Semua gambar dan konten bersumber dari Youku
Tian kembali lagi setelah Shuang Shuang dan kakaknya pergi. Diam-diam ia membuka buku yang dipegang kakaknya tadi dan ternyata Qi sedang menggambar Shuang Shuang.
Di luar ada Zha Zha yang mengawasi Qi dan Shuang Shuang yang sedang bercanda di dapur. Ia lalu menelpon dan melaporkannya ke Kun Lan.
Qi sedang memotong daun bawang. Ih Shuang Shuang malah mengganggu dengan memotretnya. Mendadak ada yang datang. Qi membukakan pintunya tapi saat melihat kalo yang datang adalah Kun Lan ia pun buru-buru menurutnya kembali.
Shuang Shuang membukakan. Kun Lan langsung pingin meluk. Qi menarik Shuang Shuang dan menggantikannya untuk dipeluk sama Kun Lan.
Qi memberikan secangkir teh pada Kun Lan dan menyuruhnya untuk segera pulang begitu tehnya habis. Dia bangkit dan keluar tanpa meminum tehnya. Qi sempat lega karena berpikir kalo Kun Lan akhirnya memutuskan untuk pulang tapi ternyata dia malah membawa koper dan memutuskan untuk tinggal di sana agar bisa selalu berkomunikasi dengan Shuang Shuang selaku desainernya agar proyek mereka bisa berjalan dengan lancar.
Shuang Shuang yang sedang makan sampai bingung melihatnya.
Setelah selesai membuat desainnya, Shuang Shuang pun menunjukkannya pada Kun Lan. Kun Lan langsung menyukainya tapi menurut Qi, desain itu memiliki kelemahan. Ia lalu menunjukkan pada Shuang Shuang rencana pembangunan di area sekitar. Dan menurutnya Shuang Shuang perlu memikirkan tentang isolasi kebisingan. Kalo enggak anak itu akan menderita karena kebisingan di sekitarnya.
Kun Lan kesal disebut sebagai anak oleh Qi. Ia bergabung dengan mereka.
Shuang Shuang mendengarkan penjelasan Qi dengan serius dan diminta untuk membuat ulang. Qi yang dengan sengaja menutup wajah Kun Lan dengan selembar kertas meminta Shuang Shuang agar nggak terganggu. Dan tanpa Kun Lan tahu ia mencium Shuang Shuang di balik kertas itu.
Shuang Shuang yang merasa malu langsung naik ke atas untuk tidur.
Qi ingin menyusulnya tapi Kun Lan menahannya. Mereka malah jadi tarik menarik dan akhirnya lelah sendiri.
Di suatu tempat seorang bos mafia sedang mengawasi pengiriman barang. Diam-diam ayah mencintainya dan saat bos mafia itu sendirian, Ayah langsung menyerangnya. Ia menyesalkan bos mafia itu yang mengambil pekerjaan ayah dan menuntut agar lukisannya dikembalikan.
Bos mafia itu menolak dan mendorong ayah lalu meninggalkannya. Saat ayah mau mengejarnya, seseorang mendadak menariknya pergi.
Ayah disekap. Dan ternyata orang itu adalah Zheng Chang. Ia menanyakan keberadaan Xun Xue pada ayah. Dan bahkan ia nggak segan-segan memukuli ayah sampai ayah nggak sadarkan diri.
Zheng Chang lalu membawa ayah ke suatu tempat dan meninggalkannya.
Di rumahnya Zheng Chang membuat suatu formula dan memakannya. Setelahnya ia merasa sangat pusing lalu mengambil minum. Di depannya ada foto ayah, Kun Lan, Qi dan Shuang Shuang. Ia bertekad untuk menjalankan dendamnya atas kematian kakaknya.
Ia ingat kalo saat itu kakaknya memberitahu kalo ia telah menemukan Xun Xue. Kakak yakin kalo Xun Xue akan menyelamatkan mereka dan ia nggak perlu mati.
Tapi setelah kakak menemui Xun Xue, ia malah menolak untuk mengobatinya. Kakak lalu memohon agar Xun Xue mengobati adiknya tapi Xun Xue tetap menolak. Menurutnya nggak ada yang bisa ia lakukan untuk menyelamatkan mereka.
Kakak dan Zheng Chang kembali ke rumah. Kakak sudah semakin tua padahal usianya baru 30 tahun. Zheng Chang ingin agar mereka mengatasi masalah mereka sendiri. Tapi kakak yang nggak ingin Zheng Chang seperti dirinya atau ayah mereka ingin agar ia bisa hidup panjang dan meninggal di tempat yang hangat. Zheng Chang sendiri hanya terdiam.
Paginya saat bangun tidur Tian malah mendapati kakaknya tidur bersama KUN lan di sofa dan saling memeluk. Nggak lama kemudian Shuang Shuang turun dan juga melihatnya. Ia lalu mengambil kamera dan memotret mereka. Tian juga mengambil gambar di dekat Kun Lan dan menutup wajah kakaknya.
Keduanya meninggalkan mereka dan meletakkan foto itu di meja.
Qi yang mengira kalo ia sedang tidur bersama Shuang Shuang memeluk dan mencium Kun Lan. Sesaat kemudian ia terbangun dan kaget melihat Kun Lan. Kun Lan terbangun dan keduanya langsung teriak satu sama lain.
Keduanya duduk berjauhan. Qi menggosok giginya di ujung sofa dan di ujung lainnya ada Kun Lan yang menatapnya tajam. Kun Lan berpikir kalo Qi melakukan sesuatu padanya tapi Qi membantahnya. Kun Lan berencana untuk memberitahu Shuang Shuang.
Qi berniat mengejarnya tapi malah melihat foto yang diambil sama Shuang Shuang tadi. Hadeuh syok.
Keempatnya sarapan bersama. Secara berbarengan Qi dan Kun Lan memberikan lauk pada Shuang Shuang. Tian bahkan juga memberikan lauk pada Kun Lan. Qi kesal lihatnya dan menyuruhnya untuk segera berangkat sekolah. Lah Tian malah mengambil semangkuk nasi lagi dan bilang kalo belum selesai makan.
Kun Lan nggak nyangka kalo adiknya Qi selera makannya sangat besar.
Sekembalinya setelah membeli buah, Shuang Shuang mendapat telpon dari rumah sakit yang memberitahukan kalo ayahnya dirawat di sana. Seketika kantong buah di tangannya terjatuh.
Ia segera ke rumah sakit dan mendapati ayahnya nggak sadarkan diri. Ia menanyakan kondisi ayah pada perawat. Perawat memberitahu kalo hanya kaki ayah yang terluka dan ia akan boleh pulang dalam beberapa hari lagi.
Shuang Shuang yang nggak bisa melihat ayah akhirnya keluar dan menelpon Kun Lan. Ia memberitahu kalo ia ada di rumah sakit. Kun Lan langsung khawatir dan mengira kalo Shuang Shuang sedang sakit. Shuang Shuang membantahnya tapi Kun Lan keburu menutup telponnya.
Nggak lama kemudian Kun Lan sampai di rumah sakit dan menemui Shuang Shuang. Shuang Shuang memberitahu kalo ayahnya sakit. Kun Lan mengajaknya untuk menjenguk dulu tapi Shuang Shuang menolak. Dia nggak tahu apa yang harus ia katakan saat ayahnya sadar nanti.
Kun Lan menenangkan dan akan melihatnya dulu. Ia lalu masuk dan Shuang Shuang menunggu dengan cemas di luar.
Qi mengirim pesan dan menanyakan keberadaannya. Shuang Shuang memberitahu kalo ayahnya dirawat di rumah sakit dan ia sedang menjenguknya. Qi menanyakan apa kondisinya parah? Ia akan menjenguknya malam nanti.
Shuang Shuang menenangkan kalo nggak begitu parah. Ia akan pulang dalam beberapa hari. Qi lega. Shuang Shuang meminta ijin cuti karena harus merawat ayah. Qi mempersilakan
Kun Lan menemui Shuang Shuang dan memberitahukan kondisi ayah. Dia sudah sadar dan kondisinya masih lemah. Ia memberitahu pada ayah kalo ia adalah temannya dan ayah ingin bertemu dengan Shuang Shuang.
Shuang Shuang nampak ragu. Kun Lan menawarkan untuk menemani. Selain itu ayah masih dalam kondisi yang lemah jadi nggak akan mampu untuk menyakitinya.
Akhirnya Shuang Shuang bersedia untuk menemui ayah. Ayah memintanya untuk duduk di dekatnya tapi Shuang Shuang menolak dan memilih berdiri di dekat pintu. Ayah menyadari kalo selama ini mereka nggak bisa bicara dengan dekat. Ia juga tahu kalo ia selalu bersikap kejam Shuang Shuang.
Ia semakin tua dan nggak ada lagi yang ia punya selain Shuang Shuang. Secara tulus ayah memintanya untuk berdamai. Ia ingin mereka mdmulai hidup baru, menjalani hidup berdua dengan bahagia.
Setelah bicara dengan ayah, Shuang Shuang kembali menemui Kun Lan. Mereka berjalan sambjk minum kopi. Shuang Shuang memberitahukan apa yang ayahnya katakan. Ia sendiri masih merasa ragu. Takut kalo ayah hanya bicara dan pada akhirnya akan kembali merenggut kebebasannya. Ia ingin langsung menolaknya saat itu juga. Tapi ia menyadari kalo ayahnya semakin tua. Nggak ada lagi yang ia punya selain dirinya.
Kun Lan memandangnya dari sudut pandang lain. Ia pikir kalo setiap orang akan tumbuh dewasa. Bahkan orang tua juga sudah banyak belajar untuk dihormati oleh anak-anaknya. Mungkin ayah Shuang Shuang kehilangan kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya tapi ia yakin kalo ia sangat menyayangi Shuang Shuang.
Shuang Shuang malah tertawa. Ia merasa kalo Kun Lan seakan tahu banget tentang ayahnya. Kun Lan membenarkan. Bahkan ia tahu lebih baik dari Shuang Shuang sebagai sesama pria.
Keduanya kembali berjalan. Shuang Shuang teringat malam saat ia kabur. Malam itu ayah mabuk dan ia melihat wajahnya dari dekat. Ia lalu memutuskan untuk pergi dan nggak peduli lagi pada ayah. Padahal saat ayah menyuruhnya dulu, ia sama sekali nggak merasa membencinya. Ia hanya merasa nggak berdaya dan ketakutan.
Kun Lan sedih melihatnya. Ia pikir Shuang Shuang nggak perlu memaksakan diri. Ikuti kata hati dan pada akhirnya waktu akan memberinya jawaban.
Zheng Chang diam-diam hendak mendatangi ayah. Dan saat ia melihat ayah terbangun, ia pun segera pergi.
Ayah sempat melihatnya. Ia turun dari tempat tidur dan menaiki kursi rodanya.
Shuang Shuang dan Kun Lan kembali ke kamar ayah tapi ayah nggak ada di sana.
Malam harinya perawat menemukan ayah dan berniat untuk membawanya kembali ke kamarnya. Ayah menolak. Shuang Shuang dan Kun Lan datang. Ayah turun dari kursi roda dan mengajak Shuang Shuang untuk segera pergi. Mereka mungkin akan datang lagi. Rumah sakit itu sudah nggak aman.
Kun Lan memberitahu kalo ayah berada di tempat yang aman karena itu adalah rumah sakit keluarganya. Ayah membantahnya. Menurutnya itu bukanlah tempat untuk menyelamatkan nyawa tapi untuk kehilangan nyawa.
Shuang Shuang nangis. Dia melepaskan ayah dan menjauh. Ia mengungkit perkataan ayah yang sebelumnya. Katanya ayah akan berubah. Katanya ayah ingin memulai kehidupan baru dengannya yang penuh dengan kedamainya. Tapi nyatanya ayah nggak pernah berubah. Ayah selalu memaksakan kehendaknya padanya tanpa pernah memberikan alasan.
Ia mengingatkan saat ayah selalu mengujinya di dalam lemari saat ia kecil. Setiap hari yang ia lihat hanya kegelapan dan itu sangat menyakitkan. Nggak ada yang ingin hidup seperti itu. Dan saat ayah selesai memberinya makanan, ia melihat sedikit cahaya di pintu yang ayah biarkan terbuka.
Tiap kali ayah marah ayah selalu menyeretnya dan memukulnya. Ayah memisahkannya dari dunia. Saat ia berusia 6 tahun ia mulai belajar mencuci dan saat ia berusia 10 tahun ia mulai belajar memasak. Ia melakukan semuanya sebaik mungkin agar ayah berhenti menyiksanya. Kalo ia hanya menjadi beban ayah lantas kenapa ayah membawanya ke dunia?
Ayah mau bilang sesuatu tapi nggak bisa.
Shuang Shuang berlari menjauh meninggalkan ayah. Kun Lan berniat untuk mengejarnya tapi nggak jadi. Ia pikir akan lebih baik kalo Shuang Shuang sendiri dulu.
Shuang Shuang melihat Qi dan langsung menghambur dalam pelukannya. Ia menumpahkan semua tangisnya.
"Apa yang membuatmu begitu lama? Aku sangat merindukanmu"
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊