All content from VIU
Ringkas drama sebelumnya
Setelah Kerol menyatakan perasaan sukanya pada Alani, Alani juga mengaku kalo ia juga suka pada Kerol tapi hanya sebatas adik. Ia yakin kalo pasti ada satu wanita di luar sana yang akan mencintai Kerol seadanya dirinya. Nampak Kerol kecewa. Alani menyuruhnya untuk pulang dan beristirahat. Ia juga nggak perlu datang untuk pemotretan besok. Di luar dugaan Kerol bilang kalo ia akan datang. Malah Alani yang ragu apa ia bisa datang apa enggak. Ia sudah menyinggung klien besar. Kerol minta Alani untuk datang. Ia akan datang hanya kalo Alani juga datang.
Iqi terbangun dan melihat ibunya nggak ada. Ia lalu bertanya pada Maria tentang ayahnya yang ia rasa nggak suka padanya. Ia ingin bertemu ayahnya tapi takut kalo ayahnya nggak akan datang lagi. Maria memberitahu kalo Iqi seharusnya nggak perlu memikirkan yang nggak perlu dan lebih takut untuk kehilangan apa yang ia miliki sekarang. Iqi yang masih kecil merasa nggak paham dengan apa yang Maria katakan. Maria mengulangi kalo suatu saat nanti ia pasti akan ketemu dengan ayahnya.
Sementara itu Kerol yang baru sampai rumah merasa kesal karena hanya dianggap adik sama Alani. Ia nggak mau jadi adiknya. Ia ingin jadi lelakinya. Ingin menunjukkan ke Alani kalo ia bisa, ia pun menelpon ibunya.
Alani juga baru sampai. Sebenarnya ia merasa senang dengan pernyataan suka Kerol tadi. Tapi akal sehatnya menampiknya karena baginya Kerol masih anak-anak. Gegara ngomong sendiri, ia jadi membangunkan Maria. Maria memberitahunya kalo Datok Sarah nggak marah ke Alani atas ucapan anak ikannya dan masih mau bekerja sama dengan mereka. Rupanya itu karena Kerol yang minta pada ibunya. Ia hanya ingin bekerjasama kalo Alani yang menanganinya. Padahal sebelumnya Kerol nggak dekat dengan ibunya, tapi demi Alani ia bahkan mau membujuk ibunya. Sebelum kembali ke kamar, Maria nyuruh Alani untuk mandi dulu karena ia bau busuk. Eh busuk? Padahal tadi Kerol bersandar padanya dan nggak bilang apa-apa.
Paginya Zam ke tempatnya Kerol dan membawakannya pakaian. Kerol sudah nggak marah padanya. Zam juga janji akan ngomong padanya kalo ia bicara dengan ibunya. Kerol menanyakan berapa banyak yang sudah ibunya keluarkan. 80 ribu. Tapi kata Zam itu nggak seberapa karena yang diinginkan adalah anaknya kembali. Dan Kerol marah lagi. Ia keluar meninggalkan Zam setelah memberinya tatapan tajam.
Farouq tidur di mobil. Ibunya menelpon mengatakan kalo ia dan ayahnya akan datang ke KL untuk menemuinya dan Iqi. Farouq melarang karena ia dan Alani sedang sama-sama sibuk. Bulan depan aja. Gegara itu ibu jadi merasa curiga kalo ada sesuatu antara Farouq dan Alani.
Neesa nggak bisa datang ke lokasi pemotretan sehingga Alani yang harus ke sana.
Farouq nggak selera makan. Apalagi dengar Neesa menginterogasinya tentang di mana ia tidur semalam. Neesa mengungkit kalo mereka pernah bahagia dulu dan mengeluhkan sikap Farouq padanya saat ini. Farouq merasa kalo dulu ia nggak mengenal betul wanita seperti apa Neesa sampai ia meninggalkan semua yang ia miliki. Sekarang ia pikir mereka sama-sama perlu waktu untuk memikirkan semuanya.
Pemotretan Kerol berjalan lancar sampai saat Alani datang. Saat sedang break ia langsung menghampiri Alani dan duduk di sebelahnya. Alani dapat tempat parkir yang agak jauh sehingga ia harus berjalan. Kakinya sampai lecet. Ih Kerol, karena masih ingin mengobrol sama Alani dia sampai nggak mau saat disuruh Zam untuk kembali melanjutkan pemotretan.
Farouq menemui Maria dan memintanya untuk membujuk Alani agar membiarkannya bertemu dengan Iqi. Siapa suruh mengingkari janji. Dikiranya cuman dia yang bisa jadi ayahnya Iqi???
Kerol benar-benar nggak bisa fokus dengan pemotretannya gegara lihatin Alani mulu. Zam menyadarinya makanya ia lalu mengajak Alani untuk mengobrol. Ih malah Kerol cemburu. Ia minta break saat itu juga. Ia minta plester ke salah satu staf dan nyuruh Zam untuk mengambilkan ponselnya. Setelah Zam pergi ia duduk di sebelah Alani dan menyuruhnya menutup mata sedang tangan yang lain menengadah. Ia meletakkan plester di tangan Alani dan melanjutkan pemotretan.
Neesa datang ke dokter untuk program kehamilan. Ia sangat ingin memiliki anak. Dokter memintanya untuk melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.
Alani pergi dan duduk di tangga untuk menempelkan plester di kakinya. Kerol mengamatinya kemudian menghampirinya. Ia menyesalkan Alani yang memakai sepatu hak yang membuat kakinya sakit. Alani sendiri memakai sepatu hak untuk menunjang penampilannya. Kalo ia berpenampilan santai, sebanyak apapun ia bekerja keras akan dipandang remeh. Ia mengingatkan kalo ada anak yang ia tanggung. Kerol duduk di sebelah Alani dan bertanya apa ia nggak berpikir untuk mencari pasangan dan bersandar padanya. Alani pernah mencobanya tapi ia gagal. Kerol menyuruhnya untuk mencoba lagi. Mendengarnya Alani hanya tertawa. Ia nggak yakin kalo masih ada yang mau dengannya di usianya sekarang yang buy 1 get 1. Kerol langsung bilang kalo orang itu adalah dirinya. Sayang ia harus pergi karena ditelpon sama Zam. Dan sebelum pergi ia memarahi sepatu Alani dan memintanya untuk nggak membuat Alani sakit lagi.
Apa yang Kerol katakan masih mengganggu pikiran Alani. Sambil melihat hasil pemotretan tadi ia berpikir apa Kerol menyukainya atau ia yang mulai suka pada Kerol??? Maria masuk memberitahu tentang Farouq yang menemuinya tadi dan memintanya untuk membujuk Alani agar mempertemukannya dengan Iqi. Alani menjelaskan kalo ia ingin Farouq menyelesaikan masalahnya dengan Neesa terlebih dahulu agar nggak menyakiti Iqi lagi. Maria juga merasa kalo Farouq nggak hanya menginginkan pertemuan dengan Iqi tapi ingin Alani kembali padanya. Mungkin juga itu alasan ia nggak memberitahu orang tuanya tentang perceraian keduanya padahal sudah 5 tahun. Nggak mungkin ia begitu kalo nggak ingin mengembalikan keadaan seperti semula.
Neesa syok mendapati kenyataan kalo ia nggak bisa hamil. Sel telur dalam ovariumnya terus menurun jumlahnya. Ia juga ada kemungkinan mengalami menopause awal. Nggak ingin kehilangan Farouq, ia pun berpikir untuk melakukan sesuatu.
Saat Alani menjemput Iqi, Iqi minta padanya untuk makan malam dengan Kerol. Alani berusaha memberitahu kalo Kerol itu artis yang nggak punya banyak waktu luang. Iqi malah membandingkan Kerol dengan ayahnya yang bahkan nggak punya waktu untuknya. Alani memahami dan berpikir kalo Iqi ingin bertemu dengan ayahnya. Iqi takut kalo ayahnya nggak datang lagi seperti sebelumnya. Alani memberitahu kalo ia akan selalu ada untuk Iqi dan menjaganya.
Ada banyak makanan di meja saat Farouq pulang. Ia tahu kalo itu dari restoran mereka biasa pergi karena Neesa nggak bisa memasak. Neesa juga bilang kalo ia akan menjadi istri dan ibu yang baik. Ia menyarankan agar Farouq mengambil hak asuh Iqi.
Kerol menunggu Iqi di depan dan memberinya merchandise terbarunya. Iqi sangat senang sampai mau membawanya ke sekolah besok untuk dipamerin ke teman-temannya. Alani melarang takut dimarahi guru. Tapi kalo di tempat les boleh. Sebagai gantinya Iqi mengajak Kerol makan di rumahnya. Ibunya masak enak malam ini. Alani merasa nggak enak dan menegur Iqi. Kerol paham dan mau menolak tapi Alani bilang boleh akhirnya ia mau juga.
Sambil menunggu Alani selesai masak dengan mak Jah, Kerol dan Iqi bermain bintang rock. Alani memperhatikan keduanya. Mak Jah pikir Kerol adalah calon ayah baru Iqi tapi dibantah sama Alani.
Selesai makan keduanya berjalan-jalan di luar. Kerol minta ijin untuk memanggil Alani dengan panggilan nama saja. Nggak ada lagi kakak adik. Ia ingin menghancurkan tembok di antara mereka. Ia menyukai Alani. Alani nggak menanggapinya dengan serius. Ia ini sudah tua dan memiliki anak. DI luar sana ada banyak gadis yang layak untuknya.
Kerol membandingkan hubungan Alani dengan mantan suaminya dan pernikahan orang tuanya. Usia Alani dan Farouq sebaya dan pernikahan mereka gagal. Begitu juga dengan ibunya yang saat itu usianya 21 tahun dan ayahnya 43. Pernikahan mereka juga gagal. Baginya umur bukan patokan dalam pernikahan. Ia nggak memaksa Alani untuk memberinya jawaban sekarang juga.
"Tapi kalo Lani tak nak saya, saya nak juga Lani. Saya akan coba, Lani tak payah buat apa-apa. Don't worry, just duduk aja. Tunggu kena pikat sampai terpikat. Tapi kalo tak terpikat juga, saya akan coba lagi coba lagi sampai jadi. I'm damn serous. Saya akan coba"
Sampai rumah Kerol merasa senang karena sudah berhasil melakukannya. Tapi ia malu. Ternyata nggak hanya Kerol yang merasa malu tapi Alani juga. Ih pada guling-guling.
Ibu mulai merasa kalo ada yang nggak beres sama Alani dan Farouq. Ia juga merindukan Alani yang sudah nggak pernah datang. Sudah 2 minggu.
Farouq masih belum bicara dengan Neesa. Neesa menghampirinya yang sedang berdiri di balkon dan menyinggung kembali tentang hak asuh Iqi. Farouq memikirkan Alani yang selama ini membesarkan Iqi seorang diri tanpa satu sen pun darinya. Padahal sebelumnya Neesa bilang akan memberinya 10 anak. Neesa berkilah kalo ia mengatakannya agar Farouq bisa menjadi ayah yang baik pada anaknya. Ia juga akan bersikap baik pada Iqi.
Paginya Kerol menunggu Alani di depan. Ia mau berangkat ke kantor. Iqi sudah berangkat sekolah tadi. Kerol memberinya penyuara telinga dan memperdengarkan lagu barunya yang diciptakannya semalam. Lagunya bagus. Alani menyukainya. Kerol tersenyum. Alani nggak perlu menyukai lagunya, cukup menyukai penyanyinya. Setelahnya Kerol pergi karena Zam sudah datang.
Setibanya di kantor Alani sudah ditunggu sama ibunya Kerol di ruangannya. Ia meminta maaf pada Alani karena sudah salah paham. Maria sudah memberitahu kalo nggak ada apa-apa antara Alani dan Kerol. Datok Sarah bahkan mengajaknya makan siang juga.
Kerol juga menunjukkan lagunya ke Zam. Zam senang banget membayangkan keuntungan yang akan mereka dapatkan dari lagu itu. Berbeda dengan dahulu, sekarang Kerol lebih ingin menikmati lagunya ketimbang keuntungannya.
Farouq kembali menelpon Alani saat Alani sedang sibuk-sibuknya. Neesa menghampiri Datok Sarah yang baru meninggalkan ruangan Maria dan berusaha cari muka. Datok Sarah yang sudah ada janji memilih pergi dengan Alani.
Saat makan siang bersama dengan datok Sarah itulah Alani mendengar tentang masa kecil Kerol. Ibunya meninggalkannya dan bilang ke Kerol kalo ia bukan anaknya. Ia menghardiknya dan mendorongnya menjauh tapi Kerol tetap tumbuh menjadi pria yang baik dan bertanggung jawab. Ia menjaga ayahnya sampai akhir hayatnya.
Malamnya seusai berolahraga Alani bertemu dengan Kerol. Ia mengaku nggak bisa lagi melihat Kerol sebagai anak-anak. Ia menjawab pernyataan Kerol sebelumnya kalo ia juga menyukainya.

.jpeg)
























Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊