Postingan Terbaru

Jumat, 21 Agustus 2020

Sinopsis Flower of Evil episode 7 part 4


Semua gambar dan konten bersumber dari tvN



Hee Sung memegangi dadanya setelah Ji Won pergi. Rasanya sesak.



Ibu beneran membelikan egg tart untuk Eun Ha. Ia meminum es teh nya lalu menyuruh Eun Ha untuk makan dengan cepat karena ia harus segera kembali ke apotik. Eun Ha mengiyakan dan memasukkan potongan egg tart sekaligus ke dalam mulutnya.

Melihat mulut Eun Ha penuh makanan membuat ibu merasa nggak tega. Dia menyuruh Eun Ha untuk pelan-pelan aja makannya, nanti sakit perut. Eun Ha mengiyakan dan menggigit kue lnya sedikit demi sedikit.

Ibu menyinggung buku kerja Eun Ha yang ia robek tadi... . Eun Ha paham. Ia memotong ucapan ibu dan bilang nggak akan cerita ke siapapun. Ia nggak mau ayahnya membentak nenek.

Ibu heran. Siapa yang membentak? Ih lihat deh cara makannya Eun Ha. Anak perempuan lucu ya??? Ibu juga kayak sayang sama Eun Ha. Nampak ia tersenyum lalu membersihkan mulut Eun Ha pakai tangan.



Ji Won dan Hee Sung sedang dalam perjalanan. Hee Sung yang sedang menyetir melihat sekilas ke Ji Won. Ji Won nampak sedang berpikir keras. Ia menanyakan kenapa Ji Won sampai bekerja dengan sangat keras? Do Hyun Su?

Ji Won memberitahu kalo semua orang membicarakannya. Katanya dia kaki tangan pembunuh berantai kota Yeonju. Ia akan mendapat promosi khusus kalo ia menangkapnya. Karirnya di kepolisian juga akan ditetapkan seumur hidup.

Hee Sung mengaku terkejut. Dia nggak menyangka kalo Ji Won punya ambisi yang seperti itu. Ji Won tersenyum dan menatap Hee Sung. Seolah wajar orang mana yang nggak punya ambisi? Ia merasa harus segera mengambil kesempatan selagi bisa. Hee Sung tersenyum lalu kembali fokus menyetir.




Moo Jin mengajak Hae Su ke rumahnya. Sambil membereskan ruangan ia mengatakan kalo apartemennya adalah satu-satunya tempat yang bisa ia pikirkan agar mereka bisa bicara berdua. Ia lalu mempersilakan Hae Su untuk duduk. Hae Su pun duduk. Moo Jin menawarkan untuk makan karena sebentar lagi waktunya makan malam. Ia jalan ke dapur. Hae Su mengaku nggak lapar.

Moo Jin menawarkan pasta. Hae Su kembali mengatakan kalo dia nggak lapar. Moo Jin malah mengeluarkan anggur yang katanya ia dapatkan sebagai hadiah. Pamannya punya kilang anggur besar di Argentina dan dia sering mendapat kiriman anggur.

Hae Su memperhatikan foto-foto dan penghargaan yang dimiliki Moo Jin. Ia berkomentar kalo Moo Jin hidup dengan nyaman. Ia bersyukur. Moo Jin seperti nggak mendengarkannya. Ia malah menuang anggur sambil membicarakan pamannya. Ia lalu memberikan gelas Hae Su. Setelah itu ia kembali ke dapur dan akan membuat makanan. Ia bahkan menawarkan untuk memutar musik. Ia menyalakan musik tanpa menunggu jawaban Hae Su.

Sepertinya lagu itu punya arti khusus. Hae Su langsung terdiam setelah mendengarnya. Moo Jin memberitahu kalo ia sering memikirkan Hae Su. Menurutnya Hae Su adalah korban terbesar. Dari ayahnya dan Do Hyun Su, ia adalah orang yang sangat normal. Ia juga nggak punya prasangka buruk terhadap Hae Su. Ia juga nggak bersungguh-sungguh dengan apa yang ia katakan saat putus dulu.



Hae Su meminum minumannya dalam sekali teguk seolah ingin melupakannya. Ia lalu bangkit dan mengusap bibirnya lalu menghampiri Moo Jin. Ia memberitahu kalo itu bukan suara Hyun Su. Moo Jin nggak ngeh. Hae Su mengulangi kalo suara kaki tangan itu bukan Hyun Su.

Moo Jin berubah gugup. Ia mematikan musiknya dan berpikir kalo Hae Su masih ingin melindungi Hyun Su. Dipikirnya dia akan berterima kasih? Enggak. Ia memberi tahu kalo adiknya nggak mempedulikannya dan menjalani hidup dengan baik. Hae Su tetap dengan tanggapannya kalo Hyun Su nggak mungkin mengatakannya.

Mo Jin menanyakan perkataan yang Hae Su maksud. Hae Su akhirnya memberitahu kalo ia yang membunuhnya. Moo Jin kaget. Suasana jadi tegang. Hae Su menekankan kalo pelaku asli yang membunuh mandor desa Gakyeongri adalah dirinya.






Hee Sung dan Ji Won sampai di lokasi. Mereka turun dari mobil dan berjalan menuju rumah itu. Ji Won melihat sekitar menggunakan senter. Ia merasa kalo begitu ia masuk maka ia nggak akan pernah keluar. Dia lalu berjalan lebih dulu dan Hee Sung mengikuti di belakang.

Secara nggak sengaja Hee Sung melihat tanda goresan di pohon. Teringat kembali pada masa lalu. Kakaknya menariknya keluar dari rumah. Hae Su menyuruhnya untuk berdiri di dekat pohon itu dan membuat goresan dengan cutter. Ia mengatakan kalo Hyun Su sudah setinggi itu maka ia akan mencarikan ibu untuknya.

Hyun Su melihat garis yang dibuat kakaknya. Hae Su menanyakan gimana caranya Hyun Su untuk tumbuh setinggi itu? Kalo Hyun Su nggak mau makan karena ibu pergi, gimana dia bisa tumbuh dengan baik? Hyun Su menatap kakaknya dan menanyakan kenapa dia memarahinya? Hae Su memberitahu kalo dia nggak marah tapi khawatir.

Ayah lalu memanggil Hyun Su dan mengajaknya masuk. Hae Su lalu meraih tangan Hyun Su dan berpesan agar Hyun Su mengiyakan apapun yang ayah katakan. Kalo enggak Hyun Su akan disuruh untuk menyalin Myeongsim Bogam di ruang bawah tanah. Ia lalu mengajak Hyun Su untuk masuk bersama.





Ji Won memanggil Hee Sung yang tertinggal jauh di belakangnya. Hee Sung mengiyakan lalu menyusul Ji Won. Mereka sampai di pintu depan tapi pintunya terkunci. Hee Sung pikir mereka nggak bisa masuk. Ji Won jalan ke samping dan membuka jendela. Ia mengajak Hee Sung untuk lewat sana.

Hee Sung mengikuti Ji Won dan mereka sampai di dalam rumah. Ji Won mengambil kerajinan kura-kura dan bertanya-tanya apa Do Hyun Su yang membuatnya? Ia bertanya pada Hee Sung apa itu cukup untuk mempelajari estetika?

Hee Sung mengambilnya dan mengamati kura-kura itu. Ia pikir itu amatir. Ji Won memperhatikan ekspresi Hee Sung. Menurutnya itu sangat indah. Hee Sung menambahi kalo itu ukiran lilin dan bukannya ukiran logam. Ia mencoba menjelaskan prosesnya pada Ji Won. Sebuah template dibuat dengan lilin lembut untuk membuat cetakan tips untuk barang itu.

Ia menunjukkan garis halus pada kepala kura-kura itu yang dibuat dengan kikir. Harusnya nggak sama karena pembuatnya nggak bisa menggunakan kikir dengan benar. Dia hanya pamer. Ia pikir itu ciri khasnya yaitu nggak bisa menggunakan kikir. Itu nggak bisa dijual. Ji Won mendengarkannya sambil senyum. Ia pikir kala itu Hyun Su masih mudah. Menurutnya pekerjaannya akan menjadi lebih baik setelah dewasa.

Hee Sung mengaku nggak tahu. Dan juga nggak ada yang tahu akan hal itu. Ji Won nggak menjawab. Hee Sung menyayangkan karena mereka nggak mendapatkan hasil. Padahal mereka sudah datang jauh-jauh ke sana. Ji Won memberitahu kalo tempat yang ia ingin datangi adalah tempat lain. TKP. Ruang bawah tanah.

Hee Sung menghela nafas berat. Buat apa? Ji Won menyuruh Hee Sung untuk menunggu di mobil kalo itu terlalu berat untuknya. Ia akan melihat sendiri. Hee Sung mengambil senter Ji Won dan mengajaknya untuk pergi bersama. Ia lalu pergi lebih dulu. Ji Won mengawasi. Ia menatap senjata di pinggangnya yang sengaja ia siapkan kalo sesuatu terjadi.


Hee Sung memimpin jalan mereka. Pintunya kebetulan nggak terkunci jadi mereka bisa langsung masuk. Mereka lalu menuruni tangga. Hee Sung sempat terdiam saat melihat kurungan besar di depannya. Ia langsung menutup hidungnya dengan tangan.

Ji Won memberitahu kalo itu bau darah. Baunya akan tetap ada kecuali dibersihkan dengan hidrogen peroksida. Hee Sung nggak bilang apa-apa. Ia hanya menatap Ji Won lalu lanjut jalan lagi.

Bersambung...

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊