Semua gambar dan konten bersumber dari WeTV
Hari itu Sheng Nan berdandan sangat lain dan beda dari biasanya. Ia memakai gaun dan rambutnya digerai. Ia menyebutkan harga dari setiap makanan yang Lu Jin nikmati beserta biaya pelayanannya.
Nggak hanya itu Sheng Nan juga mendekatkan wajahnya ke wajah Lu Jin dan membuatnya salah fokus sama bibirnya. Bikin Lu Jin nggak bisa berkutik. Sampai segala pulpen mau dibuat nyendok makanan.
Hari ini total biayanya lebih mahal dari sebelumnya karena Sheng Nan memasukkan biaya baju, rambut dan make up nya ke dalam tagihan. Lu Jin hanya tersenyum lihatnya dan menandatanganinya tanpa banyak protes. Dan saat ia mau menghabiskan dessert nya, Sheng Nan malah mengambilnya lagi dengan alasan kalo itu sudah dingin jadi nggak enak lagi untuk dimakan.
Sekembalinya ke hotel Lu Jin menceritakannya pada Xin Jie. Xin Jie yakin kalo itu adalah trik nya Sheng Nan untuk menggodanya. Seorang gadis imut menggodanya dan akan mengambil semua uangnya.
Lu Jin sendiri yakin kalo ia nggak akan tergoda. Xin Jie meragukannya karena sudah sewajarnya seseorang menyukai keindahan. Dan ia rasa seorang gadis cantik akan terlalu mudah untuk Shūshu. Menurutnya masalahnya adalah karena Lu Jin terlalu pasif dan ia harisberubah menjadi lebih aktif.
Xin Jie mengajarkan caranya pada Lu Jin tapi Lu Jin merasa nggak yakin. Xin Jie lalu menyombongkan hubungannya sama beberapa wanita. Lu Jin memang lebih kaya tapi dia sih nggak ada apa-apanya dengannya. Dia bahkan menantang Lu Jin untuk hal itu.
Lu Jin kesal dengarnya dan nyuruh Xin Jie untuk mengatakannya seribu kali. Kalo belum sampai seribu nggak usah tidur.
Gegara itu semalaman Xin Jie nggak tidur. Bahkan sampai pagi juga belum kelar ngomongnya.
Hari ini Lu Jin datang ke rumah Sheng Nan dengan bawa buket bunga mawar seperti apa yang diajarkan sama Xin Jie. Tapi sama Sheng Nan bunganya malah digunting, kelopaknya ditumbuk dimasak dan dijadikan saus 😅😅. Gagal.
Dan ternyata Xin Jie menyiapkan rencana B kalo-kalo rencana A gagal. Lu Jin duduk sambil baca buku disinari sinar matahari sore jam 5. Xin Jie yakin banget deh siapapun yang melihatnya nggak akan bisa menahannya.
Saat Sheng Nan melihatnya ia memang sempat terdiam. Lu Jin tersenyum karena mengira rencananya berhasil. Ternyata enggak. Sheng Nan menyuruhnya keluar karena Lu Jin mengganggunya.
Lu Jin mengingatkan kalo ia adalah pelanggannya yang terhormat. Sheng Nan membenarkan dan ia meminta agar pelanggan menunggu di luar. Lu Jin malah menghampirinya. Dia mau mengawasi Sheng Nan karena takut kalo diracunin.
Sheng Nan kesal. Ia memasukkan cabe ke penggorengan dan membuat udara menjadi pedih. Akhirnya Lu Jin keluar karena nggak bisa menahannya. Ternyata Sheng Nan juga nggak tahan. Ia segera mematikan apinya.
Xinjie makan di luar dan nggak sengaja ketemu sama Zhaodi. Zhaodi mengaku terkesan dengan kemampuan Xinjie berbahasa Finlandia tempo hari. Ia menyampaikan kalo perusahaannya akan kedatangan klien dari Finlandia dan dia sudah menandatangani pekerjaannya kalo ia akan mendapatkan proyek besar itu.
Jadi ia ingin meminta bantuan Xinjie untuk menjadi penerjemahnya. Sekalian juga ia ingin meminta maaf atas apa yang ia ucapkan tempo hari. Ia hanya nggak ingin Xinjie menghabiskan banyak uang untuknya.
Xinjie hanya tersenyum sambil minum air putih. Zhaodi tersinggung karena Xinjie nggak bilang apa-apa padahal dia sudah minta maaf dengan tulus. Dengan susah payah Xinjie ngasih tahu kalo ia kehilangan suaranya. Suaranya serak.
Zhaodi heran karena sebelumnya Xinjie nggak papa dan bahkan bawel banget. Lah justru karena terlalu bawel makanya suaranya ilang. Zhaodi kesal dan mengira kalo Xinjie nggak mau membantunya. Segala bilang suara serak. Sekalian aja bilang kalo kakinya lumpuh gegara kebanyakan disko.
Xinjie nggak bisa bilang apa-apa dan membiarkan Zhaodi pergi meninggalkannya.
Masakan Sheng Nan sudah suap dan ia menyajikannya ke hadapan Lu Jin. Ia memuji mawar yang Lu Jin bawa, benar-benar segar. Lu Jin menyampaikan kalo dia nggak suka Sheng Nan memanggilnya Lu rewel dan minta agar diganti.
Sheng Nan memikirkannya dan menggantinya dengan Jin Gege. Lu Jin merasa kalo itu terdengar akrab dan mengaku terpaksa menerimanya. Lah Sheng Nan malah tertawa sambil jalan kembali ke dapur.
Akhirnya Lu Jin menyelesaikan makannya. Sheng Nan kembali lagi sambil membawa tagihannya. Kali ini sambil makan sate. Kayak karamel. Lu Jin nampak pingin mencobanya tapi ia menolak saat Sheng Nan menawarinya. Makanan favorit anak gadis nggak cocok untuknya.
Sheng Nan memberitahu kalo ia membuatnya sendiri. Ia bahkan sengaja duduk di dekat Lu Jin dan memakan sate karamelnya di depan matanya. Lu Jin yang nggak bisa menahannya akhirnya mengambilnya dan memakannya. Ia merasa kalo ada beberapa kekurangan di makanan itu. Ih ada kekurangan kok makannya nggak mau berhenti.
Ada kerak gula di sudut bibir Lu Jin. Lu Jin membersihkannya pakai lidah tapi nggak bisa. Sheng Nan lalu mengambil tisu dan membersihkannya. Wajah mereka sangat dekat dan senyum Sheng Nan sempat membuat Lu Jin goyah.
Lu Jin juga melihat ada kerak gula di rambut Sheng Nan. Mungkin dia kurang hati-hati saat membuatnya. Ia mengambil tisu dan membersihkannya seperti Sheng Nanmembersihkan bibirnya.
Posisi mereka sangat dekat dan Lu Jin masih terus mendekat sampai membuat tubuhnya condong. Deket banget ih kayak mau ciuman. Sheng Nan yang merasa malu akhirnya lari ke dapur dengan alasan mau mencuci piring.
Lu Jin tersenyum penuh kemenangan. Ia membalik bill-nya dan pergi.
Hari selanjutnya Sheng Nan memainkan alat musik petik kayak kecapi. Ih Sheng Nan cantik banget pakai baju putih. Lu Jin nampak sangat menikmatinya dan bertepuk tangan di akhir permainan. Meski Sheng Nan mengaku sudah lama nggak latihan.
Selanjutnya menandatangani tagihan. Sayang Lu Jin nggak bawa pulpen. Sheng Nan mencari pulpennya tapi nggak nemu-nemu. Di rak nggak ada. Lu Jin dan memakai mantel nya aja.
Sheng Nan lalu mau mengambil kotak di atas rak. Karena tangannya nggak sampai ia mengambil kursi untuk pijakan. Nggak sampai juga. Mendadak Lu Jin mmengangkat tubuhnya dan menurunkannya.
Ia menaiki kursi itu dan mau mengambilkannya tapi nggak tahu kotak mana yang Sheng Nan maksud. Sheng Nan malah jadi senyum-senyum sendiri dimasukkan ke dalam mantel Lu Jin. Kayak yang ada di posternya.
Lu Jin mengetuk dahi Sheng Nan pakai ujung jarinya. Hei aku nanya kamu. Sheng Nan malu banget dan langsung masuk ke kamarnya. Lah kan belum bayar.
"Nggak papa! Lain kali aja!"
Lu Jin melihat-lihat rumah Sheng Nan. Di sebelah papan sendok ada curriculum Vitae koki punya Sheng Nan dan mengambilnya.
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊