Sinopsis When My Love Blooms episode 4 part 1

Anysti
0

Semua gambar dan konten bersumber dari tvN


Ji Su langsung bergabung begitu ia melihat teman-temannya ditarik oleh polisi sementara Jae Hyun hanya bisa melihat saja. Teringat kembali peristiwa Mei 1994. Saat itu Ji Su juga ditarik-tarik oleh polisi saat mengikuti demonstrasi dan ia malah bersembunyi.

Yang berbeda dari dirinya saat ini dan saat itu adalah; saat itu ia langsung datang menyelamatkan Ji Su sedangkan saat ini ia hanya bisa mengepalkan tangan geram.

Jung Wu datang dan membisikinya sesuatu. Ia lalu menatap Seokyong dan ayahnya yang telah merencanakan semuanya.

Jae Hyun mendatangi ruangan CEO yang mana adalah mertuanya sendiri dan menyampaikan keberatannya atas apa yang dilakukannya. Ia sendiri sudah berencana untuk melakukan negoisasi demi pencitraan. Ayah sendiri nggak peduli dengan hal itu. Kenapa mereka harus melakukannya? Ia menilai sikap Jae Hyun yang nggak biasa dan menanyakan apa mereka tahu sesuatu tentangnya?

Jae Hyun mempertimbangkan media. Ayah meremehkan Jae Hyun yang takut akan sentimen publik. Apa dia selebritis? Jae Hyun menekankan kalo berkat ayah ia lebih terkenal dari selebriti. Kejahatan ekonomi, korupsi dan penghindaran pajak secara ilegal. Ia adalah sampah masyarakat yang melakukan hal terburuk.

Ayah menatapnya tajam dan menanyakan apa sekarang Jae Hyun ingin orang memanggilnya begitu dan ingin menjadi pemburu yang elegan? Jae Hyun mengaku nggak akan melakukan hal tadi untuk memojokkan kelinci kalo dia adalah pemburu yang elegan. Akan ada risiko bila mereka melakukannya dengan kekerasan.

Ayah membenarkan. Ia meminta Jae Hyun untuk keluar dulu sementara ia akan memikirkan sesuatu.





Sementara itu di kantor polisi sangat kacau. Ji Su yang nggak punya suami dan orang tua nggak bisa pulang karena nggak ada yang menjadi walinya. Ia harus menginap di sana.

Teringat kembali pada masa lalu saat ia mengikuti demonstrasi. Saat itu polisi juga menangkapnya. Dia ditanyai nama dan pekerjaan ayahnya. Polisi bahkan nggak percaya saat ia bilang ayahnya adalah kepala jaksa.

Ayah tiba-tiba datang dan ia pun langsung dibebaskan. Saat sampai di luar ayah menamparnya dengan keras lalu meninggalkannya. Ji Su nampak terpukul.

Jae Hyun yang melihatnya bersama Do Jin ingin mendekat tapi Do Jin menahannya. Itu bukan saat yang tepat.
**

Satu persatu dari wanita yang ikut demo pulang diambil oleh keluarganya. Di sebelah Ji Su ada Sun Hee yang juga nggak bisa pulang karena terlalu sering melakukan tuntutan buruk. Sun Her sendiri mengaku nggak bisa siam saja karena pemecatan itu adalah tindakan ilegal.





Jung Wu keluar dan melapor pada Jae Hyun kalo Ji Su masih ada di dalam. Beberapa yang lain sudah pulang karena memiliki wali tapi yang memiliki catatan dan mencurigakan akan ditahan.

Jae Hyun menyesalkan karena Jung Wu nggak mengetahui alasan Ji Su masih ditahan.

Jae Hyun lalu teringat masa lalu. Ia saat itu nggak tahu apapun tentang Ji Su. Mata kuliah yang diambilnya, teman-temannya. Ia teeus menatap penyerantanya. Belum ada pesan apapun dari Ji Su. Ia bahkan meminta agar Do Jin menghubungi penyerantanya. Takutnya rusak.

Do Jin malah memintanya untuk melupakan Ji Su. Ia mengingatkan kalo ayahnya adalah kepala jaksa. Apa Jae Hyun nggak khawatir akan dijatuhi hukuman 10 tahun?

Jae Hyun langsung pergi tanpa bilang apa-apa. Ia mendatangi kawasan rumah Ji Su. Ada kelegaan saat melihat lampu di kamar Ji Su menyala. Ia mengucapkan selamat malam lalu pergi.

Ji Su sebenarnya nggak bisa tidur. Ia memainkan piano sebentar lalu membuka jendela melihat ke luar. Ia langsung turun dan keluar saat melihat Jae Hyun. Ia menyayangkan Jae Hyun yang langsung pergi tanpa bilang apa-apa.

Jae Hyun melepas topi, jaket san sepatunya untuk dipakai oleh Ji Su. Ji Su memberitahu kalo sepatunya kebesaran karena kaki Jae Hyun besar. Jae Hyun Hwan. Darimana dia tahu? Ji Su hanya tersenyum. Dari jejak kakinya di salju. Jae Hyun tetap memakaikannya. Dan saat ia mengikatkan talinya, pelan-pelan Ji Su meletakkan tangannya di atas kepala Jae Hyun dan membelainya.

Mereka berjalan sambil mengobrol. Jae Hyun memberi tahu kalo dia nggak menyukai film perang. Dan yang paling ia benci adalah perang itu sendiri. Jenderal, polisi, pemimpin selalu memberikan perintah dari tengah. Sedangkan di garis depan, tentara tanpa nama berjuang habis-habisan. Siapapun yang selamat akan ditikam dengan bayonet. Di antara orang-orang itu nggak ada yang pantas ditembak atau ditikam. Sampai mereka jatuh, mereka menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri. Dan walaupun hanya film, menggunakan orang sebagai pion ataupun alat adalah perbuatan yang sangat hina. Manusia nggak boleh menghancurkan manusia lainnya apapun alasannya. Itulah kenapa ia melakukan protes.

Jae Hyun memberitahu kalo dia nggak punya agama tapi dia mempercayai adanya dewa. Setiap manusia adalah anak dewa. Tiba-tiba dia berhenti dan memanggil Ji Su. Bagi dewa, setiap manusia itu sangat berharga dan bermakna. Jangan sampai orang lain melakukan hal buruk padanya, bahkan orang tuanya sekalipun.

"Kamu anak dewa yang spesial dan berharga"

Ji Su merasa terharu. Dia nangis sambil menundukkan wajahnya. Pura-pura mengomentari sepatu Jae Hyun yang sangat besar. Jae Hyun mengangkat tangannya dan membelai kepala Ji Su.
**

Jae Hyun terdiam. Jung Wu menawarkan untuk melihatnya lagi tapi Jae Hyun menolak. Ia mengajaknya untuk pulang.

Sementara itu Ji Su melamun di dalam sel.

Bersambung...

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)