Sinopsis When My Love Blooms episode 3 part 2

Anysti
0

Semua gambar dan konten bersumber dari tvN



Jae Hyun pulang. Seokyong menuntut penjelasannya perihal ketemuannya denga Ji Su.

Jae Hyun memberitahu kalo mereka bertemu saat di sekolah. Ia lalu menyinggung tentang Junseo yang mengulangi perbuatannya saat SD.

Seokyong malah mengalahkannya yang nggak memperhatikan anaknya. Ia sendiri bukan tipe orang yang bisa mengajar dan mengubah seseorang.

Jae Hyun menyudahi. Ia akan lebih memperhatikan Junseo dan menjemputnya tiap hari Sabtu. Ia lalu bangkit.

Seokyong menanyakan kenapa Jae Hyun nggak menanyakan hubungannya dengan model itu?

Jae Hyun nggak ingin peduli. Tapi itu adalah kesalahannya juga. Ia dipenjara selama 4 tahun dan sebelumnya hanya sibuk bekerja. Seokyong kesal karena Jae Hyun nggak marah.

Jae Hyun mendekat. Ia menangkap Seokyong mau mengatakan sesuatu dan menanyakan kenapa Seokyong bersama pria lain saat ia sedang terpuruk?

Seokyong mengaku kesepian. Ia nggak punya teman dan saudara. Ia hanya punya Jae Hyun dan ayahnya. Dan saat itu mereka nggak bisa bersamanya. Ia meminta agar Jae Hyun jangan membuatnya kesepian. Ia nggak suka menyukai seseorang yang nggak menyukainya.


Seokyong mendatangi toko pakaian dan berniat membelikan jas untuk Jae Hyun. Pelayan toko nggak sengaja menyinggung tentang sarung tangan yang Jae Hyun beli tempo hari menanyakan apa ukurannya pas?

Seokyong yang nggak tahu-menahu bingung. Manajer datang dan merasa gugup. Seokyong memintanya untuk menunjukkannya. Dia ingin tahu seperti apa selera suaminya.

Seokyong kembali ke kantor. Teringat kembali bagaimana perlakuan Jae Hyun pada Ji Su yang katanya adalah teman kuliahnya. Ia lalu menelpon sekretaris Kim.




Jae Hyun bertemu dengan temannya dan memberitahu kalo ia bertemu dengan Ji Su. Anak mereka satu sekolahan.

Suara piano kembali terdengar. Jae Hyun bangkit dan pelan-pelan mendekat. Ia perhatikan ada noda hitam di jari jempol pemain piano itu.

Saat itu Jae Hyun sedang tidur di perpustakaan. Ji Su mendekat dan memperhatikannya. Jae Hyun terbangun. Ia melihat buku di rak belakang Ji Su hampir jatuh.

Sontak ia berbalik dan melindungi Ji Su. Semua bukunya jatuh. Salah satunya menimpa jari Ji Su dan membuat luka itu.


Jae Hyun ada di depan restoran. Hujan turun. Ji Su juga meninggalkan restoran sambil menelpon beberapa orang yang ingin belajar piano.

Selesai menelpon Ji Su hendak langsung pergi padahal dia nggak memakai payung.

Jae Hyun memanggilnya dan nenyapanya. Ia meminta Ji Su untuk menunggu sebentar. Mobilnya akan segera datang.

Ji Su yang mengira Jae Hyun menawarkan tumpangan langsung menolak. Ia akan lari saja.

Jae Hyun hanya ingin meminjamkan payung. Ia bisa lari tapi pasti akan terasa dingin. Ji Su akhirnya menurut dan menunggu bersama Jae Hyun.

Nggak lama kemudian mobilnya datang. Jun Wu keluar dan mau membukakan pintu untuk Jae Hyun.

Jae Hyun memintanya membukakan bagasi. Ia lalu mengambil payung dan memberikannya pada Ji Su.

Awalnya Ji Su menolak. Ia nggak mau repot karena harus mengembalikannya.

Jae Hyun memberitahu kalo ia punya banyak payung jadi Ji Su bisa menyimpannya.

Ji Su akhirnya mengambilnya dan memakainya. Jae Hyun tersenyum melihat Ji Su yang kian menjauh.




Ji Su bertemu dengan Young Wu di jalan. Katanya ia menutup barunya lebih awal karena hujan. Ia ingin seseorang menuangkan minuman untuknya.

Ji Su hanya tersenyum mendengarnya.
**
Mereka lalu minum bersama. Ji Su cerita kalo dia bertemu dengan Jae Hyun. Anaknya satu sekolah dengan Young Min.

Young Wu pikir sekolah itu pasti istimewa sampai ahli waris Hyung Sung sekolah di sana. Ji Su heran. Young Wu tahu istrinya?

Young Wu nggak ingin menjawabnya. Ia bertanya apa Jae Hyun masih keren? Ji Su membantahnya. Dia berbeda.

Tadinya Young Wu pikir dia akan tetap tampan meski usianya bertambah. Ji Su membenarkan. Ia mirip artis Hollywood George Clooney. Ada kerutan dalam di matanya saat tersenyum.

Young Wu meledek kalo semua orang akan punya punya kerutan di mata saat usia bertambah. Ji Su membantah. Ada kewibawaan di sana.

Young Wu merasa kalo Ji Su masih terg*la-gila pada Jae Hyun.

Ji Su  hanya tersenyum.

Desember 1993


Young Wu bersama Ji Su melihat pertandingan bola dimana Jae Hyun jadi salah satu pemainnya.

Ji Su terus memperhatikan Jae Hyun yang menurutnya sangat tampan. Andai dia berhenti protes dan menjadi mahasiswa biasa.

Young Wu meremehkan kalo Jae Hyun nggak akan bisa. Nggak ada anjing yang bisa berhenti makan k*t*ran. Ji Su membantah. Nggak ada anjing yang segampang itu.

Young Wu menyindir apa Ji Su punya mata ikan? Hanya bisa melihat satu arah? Ia pikir Ji Su nggak sedang jatuh cinta tapi kena penyakit.


Young Wu mengantar Ji Su pulang. Ia menawarkan untuk menemaninya menjemput Young Min karena perjalanan di kereta pasti akan lama.

Ji Su menolak dan menyuruh Young Wu untuk pulang.

Young Wu menatap Ji Su pergi sambil mengangkat tangan melambai padanya.

"Perasaanku padamu adalah penyakit. Penyakit kronis"


Jae Hyun ada di mobil saat Dong Jin menelpon dan marah-marah. Katanya mau ke toilet tapi malah nggak balik lagi. Apa dia kekurangan uang saat tanya gaji pengacara waktu itu?

Jae Hyun menanyakan gimana kalo anaknya Dong Jin belajar piano? Duh, anaknya Dong Jin baru berusia 1 dan 3 tahun. Apa itu waktu yang tepat untuk belajar piano?

Jae Hyun mengiyakan. Ia lalu menanyakan kapan hujan berikutnya akan turun? Ih, Dong Jin makin kesal. Tanya sono sama peramal cuaca.



Young Min merasa frustasi mendapati ia ada di peringkat 11. Lebih-lebih saat ayah mengirim pesan menanyakan perihal rapor.

Jae Hyun datang ke sekolah untuk menjemput Junseo dan malah bertemu dengan Young Min. Wajahnya nampak lesu.

Ia menyapanya dan mmemperkenalkan diri sebagai ayahnya Junseo. Young Min hanya diam.

Jae Hyun pikir mungkin Young Min nggak menyukainya. Ia memberitahu kalo nggak semua ayah berpihak pada putranya. Ia menekankan kalo ia memihak yang kalah.

Bersambung...

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)