Sinopsis After (2019) part 1

Anysti
0
All content from Aviron Pictures





Ringkas drama sebelumnya


Warning: 18+ 

Jadilah pembaca yang bijak


Seorang gadis, Tessa Young jalan di sebuah hutan.

Ia berenang di sebuah danau. Ia mengangkat wajahnya dan menatap seseorang di hadapannya.

"Ada momen di hidup kita yang membentuk diri kita. Momen yang terus kita ingat. Sebelum ketemu dia, hidupku biasa aja. Setelah mengenalnya, hidupku...berubah"



Tessa membereskan barang-barang yang akan dibawanya ke asrama. Ia menatap kamarnya untuk yang terakhir kali.

Dia lalu menghampiri ibu yang ada di meja makan. Ibu lagi nyuci piring. Dia menanyakan apa aja yang belum dibawa. Pengering rambut? Senter?

Tessa cuman ketawa. Dia mengingatkan ibu kalo dia mau kuliah bukannya kamping.

Noah datang dan menenangkan ibu. Dia akan mengantarkannya kalo ada barang yang ketinggalan.

Tessa bangkit dan ngajak berangkat sekarang. Ibu minta Noah untuk meriksa Soo lagi. Noah nggak nanggapin dan jalan terus. Mereka bertiga naik ke mobil menuju asrama Tessa.



Ibu sama Noah membantu Tessa membwakan barang ke kamarnya. Dan pas sampai ibu rada kecewa lihat teman sekamar Tessa, Step yang lagi bersama Tristan.

Step merokok. Ia mengaku senang dapat teman sekamar kayak Tessa dan akan jadi pemandu roh Tessa ke semua tempat tanpa KTP palsu.

Ibu makin nggak suka dan keluar dari sana. Tessa menyusul ibunya.

Noah yang ditinggalkan duduk dan mencoba bersikap biasa.

Tristan memuji sweater Noah. Noah sesumbar kalo dia membelinya di Gap.



Ibu menyuruh Tessa untuk pindah kamar. Dia nggak suka pada Step. Kamar itu juga bau ganja. Ibu takut kalo Tessa akan terpengaruh.

Tessa meminta ibu untuk nggak membuat keributan. Dia janji nggak akan terbawa.



Ibu sama Noah akan pulang. Mereka pamitan sama Tessa. Ibu merasa kalo rumah akan sepi tanpa Tessa. Tessa juga akan merindukan ibu.

Ibu mengaku bangga pada Tessa. Ia memeluk Tessa dan mencium pipinya. Tessa tersenyum. Ibu lalu masuk mobil.

Sekarang giliran Noah yang pamitan. Ia memberitahu kalo itu adalah bagian yang paling dia takutkan.

Tessa mengiyakan. Dia juga gitu. Ternyata yang dimaksud Noah bukannya pisahan sama Tessa tapi semobil sama ibunya Tessa. Haha Tessa tertawa mendengarnya.

Noah lalu meluk Tessa. Bentar. Ia melepaskan Tessa lalu memeluknya.

Ibu sama Noah pergi.



Tessa lalu kembali ke kamarnya. Step yang srdang tiduran menanyakan seberapa takutnya Ibunya Tessa padanya? Dikiranya dia akan memberi pengaruh buruk?

Tessa memberitahu kalo ibunya cuman protektif aja. Mereka cuman hidup berdua soalnya.

Step menyodorkan rokoknya pada Tessa. Nyuruh dia untuk nyoba. Tessa menolak dengan sopan.

Step menunjukkan kalo ibunya nggak perlu khawatir.

Tessa meletakkan kardusnya. Step memuji Noah yang dikira adiknya Tessa.

Tessa memberitahu kalo Noah adalah pacarnya.

Step tersenyum dan meminta maaf. Tessa nggak mempermasalahkan karena Noah juga masih SMA kelas 3.

Ponsel Step bunyi dari Tristan. Dia pamit mau ketemu sama Tristan.

Step bangkit dan mengikat rambutnya. Dia meledek Tessa, siapa yang masih bawa buku pas kuliah? 

Tessa tersenyum dan mengakui, dia.

Step mengaku suka pada Tessa yang penyuka buku. Dia lalu pergi.


Sudah malam. Tessa berbaring di tempat tidurnya sambil berkirim pesan ke ibu dan Noah.



Pagi harinya Tessa berangkat ke kampus dengan kaos putih dan rok biru. Ia nampak semangat.

Tessa sudah sampai di kelas Ekonomi. Di depan ada seorang pria. Tessa membuka pintu itu tapi terkunci. Pria itu memberitahu kalo tadi dia juga sudah mencobanya.

Seseorang datang dan membuka pintu itu. Mereka berdua mau masuk tapi karena barengan jadi pintunya nggak muat. Tessa nyuruh pria itu buat duluan.

Pria itu nyuruh Tessa aja yang duluan. Itu perintah ibunya. Tessa tersenyum dan mengiyakan. Dia masuk duluan.

Tessa dan pria itu duduk bersebelahan. Mereka mengobrol. Pria itu mengambil jurusan bahasa Inggris. Namanya Landon. Tessa gantian menyebutkan namanya.

Mahasiswa lain juga masuk. Nggak lama kemudian dosennya masuk dan kuliah dimulai.



Tessa mandi dan mencuci rambutnya  sepulang kuliah. Pas selesai dia mau memakai pakaiannya, eh, pakaiannya basah. Ia lalu kembali ke kamarnya dan ganti baju di sana.

Dia membuka lemarinya dan mau milih baju. Dan betapa terkejutnya dia pas lihat dari kaca lemari kalo ada pria lagi baca buku di kamar itu.

Tessa buru-buru berbalik sambil megangin handuknya. Ia rasa pria itu salah kamar. Pria itu memberitahu kalo itu benar kamarnya. Tessa menanyakan gimana caranya pria itu masuk?

Pria itu nunjukkin kunci kamar.

Tessa memintanya untuk keluar biar dia bisa berpakaian.

"Jangan muji diri sendiri. Aku nggak lihat"




Step masuk dan duduk di dekat pria itu.

Tessa meminta Step untuk nyuruh pacarnya keluar dulu soalnya dia mau ganti baju. Step membantah. Dia bukan pacarnya.

Tessa mengiyakan. Siapapun pria dia minta agar Step membawanya keluar.

Step bangkit dan menghampiri Tessa. Dia ngajak Tessa untuk ikut ke pesta nanti malam.

Tessa berusaha buat nolak.

Pria itu ikut ngomong. Dia nggak bisa membayangkan Tessa ada di pesta itu. Ia bangkit dan menarik Step keluar.



Di pintu dia melihat satu buku milik Tessa. The Great Gatsby. Ia mengambilnya dan menghampiri Tessa. Menurutnya itu buku yang bagus. Semuanya cuman mimpi.

Pria itu mengembalikan buku itu ke tempatnya lalu keluar.

Tessa meralat. Bukan! Semuanya dusta.

Pria itu cuman tersenyum lalu pergi.



Tessa menaiki sepedanya ke perpustakaan kafe. Dia belajar di sana. Saat sedang mencatat nggak sengaja dia melihat pria yang semalam bersama teman-temannya. Ih, Tessa langsung malas lihatnya.

Rupanya mereka cuman beli kopi. Setelah mendapatkannya mereka langsung pergi. Sambil jalan keluar pria itu terus memandang ke arah Tessa.


Sore harinya Tessa kembali ke perpustakaan. Step menghampirinya dan ngajak Tessa untuk ke pesta malan ini. Tessa menolak tapi Step terus memaksa.

Karena merasa nggak enak ia terpaksa mengiyakan. Step tersenyum puas. Dia membereskan buku-buku Tessa dan membawanya pergi.

Tessa membawa sisanya lalu menyusul Step.


Di kamarnya Tessa memilih gaun dan menunjukkannya ke Step. Step merasa kalo itu terlalu formal.

Tessa mengingatkan kalo Step menyuruhnya jadi diri sendiri. Step terpaksa mengiyakan dan menyerahkan semuanya pada Tessa.



Mereka tiba di tempat pesta. Sudah ada banyak yang hadir. Step meninggalkan Tessa saat bertemu dengan Tristan. Ternyata mereka adalah pasangan. Mereka langsung berciuman saat ketemu.

Step lalu membawa Tessa menemui teman-temannya yang lain. Pria yang waktu itu? Namanya Hardin dan dia dekat dengan seorang wanita bernama Molly.

Step mengenalkan Tessa dengan yang lain juga. Zed, Jace. Zed mengajak Tessa mengobrol tentang jurusan yang Tessa ambil.

Jace menawarkan minuman dan minta Tessa untuk minum. Tessa menolak. Dia nggak minum miras. Zed ikutan membujuk.

Step menyarankan agar Tessa minum dikit aja.

Molly meledek Step, dapat dari mana gadis kuno gitu?

Tessa berasa tertantang dan akhirnya ikut minum.

Step khawatir dan menanyakan apa Tessa baik-baik aja? Jace memuji kalo Tessa cantik.

Hardin menciumi Molly.




Tessa bangkit dan pindah tempat duduk.

Molly ngajak bermain jujur atau tantangan.

Zed nggak mau main.

Tessa menanyakan kalo bukanya itu permainan anak-anak?

Molly memberitahu kalo aturan mereka beda.

Jace nanya ke Tessa, jujur apa tantangan?

Sambil menatap Molly Tessa milih jujur.

Molly menantakan tempat bercinta tergila Tessa. Tessa nggak mau menjawabnya. Pass. Lah, menurut Molly itu kan cuman pertanyaan mudah. Ia berpikir kalo Tessa masih perawan.

Tessa mengubah pilihannya menjadi tantangan. Jace lalu menantang Tessa untuk bercumbu dengan Hardin.

Hardin yakin kalo Tessa nggak akan melakukannya. Ia merasa kalo itu nggak akan berakhir baik.

Molly menatap Hardin seolah minta Hardin untuk melakukannya.




Hardin bangun. Dia bangkit dan menatap Tessa. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Tessa dan membuat Tessa menjadi tegang.

"Kamu mau melakukan itu?"

Molly menyiapkan ponselnya dan mulai merekam.

Tessa bangkit dan menatap Hardin. Dia nggak mau main lagi, dia berhenti. Dia lalu pergi meninggalkan mereka.

Jace tertawa. Dia suka sama Tessa. Buat pertama kalinya ada orang yang berani nolak Hardin Scott.

Molly bangkit dan ikut menertawakan Hardin. Ditolak!!!


Di luar Tessa nelpon Noah. Dia memberitahu Noah kalo dia lagi ada di pesta sama Step. Tapi mereka...

Noah malah marah. Ia pikir kalo Tessa juga pasti minum alkohol. Tessa memberitahu kalo dia cuman minum dikit. Mereka malah jadi berantem. Padahal Tessa nelpon niatnya pingin dihibur.

Puncaknya Noah nutup telponnya gitu aja dan Tessa cuman bisa nangis.




Tessa masuk lagi. Ia naik ke lantai atas dan masuk ke sebuah kamar yang pintunya terbuka. Di kamar itu ada banyak buku novel dan Tessa tertarik untuk melihatnya.

Ia mengambil satu buku dan membacanya. Sepertinya pemiliknya sangat suka pada buku itu. Ada banyak catatan di dalamnya.

Hardin tahu-tahu muncul dan bertanya, "Ngapain Tessa di sana? Nyari sesuatu?"

Tessa bilang nggak ada. Ia mengalihkan dengan bertanya kalo Hardin mabuk?

Hardin membantahnya. Dia memberitahu kalo dia nggak minum miras. Sama kayak Tessa.

Hardin melihat buku yang Tessa pegang. Wuthering Heights.

"Dia amat mirip denganku. Apapun sumber jiwa kami. Jiwanya dan jiwaku sama"

Tessa terdiam mendengarkannya. Hardin memberitahu kalo itu adalah kutipan Brontè, Teresa.

Tessa mengiyakan. Dia tahu itu kutipan Brontè tapi namanya Tessa.



Hardin makin mendekat dan menanyakan mau apa Tessa di kamarnya? Tessa rada gugup tahu kalo dia ada di kamar pria.

Hardin mendekat dan membisiki Tessa. Ia mengingatkan kalo Tessa masih bermain. Dia berhutang tantangan.

Tessa menatap Hardin. Hardin mendekati wajahnya dan mau menciumnya. Tessa memejamkan matanya.

Hampir aja, sampai Tessa merasa nggak bisa melakukannya. Dia harus pergi.

Hardin diam dan nggak menahan Tessa.


Tessa meninggalkan pesta. Ia melewati Molly yang menatapnya sinis.

Tessa membaca pesan dari Noah sambil jalan kembali ke asrama. Noah mengaku kecewa padanya. Ia mengingatkan kalo ibunya Tessa melarang Tessa berpesta sama teman sekamarnya.

Tessa nggak membalas pesan Noah dan kembali berjalan.


Tessa nggak bisa tidur. Noah mengirimkan pesan. Ia minta maaf. Ia hanya melakukan yang terbaik buat Tessa.

Tessa mengaku tahu. Tapi...

Tessa nggak jadi mengirimkan pesannya. Ia mencoba untuk tidur tapi nggak bisa.


Hari berikutnya Tessa berangkat kuliah seperti biasa. Seperti biasanya juga dia duduk di sebelah Landon.

Kuliah hari ini tentang karya hebat Jane Austen. Dosen menanyakan siapa yang sudah pernah baca Pride and Prejudice?

Hampir semuanya angkat tangan. Tapi dosen malah nunjuk Hardin yang baru datang dan menanyakan pendapatnya.

Hardin rada kaget ditunjuk. Ia mengatakan kalo Elizabeth Bennet harus santai. Dia sangat menyulitkan Darcy.

Dosen menanyakan maksudnya Hardin Darcy nggak mencintai Eizabeth?

Hardin berpendapat kalo cinta cuman pertukaran...yang mereka inginkan. Mereka menunjukkan sifat yang cocok dan...bisa dihidupkan juga bisa dilenyapkan.


Tessa yang nggak sependapat mengangkat tangannya. Dosen memberinya kesempatan untuk bicara.

Ia merasa kalo itu adalah novel feminis paling revolusioner yang pernah dia baca. Wanita di zaman itu mampu menolak Darcy saat perlakuannya buruk.

Hardin membantahnya. Omong kosong! Menurutnya Elizabeth tertarik sama sikapnya Darcy.

Tessa membantahnya. Darcy sikapnya kasar dan menghina. Dia beruntung bisa bersama dengan wanita yang tulus seperti Elizabeth.

Hardin mengatakan kalo satu-satunya alasan Darcy melamar Elizabeth adalah karena Elizabeth selalu menggodanya.



Tessa nggak terima.

"Darcy yang selalu mengejar Elizabeth!"

"Elizabeth yang nggak puas dengan hidupnya dan mencapai kesenangan di mana aja"

"Perasaan Elizabeth itu cuman angan-angannya Darcy aja"

Dosen merasa senang mendengarkan perdebatan antara Tessa dan Hardin. Ia merasa kalo novel itu sangat luar biasa.



Hardin mendekati Tessa setelah jelas selesai. Menurutnya tadi itu sangat menyenangkan.

Tessa membantahnya. Tadi itu sangat menyebalkan.

Hardin mengaku menikmatinya.

Tessa meminta Hardin untuk nggak melanjutkan apa yang dia katakan tadi. Ia mengingatkan kalo dia punya pacar.

Hadin heran dengarnya. Kita? Ia kira mereka kembahas Pride and Prejudice.

Tessa makin kesal sama Hardin sementara Hardin malah senyum mulu karena berhasil menggoda Tessa.


Landon menghampiri Tessa dan mengajaknya minum kopi. Tessa yang lagi kesalmalah ngomel-ngomel soal Hardin yang nyebelin banget pas di kelas tadi.

Landon memberitahu kalo sifatnya Hardin emang kayak gitu. Dan ternyata Landon dan Hardin sodaraan. Ibunya Landon pacaran sama Rektor Scott dan rektor Scott adalah ayahnya Hardin. Baik ia dan Hardin sama-sama sulit untuk menerimanya.

Tessa terkejut kalo ayahnya Hardin adalah rektor.

Landon menenangkan kalo Hardin cuman nyari perhatian. Tessa tersenyum dan menekankan kalo Hardin nggak akan mendapatkan itu darinya.




Malamnya Tessa menemani Step membuat tato. Dia ngajak Tessa untuk membuat tato juga. Tessa menolak. Bisa-bisa dia dibunuh sama ibunya.

Jace yang membuat tato menunjukkan gambar dadu dan menyarankan agar Tessa membuat itu.

Tessa tetap nggak mau. Ibunya sudah merencanakan hidupnya bahkan pernikahannya juga bersama Noah sejak usia mereka 5 tahun.

Step merasa nggak habis pikir. Emangnya satu-satunya laki-laki yang dekat sama Tessa cuman Noah aja?

Tessa nggak menjawab. Jace merasa kalo hidup Tessa menyedihkan. Balik ke masalah tato dia menegaskan kalo mereka nggak akan mampu membujuknya.

Step tersenyum dan nggak memaksa lagi.


Malamnya Tessa kembali nggak bisa tidur. Apalagi lihat Step sama Tristan lagi begituan.

Ringkas drama selanjutnya

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)