Sinopsis A Time Called You Episode 9

Anysti
0

All content from Netflix








Ringkas drama sebelumnya


Sambil makan kue Junhi memberitahu SIhyeon tentang apa yang Dohyun lakukan. Mendengarnya membuat Sihyeon kesal. Apalagi alasan mereka pacaran adalah karena Dohyun baik pada anak-anak saat klub mereka mengunjungi panti asuhan. Dulu saat kecil ia pernah ikut neneknya. Ada kakak laki-laki tetangganya yang baik padanya. Kakak itu membelikannya sate tteok dan memarahi anak laki-laki yang mengganggunya. Saat itu ia sempat minta kakak itu untuk mengingat namanya, Han Junhi. 


Sihyeon ingat kejadian itu dan menyesalkan kalo ia sudah memberi berkah sama orang jahat. Tapi ia senang Junhi nggak punya pacar. Artinya ia bisa mendekatinya sekarang. Junhi bilang kalo ia nggak mau pacaran dulu. Sihyeon lalu bilang kalo ia juga nggak akan pacaran, karena ia maunya sama Junhi. Junhi merasa gugup dan pamit. Sihyeon memanggilnya dan memberinya hadiah. 


Junhi membuka kado dari Sihyeon di bus. Isinya adalah sepasang anting. Ia pun tersenyum melihatnya. 




In Gyu ke makam Minju dan membawa bunga. Ingat kenangannya selama ini dengan Minju dan saat Minju meninggal. Sesampainya di rumah ia melihat nenek pingsan di lantai dan membawanya ke rumah sakit. Sihyeon datang setelahnya. In Gyu menyesalkan Sihyeon yang nggak memberitahunya kalo nenek sakit. Nenek siuman dan melarang In Gyu menyalahkan Sihyeon. Nenek yang melarangnya untuk memberitahunya. Penyakit nenek sudah parah saat diketahui dan nggak bisa diobati lagi. Nenek merasa senang bisa melihat In Gyu bebas. 











Saat makan Sihyeon menyapa Junhi tapi diabaikan. Junhi lalu melihat para gadis terus melihat Yeonjun (Sihyeon) dan membicarakannya. Kata Na Eun Yeonjun memang populer. Tapi dia juga nggak pernah menggoda para gadis. Na eun cerita kalo ada seorang gadis yang menyatakan perasaannya ke Yeonjun dan langsung ditolak. Yeonjun bilang kalo ia sedang menunggu takdirnya. Ia akan pacaran sekali seumur hidup dan orang itu bukanlah gadis itu. 


Sihyeon sedang di ruangan klub. Ia mengambil pemutar kaset dan mendengarkan lagu Seo Jiwon. Seketika ingatannya kembali ke saat bersama Junhi yang masuk ke tubuh Minju. Junhi masuk. Ia menanyakan apa yang Sihyeon dengarkan dan Sihyeon membagikan sebelah earphone-nya. Ia tahu kalo itu lagu lama. Sihyeon bilang mendengarkannya membawanya ke masa lalu. Seseorang tersenyum sambil menatapnya, melambaikan tangan padanya dan menyuruhnya bergegas. 


Junhi pikir itu adalah cinta pertama Sihyeon. Sihyeon memberitahu kalo orang itu adalah Junhi. Ia sedang menunggunya menerima perasaannya dan ia akan selalu di sampingnya. Mendengarnya membuat junhi gugup. Ia pamit karena lupa matiin kompor di rumah. 


Di luar ia terus teringat saat Yeonjun menatapnya tadi. Ia lalu teringat kalo ia baru putus dan mau fokus belajar. Setelahnya Sihyeon terus menunjukkan perhatianya ke Junhi. Memberinya kopi saat di kelas, menyelimutinya saat ia tertidur di perpustakaan, memberinya payung saat hujan padahal dianya kehujanan dan menunggunya pulang kuliah. 


Malam itu Yeonjun menunggunya seperti biasa. Junhi sendiri sudah melarangnya tapi Sihyeon nggak mau mendengarkan. Ia merasa senang saat melihat Junhi memakai anting pemberiannya. Dan mendengar Sihyeon terus memanggilnya sunbae membuat Junhi merasa nggak nyaman. Selain itu mereka juga kan sebaya. Lah mentang-mentang diijinin Sihyeon lalu terus-terusan manggil Junhi. Padahal nggak ada apa-apa. 










Hari itu Junhi belum berangkat ke kampus. Padahal biasanya nggak pernah telat. Na Eun khawatir karena kemarin Junhi sakit. Sihyeon yang takut Junhi kenapa-napa akhirnya pergi ke kamar kostnya Junhi. Sampai di sana ia menelpon Junhi dan Junhi sempat menjawab telponnya. Dan sebelum ia membukakan pintu, telponnya terputus. Sihyeon pikir Junhi pingsan. Ia lalu nelpon Na Eun dan menanyakan sandi pintu Junhi. 


Dan benar dugaannya, Junhi pingsan. Ia lalu membawanya ke rumah sakit. Ia bahkan nggak meningalkannya dan terus menjaganya hingga akhirnya Junhi siuman. Sihyeon mau memanggil dokter tapi Junhi menahan dengan menarik lengan bajunya. Ia minta Yeonjun untuk menemaninya. 


Setelah keadaannya membaik, Junhi diijinkan untuk pulang. Ia bersikeras naik bus padahal Sihyeon sudah mengajaknya untuk naik taksi aja. Katanya sayang uangnya. Padahal Sihyeon yang mau bayar. Sayang uangnya juga. Junhi lalu bersandar di pundak Sihyeon. 


Keduanya sampai depan kos Junhi. Sihyeon memberikan obatnya dan menyuruhnya istirahat. Junhi yang mau pulang kembali lagi dan bilang kalo hari ini adalah hari jadian mereka. Sihyeon senang dengarnya dan langsung meluk Junhi. 






Neneknya In Gyu meninggal di rumah sakit. In Gyu nangis dan Sihyeon hanya bisa melihatnya dari luar. Selanjutnya jenazah dikremasi dan abunya ditabur di sungai. Malamnya In Gyu minum sama Sihyeon. Ia mengungkit saat mereka masih kecil, ia memecahkan arak ginseng liar ayahnya Sihyeon. Ia yang melakukannya tapi Sihyeon yang mengakuinya. Sejak saat itu ia bertekad kalo akan selalu ada di sisi Sihyeon. Selama ini ia bertahan demi nenek. Setelah ini ia akan ke Seoul dengan sepupunya. 


Sihyeon mabuk dan In Gyu membawanya ke kamar. Setelahnya ia keluar dan melihat foto nenek. Ia lalu keluar. Teringat saat ia, Sihyeon dan Minju menghias pohon natal. Setelah selesai meeka menyalakan lampunya lalu melihat salju di luar yang turun dengan lebat. 


Sihyeon terbangun dan nggak melihat In Gyu di sampingnya. Ingat apa yang paman katakan kalo In Gyu meninggal bunuh diri di lokasi Minju meninggal nggak lama setelah kebebasannya. Nggak mau itu terjadi, Sihyeon mencarinya ke sana. Sebisa mungkin ia menaiki anak tangga. Bahkan saat tongkatnya terjatuh. Sampai di sana ia melihat kalo In Gyu sudah ada di tepi. Ia berusaha untuk memanggilnya tapi In Gyu mengabaikannya dan terjatuh. 





Junhi dan Sihyeon mengerjakan tugas bersama. Junhi masih belum sembuh. Ia mau minum tapi airnya habis. Sihyeon memberikan jaketnya lalu pergi membeli minum. Junhi memakai jaket Sihyeon dan menyukai aromanya. Sihyeon kembali nggak lama kemudian dan memberikan minum ke Junhi. Ia menanyakan apa Junhi sangat menyukai aromanya? Junhi merasa malu dan bilang kalo tadi ia hanya kedinginan. Sihyeon mendekat dan hendak menciumnya. Junhi menolak takut Sihyeon ketularan. Sihyeon sih nggak peduli dan tetap menciumnya. 





Junhi nangis menanyakan ia sebenarnya Sihyeon apa Yeonjun? Ia lalu mendekat dan memeluk Sihyeon dan menumpahkan semua tangisnya. 


Selanjutnya Junhi membawa Sihyeon ke rumah mereka. di depan pintu masih ada sepatu Yeonjun seakan nggak pernah meninggalkannya. Rumah itu juga mereka sendiri yang menatanya. Keduanya lalu duduk bersama.  Sihyeon pikir mereka akan bahagia selamanya. Sampai saat Junhi akan pindah ke kantor cabang New York. Sihyeon nggak mau pisah sama Junhi dan mereka pun bertengkar. Ia lalu ke bandara untuk menyusulnya. Ia pun menyadari kalo sekeras apapun ia berusaha, ia nggak akan bisa mengubah takdir kalo Junhi akan meninggalkannya. Junhi berpikir kalo Sihyeon sudah tahu apa yang akan terjadi sebelum ia naik pesawat. 









Sebelumnya Sihyeon menemuinya yang ada di tubuh Yeonjun dan memberitahu kalo ia akan tewas dalam kecelakaan kalo ia menaiki pesawat itu. Tubuh Yeonjun akan mati dan jiwanya akan kembali ke tubuh aslinya yang terbaring koma karena kecelakaan tahun 2002. Sihyeon memberikan tiket pesawat untuk penerbangan selanjutnya tapi ditolak. Kalo ia nggak naik pesawat itu maka Junhi nggak akan menemuinya ke tahun 1998? Ia memang harus mati agar ada pertemuan pertama mereka dan mereka bisa saling mencintai. Ia menyadari kalo itu adalah takdir mereka dan ia harus menerimanya. Dan Yeonjun meninggal di pesawat nggak lama setelah lepas landas. 


Ia lalu terbangun di tubuhnya di tahun 2002. Semua kenangan itu muncul bergantian sampai Sihyeon siuman setelah koma selama 6 minggu setelah kecelakaan. Ia menjalani terapi yang menyakitkan sambil terus mengingat Junhi. Dan akhirnya ia bisa berjalan dengan menggunakan kruk setelah satu tahun. Dan yang selanjutnya malah semakin berat. Mereka di bawah langit dan di waktu yang sama tapi ia nggak bisa menemui Junhi. Ia terus menunggu sambil mengumpulkan informasi. Namun pada akhirnya nggak ada yang bisa ia ubah. 


Sihyeon kemudian menceritakan tentang pertemuannya dengan dirinya yang lain sebelum kecelakaan. Ia menceritakan semua yang ia dengar ke Yeonjun dan melarangnya naik pesawat. Ia juga memberinya tiket berikutnya ke New York tapi ditolak. Kalo ia nggak mati maka Junhi nggak bisa ke tahun 1998 dan mereka akan menghilang. Ia sudah memperingatkannya kalo ia akan mati kalo menaiki pesawat itu tapi Yeonjun tetap ingin naik. Sebelum pergi ia memberikan cincin yang seharusnya dikasih ke Junhi. Dan kematiannya bukanlah takdir. Ia meninggal karena naik pesawat dan bukan karena takdir. Itu adalah pilihannya agar Junhi bisa datang menemuinya, Dan apapun suratan takdirnya, ia pasti akan bertemu dengan Junhi, karena ia mencintainya. Yeonjun menitipkan Junhi ke Sihyeon dan memintanya untuk membahagiakannya. 


Dan begitulah Yeonjun menaiki pesawat itu dan meninggal. Ia tahu pilihan dan perasaan saat menjadi Yeonjun. Seenggaknya merubah takdir menjadi pilihan mereka. Ia lalu mengeluarkan sebuah kotak cincin hadiah ulang tahun Junhi. Ia meminta maaf karena terlambat memberikannya. Junhi juga meminta maaf karena marah waktu itu. Keduanya lalu berpelukan sambil nangis. 




Sihyeon melepaskan ciumannya. Junhi merasa malu. Ia merasa kalo ujian akhir mereka kacau. 


Ringkas drama selanjutnya

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)