewa. Hadiah Neesa adalah dirinya sendiri. Maria masuk ke ruangan Neesa dan memergokinya sedang telponan. Neesa segera mengakhiri telponnya. Ia bertanya tentang rencana malam minggu Maria. Dia nggak ada acara sama pasangan tapi punya misi rahasia.
Malamnya sesuai rencana Alani ke rumah Maria dengan membawa Iqi. Mirisnya, saat Alani nggak ada, Farouq malah mengundang Neesa ke rumah. Ia bahkan bilang kalo malam ini Neesalah pemilik rumah dan tempat tidurnya. Maria mendandani Alani dan menjaga Iqi selagi Alani memberi kejutan ke suaminya.
Kerol hancur saat kembali dari luar dan mendapati ayahnya sudah meninggal. Ibunya memberi ijin pihak rumah sakit untuk melepas alat bantu. Kerol marah dan menganggap kalo ibunya sudah memb*n*h ayahnya. Padahal dia masih suaminya. Ibunya berusaha memberi pengertian kalo auahnya sudah nggak ada harapan tapi Kerol nggak mau mendengarkan. Ia bahkan nggak mau disentuh sama ibunya.
Diam-diam Alani pulang ke rumah untuk memberi kejutan ke Farouq. Ia meletakkan kue yang dibawanya ke meja dan menutup mata Farouq yang sedang tidur di sofa. Farouq pikir Alani adalah Neesa yang sudah selesai mandi. Ia bahkan bilang Alai b*d*h karena sudah meninggalkan tabletnya yang berisi lagu yang bisa ia nikmati sembari menunggu Neesa.
Saat Alani melepaskan tangannya, Farouq langsung menjauh menyadari kalo ia sudah membongkar perselingkuhannya. Setelahnya Neesa keluar dari kamar mandi sambil memanggilnya sayang, sementara Alani hanya terdiam menyaksikan kejutan dari suami dan adik angkatnya.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊