All content from iQiyi/ One 31
Ringkas drama sebelumnya
Ibu mengajak Mon ke kuil tapi Mon malah mengajak Thong untuk ikut juga. Ibu melarang dan nyuruh Thong untuk membersihkan tempat sembahyang di rumah. Di sana ternyataibu sudah janjian sama Yam. Mereka bahkan didoain sama biksu agar bisa segera menikah. Setelah selesai, Mon memperotes apa yang ibu lakukan. Ia juga menyesalkan Yam yang mau aja disuruh sama ibu. Yam jujur kalo ia masih punya perasaan sama Mon. Mon langsung menolaknya karena ia sudah punya pacar sekarang.
Setelahnya Mon mau pulang tapi ibu memanggilnya dan mengenalkannya sama Jena, ibunya Wee. Cerita yang ibu ceritakan sebelumnya itu adalah tentang anaknya Jena. Jena berpesan pada Mon agar berhati-hati dalam memilih pendamping. Ia harus tahu dari mana asalnya dan sepertiapa sifatnya. Wanita yang nggak baik akan memberikan pengaruh buruk bagi hidupnya dan keluarganya. Ia mengaku pandai menilai seseorang dan minta ibu untuk mengajak pacarnya Mon kapan-kapan agar ia bisa menilainya.
Yam mewawancarai Thong terkait dirinya yang menjadi selir Inspektur Mitr. Yam juga menyinggung pekerjaannya sebelumnya di bar Boon. Mon menyudahi dan minta Thong untuk nggak menjawab kalo ia merasa nggak nyaman. Thong tetap menjawab mengingat Yam sudah membantunya lepas dari Mitr. Karena pertanyaannya semakin sensitif, Thong nyuruh Mon untuk ke kamar dulu. Mon menurut. Yam yang tadi getol bertanya tentang Thong yang menjadi pemuas nafsu Boon jadi jijik sendiri saat Thong menjelaskannya. Ia nggak tahan dan mau pergi.
Thong menyusulnya sampai depan. Ia tahu kalo Yam masih suka sama Mon. Ia mengungkit kalo Yam pernah bilang nggak suka baca buku yang sama dua kali. Yam membenarkan. Ia hanya menganggap Mon sebagai teman. Dan sebagai mantan pacar ia sangat menyesalkan Mon mendapatkan seseorang yang lebih rendah darinya. Ia pantas mendapatkan yang lebih baik. Thong sesumbar kalo Mon yang memilihnya. Ia rasa Yam merasa jadi pec*ndang karena Mon lebih memilih dirinya ketimbang Yam. Yam memikirkan jauh ke depan. Akan jadi apa Mon kalo terus bersama dengan Thong.
Apa yang dikatakan Yam sangat mengganggu pikiran Thong. Ia ingat cerita Sri tentang orang yang dicintainya. Pacarnya Sri adalah seorang PNS. Saat itu ia mulai bekerja di bar. Temannya datang ke bar dan mengenalinya. Paginya berita itu ramai di kantor. Pacar Sri dipanggil sama atasan dan diminta untuk putus dengannya. Pacarnya Sri nggak mau dan memilih untuk mengundurkan diri. Sebelum itu terjadi, Sri kabur ke Bangkok. Dan sekarang pacarnya itu menjdai bupati. Sri merasa kalo ia sudah melakukan hal yang benar.
Mon menghampiri Thong yang sedang melamun. Ia pikir itu karena wawancara sama Yam tadi. Ia mengambil gitar dan menyanyikan sebuah lagu untuk Thong. Lah Thong malah nangis. Ia merasa kalo Mon sangat baik, ia punya pendidikan dan pekerjaan yang bagus. Mon mengatakan kalo ia nggak sebaik itu. Ia menceritakan kekonyolan semasa SMA dan kuliah. Saat manggung di kafe ia juga sering dicemooh sama pelanggan karena lupa lirik. Nggak ada orang yang sempurna di dunia ini.
Thong tersenyum. Mendadak ia ingin melanjutkan pendidikannya. Ia akan mengikuti persamaan SMA agar bisa kuliah seperti Mon dan mendapatkan pekerjaan yang bagus. Mon sangat mendukungnya. Ia akan melindungi Thong dan mencintainya sampai mati.
Esok harinya Mon akan mengantar Thong mendaftar sekolah. Thong merasa malu, Mon seperti akan mendaftarkan anaknya. Lah ibu malah minta Mon ke kuil bersamanya. Mon menolak karena ia sudah janji mengantar Thong mendaftar sekolah nonformal. Ia menyalahkan ibu yang baru bilang sekarang sehingga ia nggak bisa mengatur waktunya. Thong mengalah dan minta Mon untuk sama ibu dulu. Lagian mendaftarnya bisa sampai jam 4 sore. Mon menurut. Tapi ia minta Thong untuk ikut ke kuil juga karena ia nggak mau bolak-balik.
Di kuil ibu menemui Jena dan menunjukkan pacar anaknya. Jena mengenali Thong dan langsung menghampirinya. Ia memukul Thong tanpa ampun. Selanjutnya ia menarik Thong ke tempat terakhir Wee dan mengklaim kalo Thong yang sudah memb*nuh anaknya. Thong meminta maaf pada Wee. Ia membantah apa yang Jena katakan kalo Yhai yang menikam Wee. Ia berusaha untuk membantu tapi Wee nggak selamat.
Jena nangis. Ia cerita kalo Wee sudah terbaring di ICU selama beberapa hari. Saat ia sadar, ia langsung memanggil Thong. Ia bilang ke ibunya kalo ini bukan salah Thong. Ia menunggu Thong datang tapi Thong nggak juga datang. Anaknya meninggal karena patah hati. Thong nangis dengarnya. Ia sangat menyesal. Kalo ia tahu Wee menunggunya maka ia akan menemuinya.
Ibu Mon merasa kalo Thong hanya pura-pura nangis. Mungkin saat itu ia sedang bersama dengan suami barunya. Mon menegur ibu dan mengatakan kalo itu bukan urusan mereka. Jena memberitahu kalo selama ini ia sudah belajar kesabaran juga berlatih memb*nuh. Ia akan memb*nuh Thong. Lagi-lagi Jena berniat untuk memukul Thong. Mon sigap melindungi Thong. Ia membentak Jena dan memintanya untuk mempraktekkan apa yang ia pelajari selama di kuil alih-alih menyalahkan Thong.
Sampai rumah ibu memarahi Mon yang berkata seperti tadi pada temannya. Mon merasa kalo itu karena apa yang Jena lakukan salah. Ibu merasa kalo Thong seperti kutu yang melompat dari suami satu ke suami yang lain. Menurutnya Thong hanya jadi banalu untuk Mon. Mon membantahnya. Ia memberitahu ibu kalo Thong punya uang yang lebih banyak darinya. Ibu meragukannya dan menanyakan dari mana uang itu? Thong memberitahu kalo uang itu dari Mitr karena ia sudah bersamanya. Ibu malah bilang kalo itu uang dari prostitusi. Ia minta Mon untuk memilih dirinya atau Mon.
Thong menggeleng minta Mon untuk nggak memilih. Mon juga nggak bisa milih salah satu karena keduanya sangat penting baginya. Ia lalu mengajak Thong ke kamar. Ibu menangis karena merasanya kalo Mon hanya memilih Thong.
Di kamar Thong bilang ke Mon kalo ia ingin menyewa kondominium di dekat rumah sehingga Mon bisa berbaikan dengan ibunya sembari bolak-balik. Mon nggak setuju. Ia ingin ibu rukun dengan Thong. Ibunya sudah tua dan memerlukan seseorang untuk menjaganya. Ia ingin Thong membantunya merawat ibu saat ia nggak ada. Ia melihat Thong baik pada ibunya selama ini dan meyakini kalo ibunya akan melunak suatu saat nanti.
Thong mengiyakan dan bersandar pada Mon. Ia akan melakukan apapun agar bisa bersama dengan Mon. Mon memuji kebaikan Thong dan meyakinkan kalo dengan ia yang secantik ini, ibunya akan menerimanya nanti. Thong nangis dengarnya.
Esok harinya Thong ke pasar dan membeli jeruk kesukaan ibu. Ia juga membeli magga masam untuk dirinya sendiri. Tiba-tiba Yam datang dan mewawancarainya terkait menjadi selir Mitr dan berapa bayarannya. Siangnya ibu ke pasar. Orang-orang bergunjing tentangnya. Dari penjual buah ia dikasih tahu kalo menantunya Thong membelikannya buah dari hasil korupsi.
Ibu lalu pulang saat Mon mau latihan band. Ibu mengemasi pakaiannya dan mau jadi biarawati di kuil. Ia nggak mau menerima Thong yang punya masa lalu kotor untuk menjadi menantunya. Mon berusaha mencegah kepergian ibu. Ia berusaha ngasih tahu ibu kalo masa lalu Thong nggak bisa dirubah. Ia bukan orang jahat. Ia berusaha untuk menjadi orang baik seperti mereka. Apa mereka nggak bisa memberinya kesempatan? Selama ini ia hanya kurang beruntung dan sekarang berniat untuk memperbaikinya.
Keputusan ibu sudah bulat. Selama Mon belum berpisah dengan Thong maka ia bukan ibu Mon lagi.
Gegara itu Mon membatalkan rencananya untuk latihan band. Thong pulang setelahnya. Padahal ia berangkat ke pasar dari pagi. Thong memberitahu kalo ia habis didenda. Berita tentang Yam muncul. Thong menyerangnya karena Yam berniat mempermalukannya di depan orang banyak di pasar. Mon memaklumi. Untuk sementara ia melarang Thong pergi ke tempat umum. Kalo ada yang mau ia beli maka ia akan ke pasar dan membelikannya. Thong merasa nggak papa. Ia masih bisa ke pasar sendiri dan mengabaikan orang-orang. Ia lalu mengambil jeruk dan menunjukkannya ke Mon kalo itu untuk ibu. Mon memberitahu kalo ibu sudah pergi.
Di kuil, Jena menyesalkan keputusan ibu yang meninggalkan rumah. Padahal ia bisa saja mengusir Thong. Ibu beralasan kalo ia nggak mau jadi ibu yang jahat di mata anaknya. Dengan ia pergi, anaknya akan merasa menyesal dan meminta maaf padanya lalu mengajaknya pulang.
Sementara itu, sambil makan mangga, Thong merasa kalo lebih baik kalo ibu di kuil. Ia bisa bersama dengan temannya dan nggak perlu mendengar gosip tetangga. Mon melarang Thong untuk bicara seperti itu tentang ibunya. Ia lalu mencoba mangga yang Thong makan dan ternyata rasanya sangat asam. Giginya sampai sakit.
Hari selanjutnya Mon membangunkan Thong yang masih tidur. Ia akan menjemput ibu hari inidan nyuruh Thong untuk masak yang enak untuk mereka bertiga. Mendadak Thong merasa mual. Ia lari ke kamar mandi dan muntah-muntah. Mon sangat khawatir dan mau membawanya ke dokter tapi Thong menolak. Ia hanya merasa pusing dan mual. Dan itu baru terasa pada pagi ini. Keduanya lalu terdiam.
Ibu dan Jena menyapu sambil membicarakan Mon yang nggak juga datang untuk menjemput ibu. Jena menambahkan kalo sekarang mungkin Mon sedang berbaring bersama Thong. Lubang yang digalinya sangat dalam sehingga siapapun yang terjatuh di dalamnya nggak akan bisa keluar lagi.
Mon sudah membawa Thong ke dokter. Ia positif hamil. Usia kandungannya 4 bulan dan itu adalah anaknya Mitr. Mon membantahnya. Itu adalah anaknya. Ia akan segera menikahinya. Mereka nggak bisa bilang ke anak itu kalo ayahnya dipenjara. Itu adalah jalan keluar terbaik menurutnya. Thong nggak mau dan memilih untuk melakukan aborsi. Mon nggak setuju. Ia sudah melakukan kesalahan satu kali dan nggak akan mengulanginya lagi.
Ternyata sebelumnya Yam sempat hamil. Mon berencana untuk menikahinya tapi Yam nggak mau dan lebih memilih untuk melakukan aborsi. Selain itu usia kehamilannya baru 2 bulan. Itu adalah tubuhnya. Ia yang akan mengandungnya selama 9 bulan dan ia juga yang akan menyusuinya selama bertahun-tahun. Ia nggak mau mengorbankan hidupnya untuk melakukan semua itu.
Semenjak saat itu ia nggak bisa menemui Yam lagi. Karena saat ia melihatnya, ia teringat anaknya yang hilang. Sekali lagi Mon meminta agar Thong nggak melakukan aborsi. Thong menanyakan bagaimana dengan ibunya? Apa ibunya juga bisa menerimanya?
Selanjutnya Mon ke kuil. Ibu senang karena berpikir kalo Mon sudah putus sama Thong makanya ia menjemputnya. Mon mengaku punya kabar baik. Ibu akan menjadi nenek. Thong sedang hamil anaknya saat ini. Ibu meragukan kalo Thong beneran hamil, ia juga ragu kalo itu beneran anak Mon. Mon kecewa. Ia akan memiliki keluarga yang lengkap tapi ibu bahkan nggak mau berbahagia untuknya. Ibu pikir Mon dan Thong hanya menginginkannya membantu membesarkan anak. Sampai kapanpun ia nggak akan menerima anak itu sebagai cucu.
Mon frustasi dibuatnya. Ia minum dari pulang dari kuil sampai malam. Thong berusaha menghentikannya tapi Mon mengabaikannya. Ia akan minum sampai ia menemukan cara untuk mendamaikan Thong dengan ibunya. Ia sangat menyayangi keduanya sehingga nggak bisa memilih salah satu. Thong mengatakan kalo satu-satunya cara adalah berpisah. Mereka akan saling melupakan dan melanjutkan hidup. Karena sampai kapanpun ibunya nggak akan pernah bisa menerimanya. Mon semakin sedih. Ia merasa kalo Thong nggak mencintainyalagi. Justru Thong melakukannya karena ia sangat mencintai Mon.
Thong lalu mengantar Mon ke kamarnya dan merawatnya. Mon mengigau sambil nangis minta Thong jangan meninggalkannya. Thong juga jadi nangis lihatnya.
Paginya Mon bangun dan Thong nggak ada. Di dekatnya ada air segelas dan surat dari Thong. Dalam suratnya Thong menulis kalo Mon adalah pria terbaik dalam hidupnya. Ia adalah cinta sejatinya. Tapi cinta saja nggak cukup. Ia mendoakan yang terbaik untuk Mon. Thong menciumnya sebelum pergi. Setelahnya Mon hanya bisa terdiam.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊