Semua gambar dan konten bersumber dari Youku
Shuang Shuang jalan pulang dengan tanpa semangat. Dia membawa banyak sekali dokumen. Bai Fang menanyakan apa itu semua dari Qi. Shuang Shuang menggeleng. Dia meminjam semua itu untuk membuat laporan.
Bai Fang merasa kalo itu hebat. Shuang Shuang menambahkan kalo dia juga diperas. Lah, maksudnya apa? Bai Fang bingung sementara Shuang Shuang melanjutkan langkahnya.
Dua rekannya menghampirinya dan bertanya-tanya apa Shuang Shuang beneran bakal gabung sama mereka?
Bai Fang mengangguk membenarkan. Seorang lagi datang dan mengingatkan kalo Shuang Shuang adalah orang yang sama CEO Qi di museum... . Seingatnya Qi selalu dingin sama perempuan tapi... .
Wan Tian tiba-tiba datang dan menatap mereka dengan kesal. Dia menyindir mereka kalo punya waktu mending digunakan untuk melakukan pekerjaan. Apa mereka digaji buat bergosip?
Mereka meminta maaf. Wan Tian memberitahu kalo dia ada pertemuan dengan Qi malam ini dan memjnta mereka untuk menyerahkan laporan sebelum jam 5.
Wan Tian menemui Qi di ruangannya. Qi sedang menyeleksi karyawan baru. Wan Tian menyindir sejak kapan Qi mulai peduli sama SDM? Qi mengakui kalo selama ini dia nggak pernah melakukannya tapi menurutnya itu menarik.
Wan Tian menanyakan dia lulusan dari sekolah mana? Qi memberitahu kalo dia nggak kuliah. Ia hanya berpikir kalo dia cukup berbakat. Jadi Qi lebih dulu memberinya desain peta konsep interior untuknya dan saat dia siap Qi akan membiarkannya.
Wan Tian nggak habis pikir kenapa Qi melakukannya? Apa Qi tahu seberapa mahalnya menyewa karyawan? Dan juga sulit banget melatih seorang desainer. Apalag sesrorang itu nggak tahu apa-apa.
Qi memberitahu kalo pemikiran dan konsep Shuang Shuang jauh lebih berkesan dari pada desainer lannya meski dia nggak profesional.
Wan Tian mau membantah lagi tapi Qi buru-buru memotongnya. Dia bilang kalo dia butuh Shuang Shuang. Dan dia sudah memutuskan kalo Shuang Shuang akan bekerja dibawah Wan Tian.
Wan Tian masih nggak ngeh kenapa Qi menyusahkannya buat sesuatu yang sia-sia? Apa dia kelihatan seperti wanita yang pemarah dan sabar?
Qi menatap Wan Tian dan memberitahu kalo dia merasa tenang kalo Shuang Shuang kerja dibawah pengawasan Wan Tian.
Wan Tian tertunduk dan nggak bisa membantah lagi. Qi lalu bangkit. Dia punya pekerjaan yang harus dilakukan. Dia lalu pergi meninggalkan Wan Tian.
Hari sudah malam. Qi datang ke rumah Shi Lang dan memberitahu kalo dia pingin ngajak Shuang Shuang kesana. Shi Lang masih nggak ngeh, siapa?
Qi mengingatkan kalo dia adalah gadis yang waktu itu.
Shi Lang menatap Qi lalu melepas kacamatanya. Dia meledek kalo maksud Qi adalah gadis berambut panjang yang pintar menggambar, yang pas Qi menciumnya Qi merasa sangat nyaman?
Hadeuh, Qi kesal tapi dia mengiyakan juga. Shi Lang bertanya kenapa Qi ingin membawanya?
Qi menjelaskan kalo;
Pertama, kemungkinan Shuang Shuang adalah esper yang punya kekuatan menyembuhkan. Kalo memang iya Qi ingin mencari tahu tentang kemampuan dan tujuannya.
Kedua, mungkin juga Shuang Shuang adalah tabib yang mereka cari. Jadi dia ingin memastikannya.
Shi Lang mengangguk-angguk. Menurutnya itu nggak masalah. Tapi dia curiga kalo... . Qi penasaran. Dia mendekat dan menanyakan apa yang membuat Shi Lang curiga?
Shi Lang berpikir kali Qi ingin pergi ke tempat itu buat meriksa dan mencium di saat yang bersamaan. Qi memalingkan wajahnya malas. Dia lalu melempar buku ke Shi Lang dan pergi. Shi Lang berseru nyuruh Qi buat lepas sepatu kalo datang lagi.
Shuang Shuang sedang di galeri sambil lihat-lihat gambar sebuah rumah. Tahu-tahu ponselnya bunyi. Telpon dari Tuan Tanah. Ia mengancam akan kalo ia akan menyewakan rumah itu untuk orang lain kalo Shuang Shuang nggak juga membayarnya malam ini.
Shuang Shuang mau bilang sesuatu tapi sayang telponnya sudah terputus. Ia lalu mengemasi barang-barangnya.
Tuan Tanah rupanya sudah membawa dua orang untuk melihat-lihat rumah Shuang Shuang. Kun Lan menanyakan apa yang dilakukan tuan tanah fi tumahnya Shuang Shuang?
Tuan Tanah memberitahu kalo dia mau menyewakan tumah itu buat orang lain karena Shuang Shuang selalu telat bayar sewanya. Kun Lan langsung bilang kalo dia akan membeli rumah itu. Ia mengambil cek dan memberikannya ke tuan tanah.
Tuan Tanah menilai kalo Kun lan anak baik dan dia yakin kalo Kun Lan akan punya masa depan yang cerah.
Kun Lan mengiyakan. Dia lalu menunjukkan jalan keluar buat kedua orang yang dibawa tuan tanah.
Ayah Shuang Shuang datang ke galeri dan menanyakan tentang lukisan seorang wanita berpakaian putih berdiri di sebuah lembah di dekat rumah kayu. Tapi sayang disana nggak ada.
Nampaknya ayah sudah mendatangi banyak tempat tapi nggak menemukan apa yang ia cari.
Tanpa ayah sadari ada seorang pria misterius yang mengikutinya. Orang itu kehilangan jejak ayah saat ayah tiba-tiba naik taksi.
Shuang Shuang menarik Kun Lan agar segera meninggalkan rumahnya karena ayahnya akan datang. Ayah pulang dalam keadaan mabuk.
Shuang Shuang memutuskan kalo dia akan bermalam di galeri. Kun Lan mengantaranya naik mobil. Ia nggak yakin kalo Shuang Shuang diijinkan kesana secara sekarang sudah larut malam.
Shuang Shuang bilang nggak papa. Lagian juga atasannya sudah memberinya banyak pekerjaan. Kalo nggak salah Kun Lan pernah ketemu dengan atasannya di restoran. Yang matanya sipit.
Shuang Shuang sudah sampai galeri tapi sayang galerinya tutup. Dia lalu punya ide buat tidur di kantor. Dia kan punya kartu perusahaan.
Shuang Shuang mencarinya di dalam tas tapi nggak ketemu. Ia bahkan sampai menumpahkan isi tasnya tapi tetap nggak ketemu juga. Kun Lan hanya tersenyum. Ia membantu Shuang Shuang membereskan barang-barang dan mengajaknya pulang.
Kun Lan pura-pura menguap dan mengaku sangat mengantuk. Dia lalu menyandarkan kepalanya di pundak Shuang Shuang.
Shuang Shuang menatap Kun Lan dan minta maaf. Itu semua gara-gara dia. Kun Lan tiba-tiba tersenyum lalu bangkit. Dia nggak akan nyalahin Shuang Shuang lagi.
Dia merasa kalo mereka nggak bisa terus disana dan menyarankan untuk pulang dulu. Mereka bisa memikirkannya lagi besok.
Shuang Shuang tersenyum sungkan lalu bangkit. Menurutnya mereka nggak harus melakukannya. Kun Lan memperhatikan wajah Shuang Shuang. Ia mengerti apa yang Shuang Shuang pikirkan dan memberitahu kalo dia menawarkan itu karena mereka adalah teman masa kecil.
Kun Lan melarang Shuang Shuang berpikir terlalu jauh. Shuang Shuang menyangkalnya. Dia cuman takut akan mengganggu Kun Lan.
Kun Lan tersinggung karena Shuang Shuang nggak menganggapnya sebagai teman. Shuang Shuang membantah. Dia menganggap Kun Lan sebagai temannya, kok. Tapi... . Kun Lan tersenyum dan mengajak Shuang Shuang untuk segera pergi.
Kun Lan mengajak Shuang Shuang ke rumahnya. Ia mempersilakan Shuang Shuang untuk duduk dan menawarinya minuman. Shuang Shuang sudah menolak tapi Kun Lan tetap mengambilkannya.
Shuang Shuang meminum airnya sementara Kun Lan akan membereskan kamarnya untuk ditempati Shuang Shuang. Shuang Shuang berniat membantu karena tadi Kun Lan bilang sangat mengantuk. Kun Kan melarang. Dia menyuruh Shuang Shuang untuk duduk saja sambil membaca buku.
Kun Lan merombak habis kamarnya jadi Shuang Shuang banget. Shuang Shuang jadi merasa nggak nyaman dan menanyakan dimana Kun Lan akan tidur nanti?
Kun Lan santai, dia akan tidur di sofa. Shuang Shuang nggak setuju. Gimana bisa dia membiarkan Kun Lan tidur di sofa? Kun Lan menenangkan kalo dia suka tidur di sofa.
Shuang Shuang melihat boneka monyet di atas tempat tidur dan merasa kalo boneka itu mirip dengan monyetnya saat ia masih kecil. Sayang waktu itu dia kehilangan bobekanya. Kun Lan terdiam menatap Shuang Shuang.
Shuang Shuang duduk di atas tempat tidur dan menghadap Kun Lan. Sambil menahan tawa ia mengatakan kalo sebenarnya monyetnya lebih mirip sama Kun Lan.
Kun Lan malah senang mendengarnya. Dia menarik kedua telinganya dan bilang kako dia juga berpikir begitu. Shuang Shuang tersenyum dan melempar boneka itu ke Kun Lan.
Kun Lan tiba-tiba menawarkan Shuang Shuang untuk menyewa rumah itu bersamanya. Ia mengingatkan kalo Shuang Shuang harus menghindari ayahnya.
Selain itu Shuang Shuang juga nggak bisa terus seperti itu. Kalo Shuang Shuang mau pindah ke rumahnya maka Shuang Shuang hanya akan turun. Kalo ayahnya nggak ada disana lagi maka Shuang Shuang bisa kembali.
Shuang Shuang nggak langsung menjawabnya. Ia melihat kamar Kun Lan. Kun Lan memberitahu kalo dia sudah mencuci seprai dan sarung bantal buat Shuang Shuang. Dan kalo Shuang Shuang masih merasa nggak nyaman maka dia akan menggantinya.
Shuang Shuang menatap Kun Lan dan merasa nggak enak. Ia merasa kalo Kun Lan lebih seperti wanita ketimbang dirinya. Lah? Kun Lan malah jadi down. Tapi Shuang Shuang justru tertawa melihatnya.
Kun Lan sedang menyalakan radio. Shuang Shuang yang sudah berganti pakaian memanggilnya. Kun Lan menyuruh Shuang Shuang untuk datang padanya dan duduk di sampingnya. Shuang Shuang menurut. Dia duduk di samping Kun Lan dan memintanya untuk mengulurkan tangannya.
Kun Lan memberikan tangannya meski nggak tahu apa yang akan Shuang Shuang lakukan. Shuang Shuang melepas plester lama Kun Lan dan menggantinya dengan yang baru. Sambil memperlihatkan plester barunya Kun Lan bertanya apa Shuang Shuang akan memberinta cincin baru setiap hari? Shuang Shuang hanya merasa kalo Kun Lan terlalu melebih-lebihkan.
Shuang Shuang lalu meminta tangan Kun lan yang lain. Kun Lan bingung Shuang Shuang mau ngapain lagi? Ternyata Shuang Shuang memberikan uang ke tangan kiri Kun Lan.
Shuang Shuang mengatakan kalo dia nggak tahu gimana caranya bilang terima kasih ke Kun Lan. Itu adalah honor yang ia peroleh dari mendesain. Artinya ia telah memberikan smua yang ia miliki dan telah menerima Kun Lan sebagai temannya.
Shuang Shuang menyuruh Kun Lan untuk menerimanya atau kalo enggak dia akan memukulnya. Kun Lan mengangguk mengiyakan. Shuang Shuang bilang kalo dia akan memberukan uang sewa buat bulan ini dan sisanya akan ia bayar nanti. Ia lalu kembali ke kamarnya.
Kun Lan tersenyum menatap plester di jari telunjuknya. Ia teringat saat ia kecil Shuang Shuang menceritakan sebuah dongeng dengan boneka monyet itu sebagai peraga.
Sambil tiduran ia menyingkap sweater monyet itu dan melihat jahitan dengan gambar bintang di dadanya. Ternyata itu memang benar milik Shuang Shuang.
Mendadak Kun Lan jadi sedih ingat kenangan lainnya. Saat ia ingin memberikan kue ke Shuang Shuang tapi nggak bisa gara-gara Shuang Shuang dikurung oleh ayahnya.
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊