Sinopsis Midsummer is Full of Love episode 2 part 2

Anysti
0

Semua gambar dan konten bersumber dari WeTV




Tiffany bicara berdua dengan Tianran. Tianran masih kekeuh bilang kalo itu rumahnya. Tiffany lalu menunjukkan sertifikat rumah dan perjanjian jual beli antara Xiaoqin dan Jin Zeyi. Melihat itu semua Tianran nggak bisa bilang apa-apa lagi. Dia syok.

Masalah sudah teratasi dan Tianran juga sudah pergi. Tapi nggak tahu kenapa Tiffany malah menangkap kalo Zeyi merasa khawatir pada Tianran. Zeyi membantahnya. Ia menanyakan ada apa dengan rumah itu?

Tiffany memberitahukan yang sebenarnya kalo Tianran menggadaikan rumahnya pada temannya dan temannya menjualnya padanya. Semuanya sudah selesai dan itu legal.

Zeyi mengeluhkan Tiffany yang mencari rumah dengan latar belakang yang rumit. Tiffany yang nggak mau disalahkan membalikkan kalo itu gegara permintaan Zeyi yang nggak masuk akal. Dia pingin rumah yang jendela kaca dan lantai yang besar, atapnya harus indah, terpencil, di pinggir kota dan harus modern. Dikira gampang nyari rumah kayak gitu?

Zeyi mengangguk malas. Tiffany lalu melemparkan obat Zeyi dan menyuruhnya untuk meminumnya. Anggap saja libur. Ia lalu mengajak A Tai untuk pergi bersamanya. Zeyi menanyakan berapa banyak yang harus dia minum.

"Di belakangnya ada petunjuk minumnya, tuan muda"




Xiaoqin sedang menjual tas dan Lin Che sedang menggiling kopi. Tianran mendadak menelpon Lin Che dan memintanya untuk membawa Xiaoqin ke ruang tinju. Tapi saat Lin Che menanyakan untuk apa Tianran nggak mau memberitahukannya. Ia hanya minta agar Lin Che segera membawa Xiaoqin ke ruang tinju.

Tianran yang kesal meninju samsak berulang kali sampai akhirnya Lin Che membawa Xiaoqin ke sana. Melihat ada Tianran Xiaoqin berniat pergi. Tianran memanggilnya dan mengeluh teganya Xiaoqin melakukan itu padanya. Sekarang dia sudah nggak punya rumah lagi.

Xiaoqin menawarkan untuk mengajak Tianran untuk makan tapi Tianran menolak dan malah mau meninju Xiaoqin. Beruntung di sana ada Lin Che. Dia menghalangi Tianran agar nggak melakukannya. Bukankah Tianran janji nggak akan marah kalo mereka ketemu.

Tianran kesal. Gimana dia nggak marah? Dia menyuruh Lin Che untuk bertanya pada Xiaoqin gimana caranya menipu dirinya. Xiaoqin menekankan kalo dia nggak menipu Tianran. Tianran sendiri yang mau menandatanganinya.




Tianran minum bersama Xiaoqin. Xiaoqin mengungkit hubungan pertemanan mereka yang sudah berjalan selama 12 tahun. Ia lalu mengeluhkan adiknya yang memiliki hutang dan memintanya untuk membayarnya. Tianran menenangkan kalo Xiaoqin memiliki dirinya. Ia meyakinkan kalo saat ia punya uang nanti ia akan membelikannya rumah, mobil dan pesawat untuk Lin Che.

Xiaoqin lalu pergi ke toilet. Tianran melihat dokumen di dekatnya dan menandatanganinya tanpa menyadari kalo itu adalah surat kuasa. Ia menggadaikan rumahnya pada Xiaoqin. Setelah Xiaoqin kembali ia memberitahu kalo mulai sekarang Ia adalah walinya Xiaoqin.

Xiaoqin lalu menjual rumah itu pada Tiffany. Ia bahkan menyerahkan sertifikat rumah bersama surat kuasa yang ditandatangani sendiri oleh Tianran.


Lin Che memberikan sarung tinju pada Xiaoqin. Ia nggak bisa membelanya lagi karena memang Xiaoqin yang salah.

Tianran mulai melancarkan tinjunya. Xiaoqin mengaku menggunakan semua uang itu untuk membayar kerugian adiknya bermain saham. Tianran nggak percaya karena Xiaoqin bilang adiknya nggak main saham lagi. Ia rasa Xiaoqin hanya menggunakannya untuk membeli tas dan sepatu. Ia minta rumahnya dikembalikan.

Xiaoqin menjanjikan akan mengembalikan uangnya. Ia juga mengungkit tentang konser yang sudah ia siapkan untuk Tianran. Tianran marah dan melayangkan tinju terakhirnya yang membuat Xiaoqin nggak bisa bangun lagi.





Ia teringat saat pertama kali ayahnya membawanya ke rumah itu. Ia sangat senang. Ayah menggantung papan nama dengan namanya di pintu dan bilang kalo mulai sekarang itu adalah rumahnya.

Hujan turun. Tianran duduk di bawah hujan tanpa peduli kalo dia sudah basah kuyup. Ia membaca pesan ayah yang menanyakan apa dia sudah makan?

Lin Che mendadak datang dan memayunginya. Dia memberi tahu kalo dia sedang berjemur dan menyuruh Lin Che agar pergi. Lin Che memberinya teh susu hangat tapi Tianran menolak. Ia ingat pada kasetnya lalu pergi meninggalkan Lin Che.







Tianran pulang untuk mengambil kasetnya tapi pintunya terkunci. Ia memanggil-manggil Zeyi dan minta dibukakan. Zeyi membukakan pintu untuknya. Ia lalu bilang ke Zeyi kalo dia mau mengambil kaset pemberian ayahnya.

Zeyi malas mendengar Tianran menggunakan ayahnya sebagai alasan. Ia memberi tahu kalo semua barang-barang Tianran sudah ia buang ke tempat sampah.

Tianran lalu mencarinya ke tempat sampah tapi nggak menemukannya. Zeyi yang merasa nggak tega akhirnya memanggilnya dan menyuruhnya untuk mencari di atas. Tianran lalu masuk ke rumah dan mencari kaset ayah. Setelah selesai ia turun.
**

Melihat Zeyi minum dari gelas dan tekonya, ia pun mengambilkan yang lain. Zeyi kesal dan mengingatkan kalo itu adalah rumahnya. Rupanya Zeyi berniat merenovasi rumah itu. Tianran melarang. Ia memberitahu kalo rumah itu dirancang sendiri oleh ayahnya untuk memenuhi keinginan terakhir ibunya. Sekarang ayahnya juga sudah nggak ada. Jadi Zeyi nggak boleh merenovasinya.

Zeyi pikir itu nggak adil untuknya karena ia sudah membeli rumah itu. Tianran menjanjikan akan mengembalikan uang Zeyi. Ia lalu menunjukkan buku lagu yang ia ciptakan. Ia menjanjikan akan memberikan hak cipta dan hak paten pada Zeyi saat ia debut nanti. Ia juga akan membayarnya pelan-pelan. Zeyi nggak mau. Ia menyerahkan buku itu serta semua kaset Tianran dan mendorongnya keluar.

Tianran kesal. Ia jadi menyesal sempat menampung Zeyi saat ia sakit kemarin.




Siangnya Zeyi pergi. Tianran lalu masuk ke ruang samping dan mengambil kunci duplikat yang ia sembunyikan di pot bunga. Diam-diam ia masuk dan makan camilan dari kulkas.

Zeyi pulang pada malam harinya dan kaget lihat Tianran sudah tidur di sofa tengah. Nggak lama kemudian Tianran bangun ia naik ke atas dan membereskan pakaiannya sedangkan Zeyi asik membaca majalah di sofa.

Mendadak Tianran berubah pikiran. Ia duduk di samping Zeyi dan merebut makalahnya. Ia menekankan kalo ia nggak akan pergi. Zeyi tetap menyuruhnya untuk pergi dan mengungkit kalo itu adalah rumahnya.

Tianran lalu menunjukkan foto Zeyi saat tidur di kandang anjing. Zeyi berusaha untuk merebutnya tapi Tianran nggak mau memberikannya. Posisi mereka sangat dekat. Di luar ada paparazi yang diam-diam memotret mereka.

Bersambung...

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)