Postingan Terbaru

Kamis, 17 Desember 2020

Sinopsis Flipped episode 8


Semua gambar dan konten bersumber dari Youku









Warning: 18+

Jadilah pembaca yang bijak 


Qi berusaha untuk pergi ke tempat Shuang Shuang dengan melihat foto tempatnya berada tapi nggak tahu kenapa ia selalu kembali lagi. Ada guntur dan medan magnetnya terganggu. 


Akhirnya ia minta dikirimkan foto hotel dan ia segera berteleportasi ke sana. Kepalanya terasa sangat pusing. 


Meng Tao melapor ke Wan Tian kalo Shuang Shuang nggak ada di hotel. Ia berusaha untuk menelpon galeri tapi nggak bisa. Badannya terlalu besar dan jalan ditutup. Mereka juga nggak bisa kembali ke sana. 


Wan Tian mengerti dan nyuruh Meng Tao untuk kembali. Ia lalu melihat Qi. Qi meminta kunci mobil ke Wan Tian. Ia akan ke sana sendiri. Wan Tian berusaha melarang. Ia memberitahu kalo kemungkinan jalan ditutup. Dan ia ragu Qi akan bisa menyetir sendiri ke sana. 


Qi nggak peduli dan tetap pergi ke sana. 




Di kantor Jian Bai  datang ke ruangan Qi dan mendapati kalo Qi sudah nggak ada di sana. Heran banget. Kapan perginya? 







Qi sampai di parkiran dan mencari mobilnya. Wan Tian berusaha untuk menghentikannya. Shuang Shuang adalah tanggung jawabnya. Terlalu berbahaya di luar sana dan ia belum pernah melihat Qi mengendarai mobil sebelumnya. 


Seketika Qi terhenti. Padahal dia sudah mau membuka pintu mobil. Namun ia berusaha untuk menyingkirkan ketakutannya. Wan Tian masih mencegahnya. Kalo sampai terjadi sesuatu padanya maka MIST nggak akan ada artinya untuknya. Ia akan menjualnya. 


Qi berpesan kalo terjadi sesuatu padanya maka ia menyerahkan MIST pada Wan Tian yang mampu. Ia masuk ke mobil dan menjalankannya. Setelah berjalan sebentar mendadak ia terhenti. Sebuah kilasan kecelakaan mendadak muncul. Ada yang terluka saat mobil menabrak. Qi berteriak marah. Rasa Sakit itu kembali. Tapi saat mengingat Shuang Shuang dalam bahaya ja pun menyingkirkan ketakutannya sendiri dan kembali pergi. 







Sementara itu Shuang Shuang merasa kedinginan di tempatnya. Dia nangis. Ia mengambil ponselnya dan mau nelpon tapi nggak ada sinyal. 


Di jalan hampir aja Qi menabrak mobil yang mau belok. Beruntung ia segera mengerem lalu melanjutkan perjalanannya. 


Shuang Shuang meletakkan tasnya dan berusaha mencari sesuatu di laci tiap meja. Akhirnya ia menemukan lilin. 


Qi sampai. Ia segera turun dari mobil dan mencari Shuang Shuang. 


Shuang Shuang menyalakan lilin yang ia temukan dan meletakkannya di atas meja. 


Qi memanggil Shuang Shuang tapi nggak ada jawaban. Ia nggak menyerah dan tetap mencari. Padahal hujannya deras banget. 


Untuk mengusir kesepiannya Shuang Shuang yang duduk menyanyikan sebuah lagu. Suara nyanyian itulah yang mengantar Qi untuk menemukannya. Dan saat ia mendengar langkah kaki, ia melepas earphone-nya dan melihat sekitar. 


Qi ada di belakangnya. Ia bangkit dan menatapnya. Qi langsung menghampirinya dan memeluknya erat. Rasa khawatirnya hilang seketika. Shuang Shuang melepaskan pelukannya. Kenapa Qi datang? Di luar sedang ada badai. Gimana kalo terjadi longsor? Qi malah balik memarahinya. Kalo tahu bahaya kenapa Shuang Shuang nggak kembali dengan yang lain? Ia khawatir seperti karyawan lainnya. Tapi ia lega Shuang Shuang nggak papa. 





Shuang Shuang mengaku nggak tahu. Ia hanya mengikuti wanita tua itu sebentar dan saat kembali semua orang sudah pergi. Ia juga mencoba untuk nelpon... Tapi nggak ada sinyal. 


Qi berpikir kalo Shuang Shuang menelponnya. Shuang Shuang mengangguk membenarkan. Ih sedetik kemudian dia malah menggeleng. Enggak. Tapi ia nggak pernah nyangka kalo Qi akan datang untuknya. Qi mendadak gugup. Ia mengaku sedang ada proyek di dekat sana. Ia lalu menyinggung wanita tua yang Shuang Shuang bicarakan tadi. 






Shuang Shuang mulai bercerita tentang jembatan yang ingin Wan Tian bilang kan untuk pembanguna hotel. Ia melihat wanita tua itu terus menatap jembatan itu. Untuk seseorang yang memiliki demensia ia masih menyimpan kenangan atas jembatan itu. Dan ia pikir jembatan itu nggak seharusnya dihilangkan. Justru nantinya itu akan menjadi sebuah karya seni yang menyimpan kenangan bagi para pengunjung hotel. Dan menurutnya desain nggak boleh dilakukan hanya demi desain. Mereka harus menyimpan kemajuannya dan membuatnya bersinar dan lebih berharga. 


Qi menunjukkan kalo Shuang Shuang melakukannya dengan benar kali ini. Apa dia tahu apa kesalahan terbesarnya? Shuang Shuang menusuk dan mengaku nggak tahu. Qi memberitahu kalo kekurangan terbesarnya adalah ia terlalu percaya pada diri sendiri. Shuang Shuang dengan bakat menggambarnya dan terbiasa hidup sendiri. Tapi sebenarnya ia bisa beradaptasi di mana saja. Tapi ia selalu mengiring diri di dalam kotak. Mungkin itu nampak kuat tapi kotak itu bisa dilihat oleh siapapun dan mereka akan tahu betapa rapuhnya ia. 


Shuang Shuang terdiam menatap Qi. Ia melanjutkan kalo yang harus Shuang Shuang lakukan hanyalah keluar dari kotak itu dan semuanya akan terpecahkan. Dan ia punya sesuatu yang nggak orang miliki yaitu ia terlahir dengan kemampuan untuk mengamati. Dan tadi adalah presentasi yang berhasil. 







Mendadak Shuang Shuang tersenyum. Ia merasa kalo ia bersinar di mata Qi. Qi mau tersenyum tapi ia malah menyembunyikannya. Shuang Shuang melihat kalo pakaian Qi basah dan ia harus menggantinya. Karena Qi nggak bawa baju ganti ia pun memberikan bajunya. 


Sementara Qi melepas pakaiannya ia kembali menyalakan lilin. Dan saat ia melihat Qi tanpa baju ia menjadi gugup dan mau menunggunya di luar. Qi mau memakai pakaiannya. Mendadak ia mendengar Shuang Shuang teriak. Ia segera berteleportasi dan menjatuhkan pakaiannya. Ia muncuk di bawah tangga lalu menangkap Shuang Shuang yang mau jatuh dari tangga. 


Shuang Shuang bingung banget. Gimana bisa Qi dari sana? 


Qi hanya menghela nafas. Dia ketahuan. Ia akan menjelaskannya nanti. 









Qi sudah memakai bajunya dan menjelaskannya ke Shuang Shuang. Lah Shuang Shuang malah bilang kalo dia adalah Batman. Qi bisa menguping, pilih-pilih makanan, dan muncul di mana-mana. Dia juga punya mobil dan sangat kaya. Pasien. Qi memberitahu kalo dia hanya orang normal. Tapi nggak tahu kenapa mereka menjadi beda. Ia dan Tian. 


Shuang Shuang nggak paham. Qi kembali menjelaskan kalo di dunia Shuang Shuang semua orang yang memiliki kekuatan tapi di dunianya mereka lebih lemah dari manusia normal. Saat ia berbakat dengan kekuatan, ia juga diikuti sesuatu. Dan itulah kenyataannya. 


Qi.memberitahu kalo kekuatannya ia bisa pergi kemanapun dan dengan ingatan atau sebuah foto ia bisaberteleportasi ke sana. Shuang Shuang nggak paham. Apa dengan cara itu juga Si sampai di sana? 


Qi membantah. Sulit untuk berteleportasi di bawah badai. Guntur akan mempengaruhi ruang waktu dan medan magnet. Shuang Shuang lalu menanyakan cara Qi sampai tepat waktu saat ia dalam bahaya. Ia rasa itu nggak masuk akal. Qi menanyakan apa Shuang Shuang pernah dengar kucing Schròdinger? Lubang cacing? Kompres ruang? Teori string? 


Shuang Shuang nggak tahu. Qi pikir Shuang Shuang Shuang pasti tahu tentang keterikatan kuantum. Nggak juga. Pena sama kertas? Shuang Shuang mengambilnya dan memberikannya pada Qi. 


Qi menggambar dua gitu. Itu adalah titik A dan titik B. Untuk manusia normal mereka membutuhkan perpindahan untuk melewatinya. Ia lalu melipat kertas itu dan memberitahu kalo dia titik itu sekarang menjadi satu. 


Shuang Shuang tersenyum paham. Tumpang tindih ruang dan waktu. Untuk beberapa orang A dan B bermil-mil jauhnya. Tapi untuk Qi itu hanya seperi berjalan dari kantor ke pondok umum. Dan teleportasinga adalah pintu kantor. Qi pikir Shuang Shuang sudah paham dengan baik. Shuang membenarkan dan sesumbar kalo dia pernah dipuji sama muppet yang eksotis. 


Qi lalu menunjukkan kemampuannya pada Shuang Shuang. Ia berpindah dari ujung meja ke ujung meja satunya. 


Shuang Shuang bertepuk tangan. Ia lalu menanyakan apa Tian juga bisa berteleportasi? Qi membantah. Tiap orang punya kemampuan yang berbeda. Shuang Shuang merasa kalo Qi sangat tukar biasa. Qi memberitahu kalo tiap kali ia menggunakan kekuatannya akal sehatnya aja  menjadi 100 kalo lipat dari orang normal termasuk penglihatan, pendengaran dan indera penciumannya. Shuang Shuang merasa kalo Qi terdengar kesepian. 


Qi mengaku nggak papa. Ia sudah terbiasa. Shuang Shuang lalu menanyakan kekuatan yang Tian miliki. 


"Kewaskitaan"







Shuang Shuang rasa itu lebih kuat. Tapi ternyata ada harga yang harus Tian bayar karena mengetahui rencana takdir. Hidup yang singkat. Shuang Shuang bangkit dan menanyakan cara untuk menyelamatkannya. Qi memberitahu kalo mereka harus menemukan tabib untuk membantu Tian. Shuang Shuang mengajak Si untuk mencarinya agar bisa menyelamatkan Tian. 


Qi memperingatkan kalo itu nggak akan mudah. Shuang Shuang meyakinkan akan membantunya. Sama seperti Qi yang selalu datang tepat waktu untuk menyelamatkannya. Ia akan membayarnya. Ia akan melakukan apapun yang... . Qi nggak membiarkan Shuang Shuang untuk menyelesaikannya dan langsung menciumnya. 


Shuang Shuang terkejut tapi akhirnya dia menikmatinya juga. 







Pagi datang. Qi bangun duluan dan memandangi Shuang Shuang. Ingat apa yang Shuang Shuang katakan semalam kalo ia akan membantu Qi untuk menemukan tabib untuk Tian. Ia mendekat dan mencium kening Shuang Shuang. 


Dan saat ia mau pergi nggak bisa karena tangannya ditidurin sama Shuang Shuang. Mau narik tapi nggak tega soalnya Shuang Shuang masih tidur. Ih ada air liurnya. Karena nggak bisa menarik tangannya akhirnya ia membiarkannya. 


Beberapa saat kemudian Qi sudah nggak ada. Baju dari Shuang Shuang dia jadikan selimut buat Shuang Shuang. 





Qi sendiri sudah memakai pakaiannya dan berjalan di jembatan yang Shuang Shuang maksud kemarin. Nenek datang dan menemui Qi. Qi menyapanya tapi ia mengabaikannya. 


Shuang Shuang yang sudah bangun melihatnya dan tersenyum. Ia lalu berada di taman dan menggambar jembatan itu ditemani nona Wang sementara Qi berjalan berkeliling.  




Gambar Shuang Shuang sudah jadi. Ia memberikannya pada nenek. Nenek melihatnya dan menyukainya. Qi berdiri di jembatan dan menatap Shuang Shuang. Shuang Shuang menghampirinya. 


Melihat gambar itu membuat nenek nangis. Nona Wang datang. Nenek bilang kalo dia kembali. Ia menatap Qi lalu membandingkannya dengan gambar yang Shuang Shuang buat. 


Qi dan Shuang Shuang menghampiri nenek. Nona Wang mengembalikan gambar itu ke Shuang Shuang. 






Nona Wang bercerita pada Qi dan Shuang Shuang kalo nenek sebelumnya pernah bekerja sebagai guru seni. Ia lalu jatuh cinta pada seorang prajurit. Tiap kalo tentara datang untuk belajar padanya, dia nggak pernah menyela. Dia selalu berdiri di jembatan itu dan menunggunya. Dan saat mereka menikah, perang semakin sering. Tentara itu kembali bertugas. Dan sebelum pergi mereka berpamitan di jembatan itu. Nenek berjanji untuk menunggunya kembali. Tapi tentara itu nggak pernah kembali untuk memenuhi janjinya. Dia menjalankan misinya dan nggak pernah kembali. Mungkin juga dia mati di medan perang. Dan nenek menghabiskan seluruh hidupnya untuk menunggu. 


Shuang Shuang pikir itulah cinta. Nona Wang melanjutkan kalo saat ia di luar negeri ia mendengar kalo panti asuhan akan dipindahkan dan digantikan dengan sebuah hotel. Karena itulah ia datang dan menemani nenek dan melihat panti asuhan untuk terakhir kali. Dan ia juga menghabiskan masa kecilnya di sana. Shuang Shuang ragu mau menanyakannya tapi jika Wang yang sudah tahu apa pertanyaan Shuang Shuang membenarkan kalo dia adalah anak yang tinggal di sana. Ia seorang yatim piatu. 





Sebelum pergi Shuang Shuang menyerahkan sebuah lukisan untuk diberikan pada nenek. Itu adalah bentuk terima kasihnya. Nona Wang mengiyakan. Ia juga berpesan agar Shuang Shuang baik pada pacarnya karena pacarnya sangat menggemaskan. Ih Shuang Shuang langsung tersipu. 


Qi membantahnya dan mengajak Shuang Shuang untuk segera pergi. 


Shuang Shuang terus diam di perjalanan pulang dan Qi diam-diam mengawasinya. Tapi saat Shuang Shuang menatapnya sambil senyum malah membuatnya gugup lalu memalingkan wajahnya. 




Semuanya sudah kembali ke kantor MIST dan sedang rapat terkait dengan hotel yang akan mereka bangun. Wan tian menyatakan akan memodifikasi semuanya. Dan menanyakan pendapat yang lain. Qi mengaku setuju dengan hal itu tapi nggak dengan jembatannya. Wan Tian menyatakan kalo itu akan mengurangi penampilan hotel dan nggak akan menarik. 


Qi sudah memutuskannya. Dia nyuruh Wan Tian untuk mencari konsep dari jembatan itu. Shuang Shuang tersenyum dengar nya. Qi sendiri pergi setelah mengatakannya. Semua orang bingung dengan keputusan Qi. 







Wan Tian menemui Qi di ruangannya. Masih tentang proyek hotel itu. Qi pikir nggak ada lagi yang perlu dibahas. Wan Tian menyatakan kalo Shuang Shuang lulus. Ia akan bergabung dengan timnya. Dan masalah Shuang Shuang hilang waktu itu ia meminta maaf dan mengakui kalo itu kesalahannya. 


Lah Qi malah senyum-senyum sendiri melihat ponselnya. Wan Tian kesal dan langsung pamit. Ternyata Qi sedang melihat Shuang Shuang yang sedang tidur. 


Bersambung...


Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊