All content from GMM 25
Ringkas drama sebelumnya
Thames dan Nueng berdebat tentang kerjasama mereka. Karena tersulut terus disinggung tentang kejadian di tempat parkir, Nueng marah dan berniat untuk nggak bekerjasama dengan Plazeria. Ibu datang dan menanyakan kenapa mereka makan bersama? Dan saat Thames sudah memberitahu kalo mereka sedang rapat, ibu masih saja terus bertanya, kenapa hanya berdua? Dimana ayahnya? Apa yang mereka rapatkan?
Tewis 2
Thames menarik ibu keluar dari sana dan memintanya agar nggak mencampuri pekerjaannya. Ibu mengaku nggak suka Thames dekat dengan Nueng. Nueng datang dan menyatakan menyetujui kerjasama mereka.
Ibu bertemu dengan Nueng di toilet. Ia mengomentari kesepakatan mereka dan memberitahu kalo Plazeria adalah mal tua. Ia nggak akan mendapatkan banyak keuntungan dengan mengadakan pameran di sana. Nueng menanggapi kalo perusahaannya sudah memutuskan. Akhirnya ibu menyampaikan keinginannya yang sebenarnya. Ia meminta agar Nueng menjauhi putranya. Nueng nggak mau melakukannya. Secara dulu saat ia meminta ibu untuk menjauhi ayahnya, ibu sama sekali nggak mendengarkannya. Kali ini ia juga akan melakukan hal yang sama.
Sekembalinya dari toilet, Nueng hampir saja jatuh dan Thames menangkapnya. Ibu juga melihat kedekatan mereka dan nggak menyukainya.
Ibu melihat Thames dan Nueng menyatakan kalo mereka beneran akan bekerjasama. Setelah Nueng pergi, ibu menghampiri Thames dan mengeluhkan ia yang nggak mau mendengarkannya. Ia nggak tahu Nueng itu kayak apa. Thames sendiri melakukannya demi kepentingan Plazeria. Ia menenangkan kalo tinggal sama ibu membuatnya bisa mengatasi siapapun. Setelahnya ia pun meninggalkan ibu. Ibu baru ngeh, barusan Thames sedang memujinya apa gimana??
Nueng dan Krit berjalan menuju parkiran. Alasan Nueng menyetujui kerjasama adalah karena Pimpatra. Krit baru ingat kalo itu adalah wwwanita yang hampir jadi ibu tirinya. Jadi ia berniat untuk membalas dendam padanya.
Krit pergi lebih dulu sedang Nueng kebingungan mencari dompet kartunya. Ada kartu parkir di dalamnya. Sementara itu di kantornya Thames yakin kalo sekarang Nueng sudah menyadari kalo ia kehilangan dompetnnya. Nueng kembali ke mal sambil nelpon Krit tapi nggak dijawab. Ia lalu menelpon Vivi dan memintanya untuk datang. Vivi malah perlu waktu satu jam untuk sampai di sana. Ia nggak punya waktu sebanyak itu. Nueng lalu terpikir solusi yang lain.
Ia lalu menemui Thames di ruangannya dan meminta bantuannya secara mereka akan bekerja sama. penjaga parkir melarangnya membawa mobilnya. Thames lalu menyebut kalo Nueng lupa kartu parkirnya. Nueng beralasan kalo kartunya kecil jadi mudah hilang. Thames lalu mengungkit kejadian tadi pagi, mobil yang segitu besar aja lupa apalagi kartu parkir. Nueng menyalahkan sistem Thames yang nggak menyertakan pembayarann QR.
Thames lalu ke parkiran bersama Nueng untuk membereskan masalahnya. Setelahnya ia menasehati Nueng agar kalo hal seperti itu terjadi lagi, ia bisa mengambil uang di ATM dan mengatasi sendiri masalahnya. Nueng kaget. Kayaknya dia nggak pernah bilang kalo ia juga kehilangan kartu ATM. Thames lalu mengembaikan dompet kartu Nueng. Nueng yang kesal mengancam akan membatalkan kerjasama mereka. Thames sendiri santai. Ia yakin Nueng nggak akan melakukannya karena tujuannya bersedia melakukan kerjasama adalah untuk mmembuat ibunya kesal. tapi nggak papa, secara mereka saa-sama mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Di rumah ibu menikmati kopi sambil memikirkan Nueng dan Thames tadi. Ia bersumpah nggak akan membiarkan Nueng menang. Arty datang dan bertanya ibu ngomong sama siapa? Ibu mengatakan kalo ia sudah kehilangan Itch dan nggak akan membiatkan Thames dekat dengan wanita yang nggak ia suka. Arty menawarkan bantuannya kalo ibu membutuhkan. Ibu meminta Arty untuk membantunya membuat janji dengan Thames dengan wanita yang ia pilih. Arty mengeluh kalo sangat sulit meyakinkan Thames. Bahkan lebih sulit ketimbang Itch. Ibu yang paham apa yang Arty mau menawarkan akan membelikannya papan seluncur baru.
Arty nggak mau dan memilih minta dibelikan arloji. Belakangan para idola mengumpulkan arloji. Ia ingin memiliki satu. Ibu langsung setuju. Arty melanjutkan kalo ia ingin memilih sendiri arlojinya. Ibu langsung setuju. Arty mendekat dan bertanya kapan ibu ingin mengatur kencan mereka?
Vivi ke rumah Nueng. Karena Nueng belum pulang ia pun menunggu sambil melihat foto-fotonya. Nggak lama kemudian Nueng pulang. Ia mengaku kesal pada seseorang yang selalu mengritiknya. Dia seperti ibunya. Ia terpaksa bekerjasama dengannya demi keuntungannya. Vivi menasehati kalo hidup memang begitu. Mereka harus bertahan dengan orang yang nggak mereka suka. Ia juga punya. Vivi mengatakannya sambil melirik Nueng tapi Nueng nggak menyadarinya. Selanjutnya Vivi mengatakan alasannya datang adalah untuk meminjam tas Nueng karena ia ada kencan. Ia ingin memberikan kesan baik.
Nueng mengambil tas yang Vivi inginkan dan memberikannya padanya. Secara ia juga jarang memakainya. Ia lalu bertanya siapa pacarnya. Vivi memberitahu kalo ia nggak punya pacar dan menjelaskann situasi yang sebenaranya. Ia akan berkenalan dengan seorang bangsawan. Ia senior di kampusnya dan keluarganya sangat elit. Nueng mengeluhkan pundaknya yang pegal dan minta Vivi untuk memijatnya. Vivi langsung pasang wajah cemberut dan melakukannya dengan terpaksa.
Alasan Nueng khawatir adalah takut Vivi bertemu dengan pria yang nggak baik. Vivi menenangkan kalo ia bukan anak-anak lagi. Ia sudah bertemu banyak pria dan bisa menanganinya.
Arty meminta Thames yang sedang membaca buku untuk makan dengannya hari Jumat nanti. Ada restoran baru dan katanya hidangan Thailand-nya sangat enak. Itch datang dan mengungkit kalo Arty nggak biasanya makan hidangan Thailand. Ia hanya makan hidangan barat. Arty beralasan kalo mereka harus mencoba sesuatu yang baru. Thames menduga kalo Arty merencanakan sesuatu. Arty membantah dan nyuruh mereka semua untuk ikut kalo nggak percaya. Itch nggak mau karena ia sibuk. Ia mau kencan dengan Kae. Arty menunjukkan kalo itulah alasannya nggak mengajaknya. Ia lalu kembali merengek minta Thames untuk mau makan dengannya.
Thames tetap nggak mau. Kredibilitas Arty sudah rusak di matanya. Itch mengungkit apa yang pernah Arty lakukan sebelumnya. Arty menjelaskan kalo ia sudah dewasa sekarang dan nggak akan menipu mereka lagi. Itch tertawa dan memberitahu kalo hanya anak kecil yang mengatakan kalo mereka sudah dewasa. Arty berubah sedih mengeluhkan dua kakaknya yang nggak peduli padanya. Gegara itu Thames akhirnya mau makan dengannya di luar hari Jumat nanti.
Nueng mengajak Krit ke restoran tempat Vivi berkencan karena mengkhawatirkannya. Ia akan mengawwasi mereka dari jauh biar nggak ketahuan. Vivi sendiri sudah bersama dengan ibu dan Arty. Ibu membahas bisnis toko bunga Vivi. Ia suka wanita yang pintar dan mandiri. Arty merasa kalo ibu seperti sedang melakukan wawancara kerja. Ibu memberitahu kalo ia sedang mencari calon menantu jadi harus teliti. Ia nggak mau kejadian yang menimpa Itch terulang kembali. Arty langsung menekankan ke ibu kalo ia nggak ingin ibu melakukan hal yang sama padanya. Ia ingin berpegang pada gen Znya. Ia memperingatkan kalo ibu akan mendapatkan apa yang ia benci kalo ia melakukannya.
Ibu melarang Arty untuk mengatakan hal seperti itu karena akan membuatnya sial. Arty lalu ke jendela untuk melihat apakah Thames sudah datang atau belum. Sambil menunggu ibu memastikan kalo Vivi sudah mengingat makanan yang Thames sukai dan juga sudah membaca buku yang Thames suka baca.
Nggak lama kemudian Thames tiba. Karena Arty nggak ada, ia pun menelponnya. Arty mengaku sedang dalam perjalanan. Temannya akan menemuinya dulu. Lah kaget, sebelumnya nggak bilang kalo temannya akan datang. Arty berbohong kalo temannya kebetulan ada di sana. Ia lalu ngasih kode ke Vivi agar segera menemui Thames. Arty mengaku akan sedikit lama karena terjebak macet. Ia menirukan sara mobil dan ibu menirukan suara motor.
Vivi pun menemui Thames sesuai rencana dan bilang kalo ia temannya Arty. Ia juga juniornya di kampus. Keduanya duduk. Thames menanyakan gimana Vivi mengenal Arty secara Arty sekolah di asrama. Vivi terdiam berpikir beberapa saat. Ia lalu bilang kalo Arty itu teman adiknya. Thames juga memastikan kalo Vivi nggak mengenal ibunya. Selama ini ibunya selalu menjodohkannya dan ia nggak menyukainya. Vivi mengaku tahu ibu hanya dari majalah.
Nueng sudah melihat Vivi. Karena nggak bisa melihat teman kencannya, ia ingin mendekat tapi Krit melarang dan mengingatkan kalo mereka hanya akan melihat dari kejauhan.
Vivi menyarankan agar mereka memesan lebih dulu agar kalo Arty datang makanannya sudah siap. Thames mengiyakann dan nyuruh Vivi untuk memesan. Vivi memintanya untuk memanggil Vivi aja, nggak perlu pakai nona. Seperti orang asing. Thames mengatakan kalo ia akan terbiasa nanti. Vivi lalu memesan beberapa makanan. Setelahnya Thames pamit ke toilet. Saat itulah ia sempat melihat ke arah Nueng.
Nueng panik saat mengetahui kalo teman kencan Vivi adalah Thames. Ia merasa kalo Vivi pantas mendapatkan yang lebih baik. Ia lalu berpikir untuk menemui Thames.
Arty yang melihat Thames meninggalkan mejanya berpikir kalo Thames tahu rencana mereka. Ibu menenangkan kalo Thames mungkin hanya pergi ke toilet. Thames menelpon menanyakan keberadaan Arty. Arty mengatakan kalo ia hampir sampai. Thames memastikan kalo itu bukan rencana ibu. Arty langsung membantah. Thames mengatakan kalo ia akan pergi kalo sampai Arty nggak datang dalam 5 menit. Arty lalu bilang ke ibu kalo ia akan menemui Thames atau kalo enggak ia akan tahu kalo itu rencana ibu. Padahal ibu merasa kalo rencananya sudah sempurnya. Sempurna? Padahal dah berantakan gini.
Nueng menemui Thames dan memintanya untuk menjauhi temannya. Thames merasa kalo semuanya menarik. Ibunya berusaha untuk menjodohkannya dan Nueng memintanya menjauhi temannya. Ia terpikir cara untuk mengatasinya. Ia lalu menarik Nueng untuk menemui temannya. Di depan Vivi ia mengenalkan Nueng sebagai pacarnya. Arty melihat itu dan menunjukkannya ke ibu. Ibu yang melihat kalo wanita yang dibawa Themes adalah Nueng. Ia langsung ke sana dan menanyakan yang terjadi. Thames tahu kalo ibu akan langsung keluar dari persembunyiannya setelah melihat Nueng.
Thames meminta ibu untuk nggak lagi menjodohkannya karena ia sudah punya pacar. Ibu merasa kalo itu nggak mungkin secara mereka baru kenal beberapa hari yang lalu. Nueng memberitahu kalo ada yang namanya aplikasi dan panggilan video. Orang-orang menggunakannya untuk saling mengenal. Arty datang dan merasa kalo ia pasti tahu kalo Thames punya pacar. Thames mengaku nggak ngasih tahu Arty biar nggak bilang ke ibu. Selanjutnya Thames membawa Nueng pergi dari sana.
Setelah di luar, Nueng menarik tangannya dan memprotes Thames yang nggak memberitahunya lebih dulu. Thames mengungkit apa yang Nueng lakukan sebelumnya. Ia melihat kalo Nueng juga suka membuat pikiran ibunya kacau dan ia juga nggak perlu melakukan kencan buta lagi. Akhirnya Nueng setuju. Tapi semuanya harus sesuai dengan keinginannya. Ia nggak suka dikendalikan. Dan lagi Thames nggak boleh jatuh cinta padanya karena ia juga nggak akan jatuh cinta pada orang kayak Thames. Thames setuju. Ia nggak akan menyukai gadis kayak ibunya.
Hari berikutnya mereka menandatangani kontrak kerjasama bisnis dan kerjasama kencan.
Selanjutnya Nueng datang ke rumah. Ibu menatapnya sinis. Apalagi saat Nueng mengajak Thames ke rumahnya karena ayahnya sedang nggak ada di rumah.
Baik Itch maupun Arty nggak percaya kalo Thames punya pacar. Apalagi pacarnya seperti itu. Gegara itu ibu jadi kehilangan banyak berat badannya.
Vivi datang menemui ibu. Ibu punya cara untuk menjauhkan Thames dan Nueng. Skandal. Ia meminta Vivi untuk mencari satu dari mantan pacar Nueng yang bisa dijadikan skandal. Vivi mengiyakan. Ia sudah terpikir satu orang.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊