Postingan Terbaru

Senin, 21 November 2022

Sinopsis Kono Otoko Wa Jinsei Saidai no Ayamachi Desu episode 7 part 2


All content from TV Asahi/ ABC






Sato berbalik dan melihat kalo direktur sudah kembali ke tempat duduknya dan menatapnya sambil tersenyum.

Mereka sudah selesai makan dan jalan berdua. Direktur memintanya untuk melupakan apa yang mereka bicarakan sebelumnya. Ia mengaku belum bisa membicarakannya.

Sato nggak papa. Lagian juga dia nggak peduli dan merasa nggak tertarik.

Direktur merasa nggak percaya. Dia berdiri di depan Sato dan mengingatkan kalo tadi dia nggak kayak gitu.

Sato tersenyum dan berbalik ninggalin direktur. Ia melepas sepatunya lalu berlari ke arah direktur dan menendang perut direktur. Dih, padahal direktur udah merentangkan tangan berharap dapat pelukan dari Sato.

Sato kesal lihat direktur mulai lagi. Dalam situasi kayak gini dia malah jadi pemalu. Ia mendekat dan menegaskan kalo dia benci semua hal tentang direktur. Ia lalu pergi.

Direktur tiba-tiba menahan kakinya dan memohon agar Sato membiarkannya untuk mengantarkannya pulang. Ia memberitahu kalo nggak ada kereta di sekitar sana. Bus juga nggak lewat sana.

Sato menarik tangannya dan bilang kalo dia bisa manggil taksi. Direktur bangkit dan memberitahu kalo Sato juga nggak bisa naik taksi karena jembatannya dibangun jadi sekarang jalan masuk meniru arah sana ditutup. Direktur tersenyum dan mengungkapkan karena itulah dia milih tempat itu.

Sato menatapnya marah.


Di dalam mobil Sae menanyakan apa yang terjadi pada Aida. Ia merasa kalo tingkahnya aneh.

Aida menanyakan pada Sae apa ia nampak seperti tertarik pada Sato? Sae tersenyum. Mau dilihat dari mana juga sudah jelas. Menurutnya Aida nggak peka kayak biasanya. Ia merasa kalo Sato tampak seperti pacarnya Kyoichi. Apa Aida mau mundur gegara Kyoichi? Ia meminta agar Aida nggak mempermasalahkannya.

Aida nggak mau mendengarkan apa yang Sae katakan. Ia menyinggung tentang apa yang Sae katakan saat konferensi pers.

Sae mengaku kalo hanya pingin bilang aja. Ia pikir Kyoichi akan senang. Lagian kalo dia nggak melakukan sesuatu buat mereka maka nggak ada satupun dari mereka yang akan membuat kemajuan.


Sementara itu Sato sama Kyoichi malah diam-diaman di dalam mobil. Sato merasa kalo direktur licik. Ia selalu membuat rencana picisan. Ia menciptakan situasi yang membuatnya nggak bisa melarikan diri. Direktur bahkan. Selalu membuatnya merasa nggak berdaya. Sato merasa kalo kepribadiannya sangat menyebalkan.

Direktur menangkap kalo semua itu membuat Sato merasa nyaman. Sato langsung menatap Direktur. Direktur juga menatapnya dan janji akan melakukan apapun buat Sato tercinta. Karena itulah ia ingin agar Sato segera menjadi orang yang nggak berdaya saat dia nggak ada.

Sato: aku sedang dimanjakan dan nggak bisa melarikan diri. Aku nggak bisa berbuat apa-apa tanpanya. Aku menjadi nggak berdaya dan aku nggak bisa menghentikannya. Itu seperti ketergantungan atau mungkin candu. Seperti obat-obatan yang membuat halu.

Sato teringat pada semua hal yang pernah direktur lakukan untuknya. Kelanjutannya, perhatiannya, ciumannya.

Mereka sudah sampai. Sato turun dari mobil lalu menatap tajam ke direktur yang menatapnya sambil senyum. Ia nggak akan ingin tahu.

Direktur berpikir kalo saat Sato memikirkannya maka semuanya sudah terlambat.



Sato makan siang sama Ami. Ami menyarankan agar Sato mendekati dokter itu aja. Sato nggak bisa. Ia juga harus mikirin perasaannya Aida juga.

Ami yakin banget kalo Aida suka sama Sato. Dan ia pikir dia lebih baik dari direktur. Iya, lan Natori?

Lah, Sato bingung. Natori?

Ternyata Natori ada di meja sebelah. Ia setuju sama Ami. Meski ia berpihak sama direktur. Ia gabung sama Sato dan mengaku penasaran sama apa yang terjadi kemarin. Ia meminta Sato untuk memberitahunya.

Sato nggak bisa ngasih tahu. Ia malah menanyakan pada Natori tentang sesuatu yang terjadi sama direktur di masa lalu. Seperti mengapa dia nggak suka dipuji atau semacamnya. Sato memberitahu kalo direktur nggak ingin membicarakannya dengannya. Nggak tahu kenapa itu membuatnya...

Penasaran?




Sato melihat anjing di pet shop. Ih anjingnya lucu. Ia berpikir untuk merawat anjing lagi alih-alih bolak-balik terus ke sana. Tapi...engak.

Eh, dia malah melihat Aida lagi mau beli makanan anjing. Dia mengirim pesan ke Sato menanyakan sikat gigi yang bagus buat anjing.

Sato tiba-tiba menghampirinya dan menatapnya. Aida kaget sampai-sampai ponselnya mau melempar. Untung bisa ditangkap.

Sato menanyakan apa Aida mau beli makanan kucing lagi? Aida meralat. Anjing. Sato tertawa.

Pesannya Aida masuk. Ia tertawa membacanya. Itu buat Snoop? Aida mengangguk.



Mereka pulang bareng. Sato melihat kalo belanja nya Aida banyak. Ia tahu, Sun. Dia sendiri juga sering belanja banyak dulu. Ia mau membantu membawakan tapi Aida melarang. Sato maksa. Dan mereka malah terlihat seperti bertengkar.

Dan Aida akhirnya melepaskannya dan membuat Sato terjatuh. Ada mobil yang melewati genangan air dan airnya mengenai Sato.

Aida khawatir Sato akan sakit dan melepaskan jaketnya buat dipakai sama Sato. Sato menolak, takut kalo jaketnya nanti ikutan basah. Aida bilang nggak papa.




Aida mengantarkannya sampai depan. Sato kesulitan mencari kunci apartemennya di dalam tas. Kayaknya nggak ada. Sato berniat untuk nelpon pet Shop. Barangkali terjatuh di sana.

Ia berterima kasih pada Aida karena telah mengantarkannya pulang lalu mau turun dari mobil.

Aida tahu-tahu menahannya. Dia nyuruh Sato untuk nelpon di dalam mobil aja. Di luar dingin. Sato menurut.

Dari pet Shop nggak diangkat. Mungkin sudah tutup. Dia lalu menghubungi tukang kunci.

Tukang kunci akan datang 2 jam lagi. Sato mau turun. Aida tahu-tahu menggenggam tangannya dan minta agar Sato tetap di sana.

Sato langsung menatapnya. Aida menyadarinya dan meminta maaf. Ia lalu melepaskan tangan Sato. Sato menenangkan. Ia akan nunggu di suatu tempat.

Aida tetap khawatir karena pakaian Sato basah. Sato merasa kalo Aida pasti lelah sudah kerja seharian. Aida keluh minta Sato untuk tetap di sana.

Sato nggak lagi menolak. Dia mengiyakan.




Setelah itu mereka malah diam-diaman. Sato merasa kalo Aida orangnya sangat pendiam. Dan saat ia melihat Aida ternyata dia malah tidur. Sato maklum sih. Pasti Aida lelah. Ia lalu melepaskan jaketnya dan melakukannya ke Aida.

Beberapa waktu kemudian Aida tahu-tahu terbangun karena suara ponsel. Ternyata yang bunyi ponselnya Sato. Aida mau memberikannya ke Sato tapi Satonya malah tidur.

Aida nggak tega membangunkannya. Ia menyelimuti Sato dengan jaketnya. Eh, Satonya tiba-tiba malah terbangun.

Ternyata yang nelpon adalah tukang kunci. Sato pamit dan mengembalikan jaket Aida tapi Aida nyuruh Sato untuk memakainya aja. Lagian dia punya jaket lain di belakang. Sato tetap merasa nggak bisa.

Aida minta agar Sato menerima pemberiannya. Dan saat mereka ketemu lagi, Sato bisa mengembalikannya. Sato mengiyakan. Ponselnya bunyi lagi. Ia pikir itu tukang kunci tapi ternyata Direktur.

Keduanya terdiam. Direktur ternyata ada di atas mobil. Lah, kapan naiknya? Sato nyuruh Aida untuk mengabaikannya saja. Ia membuka pintu mobil dan membuat Direktur terjatuh.




Sato beneran nggak peduli dan melewatinya begitu aja. Direktur bangkit dan menyusulnya. Ia meminta Sato untuk mendengarnya. Ia minta agar Sato tersenyum.

Sato nggak paham sama maksudnya. Direktur meletakkan tangannya di wajah Sato dan mengatakan kalo ia juga ingin melihat Sato tersenyum meski wajah marahnya juga cantik.

Sato menyingkirkan tangan direktur dan mengakui kalo dia beneran marah padanya. Direktur menanyakan kenapa Sato marah?

"Kenapa katamu?"

Karena Direktur mengikutinya sampai je sana di saat hubungannya dengan Sae masih belum jelas. Dan direktur juga nggak mau menceritakan masa lalunya. Tapi kalo ia marah karena semua itu artinya dia sudah...

Sato lalu membantahnya. Sambil nunjuk ia bilang kalo ia nggak marah sama sekali. Ia mengucapkan selamat malam lalu pergi.



Direktur nggak ngejar lagi. Ia menilai kalo Aida kejam. Dia bahkan mengantar Sato sampai rumahnya.

Aida turun dari mobil dan menghampiri Kyoichi. Direktur mengaku nggak akan terpengaruh. Sato sendiri yang bisa memutuskan akan menjauh atau lebih mendekatinya. Apapun pilihannya ia sama sekali nggak peduli. Ia yakin kalo Sato akan mengerti perasaannya cepat atau lambat.

Sato sudah sampai rumah.

Aida merasa kalo Kyoichi masih seperti biasanya. Nggak pernah ngalah. Ia harap agar dia lebih menahan diri dan mendekatinya dengan perlahan.

Direktur menatap Aida. Ia harap Aida akan dicampakkan dengan segera dengan cara itu.

Kyoichi lalu menatap kamar Sato dan tersenyum.


Bersambung...

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊