Semua gambar dan konten bersumber dari WeTV
Ringkas drama selengkapnya
Ringkas drama sebelumnya
Ni Hao!!!
Drama Cina lagi nih. Sebenarnya drama ini yang lagi aku tunggu-tunggu banget. Sebelumnya sih dapat infonya bakalan tayang Desember. Lah nggak tahunya September malah dah tayang.
Awalnya sih nggak sengaja rencana kolaborasi sama Sunbae. Secara kita juga sama-sama jatuh cinta sama drama ini. Hehe..untungnya nggak jatuh cinta sama namja yang sama, ya. Bisa ribut kalo itu mah.
Karena dari kita sama-sama nggak ada yang mau melepas akhirnya ya digarap bareng aja. Dan sebelumnya mohon maaf kalo ada perbedaan dalam penyampaian. Semoga ceritanya masih tetap bisa nyampe ya.
Lu Jin mengambil sendok Sheng Nan. Kakek memghampirinya dan menanyakan apa ada masalah? Lu Jin bilang kalo dia mau ke toilet. Kakek menunjukkan arahnya pada Lu Jin. Baru juga mau melangkah Lu Jin dan balik lagi. Dia mau kenalan sama koki wanita kakek.
Kakek menekankan kalo di sana nggak ada koki wanita. Ia mempersilakan Lu Jin untuk ke toilet. Lu Jin minta maaf lalu pergi.
Kakek juga mau pergi. Secara nggak sengaja ia melihat catatan yang ditinggalkan Sheng Nan di atas meja. Di bawahnya ada uangnya. Katanya uang itu adalah biaya hidup yang ia berikan menggantikan ayahnya. Ia minta kakak untuk nggak bilang nggak punya anak lagi lain kali. Ia mengingatkan kalo ada ayahnya sebagai anaknya kakek dan dirinya sebagai cucunya kakek.
Sekretaris Lu Jin lihat ada kotak di atas meja dan membukanya. Isinya sendok. Saat ia mau mengambilnya tahu-tahu Lu Jin datang dan melarang. Ia mengambilnya dan menutupnya kembali. Sekretaris Lu Jin meremehkan. Cuman sendok doang juga.
Lu Jin membawa kotak itu bersamanya. Ia memberitahu kalo itu adalah sepatu kaca. Sekretarisnya malah meledaknya. Cinderella mana yang menjatuhkan sendoknya? Lu Jin yang sudah sampai pintu menatapnya sinis.
"Bukan urusanmu!"
Di rumahnya Sheng Nan sedang membungkus sebuah toples kecil berisi bumbu. Tahu-tahu ada yang mengetuk pintunya. Ia bangkit dan membukakan. Toa besar. Sheng Nan malah melihatnya dan mau menutup pintunya kembali. Toa besar menahan daun pintu pakai kaki. Dia ngasih tahu kalo ada masalah. Sheng Nan nggak peduli. Dia nggak mau dengar penjelasannya. Toa besar bilang nggak mau ngasih penjelasan. Sheng Nan pikir dia mau minta maaf dan bilang kalo itu nggak ada gunanya. Dia besar juga membantah kalo dia mau minta maaf.
Ih, Sheng Nan makin kesal. Dia berlagak mau ngambil pisaunya yang panjangnya 40 meter. Toa besar menahannya. Ia mau minta bantuan Sheng Nan karena kelompok mereka mau dimusnahkan.
Sheng Nan melunak dan menanyakan masalah apa yang terjadi? Toa besar memberitahu kalo tamu 1123 kembali memesan. Sheng Nan menanyakan siapa tamu 1123. Toa besar bingung jawabnya. Tapi orang itu adalah orang yang makan nasi gorengnya.
Di hotel Lu Jin merasa nggak tenang karena makanannya belum datang sedangkan dia sudah lapar banget. Sekretarisnya malah asik mainan ponsel. Lu Jin menyindirnya yang sudah bisa kenyang cuman dengan melihat ponsel.
Ternyata sekretarisnya sudah makan di bawah tadi. Ia menawarkan untuk membungkuskan makanan mengingat kemarin Lu Jin juga bisa makan makanan sederhana itu. Lu Jin malah tersinggung karena sekretarisnya menyebut makanan dari hotel kelas lima sebagai makanan sederhana.
Sekretarisnya tersenyum. Ia pikir mungkin karena mengikuti Lu Jin selama 2 tahun ini membuat seleranya meningkat sedikit. Lu Jin mengeluhkan makanannya yang belum datang padahal dia sudah lapar.
Sekretarisnya berniat untuk menanyakannya tapi Lu Jin melarang. Ia akan bersabar karena nggak mau mereka tahu kalo ia sangat menyukai makanan mereka. Sekretaris membenarkan. Ia lalu mengingatkan kalo kemarin Lu Jin nggak menyisakan nasi gorengnya sedikitpun tapi masih mikirin elegan segala. Lu Jin mengingatkan kalo kemarin cuman kecelakaan. Sekretaris mengangguk mengiyakan.
Nggak lama kemudian manajer datang mengantarkan makanannya. Salmon panggang keju. Itu dibuat oleh koki yang membuatkannya nasi goreng udang kemarin. Lu Jin mencium aroma makanannya. Ia lalu makan sesuap. Lah manajer sama sekretarisnya dah tegang aja. Tapi ternyata Lu Jin nggak berhenti makan sampai makanan itu habis.
Selesai makan ia lalu bangkit dan manggil manajer Shen. Ia menunjukkan gedung di seberang dan memberi tahu kalo warnanya mengganggu tamu untuk istirahat dan tidur. Ia menyarankan agar warnanya diganti.
Lah manajer Shen bingung soalnya itu gedung pemerintahan. Lu Jin mengubah kalimatnya barusan dan bilang kalo gedung itu sangat agung. Dia lalu nyuruh manajer Shen untuk mengantar piring-piring itu sementara dia pergi meninggalkan mereka. Lah Shūshu mau nyuruh beresin piring aja pakai ngomongin warna cat gedung sebelah segala.
Manajer Shen senang banget. Dia memberi makan ikannya sambil ngajakin ngomong. Sheng Nan datang dan mau bicara dengannya. Manajer Shen nggak tahu apa lagi yang mau Sheng Nan bicarakan sedang dia sudah kembali bekerja.
Sheng Nan mendekat dan bilang mau negosiasi dengannya. Manajer Shen menutup akuariumnya dan duduk di kursinya. Ia mengingatkan kalo Sheng Nan cuman karyawan biasa. Apa yang mau dia negosiasikan dengannya yang seorang Manajer? Sheng Nan membenarkan kalo dulu dia memang cuman karyawan biasa. Tapi sekarang cuman dia karyawan biasa yang bisa memuaskan selera tamu 1123. Ia menanyakan apa ia punya hak?
Awalnya manajer Shen terdiam. Ia lalu memperingatkan agar anak muda kayak Sheng Nan jangan sampai sombong cuman gegara punya sedikit jasa. Sheng Nan mengaku paham. Tapi anak muda kayak dia tetap bisa sombong sebentar. Manajer Shen mengiyakan. Ia lalu menanyakan apa lagi yang Sheng Nan inginkan?
Dengan sangat jelas Sheng Nan minta naik jabatan dan naik gaji. Manajer Shen menolak. Sheng Nan menyudahi. Dia mau pulang dan tidur. Manajer memanggilnya dan menanyakan apa dia nggak mau masuk kerja lagi?
Sheng Nan menatapnya dan mengungkit kalo hotel akan diakuisisi. Dan kalo ia pulang lebih awal maka itu akan mengurangi porsi olahraganya. Jadi ia masih bisa hidup lebih selama dua hari. Manajer paham kenapa Sheng Nan bisa sombong karena sudah mengetahuinya. Sheng Nan tersenyum. Ia mengingatkan kalo dalam hidup kesempatan seseorang itu nggak banyak. Seperti seorang pria. Kalo sudah menemukan maka harus menangkapnya. Ia lalu mengulangi permintaannya agar memberinya naik jabatan dan naik gaji.
Manajer Shen nggak juga menjawab. Sheng Nan mengancam akan pergi. Manajer tahu-tahu menahannya dan bilang kalo dia setuju. Sheng Nan senang mendengarnya. Ia mendekat dan menenangkan kalo dia tahu kemampuannya seperti apa. Dan ia juga nggak minta banyak. Dia nggak mau jadi kepala koki. Dia cuman mau jadi koki tetap. Dan masalah gaji ia juga nggak minta lebih. Asal sesuai dengan standar saja. Dan manajer bisa memberinya bonus kalo menyukainya.
Manajer membantah kalo ia akan menyukai Sheng Nan. Ia mengaku melakukannya karena Sheng Nan sudah mengetahui semuanya. Sheng Nan mengulurkan tangannya minta salaman sebagai bukti kesepakatan mereka. Manajer Shen menolak dan menyuruh Sheng Nan untuk segera pergi. Toh ia sudah menyetujuinya. Kalo kelamaan akan membuat orang salah paham dan menghidupkan mereka. Sheng Nan mengiyakan lalu pergi. Toh pintunya juga sudah terbuka.
Drama Cina lagi nih. Sebenarnya drama ini yang lagi aku tunggu-tunggu banget. Sebelumnya sih dapat infonya bakalan tayang Desember. Lah nggak tahunya September malah dah tayang.
Awalnya sih nggak sengaja rencana kolaborasi sama Sunbae. Secara kita juga sama-sama jatuh cinta sama drama ini. Hehe..untungnya nggak jatuh cinta sama namja yang sama, ya. Bisa ribut kalo itu mah.
Karena dari kita sama-sama nggak ada yang mau melepas akhirnya ya digarap bareng aja. Dan sebelumnya mohon maaf kalo ada perbedaan dalam penyampaian. Semoga ceritanya masih tetap bisa nyampe ya.
Lu Jin mengambil sendok Sheng Nan. Kakek memghampirinya dan menanyakan apa ada masalah? Lu Jin bilang kalo dia mau ke toilet. Kakek menunjukkan arahnya pada Lu Jin. Baru juga mau melangkah Lu Jin dan balik lagi. Dia mau kenalan sama koki wanita kakek.
Kakek menekankan kalo di sana nggak ada koki wanita. Ia mempersilakan Lu Jin untuk ke toilet. Lu Jin minta maaf lalu pergi.
Kakek juga mau pergi. Secara nggak sengaja ia melihat catatan yang ditinggalkan Sheng Nan di atas meja. Di bawahnya ada uangnya. Katanya uang itu adalah biaya hidup yang ia berikan menggantikan ayahnya. Ia minta kakak untuk nggak bilang nggak punya anak lagi lain kali. Ia mengingatkan kalo ada ayahnya sebagai anaknya kakek dan dirinya sebagai cucunya kakek.
Sekretaris Lu Jin lihat ada kotak di atas meja dan membukanya. Isinya sendok. Saat ia mau mengambilnya tahu-tahu Lu Jin datang dan melarang. Ia mengambilnya dan menutupnya kembali. Sekretaris Lu Jin meremehkan. Cuman sendok doang juga.
Lu Jin membawa kotak itu bersamanya. Ia memberitahu kalo itu adalah sepatu kaca. Sekretarisnya malah meledaknya. Cinderella mana yang menjatuhkan sendoknya? Lu Jin yang sudah sampai pintu menatapnya sinis.
"Bukan urusanmu!"
Di rumahnya Sheng Nan sedang membungkus sebuah toples kecil berisi bumbu. Tahu-tahu ada yang mengetuk pintunya. Ia bangkit dan membukakan. Toa besar. Sheng Nan malah melihatnya dan mau menutup pintunya kembali. Toa besar menahan daun pintu pakai kaki. Dia ngasih tahu kalo ada masalah. Sheng Nan nggak peduli. Dia nggak mau dengar penjelasannya. Toa besar bilang nggak mau ngasih penjelasan. Sheng Nan pikir dia mau minta maaf dan bilang kalo itu nggak ada gunanya. Dia besar juga membantah kalo dia mau minta maaf.
Ih, Sheng Nan makin kesal. Dia berlagak mau ngambil pisaunya yang panjangnya 40 meter. Toa besar menahannya. Ia mau minta bantuan Sheng Nan karena kelompok mereka mau dimusnahkan.
Sheng Nan melunak dan menanyakan masalah apa yang terjadi? Toa besar memberitahu kalo tamu 1123 kembali memesan. Sheng Nan menanyakan siapa tamu 1123. Toa besar bingung jawabnya. Tapi orang itu adalah orang yang makan nasi gorengnya.
Di hotel Lu Jin merasa nggak tenang karena makanannya belum datang sedangkan dia sudah lapar banget. Sekretarisnya malah asik mainan ponsel. Lu Jin menyindirnya yang sudah bisa kenyang cuman dengan melihat ponsel.
Ternyata sekretarisnya sudah makan di bawah tadi. Ia menawarkan untuk membungkuskan makanan mengingat kemarin Lu Jin juga bisa makan makanan sederhana itu. Lu Jin malah tersinggung karena sekretarisnya menyebut makanan dari hotel kelas lima sebagai makanan sederhana.
Sekretarisnya tersenyum. Ia pikir mungkin karena mengikuti Lu Jin selama 2 tahun ini membuat seleranya meningkat sedikit. Lu Jin mengeluhkan makanannya yang belum datang padahal dia sudah lapar.
Sekretarisnya berniat untuk menanyakannya tapi Lu Jin melarang. Ia akan bersabar karena nggak mau mereka tahu kalo ia sangat menyukai makanan mereka. Sekretaris membenarkan. Ia lalu mengingatkan kalo kemarin Lu Jin nggak menyisakan nasi gorengnya sedikitpun tapi masih mikirin elegan segala. Lu Jin mengingatkan kalo kemarin cuman kecelakaan. Sekretaris mengangguk mengiyakan.
Nggak lama kemudian manajer datang mengantarkan makanannya. Salmon panggang keju. Itu dibuat oleh koki yang membuatkannya nasi goreng udang kemarin. Lu Jin mencium aroma makanannya. Ia lalu makan sesuap. Lah manajer sama sekretarisnya dah tegang aja. Tapi ternyata Lu Jin nggak berhenti makan sampai makanan itu habis.
Selesai makan ia lalu bangkit dan manggil manajer Shen. Ia menunjukkan gedung di seberang dan memberi tahu kalo warnanya mengganggu tamu untuk istirahat dan tidur. Ia menyarankan agar warnanya diganti.
Lah manajer Shen bingung soalnya itu gedung pemerintahan. Lu Jin mengubah kalimatnya barusan dan bilang kalo gedung itu sangat agung. Dia lalu nyuruh manajer Shen untuk mengantar piring-piring itu sementara dia pergi meninggalkan mereka. Lah Shūshu mau nyuruh beresin piring aja pakai ngomongin warna cat gedung sebelah segala.
Manajer Shen senang banget. Dia memberi makan ikannya sambil ngajakin ngomong. Sheng Nan datang dan mau bicara dengannya. Manajer Shen nggak tahu apa lagi yang mau Sheng Nan bicarakan sedang dia sudah kembali bekerja.
Sheng Nan mendekat dan bilang mau negosiasi dengannya. Manajer Shen menutup akuariumnya dan duduk di kursinya. Ia mengingatkan kalo Sheng Nan cuman karyawan biasa. Apa yang mau dia negosiasikan dengannya yang seorang Manajer? Sheng Nan membenarkan kalo dulu dia memang cuman karyawan biasa. Tapi sekarang cuman dia karyawan biasa yang bisa memuaskan selera tamu 1123. Ia menanyakan apa ia punya hak?
Awalnya manajer Shen terdiam. Ia lalu memperingatkan agar anak muda kayak Sheng Nan jangan sampai sombong cuman gegara punya sedikit jasa. Sheng Nan mengaku paham. Tapi anak muda kayak dia tetap bisa sombong sebentar. Manajer Shen mengiyakan. Ia lalu menanyakan apa lagi yang Sheng Nan inginkan?
Dengan sangat jelas Sheng Nan minta naik jabatan dan naik gaji. Manajer Shen menolak. Sheng Nan menyudahi. Dia mau pulang dan tidur. Manajer memanggilnya dan menanyakan apa dia nggak mau masuk kerja lagi?
Sheng Nan menatapnya dan mengungkit kalo hotel akan diakuisisi. Dan kalo ia pulang lebih awal maka itu akan mengurangi porsi olahraganya. Jadi ia masih bisa hidup lebih selama dua hari. Manajer paham kenapa Sheng Nan bisa sombong karena sudah mengetahuinya. Sheng Nan tersenyum. Ia mengingatkan kalo dalam hidup kesempatan seseorang itu nggak banyak. Seperti seorang pria. Kalo sudah menemukan maka harus menangkapnya. Ia lalu mengulangi permintaannya agar memberinya naik jabatan dan naik gaji.
Manajer Shen nggak juga menjawab. Sheng Nan mengancam akan pergi. Manajer tahu-tahu menahannya dan bilang kalo dia setuju. Sheng Nan senang mendengarnya. Ia mendekat dan menenangkan kalo dia tahu kemampuannya seperti apa. Dan ia juga nggak minta banyak. Dia nggak mau jadi kepala koki. Dia cuman mau jadi koki tetap. Dan masalah gaji ia juga nggak minta lebih. Asal sesuai dengan standar saja. Dan manajer bisa memberinya bonus kalo menyukainya.
Manajer membantah kalo ia akan menyukai Sheng Nan. Ia mengaku melakukannya karena Sheng Nan sudah mengetahui semuanya. Sheng Nan mengulurkan tangannya minta salaman sebagai bukti kesepakatan mereka. Manajer Shen menolak dan menyuruh Sheng Nan untuk segera pergi. Toh ia sudah menyetujuinya. Kalo kelamaan akan membuat orang salah paham dan menghidupkan mereka. Sheng Nan mengiyakan lalu pergi. Toh pintunya juga sudah terbuka.
Banyakin gambarnya dong😁😊😍
BalasHapus