Sinopsis Twinkling Watermelon Episode 1 (Update)

Anysti
0

All content from tvN






Ringkas drama sebelumnya


Eun gyol dan kakaknya ada di sebuah kafe. Mau pesan kopi aja bingung. Karyawannya sampai bingung mau nanya pakai bahasa apa. Keduanya bicara pakai bahasa isyarat. Manajernya mau minta mereka untuk menulis pesanan mereka tapi Eun gyol lalu menyampaikan pesanannya dan kakaknya. 

Usai dari sana mereka lalu pulang dengan naik sepeda. Nggak lupa Eungyol memakaikan headphone ke kakaknya. Menurut kakaknya itu nggak berguna tapi Eun gyol lalu menjelaskan maksudnya. Yaitu agar mobil nggak mengklakson. Mereka tahu kalo kakak nggak bisa mendengar dan akan memutarinya. Selain itu mereka juga terlihat keren. Keduanya lalu bersepeda bersama. Kita lalu dikasih tahu kalo kakaknya tuli. 








Kita lalu dibawa ke masa kecil mereka.  Eun gyol dan Eunho kakaknya bersepeda ke area konstruksi. Di sana ayah dan ibunya memasak untuk para pekerja konstruksi. Orang tua Eun gyol juga tuli. Tapi ia enggak. Ia bisa bicara dan mendengar. Di kedai mereka Eun gyol sangat dekat dengan para pekerja. Ia juga membantu ibunya berkomunikasi dengan pengirim bahan makanan yang mengirim bahan-bahan nggak segar ke mereka. Untuk bulan ini mereka akan membayar tapi untuk bulan selanjutnya mereka nggak mau mengambil bahan makanan dari sana lagi. 

Malam itu Eun gyol terbangun mendengar nyanyian Natal dan suara salju yang turun. Ibu melihatnya terbangun dan menanyainya seperti apa suara salju itu? Eun gyol memberitahu kalo itu seperti cucian yang dikeringkan di bawah sinar matahari dan membuat hatinya hangat. Ibu sampai heran, salju yang dingin itu bisa membuat hatinya hangat? 

Ayah ikut terbangun. Mereka lalu keluar dan membuat boneka salju. Ayah dan ibu sibuk membuat boneka salju tanpa menyadari kalo ada beberapa pipa yang akan jatuh dan menimpa Eunho. Eun gyong melihatnya dan memanggil orang tuanya tapi mereka nggak mendengarnya. Ia lalu mengarahkan laser ke arah mereka dan menunjukkan kalo Eunho dalam bahaya. Ayah langsung berlari ke Eunho dan menyelamatkannya.

Keempatnya berkumpul dan menghangatkan diri di dekat api unggun. Ibu menasehati Eunho agar jangan bermain di gedung yang sedang dibangun. Eun gyong lalu bertanya ke ayah, kalo ia dan Eunho dalam bahaya, siapa yang akan ia selamatkan lebih dulu. Ibu merasa kalo itu adalah pertanyaan yang menarik dan menambahkan kalo ia dan anak-anak dalam bahaya siapa yang akan diselamatkan lebih dulu oleh ayah. 

Seiring waktu berlalu, Eun gyol merasa menyesal sudah menanyakannya. Jawabannya terus muncul di benaknya di setiap momen penting dalam hidupnya dan membuat hatinya sakit. 




Eun gyol sekeluarga pindah rumah. Mereka menempati ruang bawah tanah. Pemiliknya menyewakannya ke mereka karena berpikir kalo mereka yang adalah penyandang disabilitas pasti nggak akan berisik. Eun gyol yang bertugas menyampaikannya ke orang tuanya menyampaikan dengan kalimat lain sehingga orang tuanya nggak akan tersinggung. Ahjumma itu melihat piagam yang Eun gyol dapatkan dan langsung menelpon anaknya. 

Di rumah mereka membuat rumah ala mereka. Saat ada yang menekan bel maka lampu akan menyala. Ibu juga melukis dinding dekat lampu bel dengan lukisannya. Setelahnya mereka makan bersama. Setelah ini ayah dan ibu akan sibuk di restoran. Mereka berpesan ke Eun gyol dan Eunho agar ke restoran saat pulang sekolah dan mengambil makanan untuk makan malam. Jadi mereka nggak perlu menyalakan kompor. 





Anaknya pemilik rumah datang dan meminta ijin ayah dan ibu untuk mengajak Eun gyol bermain. Eun gyol ingin mengajak kakaknya juga tapi anak itu mengatakan kalo ini hanya untuk anak kelas 4. Padahal tadinya mau menulis kalo ibunya hanya menyuruhnya untuk bermain dengan Eun gyol yang pintar. 

Mereka sepedaan bersama dengan anak-anak yang lain. Sampai di depan toko alat musik Viva, anak itu ngasih tahu Eun gyol agar jangan ke tempat itu karena kakek di sana itu suka makan anak-anak. Eun gyol sih nggak percaya, anak-anak itu lalu menjelaskan kalo di kaki anak itu ada rantainya. Kakek itu lalu keluar. Ia menatap anak-anak dan membuat mereka takut kemudian melarikan diri. 

Saat bermain di warnet, ayah menelpon melalui panggilan video dan nyuruh Eun gyong untuk pulang karena mereka akanke restoran dan kakaknya di rumah sendirian. setelah Eun gyol pergi, temannya anak pemilik rumah mengaku nggak suka berteman dengan Eun gyol tapi anak itu nyuruh mereka untuk bersabar. Ia berteman dengan Eun gyol karena suatu alasan. 



Hari berikutnya guru mengumumkan kalo besok akan ada ujian matematika. Anak pemilik rumah memberikan tasnya ke Eun gyol dan menyuruhnya untuk meletakkannya di kamarnya. Selain itu ia juga nyuruh Eun gyol untuk menulis namanya di ujian besok dan ia akan menulis namanya Eun gyol. Kalo Eun gyol nggak mau maka ia akan nyuruh ibunya untuk mengusir mereka. 

Saat ujian Eun gyol berkeringat banyak. Akhirnya ia tetap menulis namanya di kertas ujiannya. Anak pemilik rumah marah. Bersama dengan teman-temannya merundung Eun gol dengan menyiramnya pakai air. Anak itu juga mengancam akan mengadukannya ke ibunya agar mereka sekeluarga diusir. 




Dalam perjalanan pulang Eun gyol nangis di depan toko Viva. Kakek keluar dan memberinya handuk. Ia nyuruh Eun gyol untuk mengeringkan diri. Kalo ia pulang dengan keadaan seperti itu, orang tuanya akan sedih. Eun gyol masuk. Ia memperhatikan seluruh ruangan dan kakek itu dengan perasaan takut. Kakek yang sepertinya memahami ketakutan Eun gyol menunjukkan kalo nggak ada rantai di kakinya. 

Eun gyol dikasih cokelat panas sama kakek. Kakek berpikir kalo Eun gyol nangis gegara anak-anak tadi. Eun gyol membantah dan bilang kalo ia nangis karena lagunya terdengar sedih. Lah emang dia tahu Eric Clapton? Kakek nyuruh Eun gyol untuk bicara dengan orang tuanya. Eun gyol juga nggak bisa melakukannya. Kalo ia menyebabkan masalah maka orang akan bicara buruk tentang orang tuanya. Dikira mereka nggak bisa membesarkan putra mereka dengan baik karena mereka difabel. Ia memberitahu kalo orang tuanya tuli. Kakaknya juga tuli. Eun gyol berterima kasih atas cokelatnya dan pamit. 

Kakek menawari Eun gyol untuk bermain gitar. Saat ia menguasi lagui Eric Clapton maka hidupnya akan berubah. 



Dan begitulah awal mula Eun gyol belajar bermusik. Seperti yang kakek katakan, ia mengabaikannya saat anak pemilik rumah menjahilinya. Jangan beri makan musuhmu. Kalo kamu memberi makan mereka maka mereka hanya akan buang air besar dari mulut. Instrumen itu beda. Kalo ia bicara ke gitar dengan tulus maka jawabannya juga akan tulus. Kakek menjelaskannya sambil memetik gitarnya dan menunjukkannya ke Eun gyol. Begitu juga saat ia bicara dengan manis, bersemangat dan marah. Dan untuk melakukannya ia harus belajar bahasa. Kakek menunjukkan alfabet Inggris yang adalah nama-nama akornya. Ia harus memainkannya satu per satu dengan tangannya maka gitar akan menjawab apa yang ingin ia dengar. Seperti saat ia bicara dengan bahasa isyarat. Ia memulai percakapan dengan tangannya dan mendengar suara sebagai jawabanya. 



Eun gyol menemui ahjumma pemilik rumah dan mengonfirmasi tentang UU Perlindungan Sewa Rumah. Nggak ada yang bisa mengusir penyewa sebelum sewanya berakhir. Sekalipun itu adalah pemilik rumah. Pemilik rumah membenarkan.

Di kelas Eun gyol juga belajar mengingat kunci. Begitu juga saat di rumah. Kakek memberitahu kalo ada kunci mayor dan minor. Kunci mayor terdengar bahagia dan kunci minor sedih dan muram. 

Akor mayor dan minor harus berdampingan dengan harmonis agar sebuah lagu terdengar menyenangkan dan lengkap. 



Anak pemilik rumah dan teman-temannya menabrak Eun gyol saat sedang lari tapi Eun gyol membiarkan. Bahkan saat tas dan bukunya dibuang di sungai ia juga mengabaikannya. Kakek bilang hal yang sama berlaku untuk kehidupan. Mengalami momen sulit dan bahagia akan membantunya membangun hidup yang mempesona. 

Sambil belajar gitar, kakek menanyakan apa alasan Eun gyol menyembunyikan hal itu dari keluarganya. Eun gyol merasa nggak enak. Bukan karena ia bisa mendengar musik sementara mereka enggak tapi karena ia bisa memainkan musik tapi mereka enggak. 



Musim berganti. Eun gyol akhirnya bisa menyelesaikan lagu itu. Ia menunjukkannya di depan kakek dan memintanya untuk memujinya atau enggak. Kakek memberinya sebuah lagu yang belum selesai dan memberinya PR untuk membuat riff gitar untuk lagu itu. Kalo menurut kakek bagus maka ia akan memberinya sebuah gitar. 

Eun gyol menerima tantangan kakek. Ia pun berjalan pulang. Di depan ia melihat anaknya pemilik rumah sedang dihukum sama ibunya. Eun gyol memberinya jaket karena di luar sedang dingin. Sampai di rumah ayah dan ibu akan pergi ke restoran untuk membahas pembaruan kontrak dengan kantor pusat. Mereka memintanya untuk menjaga Eunho yang sedang sakit. 



Setelah meriksa kakaknya, Eun gyol mengerjakan PR nya. Sebelumnya ia pikir kalo kakek yang membuat lagu itu tapi katanya enggak. Seorang seniman yang nggak dikenal yang menulisnya. Eun Gyol menulis sambil memakai headphone. Anak tetangga sebelah memanggilnya untuk mengembalikan jaketnya tapi ia nggak mendengarnya.  Jaket itu lalu dimasukkan lewat jendela. Ada pengantar makanan yang membuang puntung rokoknya sembarangan. Anak pemilik rumah menendangnya ke rumah itu dan masuk ke kamar Eunho dan terkena tirai. 

Eun gyol menyelesaikan tugasnya. Ia menelpon kakek tapi nggak dijawab. Ia lalu ke sana tapi kakek nggak ada di sana. Kakek sendiri nggak sadarkan diri dengan obat berceceran di dekatnya. 




Terjadi kebakaran di rumah gegara puntung rokok tadi. Ayah dan ibu pulang. Sudah ada banyak orang di sana. Petugas kebakaran juga sedang berupaya untuk memadamkan api. Eunho berhasil di selamatkan. Ayah yang berpikir kalo Eun gyol masih ada di dalam akhirnya masuk. 

Eun gyol akhirnya pulang dan melihat kerumunan itu. Ia menemui ibu dan dikasih tahu kalo ayah masuk ke rumah untuk menyelamatkannya. Teringat pertanyaannya sebelumnya ke ayah. Kalo mereka dalam bahaya, orang yang akan ayah selamatkan lebih dulu adalah Eun gyol. Ayah memang akan menyelamatkan Eunho dan ibu. Tapi ia nggak bisa melakukannya sendirian jadi ayah akan menyelamatkannya lebih dulu agar Eun gyol bisa membantunya. Ia adalah suara yang menghubungkan mereka dengan dunia. Ia adalah malaikat mereka. Eun gyol nangis mengingat hal itu. 

Ayah akhirnya berhasil di selamatkan. Eun gyol menemui ayah dan meminta maaf. Ayah nggak mengatakan apa-apa dan akhirnya pingsan. Ia dibawa dengan ambulans setelahnya. Tetangga nggak ngerti kenapa kebakaran itu bisa terjadi. Padahal saat itu anaknya sedang tidur. Anaknya pemilik rumah yang juga ada di sana ketakutan sampai buang air di celana. 



Pemilik rumah menemui ayah dan ibu di rumah sakit. Ia marah ke mereka karena sudah membakar rumahnya. Ibu menekankan kalo itu bukan karena mereka tapi karena puntung rokok. Eun gyol ada di luar. Ia nangis dengar ahjumma mengusir mereka. Eun gyol sekeluarga akhirnya pindah. Sebelum pergi Eun gyol pergi menemui kakek setelah melihat sebuah gitar. Sampai di toko ada tanda berkabung. Kakek meninggal. Eun gyol nangis. Seorang wanita masuk ke sana bersama dengan anak perempuannya. 



6  tahun kemudian


Toko musik itu berubah menjadi rumah. Seorang ibu dan anaknya masuk ke rumah itu. Sekarang itu adalah rumah mereka. 



Eun gyol dan Eunho berlatih taekwondo diawasi sama pelatih. pelatih menasehati agar Eunho berhati-hati karena cedera kaki yang dialaminya terakhir kali.Eun gyol menyampaikan apa yang dikatakan pelatih padanya. Pelatih juga memuji Eun gyol. Meski ia hanya membantu kakaknya berlatih tapi ia bisa ikut turnamen kalo terus seperti itu. Eun gyol bilang kalo Eunho sudah mendapatkan medali. Ia menyerang Eunho tapi malah dilumpuhkan. 

Keduanya berada di kafe. Eun gyol menasehati kakaknya agar mengingat apa yang dikatakan pelatih karena turnamen nasional sebentar lagi. Sang kakak malah asik dengan ponselnya. Eun gyol kesal dan merebutnya. Ia menduga Eunho punya pacar baru. Eunho memberitahu kalo dia cantik dan seperti dirinya. Dia tuli. Dia bersekolah di SMA seni dan bermain selo. 




Segyong bersama teman-temannya masuk ke toko es krim. Yichan yang sedang bekerja langsung berubah saat melihat kecantikan Segyong. Ia melepas celemeknya dan sarung tangannya dan menunjukkan kalo ia juga siswa SMA. Ia menanyakan apa yang mau Segyong pesan. Segyong melihat rasa yang ada dan Yihan mengikutinya. Dalam hati ia ingin segera mendengar suara Segyong. Nggak mungkin kan ia nggak bisa bicara, secara ia adalah pemain selo. Segyong memesan rasa Watermelon Sugar. 



Eun gyol kaget tahu gadis yang dekat dengan kakaknya sebenarnya nggak tuli. Eunho pikir ia seperti itu di depannya. Karena menyukainya dan ingin menjadi seperti dirinya. Eun gyol menanyakan bagaimana cara mereka berkomunikasi. Secara gadis itu nggak bisa bahasa isyarat. Eunho bilang mereka bertukar catatan dan tulisan tangannya sangat indah, secantik wajahnya. 

Keduanya lalu dapat pesan dari ibu yang meminta mereka untuk ke toko. Kode nol. 




Yichan memberikan eskrim extra untuk Segyong. Kalo yang lain hanyadapat satu, Segyong mendapat empat sekaligus. Segyong mengatakan kalo bukan itu yang ia pesan tapi Yichan bilang iya. Ia bahkan membawakannya saat Segyong bilang nggak bisa membawanya. Setelah mengantarkannya ke meja Segyong, temannya datang dan memberitahu kode nol. Yichan menunjukkan kalo sedang ada pelanggan sekarang. Temannya melanjutkan kalo neneknya Yichan datang. 

Yicah lalu pergi setelah pamit sama Segyong dan memberitahukan namanya. Nenek ada di luar. Ia marah ke Yichan karena bekerja dan bukannya belajar. Nenek bahkan membawa kayu untuk memukulnya. Yichan pun berlari menghindar. Nenek mengejarnya dan akhirnya mendapatkan Yichan. Nggak mau ditangkap sama nenek, Yichan melepas jas seragamnya dan kabur. 




Eun gyol dan Eunho sampai di restoran. Ayah minum bersama dengan para vendor. Ia menyombongkan kedua putranya pada mereka selama 1 jam. Dan pada hitungan ke lima, ayah tidur. Eun gyol dan Eunho disuruh ibu membawa ayah pulang. Setelah menidurkan ayah, Eunho pergi dan menyerahkan ayah ke Eun gyol. 

Setelahnya Eun Gyol juga mau pergi. Ayah bangun dan memberitahu kalo semua di rapat vendor tadi iri pada ayah. 6 tahun lalu mereka meremehkannya tapi sekarang nggak ada yang berani meremehkannya. Ia punya putra yang akan masuk tim nasional taekwondo dan murid terbaik yang akan menjadi dokter. 

Eun gyol merasa nggak enak. Ia belum menjadi dokter. Ayah berterima kasih pada Eun gyol. Kalo nggak karenanya, orang nggak akan memperlakukannya sebaik ini. Ia nyuruh Eun gyeol untuk belajar dengan giat dan ia akan melakukan apapun agar Eun gyol mendapat dukungan yang ia perlukan. Ayah merasa Tuhan itu ada. Sebagai ganti ketuliannya, Yang Mahakuasa memberinya kedua putra. 






Eun gyol belajar tapi nggak bisa berkonsentrasi. Ia mengambil pick gitarnya dan teringat apa yang kakek Viva katakan. Kakek menunjukkan sebuah simbol yang disebut coda. Saat ia melihat coda di akhir lagu, ia tahu ia harus bersiap untuk menyelesaikannya dengan indah. Eun gyol merasa kalo maknanya sangat bagus. Kakek memberitahu sebuah rahasia kalo ia juga coda. "CODA" mengacu ke anak-anak sepertinya yang lahir dari orang tua tuli. Ia menghubungkan dunia yang penuh dengan suara dengan dunia kesunyian, menggunakan suara dan tangannya. Terkadang, sepertinya. Melalui musik. 

Merasa nggak bisa menahannya lagi, Eun gyol membawa pick gitar itu keluar. Ia bermain gitar di jalan dengan menggunakan masker dan hoodie. Beberapa orang berkerumun dan semakin lama semakin banyak. Mereka menyukai penampilannya dan menikmatinya. 

Ringkas drama selanjutnya


Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)