Sinopsis All of Us are Dead Episode 12

Sinopsis All of Us are Dead Episode 12

All content from Netflix





Ringkas drama sebelumnya


Sehabis pengeboman, semua zombie langsung mati. Anak perempuan yang diselametin sama pak polisi nangis manggil ibunya. Timnya bu Park merasa nggak tenang. Bu Park dengan sangat yakin merobek surat pengunduran diri dari ketua partai. Pak polisi sama rekannya juga menyayangkan pengeboman. Anak-anak yang selamat sudah berada di gunung. Kakinya Daesu terluka. Untuk sementara mereka nggak bisa melanjutkan perjalanan. 

##

Soohyuk mengajak Onjo untuk pergi tapi Onjo mau ke tempat tadi dulu. Banjang sama Soohyuk pergi menemaninya. Tempatnya sudah hancur. Onnjo manggil Cheongsan tapi Cheongsan sudah nggak ada. Banjang minta Onjo untuk mengucapkan salam perpisahan ke Cheongsan lalu pergi. Ia lalu meluk Onjo dan menenangkannya. Mereka lalu melanjutkan perjalanan. Para tentara menyisir tempat sisa pengeboman dan menandainya dengan tanda aman untuk tempat yang nggak ada zombinya dan area terlarang buat tempat yang ada zombienya meski sudah ditembak. 

##

Akhirnya Onjo mau melanjutkan perjalanan. Ia menyesalkan para tentara yang nggak jadi menyelamatkan mereka dan malah mengebom sekolah mereka. Mungkin para tentara itu ingin mereka mati. Banjang pikir itu karena dirinya. Mungkin dikiranya mereka sama seperti dirinya yang bukan manusia dan bukan zombie. Onjo melarang Banjang untuk bicara seperti itu karena ia adalah teman dan banjang. Apa yang mereka lakukan malam itu sangat mengena di hati Banjang. Ia baru pertama kali melakukan itu. Membuat api unggun dan berkumpul bersama teman-teman. Ia ingin melakukannya lagi. Onjo mengajaknya untuk melakukannya malam ini. 

##

Yang lain mengeluhkan kalo mereka hanya berputar-putar. Mijin juga merasa kalo mereka tersesat. Wujin lalu melihat sesuatu dan menunjukkannya pada yang lain. Mereka turun untuk melihatnya. Ternyata itu adalah tanda penunjuk jalan yang dibuat sama ayah. Mereka pun mengikutinya. Mendadak Onjo menemukan senter punya ayah. Dia nangis. Para petugas mendatangi rumah pak Lee dan menyita semua yang ada. Bahkan anak sama istrinya pak Lee juga. 

##

Onjo dan yang lain sampai di pertokoan Yangdong. Tempatnya sepi dan nggak terlalu berantakan. Mereka pikir mereka sudah aman tapi tahunya enggak. Banjang mendengar suara zombie dan setelah dihitung jumlahnya ada belasan. Alih-alih terus lari, mereka memilih untuk menghadapinya. Setelah berjuang untuk bertarung pada akhirnya Wujin kena gigit setelah mencoba untuk menyelamatkan kakaknya. 


Sebelum berubah, Wujin sempat bicara sama kakaknya. Dia tahu kalo Hari nggak lolos dalam babak penyisihan. Harusnya dia pulang dan nggak kembali ke sekolah. Ia lalu minta Hari untuk terus memanah dan jangan menyerah. Wujin akhirnya berubah. Mijin ingin membunuhnya tapi Hari melarang. Akhirnya Banjang yang melakukannya saat Wujin ingin menyerang yang lain. Selanjutnya Banjang menunjukkan arah tempat yang ada sedikit zombienya. 

##

Hari malah mau ke arah sebaliknya. Banjang menariknya dan bilang agar jangan mati sia-sia. Melihat Hari membuat Banjang merasa lapar. Mijin menyindirnya yang harusnya minta maaf sudah membunuh adik Hari di hadapannya. Mereka kembali berjalan setelah Banjang memperingatkan agar mereka segera pergi. Mereka masih punya waktu untuk lari. Dan saat sedang lari itulah Banjang merasa sangat lapar dan ingin memakan mereka. Ia sendiri nggak ingin melakukannya. Untuk menahannya ia membenturkan kepalanya di tembok dan menggigit tangannya sendiri. 

##

Soohyuk menyadari kalo Banjang nggak ada di belakang. Ia kembali untuk mencarinya dan Onjo ikut pergi untuk menemaninya. Setelah lama berjalan akhirnya mereka menemukannya. Banjang sedang makan orang. Onjo berusaha untuk mengajaknya bicara dan mengajaknya pergi dari sana. 


Mendadak Banjang berlari ke arahnya dan mau menggigitnya. Soohyuk mengambil sekop dan siap untuk mengayunkannya tapi Onjo melarang. Ia memperbolehkan Banjang untuk memakannya. Nggak tahu kenapa Banjang malah nggak jadi melakukannya dan memilih pergi. Soohyuk dan Onjo pergi mencarinya tapi nggak ketemu. Mereka lanjut berjalan dan bertemu dengan beberapa tentara di perbatasan. Dih nangis dilihatin sama pengorbanan orang-orang yang sayang sama mereka. 

##

Di tempat karantina Onjo ketemu sama rekannya ayah dan ditanya-tanya soal ayah. Onjo hanya diam sambil melihat senter ayah yang ada di dalam kotak barang-barangnya. Rekan ayah sepertinya sudah tahu apa yang terjadi. Selanjutnya mereka diinterogasi untuk membantu penyelidikan. Mereka yang merasa sangat kecewa dengan apa yang dilakukan tim penyelamat menjawab tiap pertanyaan dengan santai. 

##

Beberapa bulan kemudian Sidang atas pengeboman Hyosan akhirnya dihentikan. Darurat militer dihapus dan warga yang dikarantina dibebaskan. Meski begitu mereka diharap nggak meninggalkan tempat pengungsian. Malam harinya Onjo menyelinap keluar. Ia menaruh beberapa makanan di sebuah pohon. Ada beberapa pita di sana yang bertuliskan nama dari teman-teman mereka yang sudah berkorban demi mereka. Ih ada CHeongsan, aku mencintaimu. Dan saat mau kembali Onjo mendadak melihat sesuatu di atap sekolah. Mijin berdemo minta dikasih kelonggaran untuk mendaftar di universitas. 

##

Onjo menemui Soohyuk dan memberitahu tentang apa yang dilihatnya. Ia ingat Banjang bilang kalo mereka harus berkumpul saat ada yang menyalakan api. Ia mau ke sana malam ini untuk memastikannya.. Soohyuk mengatakan kalo ia akan ikut sama Onjo. Ia juga meminta maaf saat Banjang menggigitnya ia nggak bisa berbuat apa-apa. Onjo nggak papa. Pilihannya menyelamatkan mereka semua. Sebelum pergi ia berpesan agar Soohyuk jangan ngasih tahu yang lain. Ia nggak mau mereka khawatir. 

##

Malamnya Onjo kembali ke sana. Lah kok malah semuanya ada di sana. Jadi Soohyuk ngasih tahu Daesu, Daesu ngasih tahu Hari dan Mijin ikut sama Hari. Bahkan Horyeog juga ikut. Jadi yang selamat hanya mereka berenam. Sebelumnya mereka menaruh makanan di bawah pohon. Hehe yang lain ngasih makanan tapi Daesu malah ngasih bungkusnya doang.. Mereka lanjut ke sekolah setelah Hari melihat beneran ada cahaya di sana. Sesaat Onjo terdiam di tempat Cheongsan meninggal. Soohyuk merangkulnya dan menenangkannya. Sampai atap beneran ada api unggun. Mereka bertanya-tanya siapa yang melakukannya tapi Onjjo yakin banget kalo itu Banjang. 

##

Annyeong! Ho ho mendadak Banjang datang. Dia tersenyum karena masih dipanggil Banjang. Ia ingin mendatangi mereka tapi sebaiknya jangan. Onjo dengan tanpa ragu menghampiri Banjang dan menggenggam tangannya. Ia minta Banjang untuk pergi bersama mereka. Banjang bilang kalo siswa itu bukan anak kecil tapi juga bukan orang dewasa. Ia juga seperti itu. Ia bukan manusia tapi juga bukan monster. Mereka tetap teman meski nggak bisa bersama. Katanya masih ada yang harus ia lakukan. Ada beberapa yang seperti dirinya. Sebagian meninggalkan sekolah tapi ada juga yang tetap di sana. Mendadak ia tersenyum dan bilang kalo mereka kembali. Banjang menarik resleting jaketnya lalu lompat ke bawah. 


T A M A T 

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊