Sinopsis The Good Bad Mother Episode 1

Anysti
0

All content from jtbc







Ringkas drama sebelumnya


Seseorang bernarasi tentang babi bersamaan dengan keluarnya seekor babi dari peternakan. Ia lalu ditangkap sama pemiliknya. 


1986


Yongsun mengantarkan pakan ternak ke peternakan. Setiap kali selesai mengantar ia dikasih makanan dari pemilik peternakan. Truknya yang tadinya penuh dengan pakan tyernak saat berangkat berubah jadi penuh makanan saat pulang. Seorang pria, Choi Haesik datang ke toko sambil bawa babi. Ia melamar Yongsun dengan babi itu. 


Lah babinya malah lepas. Keduanya mengejarnya sampai masuk ke restoran babi segala. Akhirnya Choi Haesik berhasil menangkapnya. Ia malu untuk melanjutkan lamarannya tapi ternyata Yongsun menerima lamarannya. 





Akhirnya mereka menikah. Choi Haesik membayar tukang yang memperbaiki tempatnya. Ia membayarnya meski orangnya menolak. Ia minta agar anaknya didoakan nanti saat lahir. Setelah menghitung tanggal persalinannya ia pun menyiapkan nama anak laki-laki dan perempuan yang semuanya diawali sama Kang. Selain itu ia juga menyiapkan mainan robot kalo nanti laki-laki dan boneka kalo anaknya perempuan. Ia juga menyiapkan tabungan untuk anaknya. 


Seseorang datang memintanya untuk ke peternakan. Nggak tahu apa yang terjadi ia mengikat kain di depan seekor induk babi. Yongsun juga datang dan melihatnya. 


Haesik dan Yongsun sedang makan bersama. Haesik menggunakan telpon dari kaleng dan benang untuk bisa terhubung dengan bayinya. Saat mereka sedang bersiuman, kepala desa datang dan memberitahu tentang desa mereka yang akan dilewati obor olimpiade. Keduanya senang mendengarnya. Yongsun bahkan menawarkan diri untuk menggambar bendera dan spanduk. 




Beberapa orang datang dan memberitahu Haesik kalo peternakannya akan digusur karena akan digunakan obor olimpeade lewat. Tempatnya bau dan nggak pantas muncul di tv. Haesik nggak setuju dengan hal itu. Song Wubyok datang dan memukuli anak buahnya tadi yang nggak bisa mengajak Haesik bicara. ia lalu memberikan kartu namanya pada Haesik dan memberi rokok dari luar negeri. 


Haesik tetap nggak bergeming. Ia malah makin marah. Apa hebatnya rokok dari luar negeri? Apa tv dari luar negeri bisa mengeluarkan bau? Ia akan mempertahankan peternakannya yang ia dapatkan dari orang tuanya dan akan ia wariskan ke anak dan cucunya. 




Malamnya orang-orang pak Song ke peternakan dan membakar tempat itu. Yongsun yang sedang tidur mendengar teriakan kebakaran dan terbangun. Mereka ke sana tapi tempat itu nggak bisa diselamatkan lagi. 


Akhirnya api berhasil dipadamkan. Para tetangga Haesik memberitahu kalo mereka sempat melihat orang-orang konstruksi sebelumnya. Selain itu Yongsun juga menemukan puntung rokok yang sebelumnya ditunjukkan sama pak Song. 






Berbekal dengan puntung rokok itulah Haesik dan istri akhirnya menuntut pak Song. Dalam kesaksiannya pak Song mengatakan kalo ia juga membagikan rokok itu ke warga. Selain itu, para tetangga yang sebelumnya mengatakan kalo mereka melihat orang-orang konstruksi mendadak mengubah pernyataan mereka saat di pengadilan. Ada yang bilang melihat babi (padahal emang bener orang), dan tukang yang sebelumnya datang ke peternakan bilang kalo itu karena korsleting listrik. Secara tatanan listrik di peternakan sangat berantakan. 


Karena kurangnya bukti dan saksi akhirnya pak Song dinyatakan nggak bersalah. Merasa nggak adil, Haesik menemui tukang listrik yang sebelumnya. Ia membenarkan kalo ia diancam sama pak Song menggunakan anaknya. Haesik lalu menunjukkannya pada pak Oh, jaksa. Haesik juga sudah mencari tahu tentang pak Song dan ia memang sering terlibat dengan kebakaran saat menginginkan sebuah tempat. 


Pak Oh menjanjikan akan memperjuangkan Haesik. Haesik juga memberikan tabungan yang ia siapkan untuk anaknya saat sudah lahir nanti. 


Setelah Haesik pergi, Pak Oh menelpon seseorang dan mengeluhkan keadaan yang semakin rumit. 






Dalam perjalanan pulang mobi Haesik dihadang sama sebuah mobil. Ia nggak bisa maju dan nggak bisa mundur. Ternyata mereka adalah orang-orangnya pak Song. Mereka membuat seolah Haesik melakukan bunuh diri. Setelahnya bahkan pak Song masih sempat makan gimbab dan minum. 


Di rumah Yongsun sedang menyulam. Ia dapat telpon dan langsung datang ke rumah sakit. Suaminya sudah meninggal. 


Merasa ada yang aneh dengan kematian suaminya, Yongsun menemui pak Oh. Dinjukkannya foto leher suaminya saat gantung diri. Nggak ada bekas kesakitan di sana. Sebelumnya suaminya juga bilang menemukan bukti. Jadi nggak mungkin kalo dia bunuh diri. Pak Oh mengembalikan tabungan Haesik yang diberikan padanya dan menyesalkan bukti itu yang nggak ditunjukkan padanya. 





Di peternakan Yongsun menyimpan cincin kawinnya bersama dengan tabungan anaknya. Di dekat induk babi ia berjanji akan bertahan hidup dengan anaknya. 


Selanjutnya Yongsun membeli sebuah peternakan di desa Jouri. Ia membangun sendiri tempat itu dengan kedua tangannya. Setelahnya ia pindah ke rumah di desa tersebut. Para warga yang melihatnya merasa keberatan kalo ada peternakan babi di desa mereka. Mereka pun datang ke peternakan dan terkejut saat melihat pemiliknya adalah seorang wanita yang sedang hamil. 


Meski begitu mereka tetap menyampaikan protes dan ingin agar peternakan itu pindah. Dan sebagai warga, Yongsun balik menyampaikan keluhan ke warga. Mereka lalu bertengkar sampai jambak-jambakan segala. Mendadak perutnya Yongsun terasa sakit. Ketubannya becah. Ia akan melahirkan. 






Warga desa membantu persalinannya. Pak Lurah menelpon tenaga kesehatan tapi karena nggak ada sinyal ia sampai naik ke tempat yang tinggi. Bu Lurah juga membantu menyiapkan gunting. Setelah berjuang akhirnya bayinya Yongsun lahir. Seperti yang sudah direncanakan ayahnya, bayi itu pun dikasih nama Kangho, Choi Kangho. Orang yang kuat dan kokoh. Para warga terharu melihat perjuangan Yongsun. 


Ajaibnya setelah Yongsun melahirkan, Geumja yang juga sedang hamil besar merasakan kontraksi. Keadaan kembali ribut. Pak lurah kembali naik ke atas dan menelpon tenaga medis sementara nenek tadi kembali membantu persalinan. 


Bayi Geumja ternyata perempuan. Padahal mereka berharap agar anak ketiga Geumja adalah laki-laki. Suaminya yang merasa kecewa pulang ke rumah dan meninggalkan istrinya. 





Beberapa tahun kemudian


Kangho terdiam melihat formulir ijin piknik. Samsik melempar sepatunya ke kepala Kangho dan mengolok Kangho yang nggak punya ayah dan bau babi. Mijoo nggak terima dan memukul Samsik sambil mengeluhkan sikapnya pada Kangho. Kangho yang sedari tadi hanya diam akhirnya nggak bisa menahannya lagi dan memmukul Samsik sambil mengumpat. 


Sampai rumah Kangho dimarahi sama ibunya dan dipukul pakai tongkat. Kangho sudah menjelaskan kalo Samsik duluan yang mulai tapi ibu nggak mau ngerti. 




Sambil makan ibu meriksa tugas Kangho. Ia mengungkit saat Kangho berumur satu tahun ia nggak memilih stetoskop atau yang lain melainkan palu. Memang benar ia nggak punya ayah dan hidup dari peternakan babi. Ibu minta Kangho untuk menahan ejekan teman-temannya. Nanti saat ia sudah menjadi jaksa maka mereka nggak akan melakukannya lagi. Itulah kekuatan yang sesungguhnya. 


Ibu melarang Kangho untuk makan lagi karena akan mengantuk kalo kekenyangan. Ia lalu menunjukkan kalo Kangho salah 3 dari 100 pertanyaan. Ia disuruh belajar lagi sampai halaman berikutnya. Dan tentang piknik Kangho nggak dibolehin buat ikut. Setelah ibu pergi, Kangho mengambil formulirnya. Ia nggak ikut dengan alasan ibu jahat. 







Mijoo pulang dan melihat ibunya sedang masak jeon untuk persembahan. Ia mau makan tapi nggak dibolehin dan akhirnya makan remahnya. Dilihatnya ibu nangis tapi ibu membantah kalo dia habis nangis. Mijoo juga melihat wajah ibu terluka. Tahu siapa pelakunya ia lalu mencari ayahnya di klub. Pemiliknya melarangnya masuk dan Mijoo mengancam akan melaporkannya karena membuka bar di siang hari. 


Akhirnya ia diijinkan masuk. Ia melihat ayahnya sedang menari bersama wanita lain. Mijoo menemui mereka dan menarik telinga sang ayah. Ia nyuruh ayahnya untuk pulang kalo nggak ingin peringatan kematiannya sama kayak nenek. Wanitanya ayah menawari Mijoo makan. Mijoo memperhatikan kukunya yang dipakaiin kuteks. Ayah kembali menari setelah Mijoo pergi. 


Sampai rumah Mijoo kesal lihat kedua kakaknya yang menari-nari di depan meja persembahan, seakan nggak cukup punya ayah tukang selingkuh. 


Malamya Mijoo belajar sementara ibunya sudah tidur. Dilihatnya kuku ibunya. Ia lalu mewarnainya pakai pulpen. 





Beberapa tahun kemudian lagi


Mijoo sudah SMA tapi masih suka mewarnai kuku ibunya saat tidur. Kali ini ia berangkat sambil bawa gimbab. 


Saat jam istirahat Samsik melihat Kangho masuk ke gudang. Ia yang sedang main sepak bola ingin mengerjai Kangho dan mengunci pintunya. Ternyata ada Mijoo juga di sana. Ia mengamati Kangho yang selalu ke sana tiap makan siang. Ia membawakannya gimbab sebagai hadiah ulang tahun karena selama ini Kangho nggak pernah ikut piknik.


Kangho hanya makan lima potong. Kalo kekenyangan maka ia akan mengantuk, kalo mengantuk nanti nggak bisa belajar. Sudah saatnya masuk kelas. Mereka mau keluar tapi nggak bisa karena pintunya terkunci. Mencoba untuk meminta bantuan tapi nggak ada yang dengar. 









Hingga malam tiba keduanya masih belum bisa keluar dari sana. Ibu Kangho dan ibu Mijoo sangat khawatir. Bersama dengan pak lurah dan bu lurah mereka mendatangi Samsik di rumahnya untuk bertanya tentang keduanya. Mengetahui kalo Mijoo juga belum pulang, Samsik pun segera berlari ke sekolah. Para ibu bersama pasangan lurah mengikuti di belakang. Bu lurah khawatir kalo mereka akan punya anak saat masih SMA. 


Mijoo merasa lapar. Karena sudah nggak ada makanan ia pun makan permen sementara Kangho nggak mau saat ditawari. Mijoo bertanya apa Kangho nggak merasa apa-apa berada di dalam satu ruangan dengannya? Kangho bilang enggak. Mijoo lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Kangho. Mendadak Kangho mengatakan sesuatu yang romantis tentang cinta. Dan ternyata itu adalah puisi yang mungkin akan keluar di ujian besok. Mijoo kecewa karena Kangho sukanya belajar mulu. 


Tahu-tahu ia tersedak permen. Kangho berusaha menolongnya dengan mengangkat-angkat tubuhnya. Saat itulah mendadak pintu terbuka. Samsik dan yang lainnya ada di luar pintu menatap mereka dengan tatapan bingung. Bu lurah lega lihat mereka yang masih pakai baju. Ibu Kangho mengemasi buku-buku Kangho. Ia menyesalkan Kangho yang nggak ikut les padahal besok ada ujian. Dilihatnya buku Kangho ada lukisan wajah Mijoo. 

**

Hari ini Kangho mengikuti ujian. Ibu mengantarnya dan menyemangatinya. Setelah ibu Kangho pergi, Mijoo memanggil Kangho. Ia mengajaknya untuk makan enak, nonton bioskop dan pergi ke karaoke. Mereka akan bersenang-senang dan pergi ke tempat yang nggak pernah Kangho datangi. Ia juga sudah mendatangi peramal dan warna keberuntungan mereka hari ini adalah kuniing. Makanya bajunya Mijoo kuning semua. Ia juga mewarnai kuku Kangho dengan kuteks warna kuning. Ia juga membawa barang-barang (ada tamborin segala) yang bisa mereka gunakan nanti saat berkaraoke. 


Mereka pun berpisah setelah Mijoo menyemangati Kangho. Saat Kangho melanjutkan langkahnya, mendadak terdengar suara keras di belakang. Mijoo mengalami kecelakaan ditabrak sama motor pengantar makanan. Kangho langsung menjatuhkan barang-barangnya dan berlari menuju pacar tercinta. Dipanggil-panggilnya Mijoo sambil mengguncangkan tubuhnya tapi Mijoo nggak merespon. 


Ibu sendiri sedang ada di makamnya ayah. Ia memberitahu kalo Kangho akan menghadapi ujian hari ini dan minta agar ayah menjaganya. 







Mijoo akhirnya sadar. Ia melihat Kangho dan menanyakan ujiannya. Kangho nggak menjawab. Ia meninggalkan ujiannya. Mijoo nangis. Kangho mencium Mijoo dan menenangkan kalo ia akan ikut ujian tahun depan. 


Sampai rumah Kangho ditampar dan diusir sama ibu. Emangnya hanya ada Kangho di sana? Apa ia walinya? Apa ia akan mati? Kangho yang dari tadi manahannya nggak bisa lagi melakukannya. Ia merasa sesak dengan tuntutan ibu selama ini. Ia pikir ibu membesarkannya menjadi orang yang kuat agar bisa membantu orang yang lemah tapi ternyata enggak. Ibu ingin ia menjadi orang yang mencelakai ayahnya. Ia pun mengabulkan keinginan ibu untuk pergi. Ia lalu ke kamar dan nangis sambil melihat kuku kuningnya. 





Ibu ke kuil dan mendoakan sidang Kangho. Dalam sidangnya Kangho menyatakan kalo korban nggak memakai pengaman saat bekerja sehingga terjatuh dari lantai atas. Usai persidangan istri korban dan bayinya menemui Kangho. Ia memberikan ponsel suaminya pada Kangho. Di sana suaminya sudah meminta pengaman tapi nggak diberikan sama pihak Woobyeok karena nggak mau biaya bertambah. Dan kenapa ia memberikannya pada Kangho dan bukannya pada pengacaranya adalah karena pengacaranya sudah berpihak pada mereka. 


Kangho mengambilnya dan menjajikan akan memprosesnya. Tapi setelah wanita itu pergi ia menelpon orang Woobyeok dan memberitahu kalo keadaan menjadi semakin rumit. Selanjutnya ia menemui pak Song secara langsung. 


Ringkas drama selanjutnya

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)