Semua gambar dan konten bersumber dari TBS & MBS
Mai Nanase:
Mungkin kita kelihatan seperti orang baru kenal, tapi sebenanrnya kita pacaran. Nishino baik banget, juga keren. Meski kelihatannya dia orangnya naif.
Dia belum pernah masuk ke kamarku.
Dinding kamarku dan kakakku agak tipis...tapi sepertinya Nishino belum menyadari hal itu.
PERTAMA KALI MANGGIL NAMA
Mai sedang duduk di hadapan sepatu dekat pintu. Ia memasukkan kertas koran ke dalam sepatu-sepatu itu. Kakaknya, Yukihiro pulang dari sekolah.
Dia menegur Mai yang masih aja melakukan hal itu untuk menghilangkan kelembaban sepatu. Mai cuek. Biarin aja! Yukihiro melepas sepatunya dan berjalan masuk.
Nggak lama kemudian Sota masuk. Dia menyapa Mai ramah. Selamat siang, Nanase! Mai bangkit. Dia juga menyapa Sota, selamat datang Nishino (Sota).
Sota memuji Mai yang selalu rajin kalo soal pekerjaan rumah tangga. Mai tersipu. Ia mengatakan, sudah biasa.
Yukihiro memanggil Sota agar cepat masuk. Sota mengiyakan. Dia lalu pamit pada Mai. Mau ke kamar dulu. Sota melepaskan sepatunya.
Mai mengangguk mengiyakan. Anggap aja rumah sendiri. Sota mengiyakan.
Mai belajar di kamarnya. Dia mendengarkan Sota yang bicara pada kakaknya. Sota mengatakan kalo Nanase pasti akan jadi istri yang baik. Nanase tersenyum.
Yukihiro mengatakan kalo adiknya hanya cocok jadi ibu rumah tangga. Sota menegur Yuki agar jangan gitu.
Menurut Sota, Mai itu sederhana, lembut dan bikin nyaman. Tanpa mereka sadari di sebelah Mai sudah senyum-senyum ke-GR-an.
Sota melanjutkan, walaupun kadang-kadang aromanya mirip Miso sup. Eh? Yuki melarang Sota memuji adiknya.
Mai langsung mencium aromanya sendiri. Masa, sih? Miso sup?
Sota mengingatkan kalo itu bukannya tugasnya Yuki? Kok malah Sota yang ngerjain? Yuki sendiri malah asik main ponsel. Sota meminta Yuki untuk membantunya.
Yuki menolak. Dia menyuruh Sota untuk mengerjakan tugasnya. Sebagai gantinya dia akan mengijinkan Sota untuk ketemuan.
(Ketemuan sama siapa? Sama Mai? Abang macam apa itu? Menggunakan adiknya untuk keuntungannya sendiri. Hadeuh, tepok jidad!)
Yuki menatap Sota dan bertanya, ada masalah? Enggak! Sota meminta Yuki untuk biasa aja ngomongnya. Sota mengaku senang bisa ketemu sama Nanase.
Yuki menegur Sota yang masih manggil Nanase. Sota langsung menatap Yuki. Ia membenarkan. Nggak masalah, kan kalo manggil Nanase?
Yuki memperlihatkan ponselnya ke Sota. Banyak yang bilang bahaya kalo pacaran nggak manggil nama panggilan.
Sota terkejut. Dia mengatakan nggak akan putus. Dia yakin kalo hubungannya dengan Nanase pasti baik-baik aja.
Yuki mengejek. Apa Sota pikir dia memiliki tingkat level percintaan yang tinggi? Semangat Sota jadi menurun mendengar itu.
Dia membenarkan kalo Nanase masih kaku terhadap dirinya. Padahal Sota inginnya dia agak manja.
Mai menempelkan kupingnya di dinding. Sota melanjutkan kalo kadang-kadang ia merasa ada jarak dan kesepian. Mai terkejut Sota merasa begitu.
Sota bertanya-tanya, meski baru aja jadian, apa mereka harus punya panggilan ke pasangan?
Yuki terus memperhatikan sota. Sota berlatih memanggil Nanase dengan panggilan Mai tapi nggak bisa-bisa. Malah kedengarannya seperti orang gagap.
Ma..Ma..Ma..Ma..Ma..Ma..Mai. Yuki memukul kepala Sota saking kesalnya. Kebanyakan Ma-nya ( aku sampai sakit perut waktu lihat adegan ini. Hadeuh, tepok jidad!)
Sota mengelus-elus kepalanya. Dia menegur Yuki yang dikit-dikit main pukul. Makin benjol kepalanya. Yuki nggak peduli dan kembali asik sama ponselnya.
Sementara itu di kafe anjing, Aki, adiknya Sota, lagi sibuk memberi makan anjing.
Tachibana memanggilnya dan memintanya untuk membersihkan meja kalo sudah selesai. Aki bersembunyi di dekat meja dan mengiyakan.
Sota masuk ke kafe. Aki langsung berdiri dan mengucapkan selamat datang. Eh, ternyata kakaknya.
Sota menasehati adiknya agar kerja dengan benar. Aki menjawab, udah bener, kok. Sota menyuruh Aki pergi. Aki pun pergi.
Tachibana mengucapkan selamat datang pada Sota. Sendirian aja? Sota mengiyakan. Ia mengaku ingin curhat sedikit pada Tachibana.
Tachibana menebak kalo ini pasti soal percintaan. Tachibana menyatakan siap membantu Sota. Sota mengangguk.
Sota dan Tachibana duduk berhadap-hadapan. Sota mengaku ingin memanggil nama panggilan. Ia menanyakan gimana cara menyampaikannya biar enak?
Tachibana memikirkannya. Aki datang membawakan segelas minuman. Sota melihatnya dan berpesan agar Aki nggak menjatuhkannya.
Aki membawanya dengan sangaaaat hati-hati. Dia akan membeeikannya pada Sota. Aki melarang Sota untuk ngajak ngomong.
Ia meletakkan tatakan gelas di aras meja dan meletakkan gelasnya di atasnya. Sempurna! Aki lega.
Dia lalu kembali ke belakang tanpa mempersilakan Sota untuk minum. Tachibana memanggil Aki dan mengingatkan kalo Sota juga pelanggan, loh.
Aki mengangguk. Dia mengerti.
Sota kembali ngajak ngomong Tachibana. Tentang itu... harus pada waktu yang tepat, ya!?
Sota serius banget. Dia bahkan sudah menyiapakan buku untuk mencatat. Tachibana memberi saran agar Sota langsung mencoba memanggil namanya saat nanti pas ketemuan.
Tachibana bangkit. Dia berakting seolah dia adalah Mai yang telat pas ketemuan. Nishino, maaf aku telat.
Tachibana mundur selangkah, kali ini dia jadi Sota. Kamu telat, Mai?
Sota mencatatnya, kamu telat, Mai? Tachibana berdiri menghadap Sota.
Selanjutnya, ia meminta Sota untuk menentukan nama panggilan untuk dia dan menambahkan sedikit candaan.
Tachibana kembali berakting jadi Mai. Dia berseru, Haa-gichan!
Habis itu Tachibana berakting jadi Sota. Jangan-jangan yang kamu maksud adalah Haginosuke?
*Haginosuke Taki adalah karakter dari anime Prince of Tennis.
Tachibana mundur dan kembali jadi Mai. Iya! Mulai hari ini aku akan manggil kamu begitu. Soalnya kita kan pasangan kekasih.
Sota kembali mencatat, kita ini sepasang kekasih.
Tachibana berdiri di belakang kursi. Ia juga memperbolehkan kalo Sota mau manggil nama panggilannya saat dipanggil temannya.
Sota menambahkan hal itu ke dalam catatannya. Ia berterima kasih pada Tachibana. Sota merasa mendapatkan banyak ilmu darinya.
Tachibana menyarankan untuk mencoba memanggil saat suasana kencan sudah memungkinkan.
Sota agak kurang paham. Gimana cara membuat suasana yang memungkinkan itu?
Tachibana duduk dan memberitahu caranya dengan mengikuti "Hukum 3 Detik". Sota kembali bertanya, hukum 3 detik?
Tachibana menjelaskan langkah-langkahnya.
Tatap dia sepenuh hati. 1...2...3...lalu, setelah ditatap selama 3 detik, ... .
Sota mengiyakan. Dia jadi deg-degan. Tachibana jika mereka berdua sudah merasakan ada gejolak di dada, maka akan lebih mudah mengatakannya.
Tachibana menyemangati Sota. Berjuanglah
Sota mengiyakan dan mencatat semuanya.
Sota menunggu kedatangan Mai. Hari ini dia akan memanggil namanya.
Ia ingat nasehat Tachibana untuk langsung memanggil namanya saat nanti ketemuan.
Nggak lama kemudian Mai datang. Mai minta maaf karena membuat Sota menunggu.
Sota langsung bangkit. Dia mengatakan kamu telat, Mai? Nggak jauh dari sana ada orang yang manggil Maichan, anjingnya. Dia ngajak anjingnya pulang.
Mai menangkap kalo Sota lagi ngomongin anjing. Sota mengiyakan. Dia kecewa. Rencana manggil nama, GAGAL.
Mai ngajak Sota duduk. Sota mengingat-ingat rencana berikutnya. Dan kalo nggak salah, ... manggil nama panggilannya kalo dipanggil temannya.
Sota lalu menanyakan nama panggilan Mai pas dipanggil Yuki.
Mai menjawab kalo dia biasanya dipanggil, Woy! Hei! Lu! Kira-kira seperti itu.
Sota berpikir kalo dia nggak bisa manggil Mai kayak gitu.
Sota lalu bertanya gimana kalo Mai dipanggil sama temannya?
Mai memikirkannya lalu menjawab, Maimai, Maipon, Maipi, Maii-n, Mai si buaya, gitu.
Sota kecewa. Nggak ada nama yang lebih cocok???
Mai merasa Sota penasaran sama nama panggilannya. Dia pasti sedang mencari panggilan yang pas buat dia.
Mai menawari Sota untuk main ke rumahnya. Eh?
Mai mengatakan kalo dia bakal bikin biskuit buat Sota nanti. Sota mengangguk setuju.
Sota memakan biskuit buatan Mai. Enak!
Mai senang mendengarnya. Sota memperlihatkan bentuknya lucu.
Mai senang karena Sota menyukainya. Dia nyuruh Sota untuk makan yang banyak.
Sota bicara dalam hati. Ia harus mencari suasana yang pas untuk manggil.
Dia lalu ingat tips Tacibana selanjutnya, Hukum 3 Detik. Sota memantapkan hatinya.
Sota lalu menghadap Mai dan menatapnya dalam-dalam.
Giliran Mai yang jadi salting. Dia galau karena tiba-tiba Sota cuma diem aja.
Dia bertanya-tanya apa dia yang harus mulai manggil duluan?
Mai berencana melakukannya. Tapi yang keluar cuma So...So...So... .
Akhirnya Mai hanya bisa menutup wajahnya dan nggak bisa melanjutkannya.
Melihat Mai, Sota jadi bertanya-tanya, Nanase kenapa?
Mai juga bingung. Dia malu kalo harus manggil Sota. Dia sangat berharap Sota memanggilnya duluan.
Mai lalu menatap Sota. Sota menghitung tatapan Mai. 1...2...3... .
Sota keduluan. Itu kan Hukum 3 Detik??? Kok Nanase???
Ia menghadap Mai dan mengambil nafas panjang.
Mai udah gugup dan berharap Sota langsung manggil namanya. Atau dia aja yang manggil Sota?
Tiba-tiba Yuki membuka pintu dan mengagetkan mereka.
Yuki ngasih tahu kalo di luar hujan. Mai jadi panik keinget cuciannya. Dia lalu buru-buru keluar.
Sota langsung jadi lemes.
Manggil nama, GAGAL!
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊