Sinopsis Doona! Episode 1

Anysti
0

All content from Netflix





Ringkas drama sebelumnya


Doona berada di atas panggung bersama dengan member Sweet Dream yang lain. Secara mendadak ia terjatuh dan tenggelam. Setelahnya ia membuka matanya. Itu adalah mimpi. 








KEJADIAN NGGAK TERDUGA


Wonjun ada di mobilnya Kooksu dan dikasih kartu nama. Ia iri sama Kooksu yang sudah jadi CEO di usia 21 dan menyuruhnya untuk berangkat lebih pagi. Ibunya sakit pinggang dan kesulitan membawa barang. Kooksu meremehkan Wonjun yang khawatir sama ibunya tapi malah pergi ke Seoul. Wonjun beralasan kalo ia menghabiskan banyak waktu di jalan. Wonyeong juga sudah pulih dan lebih baik ia menggunakan waktunya untuk hal lain. Kooksu janji akan menjaga ibunya Wonjun dan berpesan agar kalo nanti di Seoul ia ketemu sama Doona, ia harus menghubunginya. 


Wonjun belajar di atas bus. Akhirnya ia sampai. Di depan ada Doona. Ia menyapanya tapi nggak dibalas. Ia lalu membuka pintunya. Sandinya salah. Ia melepas jaketnya dan mengulanginya lagi. Doona melihat hoodie yang Wonjun pakai. Ada inisial namanya di sana. Akhirnya Wonjun bisa membuka pintunya. Ia melihat Doona melihatnya dan bertanya apa mereka pernah bertemu? Ia merasa kalo Doona tampak nggak asing. Doona hanya diam sehingga Wonjun pikir enggak. Ia lalu masuk. Doona membuang puntung rokoknya. Ternyata ia sudah menghabiskan beberapa batang rokok sejak tadi. 


Di dalam Junghun menemui Wonjun dan memberinya selembar kertas berisi peraturan selama tinggal di atas. Ia disarankan untuk mencuci baju di atas. Setelahnya Yuntaek menemuinya dan memperkenalkan diri. Ia jurusan Teknik Sipil, tahun kedua. Wonjun juga memperkenalkan dirinya. Setelahnya Wonjun ke kamarnya. 


Doona nggak bisa tidur gegara Wonjun terlalu berisik. Setelah menata kamarnya, Wonjun mencetak poster jasa bimbel. Saat menggunting nomor telpon, ia nggak fokus gegara lihat Doona di bawah sehingga jarinya kena gunting. Selanjutnya ia menelpelkannya di halte. Di sebelahnya juga ada poster yang sama. Dua siswi SMA datang dan mengambil nomor telponnya. Mereka juga mengomentari hoodie yang Wonjun pakai. 







Saat pulang Wonjun kembali melihat Doona. Ia di atap sedang telponan tapi nggak dijawab. Ia lalu mengirim pesan kalo ada penguntit di lantai dua. Nggak dibalas. 


Wonjun kembali membersihkan kamarnya. Ia membuka jendela dan kembali melihat Doona. Ia lalu menemukan koran di bawah tempat tidur dan menggunakannya untuk menutup kaca jendela. Kooksu menelpon. Ada yang mau les matematika dan biayanya 800 ribu. Wonnjun senang dengarnya. Itu bisa ia gunakan untuk sewa dan biaya hidup. Ia minta Kooksu untuk menyampaikan terima kasihnya ke ibunya. 


Sambil nyanyi Kooksu menanyakan rumahnya. Ia mengungkit kalo Kooksu bilang sudah nggak suka dan membuang semua album Sweet Dream. Kooksu memberitahu kalo berhenti jadi penggemar itu nggak mudah. Ia mengungkit hoodie yang ia berikan dan minta dibalikin karena itu produk idola edisi terbatas. Lah Wonjun kaget. Ia mengambilnya di keranjang cucian dan memberitahu kalo ia memakainya sehatian kemarin. 






Pesan yang Doona kirim sebelumnya sudah terbaca. Wonjun meninggalkan rumah sambil bernyanyi. Doona menghampirinya dan menantapnya sinis. Ia merasa kalo Doona sedang mengejeknya. Wonjun memperhatikan Doona dan akhirnya ingat kalo ia adalah Lee Doona dari Sweet Dream. 


Doona  sinis. Ia merasa kalo Wonjun sedang berakting. Ia mengarahkan tangannya ke muka Wonjun dan hampir melukainya pakai rokok. Wonjun protes karena Doona hampir melukainya. Doona santai. Nyatanya Wonjun nggak papa. Ia menanyakan bagaimana Wonjun bisa tahu ia ada di sana. Ia juga memasang kamera? Apa yang mau ia lihat? Menguntit sampai pindah ke sini. 


Wonjun memberitahu kalo ia memang bukan penguntit. Temannya yang penggemarnya.  Ia memandanginya karena merasa nggak asing. Ia meminta maaf dan menjanjikan nggak akan memandanginya lagi. Dan sebelum pergi ia memberitahu kalo ia suka grup TWICE. 






Wonjun menemui ibu dari calon anak didiknya. Ia akan mulai minggu depan. Ibu tadi memanggil Wonjun dan memberikan syalnya yang ketinggalan. Di halte Wonjun bertemu dengan Jinju. Mereka bicara sambil minum. Wonjun menyinggung rambut Jinju yang sekarang jadi pendek. Jinju juga membicarakan Wonjun yang sebelumnya berangkat pulang pergi ke kampus dan sekarang tinggal di kos. Ia juga memberitahu kalo ia diterima di universitas yang sama sama Wonjun. 


Setelah puas mengobrol mereka pun menunggu bus bersama. Salju turun dan Wonjun memberikan syalnya ke Jinju biar dia nggak kedinginan. Ia menunjukkan posternya dan Jinju juga menunjukkan miliknya. Mereka saingan tapi Jinju biasanya nggak pernah menang dari Wonjun. Mereka lalu berpisah setelah busnya Jinju datang. 









Sampai di depan rumah Wonjun melihat Doona duduk sambil melihat ponsel dengan sandal dan pakaian tipis. Wonjun sempat mengkhawatirkannya. Doona menghampirinya. Ia memberitahu kalo suaranya jelek dan memperingatkan agar Wonjun nggak bernyanyi di depannya lagi atau ia akan memecahkan kepalanya. Dih kaget. Doona meninggalkan Wonjun. Dan setelah beberapa langkah tahu-tahu ia pingsan. Wonjun melepaskan jaketnya untuk menyelimuti Doona dan segera menghubungi ambulans. 


Doona tersadar di rumah sakit. Ia melihat Wonjun asik dengan ponselnya. Rupanya ia sedang mencari kerja. Wonjun melihat Doona sudah sadar dan menanyakan walinya. Doona bilang nggak ada tapi Wonjun malah nanya mulu sehingga membuatnya kesal dan dilihatin sama orang-orang. Wonjun lalu menutup tirainya. Doona mencari ponselnya dan Wonjun memberikannya. Baterainya habis dan ponselnya mati. 


Perawat datang menanyakan walinya Doona. Karena tadi Doona bilang nggak ada wali akhirnya Wonjun yang jadi walinya. Ia mendengarkan apa yang perawat katakan seputar kondisinya Doona. Setelahnya Wonjun meminjam charger sama perawat. Ia juga membelikan kaos kaki untuk Doona. Secara tadi perawat bilang kalo Doona harus tetap hangat. 


Doona  nyuruh Wonjun untuk memakaikan kaos kakinya. Ia kan walinya. Ia menunjukkan kalo tangan kirinya diinfus dan tangan kanannya lagi pegang ponsel. Wonjun melakukannya. Doona juga meletakkan kakinya di pangkuan Wonjun. Ia menanyakan apa nggak ada kaos kaki biasa? Katanya ia suka sesuatu yang biasa. Wonjun tertawa dengarnya. Ia aja nggak biasa. Ia memberitahu kalo kaos kaki tidur justri akan membuatnya dingin kalo berkeringat. Ia sengaja membelinya. Seenggaknya warnanya pink. 


Doona memakai sendiri kaos kakinya dan menanyakan nama Wonjun. Wonjun nggak mau memberitahu karena itu informasi pribadi. 




Pagi-pagi sekali Wonjun ditelpon sama Kooksu. Temannya ibunya nggak jadi mengambil les Wonjun karena mengira kalo ia merokok. Ada bau rokok di syalnya. Padahal itu dari Doona. Gegara itu Wonjun jadi sangat kesal. 800 ribunya hilang. 


Paketnya datang. Ia keluar untuk mengambilnya tapi tahunya paketnya malah didudukin sama Doona. Ia mengaku lapar dan mengajak Wonjun untuk makan. Wonjun menolaknya dan kembali ke kamarnya. Ia memasang tirai di jendelanya. Doona melihatnya dari bawah dan memanggil namanya. Ia mengajak Wonjun untuk makan. Wonjun selalu menolaknya tapi Doona nggak pernah menyerah. 








Saat itu Wonjun mau menjemur pakaiannya. Lah malah ada Doona di sana. Ia mau menghindarinya tapi Doona menyuruhnya untuk menjemurnya dan nggak usah memedulikannya. Wonjun pun melakukannya. Sampai pada hoodie itu. Seakan nggak mau Doona salah paham, ia menjelaskan kalo itu hadiah dari temannya. Waktu itu ia memakainya karena itu hangat. 


Doona sendiri nggak mau tahu. Apalagi Wonjun bilang kalo ia bukan penggemarnya. Ia mendekat dan mengomentari pakaian Wonjun yang rapi sebagai mahasiswa teknik. Ia pikir pacarnya WOnjun yang memilihnya. Wonjun memberitahu kalo ia nggak punya pacar. Doona kembali mengajak Wonjun untuk makan. Ia lapar. 


Woonjun berpikir kalo Doona menyukainya dan memintanya untuk nggak seperti itu karena membuatnya merasa nggak nyaman. Lah Doona malah tertawa. Ia mengatakan kalo ia nggak akan pernah jatuh cinta padanya. Ia hanya ingin berteman dengannya. Ia mengaku kalo ia nggak punya teman. Wonjun merasa nggak enak dan nyuruh Doona untuk berteman dengan mereka yang ada di lantai satu. Doona memberitahu kalo hanya ada ia di lantai satu. Wonjun merasa kalo Doona kaya dan mendadak mau jadi sahabatnya. 


Doona pikir ia boleh menelpon Wonjun tapi Wonjun nggak memperbolehkan. Ia nggak murahan. Doona menyalahkan Wonjun kalo sampai ia dibunuh sama penguntit. Lah kok tanggung jawabnya? Matahari sudah terbit. Doona mau membuat permohonan dan melarang Wonjun untuk mengganggunya. Doona berjalan beberapa langkah. Ia mengangkat tangannya dan membuat permohonan. Sesaat Wonjun terpesona melihatnya. Ia merasa gugup dan mau kembali. Doona memanggilnya dan menyuruhnya membawa celana dalamnya. Wonjun kembali dan membawanya lalu menggantungnya di kamarnya. Ia merasa ingin pindah. 





Wonjun makan sendirian di kantin sambil belajar. Ia melihat Jinju juga sendiri dan mau menghampirinya tapi nggak jadi gegara dia dihampiri sama teman-temannya. Jinju melihatnya dan melambaikan tangan. Wonjun mengangkat tangannya dan membalasnya. 


Di kesempatan lain Jinju menghampiri Wonjun dan mengembalikan syalnya. WOnjun menyuruhnya untuk memakainya tapi Jinju nggak mau karena bau asap rokok. Dan saat ia mau melepasnya tahu-tahu malah nyangkut di antingnya. Wonjun membantu melepasnya dan membuat teman-teman Jinju menjadipenasaran dengan hubungan mereka. Dan saat Jinju bilang kalo mereka hanya kenalan, membuat Wonjun merasa kecewa. 




Wonjun menelpon Kooksu dan memintanya untuk menjelaskan ke teman ibunya kalo ia nggak merokok. Temannya, eh orang aneh, pokoknya bukan ia yang merokok. Kooksu memberitahu kalo ia sudah punya yang baru. 


Wonjun mencetak beberapa materi. Ia juga menempel poster dan kena tegur keamanan juga. Katanya ia harus bayar dan mendapat stempel kalo menempelkannya di sana. Selain itu ia juga mencari pekerjaan paruh waktu. 


Di bus Wonjun ingat kalo Kooksu bilang kalo jadi tutor itu mudah bagi Wonjun yang seorang genius dari Yangjin. Kenyataannya enggak. Ingat saat ia mau pergi meninggalkan ibu. Ibu berpesan agar ia nggak lupa minum jus labu. Adiknya yang berpesan agar mengirimkan foto saat ia punya pacar. 





Di halte Wonjun melihat kalo ada yang mengambil nomor telpon di posternya. Orang itu lalu menelpon. Ia mengajaknya untuk makan bersamanya. ternyata ia adalah Doona. Ia tertawa melihat Wonjun tertipu. Keduanya bertengkar di depan rumah. Doona menyuruhnya untuk marah karena ia penasaran dengan marahnya seperti apa. 


Wonjun merasa kalo Doona sangat bosan dan itu sangat menyenangkan baginya. Ia pengangguran yang memiliki banyak uang dan waktu jadi bisa bertingkah seenaknya. Tapi nggak semua orang bisa hidup seperti dirinya. Ia butuh pekerjaan dan juga harus belajar. Banyak yang harus ia lakukan dan meminta agar Doona jangan mengikutinya dan bercanda seperti itu. Baginya leluconnya sama sekali nggak lucu. 


Doona terdiam dengarnya. Ia merasa kalo marahnya payah dan mengaku paham sama maksudnya. 




Semenjak itu Wonjun nggak lagi melihat Doona di depan rumah ataupun di atap saat menjemur pakaian. Merasa khawatir ia lalu ke rumahnya. Pintunya nggak terkunci. Wonjun memanggilnya dan mengajaknya untuk makan bersama lain kali. Doona bisa memilih waktunya dan ia akan mentraktirnya setelah mendapat pekerjaan. Ia berbalik dan kaget lihat Doona ada di depannya. Doona nggak bilang apa-apa dan masuk. 








Doona mendadak muncul dan duduk di samping Wonjun saat di kelas dan mengajaknya makan. Katanya boleh kapanpun. Woonjun melihat sekitar dan memakaikan kembali topinya karena orang-orang melihat. Untuk sekarang tunggu setelah kelasnya selesai. 


Keduanya berdua makan es krim di luar. Wonjun menanyakan apa nggak masalah kalo orang melihatnya? Doona memberitahu kalo gayanya seperti itu nggak banyak yang mengenalinya. Wonjun juga nggak tahu. Wonjun merasa kalo itu terasa nggak nyata. Doona bangkit. Ia akan menelponnya dan Wonjun mengijinkan. Tapi kalo darurat aja. Ia lalu berjalan meninggalkan Wonjun. Ia memperingatkan kalo Wonjun juga jangan jatuh cinta padanya. Wonjun mengatakan kalo itu nggak mungkin. Tapi nggakada yang tahu. 


Doona yang sedang berjalan melihat Wonjun di kelas dan menghampirinya. Orang-orang melihatnya tapi ia nggak peduli. 


Wonju menyimpan kontak Doona. 


Di setiap kehidupan, akan muncul kejadian nggak terduga. Kamu pernah bilang. Kamu dan aku berasal dari semesta berbeda. Kita yang hidup di semesta berbeda ini…hanya secara kebetulan duduk bersebelahan di halte yang sama. Mungkin perkataanmu benar. Namun aku senang…karena itu adalah kamu.


Ringkas drama selanjutnya

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)