All content from MBS
Warning: 18+
Jadilah pembaca yang bijak
Terada melongok lewat pintu dapur. Hongyo sudah nggak ada. Dia masuk dapur dan bikin teh. Dia lalu keinget kalo Nori akan nikah, punya anak dan jadi seorang ibu. Sedangkan Ino, temannya yang berambut pendek dalah karyawan tetap dan katanya pekerjaannya menyenangkan.
Sedangkan dia...dicampakkin sama pacar, nggak punya uang dan pekerjaan yang bagus. Mantannya mengejeknya dengan mencoba "bergaul" dengannya.
Ia ingat apa yang Hongyo katakan kalo dia berubah. Ia pun bertanya-tanya apa ia beneran berubah? Pelan-pelan Terada menyadari kalo sebenarnya dia adalah orang jauh lebih menyedihkan dari yang ia kira.
Hongyo tahu-tahu manggil. Terada ngambil wajan dan spatula buat perlindungan😅😅😅. Hongyo pamit. Dia mau keluar bentar dan berpesan agar Terada nggak usah ngunci pintu. Mungkin akan ada yang pulang. Tapi ia rasa kalo Nori pasti sudah ngasih tahu soal dia.
Hongyo tersenyum dan bilang sampai jumpa. Terada lega. Ia melambaikan spatulanya.
Masakan Terada siap dan ia memakannya sendiri.
Malam itu nggak ada tanda-tanda kalo Hongyo pulang. Ia mematikan lampu dan tidur.
Hari sudah pagi. Terada membuka mata dan bangun. Ia merasa kalo nggak ada orang yang pulang. Ia keluar dari kamarnya dan menemukan Hongyo ada di ruang tamu.
Dia mabuk dan parfumnya juga menyengat. Terada manggil-manggil Hongyo sambil nutup hidung. Hongyo nggak menanggapi. Akhirnya Terada membiarkannya. Terserah, deh.
Hal itu terus terjadi. Hongyo mabuk dan berakhir tidur di sembarang tempat. Di dekat pintu masuk, di tangga.
Terada nggak sanggup lagi lihatnya. Ia membangunkan Hongyo yang tidur menghalangi pintu. Hongyo bangun dan menyapa Terada.
Terada mengatakan kalo dia nggak bilang apa-apa tapi ia terus melihat Hongyo melakukannya tiap malam. Hongyo mau mengatakan kalo dia.. Terada mengaku nggak peduli mau Hongyo punya masalah apa enggak. Tapi ia sangat berisik di tengah malam. Dia juga bisa mencium bau alkohol dan parfum wanita dari badannya Hongyo.
Hongyo diam dan nggak bilang apa-apa. Terada menanyakan apa Hongyo bisa tidur di tempat tidur? Ia merasa terganggu lihat Hongyo tidur di aula atau pintu masuk.
Hongyo menatap Terada dan merasa kalo dia emang beneran berubah. Terada melanjutkan kalo dia belum pernah lihat teman serumah lainnya. Emangnya apa yang terjadi sebenarnya?
Hongyo bangun. Ia memberitahu kalo Akari ke luar kota. Kalo Hase dia nggak tahu. Soalnya Hase emang nggak sering pulang.
Terada mengambil botol mayones dan meletakkannya di meja. Ia lalu membersihkan lantai dari noda mayones ulah dari Hongyo.
Hongyo meminta maaf dan tahu-tahu meluk Terada. Terada sampai kaget. Matanya membulat. "Sesuatu" menusuk punggungnya. Hongyo melakukannya lagi.
Hongyo membenarkan. Ia merasa luar biasa. Itu di luar dugaannya.
Terada panik dan melepaskan diri. Ia menjauh dari Hongyo. Hongyo lagi ngalamin masa puber atau apa? Hongyo meminta Terada buat mendengarkannya dulu. Sebenarnya dia mengalami gagal er*ksi selama 2 tahun terakhir.
Ha? (Nggak cuman Terada aja yang ha? Aku juga ha???) Hongyo mengaku nggak tahu gimana awalnya. Tapi nggak tahu kenapa dia juga kesulitan di pagi hari. Ia merasa sangat tertekan.
Terada mengiyakan. Ia memalingkan wajahnya dan menunjuk "milik" Hongyo yang nggak seperti yang dia bilang. Hongyo melihat ke bawah dan membenarkan. Dia mengaku kalo dia juga terkejut.
Hal itu terjadi terakhir kali sama Terada beberapa hari yang lalu. Ia berpikir kalo ia sudah sembuh tapi saat ia "melakukannya" dengan wanita lain, dia beneran nggak bisa. Tapi sekarang malah seperti ini lagi. Hal itu membuatnya stres dan sedih.
Hongyo mengaku nggak gitu paham. Ia mendekati Terada dan memeluknya lagi. Mungkin karena aromanya Terada yang akrab atau gimana?
Terada meminta maaf dan meminta agar Hongyo melepaskannya. Hongyo menurut. Dia meminta maaf dan melepaskan Terada. Nggak seberapa lama ia malah meraih tangan Terada dan menggenggamnya.
Hongyo menatap Terada dan mengatakan kalo ia pikir Teradalah satu-satunya harapannya saat ini. Makanya dia nggak punya niat aneh. Ia hanya berharap Terada membantunya. Dia janji nggak akan melakukan sesuatu yang "aneh" sama Terada.
Terada menatap mata Hongyo seolah mencari ketulusannya.
Terada ketemuan sama Ino dan cerita tentang Hongyo. Ino nggak habis pikir. Terada ketemu sama mantannya dan sekarang dia imp*ten dan itu nggak terjadi kalo sama Terada doang? Aneh.
Terada ngasih tahu kalo Hongyo minta dia buat membantunya. Di satu sisi ia merasakan kehangatan tubuh manusia setelah sekian lama. Dan itu juga terasa kayak nostalgia. Ia sempat hilang akal buat sesaat tapi...
Tapi apa? Ino penasaran. Terada meminta maaf dan mengatakan kalo ia memutuskan kembali ke kamarnya. Ino ngasih saran kalo Terada bisa langsung bilang kalo memang dia nggak suka. Toh bukan cuman nereka yang tinggal disana. Dan Hongyo juga nggak bisa melakukan sesuatu yang "aneh", kan? Ia menasehati kalo Terada harus melarikan diri kalo terjadi sesuatu.
Terada memikirkannya sambil main jungkat jungkit sama anak-anak. Ia mengulangi apa yang disarankan oleh Ino. Ia harus mengatakannya kalo memang nggak suka.
Flashback...
Terada lagi bercanda sama teman-temannya di kelas. Seorang guru olahraga lewat dan menyapanya. Saat SMP ia berada di puncak kasta. Tapi saat tumbuh dewasa ia menyadari kalo dirinya nggak begitu istimewa.
Terada dewasa mendapatkan banyak penolakan dari tempatnya melamar kerja. Dan lagi pacarnya mencampakkannya.
Flashback end...
Anak-anak yang main sama Terada pergi dan main di tempat lain. Ia jatuh. Ia merasa kalo dirinya nggak berharga dan menyedihkan. Itulah sebabnya ia nggak bisa menahannya.
Tapi Hongyo yang mengatakan kalo ia adalah satu-satunya harapannya...membuat Terada jadi senyum lagi.
Terada pulang dan mendapati Hongyo lagi duduk di ruang tamu sambil baca buku. Ia menyapa Terada. Selamat datang. Terada bilang aku pulang dan menutup pintu. Dia mau masuk ke kamarnya.
Hongyo memanggilnya dan mengingatkan tentang permintaannya kemarin. Kalo emang Terada nggak mau melakukannya dia nggak papa.
Terada langsung menatap Hongyo. Heh? Dia nggak ingin maksa Terada. Tapi nanti kalo memang Terada mau, yang dia lakukan hanya diam aja.
Hah? Maksudnya? Hongyo langsung menunduk sedih. Terada mengingatkan kalo itu mustahil.
Hongyo mengiyakan. Dia menutup bukunya dan mau keluar. Terada memanggilnya dan meminta agar Hongyo jangan melakukan hal aneh padanya.
Hongyo menatap Terada. Terada menanyakan gimana caranya dia bisa membantu Hongyo? Hongyo senang dan langsung memeluk Terada.
Sedetik kemudian dia melepaskan Terada dan meminta maaf. Hongyo menarik Terada dan mengajaknya sekarang. Ia duduk di sofa dan mengulurkan kedua tangannya. Kemarilah.
Terada masih bingung. Ngapain? Hongyo mengaku mau memastikannya sekali lagi. Menurutnya yang paling penting adalah membiarkan tubuhnya terbiasa kalo ia masih memiliki kemampuan.
Terada memaksakan senyumnya. Begitukah? Hongyo merentangkan tangannya lagi dan siap menyambut Terada.
Terada mengiyakan. Dia meletakkan tasnya dan duduk di hadapan Hongyo. Hongyo mengulurkan tangannya dan memeluk Terada. Pelan-pelan Terada merasakannya.
Hongyo merasa lega karena dia masih hidup. Ia mengucapkan terima kasih pada Terada. Lah kok malah keterusan??? Hongyo menciumi Terada dan membuat Terada jadi nggak nyaman.
Seseorang tiba-tiba membuka pintu. Aku pulang!!! Dia adalah penghuni rumah yang lain. Terada kaget banget. Orang itu juga kaget melihat apa yang Hongyo dan Terada lakukan.
Nyinop ini bikin pikiranku kemana-mana pas lagi nulis. Baru episode satu juga tapi bikin hmm...🙊🙊🙊
Hongyo emang, nih. Diam-diam menghanyutkan. Nggak usah banyak ngomong tapi...ya..😄😄😄 gitu deh. Hahaha. Ih, apaan sih aku? Nggak jelas.
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊