All content from TV Asahi/ ABC
Hari ini Sato merasa malas buat masuk kerja. Sampai kantor Ami meminta maaf mengenai kemarin. Ia tertidur di restoran dan saat bangun semua orang sudah pergi.
Sato merasa nggak papa. Ami menanyakan apa semalam Sato dibawa ke tempat mereka? Sato buru-buru membantah. Ami minta maaf. Dia cuman nebak doang.
Sato membatin kalo orang yang membawanya kemarin lebih berbahaya.
Sato duduk dan memakai krim tangannya. Ia berharap nggak akan berhubingan lagi sama Direktur. Manajer tiba-tiba ngasih tahu kalo hari ini adalah hari bersih-bersih. Semua karyawan diminta membersihkan meja masing-masing. Dan membagi pekerjaan untuk membersihkan koridor.
Semuanya mengiyakan. Dan khusus buat Sato dia diminta untuk membersihkan meja direktur. Itu adalah permintaan pribadi dari Direktur.
Sato kaget. Dia hanya bisa menghela nafas lihat Direktur menyalaggunakan kekuasaan.
Sato sampai di ruangan Direktur tapi semuanya sudah beres. Ia menanyakan apa yang bisa ia bantu?
Direktur memutar tempat duduknya. Ada buket bunga besar di tangannya. Sato malas banget lihatnya. Direktur tersenyum dan bilang kalo dia sudah lama nunggu Sato.
Ia bangkit dan menghampiri Sato. Ia meminta maaf dan mengaku melakukannya biar bisa ketemu sama Sato.
Sato nggak mau menerima bunga Direktur. Ia menuduh kalo kemarin Direktur pura-pura tidur. Direktur membenarkan. Ia menyidorkan bunganya ke Sato.
Sato menolak dan bilang mau mengundurkan diri. Ia mau berhenti kerja dari sana. Ia berbalik tapi Direktur malah menarik tangannya sato menyatakan kalo keputusannya sudah bulat.
Ia menarik tangannya dan jalan tapi malah kesandung tongkat pel. Seketika itu juga ia terjatuh menimpa kardus. Direktur buru-buru menolong. Sato menarik tangannya dan melarang direktur untuk menyentuhnya.
Direktur melihat kalo kaki Sato terluka. Dia pingin lihat seberapa parah lukanya tapi Sato nggak mengijinkan.
Direktur megang tangan Sato dan meminta maaf karena nggak bisa mengikuti perintahnya.
Sato duduk di sofa. Direktur sendiri mengobati kakinya. Ia memberitahu kalo obat itu dikembangkan sendiri olehnya. Ia berharap itu bisa menyembuhkan luka Sato.
Sato berterima kasih.
Direktur menutup luka Sato dan memintanya untuk nggak mengundurkan diri. Pun kalo Sato nelakukannya, itu nggak akan mengubah apapun. Ia akan menemukan Sato dimanapun ia berada.
Direktur mendekat seolah mau nyium Sato. Sato segera mendorongnya. Ia bangkit dan mengaku mulai membenci Direktur. Dan itu akan jadi masalah.
Direktur bangkit dan mengambil undangan di buket bunganya lalu memberikannya ke Sato. Dia pingin seenggaknya Sato mau nerima itu. Ia akan mengadakan pesta ulang tahun minggu depan. Ia sangat berharap Sato bisa datang.
Direktur meraih tangan Sato dan menyerahkan undangannya.
Sato menyatakan kako dia nggak akan datang. Nggak mungkin dia akan datang. Sato mengembalikan undangannya lalu pergi.
Sampai di luar, secara nggak sengaja dia malah menabrak sekretarisnya Direktur. Dia mengejar Sato sampai naik lift. Dia nanya apa dia Sato Yui?
Sato membantahnya. Dia membalik tanda pengenaknya dan menjauh. Dia mengenalkan namanya Natori, sekrerarisnya Direktur. Ia memberitahu kalo ia sedang kesulitan. Direktur biasanya selalu menghibur klien. Tapi belakangan dia nggak mau melakukannya karena Sato.
Sato merasa kalo itu nggak ada hubungannya dengannya. Ia merasa risih karena Natori terus mendekatinya. Ia bilang ke Sato kalo dia juga pingin pergi ke tempat yang banyak wanitanya.
Sato sudah sampai. Ia keluar dan pamit sama Natori. Natori masih mengikutinya. Dia menyinggung tentang obat buat penyakit jantung yang sedang dikembangkan. Ia tahu kalo itu buat Sato.
Sato menanyakan maksudnya Chocolate? Natori ngasih tahu kalo Direktur akan mendapatkan nobel kalo dia berhasil. Karena itulah ia ingin Direktur berusaha keras di penelitian itu.
Sato memgaku kalo dia juga sangat mengharapkannya. Natori meminta Sato untuk nggak usah lagi dekat sama direktur dan mengganggu pengembangan obat-obatan.
Sato buru-buru bilang kalo dia nggak akan berhubungan lagi sama direktur.
Natori mengiyakan. Dia mendorong Sato ke dinding dan akan mendukungnya jadi Sato harus bertanggung jawab atas keputusannya sendiri. Natori meminta Sato untuk janji.
Sato mengiyakan. Lagian dia juga nggak akan datang ke pesta ulang tahunnya Direktur. Ia meminta Natori untuk bilang kalo dia nggak bisa datang. Ia lalu jalan ninggalin Natori.
Natori mengiyakan. Dia akan ngasih tahu Direktur.
Lah, kok Natori datang ke rumah Sato dan menjemputnya? Dia ngajak Sato ke pesta ulang tahun Direktur.
Sato hanya bisa menghela nafas kesal. Ternyata Natori nggak ngerti. Ia mengingatkan kalo kemarin dia kan sudah bilang nggak akan datang.
Natori mendekat. Ia mengaku sudah memberitahulannya pada Direktur. Tapi kalo hari ini dia nggak menjemput Sato, direktur mengancam nggak akan menemui direktur RS Sakaguchi minggu depan. Dan itu akan buruk. Natori meminta maaf karena dia harus ngikutin perintahnya Direktur. Ia meminta tolong pada Sato untuk membnatunya demi perusahaan dan obat baru.
Sato tetap nggak mau dan nyuruh Natori untuk jangan dekat-dekat. Ia berbalik dan pergi.
Natori ngasih tahu kalo perasaannya Direktur mungkin akan berubah padanya kalo Sato membuat masalag di pesta itu.
Sato tiba-tiba terhenti dan kembali berbalik. Iya dia mau. Tapi dia nggak punya pakaian bagus buat pesta.
Natori menenangkan. Ia memberitahu kako ia sudah menyiapkannya buat Sato.
Sato sudah berganti pakaian. Natori memujinya yang nampak cantik. Sato bingung. Kenapa gaun itu pas banget sama dia? Natori ngasih tahu kalo gaun itu direktur sendiri yang milih. Makanya ukurannya bisa sangat akurat.
Sato merasa jijik tahu ada orang yang bisa tahu ukurannya cuman dari lihat doang.
Bersambung...
Sato merasa nggak papa. Ami menanyakan apa semalam Sato dibawa ke tempat mereka? Sato buru-buru membantah. Ami minta maaf. Dia cuman nebak doang.
Sato membatin kalo orang yang membawanya kemarin lebih berbahaya.
Sato duduk dan memakai krim tangannya. Ia berharap nggak akan berhubingan lagi sama Direktur. Manajer tiba-tiba ngasih tahu kalo hari ini adalah hari bersih-bersih. Semua karyawan diminta membersihkan meja masing-masing. Dan membagi pekerjaan untuk membersihkan koridor.
Semuanya mengiyakan. Dan khusus buat Sato dia diminta untuk membersihkan meja direktur. Itu adalah permintaan pribadi dari Direktur.
Sato kaget. Dia hanya bisa menghela nafas lihat Direktur menyalaggunakan kekuasaan.
Sato sampai di ruangan Direktur tapi semuanya sudah beres. Ia menanyakan apa yang bisa ia bantu?
Direktur memutar tempat duduknya. Ada buket bunga besar di tangannya. Sato malas banget lihatnya. Direktur tersenyum dan bilang kalo dia sudah lama nunggu Sato.
Ia bangkit dan menghampiri Sato. Ia meminta maaf dan mengaku melakukannya biar bisa ketemu sama Sato.
Sato nggak mau menerima bunga Direktur. Ia menuduh kalo kemarin Direktur pura-pura tidur. Direktur membenarkan. Ia menyidorkan bunganya ke Sato.
Sato menolak dan bilang mau mengundurkan diri. Ia mau berhenti kerja dari sana. Ia berbalik tapi Direktur malah menarik tangannya sato menyatakan kalo keputusannya sudah bulat.
Ia menarik tangannya dan jalan tapi malah kesandung tongkat pel. Seketika itu juga ia terjatuh menimpa kardus. Direktur buru-buru menolong. Sato menarik tangannya dan melarang direktur untuk menyentuhnya.
Direktur melihat kalo kaki Sato terluka. Dia pingin lihat seberapa parah lukanya tapi Sato nggak mengijinkan.
Direktur megang tangan Sato dan meminta maaf karena nggak bisa mengikuti perintahnya.
Sato duduk di sofa. Direktur sendiri mengobati kakinya. Ia memberitahu kalo obat itu dikembangkan sendiri olehnya. Ia berharap itu bisa menyembuhkan luka Sato.
Sato berterima kasih.
Direktur menutup luka Sato dan memintanya untuk nggak mengundurkan diri. Pun kalo Sato nelakukannya, itu nggak akan mengubah apapun. Ia akan menemukan Sato dimanapun ia berada.
Direktur mendekat seolah mau nyium Sato. Sato segera mendorongnya. Ia bangkit dan mengaku mulai membenci Direktur. Dan itu akan jadi masalah.
Direktur bangkit dan mengambil undangan di buket bunganya lalu memberikannya ke Sato. Dia pingin seenggaknya Sato mau nerima itu. Ia akan mengadakan pesta ulang tahun minggu depan. Ia sangat berharap Sato bisa datang.
Direktur meraih tangan Sato dan menyerahkan undangannya.
Sato menyatakan kako dia nggak akan datang. Nggak mungkin dia akan datang. Sato mengembalikan undangannya lalu pergi.
Sampai di luar, secara nggak sengaja dia malah menabrak sekretarisnya Direktur. Dia mengejar Sato sampai naik lift. Dia nanya apa dia Sato Yui?
Sato membantahnya. Dia membalik tanda pengenaknya dan menjauh. Dia mengenalkan namanya Natori, sekrerarisnya Direktur. Ia memberitahu kalo ia sedang kesulitan. Direktur biasanya selalu menghibur klien. Tapi belakangan dia nggak mau melakukannya karena Sato.
Sato merasa kalo itu nggak ada hubungannya dengannya. Ia merasa risih karena Natori terus mendekatinya. Ia bilang ke Sato kalo dia juga pingin pergi ke tempat yang banyak wanitanya.
Sato sudah sampai. Ia keluar dan pamit sama Natori. Natori masih mengikutinya. Dia menyinggung tentang obat buat penyakit jantung yang sedang dikembangkan. Ia tahu kalo itu buat Sato.
Sato menanyakan maksudnya Chocolate? Natori ngasih tahu kalo Direktur akan mendapatkan nobel kalo dia berhasil. Karena itulah ia ingin Direktur berusaha keras di penelitian itu.
Sato memgaku kalo dia juga sangat mengharapkannya. Natori meminta Sato untuk nggak usah lagi dekat sama direktur dan mengganggu pengembangan obat-obatan.
Sato buru-buru bilang kalo dia nggak akan berhubungan lagi sama direktur.
Natori mengiyakan. Dia mendorong Sato ke dinding dan akan mendukungnya jadi Sato harus bertanggung jawab atas keputusannya sendiri. Natori meminta Sato untuk janji.
Sato mengiyakan. Lagian dia juga nggak akan datang ke pesta ulang tahunnya Direktur. Ia meminta Natori untuk bilang kalo dia nggak bisa datang. Ia lalu jalan ninggalin Natori.
Natori mengiyakan. Dia akan ngasih tahu Direktur.
Lah, kok Natori datang ke rumah Sato dan menjemputnya? Dia ngajak Sato ke pesta ulang tahun Direktur.
Sato hanya bisa menghela nafas kesal. Ternyata Natori nggak ngerti. Ia mengingatkan kalo kemarin dia kan sudah bilang nggak akan datang.
Natori mendekat. Ia mengaku sudah memberitahulannya pada Direktur. Tapi kalo hari ini dia nggak menjemput Sato, direktur mengancam nggak akan menemui direktur RS Sakaguchi minggu depan. Dan itu akan buruk. Natori meminta maaf karena dia harus ngikutin perintahnya Direktur. Ia meminta tolong pada Sato untuk membnatunya demi perusahaan dan obat baru.
Sato tetap nggak mau dan nyuruh Natori untuk jangan dekat-dekat. Ia berbalik dan pergi.
Natori ngasih tahu kalo perasaannya Direktur mungkin akan berubah padanya kalo Sato membuat masalag di pesta itu.
Sato tiba-tiba terhenti dan kembali berbalik. Iya dia mau. Tapi dia nggak punya pakaian bagus buat pesta.
Natori menenangkan. Ia memberitahu kako ia sudah menyiapkannya buat Sato.
Sato sudah berganti pakaian. Natori memujinya yang nampak cantik. Sato bingung. Kenapa gaun itu pas banget sama dia? Natori ngasih tahu kalo gaun itu direktur sendiri yang milih. Makanya ukurannya bisa sangat akurat.
Sato merasa jijik tahu ada orang yang bisa tahu ukurannya cuman dari lihat doang.
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊