Sinopsis Flipped episode 7 part 1

Anysti
0

 

Semua gambar dan konten bersumber dari Youku 



Shuang Shuang nangis di tangga. Bai Fang menghiburnya. Ia memberitahu kalo mereka semua tahu itu bukan salahnya Shuang Shuang jadi berhenti nyalahin diri sendiri. Shuang Shuang nggak menjawab.

Bai Fang pamit. Ia meminta Shuang Shuang untuk menghubunginya kalo butuh sesuatu. Shuang Shuang nggak menjawab lagi. Bai Fang menepuk pundaknya lalu pergi.



Qi tiba-tiba datang dan ngasih kopi ke Shuang Shuang. Shuang Shuang menerimanya dan berterima kasih. Qi duduk di sampingnya. Ia mengaku terkejut lihat Shuang Shuang membuat begitu banyak kesalahan dalam satu presentasi sederhana. Apa dia terlalu melebih-lebihkan kemampuan Shuang Shuang atau apa Shuang Shuang nggak tertarik sama pekerjaannya?

Shuang Shuang nggak menjawab. Qi menyindir kedekatan Shuang Shuang dengan Kun Lan dan ragu dia bisa ngasih sesuatu yang baik.

Shuang Shuang langsung menatap Qi dengar dia nyebut-nyebut Kun Lan. Qi kembali bertanya, apa yang ada dalam pikiran Shuang Shuang belakangan?



Shuang Shuang nggak menjawab. Qi melanjutkan kalo dia bahkan nggak perlu nebak. Ia tahu kalo Shuang Shuang mikirin pria yang tinggal dengannya.

Wan Tian yang lagi nyariin Qi malah mrnemukannya lagi duduk sama Shuang Shuang.

Qi bertanya apa Shuang Shuang pikir ia telah mendapatkan kepercayaan yang cukup disana? Itu sebabnya dia menganggap enteng presentasinya?


Qi menatap Shuang Shuang. Shuang Shuang malah tersenyum. Jadi itu yang Qi pikirin? Ia lalu bangkit dan ninggalin Qi.

Wan Tian menatap Qi yang ditinggalin sama Shuang Shuang. Ia jelas menang taruhan tapi kenapa malah merasa nggak nyaman? Ia berjalan menghampiri Qi.


Qi bangkit. Ia menanyakan apa yang ingin Wan Tian katakan? Wan Tian mengaku nggak ada. Ia hanya ingin tahu kalo Shuang Shuang melakukannya dengan baik hari ini  dan ia meminta agar Qi berhenti nyalahin Shuang Shuang.

Qinggak menjawab. Wan Tian lalu meninggalkannya.



Shuang Shuang melukis sesampainya di rumah. Ia teringat semua yang Qi katakan tadi.

Qi juga merasa nggak tenang. Dia masih di kantor. Ia mengambil ponselnya dan mengirim permintaan maaf ke Shuang Shuang. Tinggal ngirim doang padahal. Tapi dia malah menghapusnya.

Ia lalu mengambil ponselnya lagi dan mengganti pesannya. Apa dia membuat Shuang Shuang nangis?



Shuang Shuang mengambil ponselnya dan membaca pesan Qi.

Qi gelisah nungguin balasan dari Shuang Shuang. Ia bertanya-tanya sendiri. Apa yang ia khawatirkan senenarnya? Shuang Shuang kan punya seseorang yang akan menghiburnya.




Kun Lan melipat pesawat kertas dan nulis emot senyum. Ia lalu menerbangkannya ke Shuang Shuang.

Shuang Shuang pengambil pesawat kertas yang jatuh di sebelah kakinya. Bintang itu nyuruh dia buat senyum. Manjur. Shuang Shuang tersenyum setelah melihatnya.

Kun Lan mengintip dan ikut senyum. Ia mengaku senang lihat Shuang Shuang senyum. Apa dia lapar? Ia ngajak Shuang Shuang buat makan.

Shuang Shuang menghela nafas. Ia melihat pesawat itu lalu mengiyakan. Hayuk!


Tian Tian ngajak Shi Lang buat makan di tempat yang ia lihat dalam mimpi. Shi Lang rada kecewa tahu kalo bukan dia yang Tian inginkan. Ia menunjukkan kalo yang datang semuanya adalah pasangan. Apa Tian beneran mau kesana?

Tian nyuruh Shi Lang buat diam dan nyari apa dia ada disana?

Seorang pelayan menghampiri mereka dan menanyakan apa mereka sudah melakukan reservasi? Shi Lang bilang belum. Pelayan itu meminta maaf. Restorannya sudah penuh hari ini.

Tian ngasih tahu kalo dia kesana buat nyari seseorang. Bentar doang. Ia lalu masuk. Shi Lang menyusulnya.


Tian nyari Kun Lan tapi nggak ada. Shi Lang memberitahu Tian kalo dia nggak ada dan mengajaknya pergi. Mimpinya terlalu bagus buat jadi kenyataan.

Kun Lan dan Shuang Shuang sebenarnya datang nggak lama setelah Tian dan Shi Lang keluar.

Shi Lang nggak tega lihat Tian sedih. Dia mengajaknya buat makan enak.

Kun Lan dan Shuang Shuang melewati Wan Tian yang juga ada disana.




Kun Lan mengaku kalo malam itu dia sudah pesan tempat. Tapi sekarang juga bukan waktu yang buruk. Tempatnya ramai.

Shuang Shuang tersenyum. Mereka lalu bersulang. Kun Lan memberitahu anggurnya. Mouton Rothschild. Shuang Shuang tahu-tahu sudah meminum habis anggurnya.

Kun Lan mengambil gelas Shuang Shuang dan menyuruhnya buat makan dulu sebelum minum. Ia memintanya buat nyoba starter disana.

Shuang Shuang mengiyakan dan memakan makanannya. Kun Lan menegurnya karena makan terlalu cepat. Shuang Shuang memberitahu kalo dia lagi badmood maka apa yang ia makan akan dicerna dengan sangat cepat.


Kun Lan tersenyum. Shuang Shuang melanjutkan kalo dia nggak perlu mengunyah banyak. Ia bisa menelannya. Kun Lan mengambil tissue dan membersihkan mulut Shuang Shuang.

Shuang Shuang menolak. Akhirnya Kun Lan diam dan mengamati Shuang Shuang.



Wan Tian mabuk. Ia bertanya pada Qi seolah Qi ada di depannya. Kenapa Qi nggak pernah senyum? Padahal dia bagus kalo senyum. Ia berpesan agar Qi ingat buat senyum.

Qi sendiri ada di rumahnya. Di depannya ada makanan tapi dia sama sekali nggak nafsu makan. Dari tadi cuman ngaduk-ngaduk doang. Ia meletakkan sendoknya. Masih nggak tenang karena kepikiran sama Shuang Shuang.


Shuang Shuang minum banyak. Kun Lan bertanya apa dia mabuk? Shuang Shuang membantahnya. Ia mengatakan kalo seteguk kecil nggak akan membuatnya mabuk. Ia lalu menuang minumannya lagi. Lah sudah habis.

Shuang Shuang manggil pelayan dan minta anggur lagi. Kun Lan ngajak Shuang Shuang buat pulang kalo emang dia pingin minum. Shuang Shuang nggak mau.

Kun Lan lalu nyuruh Shuang Shuang buat nunggu dia disana. Ia akan membayar. Kun Lan lalu ninggalin Shuang Shuang. Shuang Shuang bangkit dari tempat duduknya dan pergi.


Wan Tian muntah-muntah di toilet. Shuang Shuang masuk dan menepuk-nepuk punggungnya. Apa dia nggak papa? Wan Tian mengenali Shuang Shuang dan melarangnya buat memotong garis. Lah, Shuang Shuang juga baru tahu kalo itu adalah Wan Tian.

Ia malah mendorong kepala Wan Tian dan menyuruhnya buat muntah lagi. Wan Tian nggak mau. G*la. Ia lalu mendorong Shuang Shuang. Ia memintanya untuk mengatakan ke seluruh dunia kalo ia adalah pekerja yang paling giat.

Shuang Shuang. Ia mengatakan pada seluruh dunia kalo dia adalah filosofi. Wan Tian menertawakannya. Shuang Shuang mengatakan kalo ia berada pada puncak rantai makanan. Nggak peduli apa yang akan Wan Tian katakan.


Wan Tian mengatakan kalo dia adalah matematika dan dia adalah penguasa dunia. Shuang Shuang mengaku takut sama matematika. Itu sebabnya wajah Wan Tian sangat membuatnya takut.

Wan Tian tertawa. Ia memberitahu kalo ia sangat senang matematika karena matematika nggak pernah berubah. Apa Shuang Shuang tahu? Saat ia mendapatkan jawaban yang benar maka ia akan mengerti intinya.

Nggak kayak Qi. Wan Tian melanjutkan kalo nggak peduli seberapa keras ia mencoba, itu tetap nggak akan berhasil. Ia lalu memantapkan tekadnya untuk ngambil keputusan, kalo ia akan meninggalkan Qi. Ia akan pergi jauh dan memiliki proyeknya.

Shuang Shuang ikut gembira. Ia juga akan datang. Ia akan ikut dengan Wan Tian. Ia memeluk Wan Tian. Wan Tian mengiyakan. Ia akan menahan Shuang Shuang untuk itu. Mereka lalu meninggalkan toilet bersama-sama.



Kun Lan kembali tapi Shuang Shuang sudah nggak ada. Ia mengambil tas Shuang Shuang lalu pergi.

Wan Tian dan Shuang Shuang meninggalkan restoran. Kun Lan melihatnya dan menyusul tapi nggak kekejar.

Keduanya jalan sambil mengeluh soal Qi dan Kun Lan mengejar di belakang.


Hari sudah pagi. Qi berjalan mengawasi para pegawainya. Ia nampak kecewa saat nggak menemukan Shuang Shuang di mejanya. Ia lalu menanyakannya pada salah seorang pegawai. Dimana Shuang Shuang?

Karyawan itu ngasih tahu kalo Shuang Shuang pergi sama Wan Tian buat membantu proyek hotel. Mungkin sekarang masih dalam perjalanan. Qi kaget dengarnya. Masalahnya dia nggak tahu.



Shi Lang menemani Tian nungguin Kun Lan. Ia mengingatkan kalo nereka sudah lama duduk disana. Sebenarnya siapa yang Tian tungguin? Dari tadi dia nggak lihat siapa-siapa.

Shi Lang sadar kalo Tian nggak mendengarkannya. Dia bangkit dan pergi.

Tian melihat ke belakang dan melihat Kun Lan berjalan di belakangnya. Ia nersa sangat senang karena melihat Kun Lan. Ia pun mengambil buku gambarnya dan menggambar apa yang ia lihat barusan.


Shi Lang memanggil Tian dari panggung dan mengikuti gerakan ibu-ibu yang lagi menari. Ia bertepuk tangan dan melambaikan tangan sambil senyum. Tapi sebenernya apa yang membuatnya senyum adalah bisa melihat Kun Lan.

Bersambung...

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)