Sinopsis When My Love Blooms episode 3 part 4

Anysti
0

Semua gambar dan konten bersumber dari tvN


Ji Su mengingatkan kalo Jae Hyun yang telah mengantarkannya untuk berada di sisi kekalahan. Dan ia kekeuh nggak mau mundur untuk berpartisipasi dalam demonstrasi.

Ia nggak peduli meski Jae Hyun sudah mengingatkan kalo ia akan kalah, karena ia memang tak punya pengalaman menang dalam hidupnya.

Ji Su lalu bangkit dan meninggalkan Jae Hyun.



Ji Su pulang berjalan kaki sedang Jae Hyun naik mobil. Ia membiarkan kaca jendelanya terbuka meski Jun Wu sudah mengingatkan kalo hari ini tingkat debu mikro tinggi.

Jun Wu yang merasa cemas menanyakan apa terjadi sesuatu?

Jae Hyun kembali teringat masa lalu.
**

Jae Hyun dan Ji Su sedang menunggu bus. Ji Su menyatakan kalo ia juga akan memihak Jae Hyun. Ia yakin kalo Jae Hyun juga kesepian. Berada di tempat tadi bersama Jae Hyun membuat jantungnya berdebar.

Jae Hyun menekankan kalo itu nggak mudah. Ia rasa tempat itu nggak cocok buat Ji Su. Dia bangkit dan menyuruh Ji Su naik bus pulang.

Ji Su hanya menghela nafas dan melihat kepergian Jae Hyun. Dia kecewa.




Ji Su berdiri di depan rumah Jae Hyun. Ia nggak bisa pulang begitu saja. Ia ingin mengungkapkan sesuatu dan ingin mendengar jawaban Jae Hyun. Ia menegaskan kalo dia nggak akan pergi sampai Jae Hyun menemuinya.

Dan malam itu Ji Su terus menunggu. Ia nggak peduli meski salju turun. Ia tetap menunggu.

Jae Hyun datang setelah sangat lama tapi Ji Su sudah nggak ada di sana.
**

Ji Su kembali ke halte. Jae Hyun tiba-tiba datang dan duduk di sampingnya. Ia langsung meraih tangan Ji Su dan menyayangkan karena dia nggak memakai kaos tangan padahal ia seorang pianis. Jae Hyun lalu menggenggam dan meniupnya.

Ia melarang Ji Su untuk datang lagi ke organisasi atau perkumpulan. Era yang mereka tinggal nggak menuntut nyawa orang. Ji Su nggak menginginkan perubahan atau meyakini penyebabnya.

Ji Su memberitahu kalo Jae Hyun adalah kepercayaan dan dunianya. Ia akan melakukan apa yang Jae Hyun percayai dan berada di pihak yang sama dengannya. Ia juga akan hidup di dunia yang Jae Hyun tinggali. Ia menegaskan kalo ia nggak akan berubah pikiran dan meminta Jae Hyun untuk berhenti mengubahnya.

Ji Su mengatakannya sambil nangis. Jae Hyun lalu memintanya untuk menemuinya di ruang 310. Ia bangkit dan memberitahu kalo itu adalah klub yang ia dirikan. Bukan klub filosofi tapi film.

Dan saat itu juga Jae Hyun menyatakan kalo mereka pacaran. Ji Su terdiam menatap Jae Hyun lalu tersenyum.
**


Ji Su teringat kalo dulu Jae Hyun adalah dunia, keyakinan dan kepercayaannya.

Sementara Jae Hyun merasa kalo keyakinan Ji Su sudah nggak ada lagi.
**

Jae Hyun sedang melakukan rapat. Mereka akan bernegoisasi lalu polisi akan datang.
**

Ji Su bersama dengan wanita perwakilan dari demonstrasi. Mereka senang akhirnya perusahaan memutuskan bersedia untuk diajak bicara.

Sebelumnya nggak ada perusahaan yang mau mengajak bicara. Mereka lalu membicarakan wakil presdir yang kabarnya adalah orang jahat. Terlebih lagi dia adalah menanti dari presdir.

Ji Su membantahnya. Ia justru mendengar kalo wakil presdir bukan orang jahat. Ia orang yang rasional.


Seokyong mendatangi Jae Hyun dan marah-marah karena ia memutuskan untuk melakukan negoisasi. Apa itu yang ia dapatkan dari dipenjara selama 4 tahun?

Jae Hyun mengingatkan kalo Seokyong sendiri yang menyuruhnya untuk mengurusnya. Ia menekankan kalo itu hanya formalitas. Hasilnya nggak akan berbeda.

Ia lalu bangkit dan meninggalkan Seokyong untuk mencari udara segar.
**

Ji Su berjalan bersama temannya. Temannya merasa kalo kemungkinan mereka nggak akan menang.

Ji Su meyakinkan kalo mau menang atau kalah ia akan tetap di pihaknya dan mendukungnya sampai akhir. Ia lalu memeluknya untuk memberinya semangat.

Jae Hyun tersenyum melihat Ji Su nggak jauh dari sana.


Di rumah Seokyong terkejut karena mengetahui kalo buku yang selalu Jae Hyun baca adalah buku pemberian dari Ji Su di tahun 1994.

Seokyong lalu menelpon ayahnya dan entah apa yang dibicarakan, ayah nampak marah.
**



Jae Hyun melihat para wanita yang sedang berdemo. Ia lalu memutuskan untuk bernegoisasi terlebih dahulu dan memutuskan kelanjutannya nanti. Ia juga meminta agar membatalkan kedatangan polisi.

Ji Su datang membawakan air minum untuk para pendemo. Satu bus polisi datang dan menarik para pendemo agar bubar.

Itu adalah keputusan pimpinan untuk meniadakan negoisasi.

Jae Hyun turun dan melihat prosesnya.

Ji Su menatap Jae Hyun dan teringat pada diskusi mereka yang terakhir kali. Jae Hyun sudah berubah. Ia meletakkan air minum yang ia bawa dan ikut bertahan bersama para pendemo.

Jae Hyun merasa sakit melihat Ji Su ditarik-tarik sama polisi. Teringat masa lalu saat Ji Su ditarik oleh polisi dan ia hanya bersembunyi.

Saat ini Jae Hyun juga nggak bisa berbuat apa-apa selain mengepalkan tangan geram.

Bersambung...

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)