Postingan Terbaru

Jumat, 24 Juli 2020

Sinopsis Ani Tomo episode 3


Semua gambar dan konten bersumber dari TBS & MBS


Pertama Kali ciuman


Sota datang ke rumah. Kebetulan Mai sedang membersihkan pintu.

Sota menyapa Mai dan mengucapkan selamat siang.

Mai mengucapkan selamat datang dengan ramah.

Sota mengangguk. Hari ini mampir lagi. Mai menanyakan, jadi anggota OSIS sibuk banget, ya?

Sota mengiyakan. Ya gitu, deh. Lagi ada banyak kerjaan.

Mai menyemangati Sota.

Sota mengangguk sambil senyum.



Yuki memanggil Sota dan menyuruhnya bergegas.

Sota mengiyakan. Dia lalu pamit sama Mai.

Sota berjalan menuju kamar Yuki sambil melambai ke Mai (nggak mau pisah).

Mai melipat handuk di kamarnya. Dia mendengar kakaknya nanya sama Sota, kenapa senyum-senyum?

Sota mengaku pingin ngobrol sama Mai. Tapi nggak mungkin. Kerjaan OSIS lagi banyak.

Sota mengeluhkan waktu ngobrolnya sama Mai jadi berkurang.



Yuki bangkit dan menarik Sota. Dia ngajak Sota buat nyamperin Mai.

Sota menolak. Iya!!! Iya!!! Dia akan mengerjakannya.

Mai sampai melongo mendengarnya.

Nggak lama kemudian Sota berhasil menyelesaikan tugasnya. Ia melihat Yuki dan bertanya apa yang sedang Yuki baca.

Yuki memperlihatkannya pada Sota. Komik dimana adegannya lagi ciuman.



Sota langsung melongo lihat gambarnya. Yuki bertanya kenapa?

Mau begituan sama Mai?

Sota dengan tanpa basa-basi mengiyakan. Kalo ciuman sih mau. Tapi belum dapat timing dari Nanase.

Menurut Sota, kalo dia main sosir aja malah bakal jadi masalah.

Yuki menyarankan untuk nanya langsung ke orangnya.

Sota kaget denger Yuki menyarankan itu. Nanya mau aku cium? Gitu?

Sota merasa nggak nanyain itu.

Yuki mulai jengah. Dia nggak mau peduli. Tapi Mai. Menurut Yuki, kalo sama Sota, hanya cium pipi saja pasti butuh waktu selama 3 tahun.

Yuki menakut-nakuti, keburu cintanya kabur, lho! Habis itu Yuki ketawa puas.



Mai menggeleng di kamarnya.

Sota jadi bingung, gimana, dong? Mai jadi sebel sama abangnya. Dasar abang b*doh! Jangan asal ngomong, dong!

Mai lalu memeluk bonekanya.

Sota curhat ke Tachibana tentang ciuman.

Tachibana tersenyum denger pertanyaan dari Sota soal ciuman.

Sota mengaku nggak berpikir harus melakukannya. Menurutnya yang terpenting adalah perasaannya Mai.

Tapi kalo ditanya harus apa enggak, Sota memilih nggak melakukannya.


Tachibana memberitahu kalo timing untuk berciuman itu bagusnya kalo sudah kencan sebanyak 3 kali.

Sota menghitung dan emang dia sudah 3 kali kencan sama Mai.

Tachibana tersenyum Sota sudah kencan selama 3 kali.

Menurut Tachibana, kemungkinan dia sudah menunggu.

Eh? Sota kaget dengar kesimpulan Tachibana. Ia lalu melanjutkan, kalo belum pernah berciuman, ... kemungkinan dia akan berpikiran kalo jangan-jangan dia nggak disukai.

Sota jadi galau. Terus dia harus gimana?

Tachibana memikirkan solusinya.


Tachibana lalu mengulurkan tangannya. Ia mengajarkan Sota untuk pertama-tama memegang tangannya perlahan.

Ia menyuruh Sota untuk memegang lebih erat.

Tachibana melanjutkan kalo dia membalas pegangan Sota... .

Sota bertanya jika dia membalas pegangan?

Tachibana memberitahu kalo itu tandanya boleh menciumnya.

Sota lalu bertanya kalo dia nggak membalas gimana?

Tachibana lalu melepaskan tangan Sota dan berakting jadi perempuan (centil banget, dah!)

Aduuuuh, nanti aja yah ciumannya.



Sota mengangguk.

Tachibana melanjutkan, jika mereka berdua berada di tempat yang sepi, ia menyarankan agar Sota membuat suasana obrolan yang menaikkan mood.

Tachibana bangkit dari tempat duduknya. Ia menekankan yang terpenting adalah, 15cm jarak rasa ingin ciuman.

Tachibana mendekatkan wajahnya ke wajah Sota.

Sota jadi canggung. 15cm? Tanyanya.


Saat kencan pun tiba. Tapi malahan hujan. Jadinya mereka berteduh di bawah pohon.

Sota berbasa-basi, tiba-tiba hujan.

Mai langsung jadi sedih. Dia bertanya dia gadis pembawa hujan, ya?

Sota jadi merasa nggak enak. Dia menatap Mai dan teringat apa yang dikatakan oleh Tachibana.


Pertama, pegang tangannya secara perlahan.

Coba pegang sedikit erat. Jika dia membalas, tandanya boleh menciumnya.


Sota mengangguk. Ia lalu mengulurkan tangannya mau memegang tangan Mai tapi Mai malah menarik tangannya karena dia merasa dingin.

Sota lalu melepas sweaternya. Ia memakaikannya ke Mai.

Mai berterima kasih. Dia jadi seneng karena Sota deket banget sama dia.



Hal itu malah mengingatkan Sota ke tips Tachibana yabg kedua.

Yang terpenting adalah jarak 15cm.

Sota merasa jaraknya dengan Mai sekarang adalah 15cm.

Sota terkejut. Saking terkejutnya, dia sampai mendorong Mai.

Untung ditangkap lagi sehingga Mai nggak jadi jatuh.

Mai langsung menarik diri. Dia minta maaf sama Sota.

Sota meyakinkan kalo nggak papa.




Tiba-tiba hujan berhenti. Mai mengiyakan.

Sota mengajak Mai untuk jalan. Mai mengiyakan.


Mai dan Sota duduk di bangku taman. Sota kembali memakai sweaternya. Habis itu mereka terdiam.

Sota teringat nasehat Tachibana. Jika mereka berada di tempat yang sepi. Coba buat suasana obrolan yang menaikkan mood.


Sota mengangguk mantab.

Sota bertanya apa yang dimakan Mai hari ini.

Mai agak terkejut. Dia menjawab lobak sama tahu. Natto sama miso sup. Mai bertanya, menu makanannya seperti nenek-nenek, ya?

Sota bilang enggak. Menurutnya, bisa membuat menu itu sendiri itu hebat. Mai berterima kasih karena mendapat pujian dari Sota.


Sota bertanya Mai haus apa enggak? Ia akan beli minum, apa Mai mau nitip?

Mai menolak. Sota lalu bangkit dan pergi. Mai menghela nafas.

Maksudnya nenek-nenek adalah habis makan natto mulutnya bau apa enggak?

Mai meniup tangannya dan mencium aroma nafasnya. Dia lalu mengambil permen mint dari dalam tasnya.

Mai mengambil beberapa butir dan memakannya.

Tanpa Mai sadari, Sota sudah kembali dari beli minum dan melihat Mai makan permen penyegar nafas.



Mai melihat kedatangan Sota dan buru-buru mengunyah permennya.

Sota mendekat. Ia kembali duduk di dekat Mai.

Sota kembali teringat perkataan Tachibana untuk membuat suasana obrolan yang menaikkan mood.

Tanda boleh ciuman adalah jarak 15cm.


Sota memantapkan hatinya untuk melakukan apa yang disarankan oleh Tachibana. Ia memulainya dengan memanggil nama Mai.

Ia menatap Mai dan mengangguk. Mai bertanya-tanya jangan-jangan... .

Mai teringat pembicaraan Sota dengan kakaknya.

Sota mengaku mau mencium Mai. Tapi kalo main sosor aja malah akan jadi masalah.

Mai lalu memejamkan matanya.




Sota senang melihat tanda dari Mai kalo dia mau.

Sota mendekat dan memejamkan matanya. Tapi dia terlalu cepat dalam memejamkan mata jadinya Mai nggak kelihatan. Dia juga nggak tahu wajah Mai dimana.

Sota mencoba mengira-ngira, 60, 50, 40, 30? Sota menengadahkan tangannya.

Mai akhirnya membuka matanya karena Sota kelamaan. Ia terkejut melihat posisi tangan sota.

Mai lalu memberikan permennya ke Sota. Sota membuka matanya dan tersenyum menatap Mai.

Ia lalu mengambil beberapa permen permen untuk dirinya dan Mai juga.

Hhh... rencana Mai sama Sota untuk ciuman GAGAL.



Walaupun udah dipersiapkan dengan sangat matang tapi tetep aja gagal. Hadeuh, tepok jidad

Bersambung...

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊