Postingan Terbaru

Sabtu, 12 Desember 2020

Sinopsis Flipped episode 5 part 1

 

Semua gambar dan konten bersumber dari Youku 



Kun Lan membawakan banyak makanan ke kantor Shuang Shuang. Ia memberikan semua makanan itu pada rekan-rekan Shuang Shuang dan meminta mereka untuk menjaga Shuang Shuang.

Shuang Shuang baru datang dari perpustakaan. Kun Lan menghampirinya dan mengajaknya untuk makan bersama. Dia tahu kalo Shuang Shuang belum makan.

Shuang Shuang heran karena Kun Lan membeli makanan terlalu banyak. Dia nggak tahu kalo Shuang Shuang suka daging apa seafood, makanya dia beli keduanya.

Shuang Shuang tersenyum penuh haru. Kun Lan mengambil sumpit dan bermaksud mengambilkan makanan untuk Shuang Shuang.


Shuang Shuang melihat jari Kun Lan yang masih diplester. Dia heran kenapa itu masih belum sembuh? Kun Lan mengiyakan. Lukanya nggak pernah sembuh sejak Shuang Shuang menariknya yang terakhir kali.

Shuang Shuang jadi merasa bersalah. Ia meminta maaf karena ia terlalu berat. Kun Lan menenangkan. Ia mengaku senang melihat gambar Shuang Shuang di plester itu. Shuang Shuang tersenyum mendengarnya.

Salah seorang rekan Shuang Shuang bertanya-tanya apa bos Qi marah mereka mengadakan pesta sampai nggak mau bergabung? Bai Fang membenarkan. Bos mungkin akan memecat mereka kalo tahu.


Qi kebetulan lewat dan melihat para karyawannya sedang menggosip tentangnya. Ia menatap mereka sekilas lalu pergi ke ruangannya.

Shuang Shuang melihat Qi dan menyusulnya. Kun Lan yang duduk di sebelah Shuang Shuang sampai nggak menyadari kalo Shuang Shuang pergi.



Shuang Shuang masuk ke kantor Qi. Ia menyapa Qi dan Tiantian dan menawari mereka untuk bergabung bersama karyawan yang lain. Qi mengaku nggak bisa, sibuk tanpa melihat Shuang Shuang.

Tiantian menatap Gege-nya dan merasa kalo Qi berbohong. Shuang Shuang masih berusaha membujuk Qi dan mengimingi kalo makanan mereka lezat. Qi masih nggak bergeming. Ia menyuruh Shuang Shuang untuk keluar.

Shuang Shuang nggak mau memaksa lagi. Ia lalu keluar.


Tiantian bangkit dan menghampiri kakaknya. Ia melihat kalo nggak ada apapun yang Qi baca. Ia mengambilnya dan bertanya apakah dia bisa bergabung bersama Shuang Shuang dan yang lain. Nggak!!! Jawab Qi tanpa mikir dulu.

Tiantian mengiyakan. Tapi dia nggak mau nurut. Ia ke bawah dan mau gabung makan-makan. Qi saja sampai heran. Padahal tadi dia melarang.



Tiantian menghampiri mereka dan melihat Kun Lan, orang yang selalu ada dalam mimpinya. Tiantian mendekat dan duduk di samping Kun Lan sambil terus menatapnya.

Ia lalu teringat pada mimpi-mimpinya selama ini dan bertanya-tanya apa sekarang ia sedang bermimpi? Takdir telah menjawab keinginannya. Ia benar-benar bisa melihat Kun Lan secara langsung.

Seseorang tiba-tiba datang dan jatuh di atas meja. Kun Lan sigap memeluk Tiantian agar nggak terkena makanan. Tiantian terpaku menatap Kun Lan yang begitu dekat dengannya.

Kun Lan melepaskan pelukannya dan bertanya apa Tiantian baik-baik saja? Tiantian menatap Kun Kan dan merasa kalo dia tampak nggak asing.

Kun Lan mengangguk membenarkan. Dia tahu kalo Tiantian pasti ingin bilang kalo dia mirip artis terkenal Gu Lan Di. Tiantian tersenyum agak maksa. Nggak lucu!!!


Kun Lan sedang berolahraga di treadmill. Ponselnya bunyi. Pesan dari Shuang Shuang masuk. Ia berterima kasih atas makan malam yang enak tadi malam. Ia akan ganti mentraktir Kun Lan nanti.

Kun Lan tersenyum membacanya. Hidup persahabatan mereka!!!

Malam berikutnya Kun Lan kembali membawakan makanan untuk Shuang Shuang dan rekan lainnya. Malam berikutnya lagi.


Semua orang kelelahan karena terus lembur. Mereka bahkan sampai tertidur. Shuang Shuang masih terjaga. Qi masuk dan melihat mereka (apa melihat Shuang Shuang???) Dia mendekat dan kesandung kakinya Meng Tao.

Meng Tao terbangun dan meminta yang lain untuk bangun juga. Ada Qi Zong. Yang lain langsung terbangun dan kembali ke pekerjaan masing-masing. Qi sendiri malah nampak kebingungan ^_^


Kun Lan memasak makanan bersama Zha Zha. Dia memasak ayam, telur, udang, jamur,,... . Hmm, sepertinya makanannya enak-enak. Kakek melihatnya sambil senyum.

Kun Kan membawa semua makanan yang ia buat ke kantor Shuang Shuang dan membagikannya pada semua orang. Mereka memakannya sambil menyorakkan nama Kun Lan.


Wan Tian masuk dan menanyakan apa yang mereka lakukan? Mereka langsung terdiam lihat kedatangannya. Wan Tian memeriksa hasil pekerjaan mereka lalu ikutan makan. Hmm, nggak buruk!!! Semua langsunh bersorak.


Kun Lan berjalan pulang bersama Shuang Shuang. Shuang Shuang memijat punggungnya karena kelelahan. Kun Lan merasa kalo ini adalah hari yang berat. Besok akhir pekan.

Shuang Shuang mengiyakan. Kun Lan melanjutkan kalo Shuang Shuang bisa tidur seharian besok. Shuang Shuang kembali mengiyakam. Mereka berdua bisa tidur besok.

Kun Lan membuat taruhan kalo besok yang pertama bangun adalah anak anj*ng. Shuang Shuang merasa kalo Kun Lanlah yang akan bangun duluan.

Kun Lan tersenyum. Dia bukan anak anj*ng. Shuang Shuang mengganti taruhan mereka. Yang bangun pertama adalah kepala b*bi. Kun Lan nggak mau. Dia nggak mau jadi b*bi.


Shuang Shuang sedang mengirim pesan di toilet. Qi menanyakan gimana Croquis di situs itu? Shuang Shuang memberitahu kalo dia barusan menyelesaikan karya lainnya dan malah mengabaikan itu. Apa dia... . Qi mengingatkan kalo dia ingin semuanya selesai pada hari senin.

Shuang Shuang sebel banget. Dia bukan pemintal dan nggak seharusnya Qi membuatnya bekerja terus. Ia malah berharap kalo ayahnya datang dan menguncinya sekarang. Eh, enggak, ding. Ia lalu menamai kontak Qi dengan nama mupet yang eksotis.


Shuang Shuang bangun dan mengintip kamar Kun Lan. Kun Lan ternyata susah nggak ada di kamarnya. Lah, dia bangun duluan? Berarti Shuang Shuang bukan kepala b*bi. Ia lalu keluar untuk bekerja.


Kun lan menemui kakeknya dan nggak sengaja ketemu dengan Shi Lang yang sepertinya juga habis berkonsultasi dengan seorang dokter. Mereka saling menatap tapi nggak saling menyapa karena mereka memang nggak saling kenal.

Kun Lan menyapa kakeknya. Kakek mengatakan kalo sudah 13 tahun dan dia kembali menunjukkan diri. (Siapa, kek?)

Kakek lalu mengungkit saat Feng Yun mendatanginya tahun lalu dan ingin agar kakek melindungi Xun Xue dari He Tai Chang yang merupakan manusia normal tanpa kekuatan.

Kakek merasa menyesal karena nggak memperhatikannya dan malah berpikir kalo Feng Yun adalah paranoid. Kakek merasa cemas.



Seorang pria datang ke sebuah rumah tua dan meminta tolong pada dokter Xun Xue agar menyelamatkan saudaranya.

Kakek melanjutkan kalo saat itu Xun Xue sedang mengandung. Dan ketika usahanya gagal, dia masih mencoba lagi dan... .

Nggak tahu kenapa kakek nggak melanjutkannya. Ia menatap Kun Lan dan memintanya untuk berjanji untuk menjauhkan Shuang Shuang dari bahaya. Kakek nggak mau kalo tragedi itu terulang lagi.

Kun Lan mengiyakan dan meminta agar kakek nggak khawatir. Ia memberitahu kalo ia telah mengirim Zha Zha untuk menyelidiki kasus itu. Ia meyakinkan kalo kali inj nggak akan ada kesalahan lagi.


Shuang Shuang naik bus. Ia memotret penumpang lain menggunakan kamera ponselnya. Diantara semua penumpang, ada seorang pria yang nampak mencurigakan. Pria itu menatap wanita di depannya yang memiliki tanda titik merah di lehernya.

Shuang Shuang dan wanita itu turun. Pria yang mencurigakan tadi juga ikut turun. Wanita itu menghampiri Shuang Shuang dan bertanya apa dia sedang mencari tempat? Shuang Shuang mengiyakan dan menunjukkan tempat yang ia cari pada wanita itu.

Pria yang mencurigakan itu menatap keduanya. Wanita itu menunjukkan tempat yang dicari Shuang Shuang. Kebetulan ia juga mau kesana dan mengajak Shuang Shuang untuk barengan kesananya.


Keduanya berjalan bersama dan pria itu terus mengikuti di belakang. Wanita itu bertanya kenapa Shuang Shuang ingin pergi kesana?

Shuang Shuang mengaku mendengar kalo tempat itu dulunya adalah rumah sakit pemerintah. Perusahannya menerima kontrak dan ingin mengubsh rumah sakit itu menjadi panti jompo dan ia datang untuk inspeksi dan observasi.

Rupanya wanita itu adalah seorang dokter. Ia terlalu sibuk jadi ibunya ia tinggalkan disana. Tiap akhir pekan ia datang kesana untuk mengunjungi ibunya.

Wanita itu memberitahu kalo ibunya dekat dengan wanita-wanita disana. Dan setelah ibunya meninggal, wanita itu masih tetap datang kesana untuk mengunjungi mereka. Dan akhirnya ia bekerja disana.


Wanita itu memiliki tanda titik merah di lehernya, menandakan kalo dia adalah seorang esper penyembuh, sama seperti Shuang Shuang.

Shuang Shuang merasa kalo wanita itu adalah orang baik. Wanita itu lalu pamit. Ia meminta agar Shuang Shuang memanggilnya kalo perlu apa-apa. Namanya Nona Wang.

Shuang Shuang mengangguk dan mereka pun berpisah. Ia melihat ke langit. Ada pesawat jet. Nggak lama kemudian dia mengeluarkan buku dan penanya dan asik menggambar nona Wang bersama dengan beberapa lansia.


Hari sudah sore. Shuang Shuang sudah selesai menggambar. Ia lalu mengemasi barang-barangnya dan pergi dari sana. Ia ingin pamit pada Nona Wang dan menanyakannya pada seorang perawat.

Sayangnya perawat itu nggak tahu nona Wang. Shuang Shuang mengatakan kalo ia akan datang lagi kalo ada hari libur.


Nona Wang berjalan seorang diri dan pria aneh tadi masih mengikutinya. Nona Wang merasakan kalo dia diikuti dan mempercepat langkahnya. Dia mulai merasa nggak tenang.

Shuang Shuang mendengar suara orang minta tolong dan mencari sumber suara itu. Ia bejalan masuk hutan dan menemukan sebuah tas. Tiba-tiba seseorang membekap mulutnya dan menariknya.


Shi Lang mendapatkan sebuah televisi tua dan membawanya pulang. Qi protes. Kenapa Shi Lang membawa pulang sampah? Shi Lang memberitahu kako itu barang antik dan bukannya sampah. Bodo! Qi malas dengarnya.

Shi Lang melanjutkan kalo ada rahasia dalam barang antik itu. Ia menanyakan apa Qi ingat teman lama ayahnya? Qi mengangguk. Shi Lang memberitahu kalo ia mengunjunginya dan mengajukan beberapa pertanyaan.

Ia menoleh ke arah Qi dan bertanya apa Qi nggak penasaran? Qi mengangguk dan menyuruh Shi Lang untuk melanjutkannya.



Shi Lang menyakakan TV-nya lalu duduk menatapnya. Seorang pria di dalam tv mengatakan kalo menurut ayahnya, ia adalah psikiater dan hipnostis terbaik di Cina. Ia juga merasa begitu sampai ia bertemu dengan Xun Xue.

Mendadak Qi jadi tertarik dengar nama Xun Xue. Semua masalah yang nggak bisa diselesaikan bukanlah apa-apa untuk Xun Xue. Xun Xue hanya duduk dan bicara dengan pasien untuk menemukan masalah mereka.

Bersambung...


Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊