Postingan Terbaru

Minggu, 13 November 2022

Sinopsis Kono Otoko Wa Jinsei Saidai no Ayamachi Desu episode 2 part 2


All content from TV Asahi/ ABC




Warning: 18+

Jadilah pembaca yang bijak


Malam nanti Ami akan ada kencan buta. Masing-masing dari mereka akan membawa teman dan Ami mengajak Sato. Sato pingin nolak tapi nggak dikasih kesempatan.

Pada saat yang sama Direktur juga akan makan malam sama Ketua Otani dari Otani Medis jam 7 malam nanti.

Sato dan Ami sudah ada di tempat janjian. Dia merasa malas dan hanya minum saja. Tapi dia lega. Seenggaknya dia nggak ketemu sama Ditektur.




Ih, kok jadi merinding. Ia menengok ke bekakang. Lah, ada Direktur. Dia duduk santai dan menatap Sato.

Sato mengabaikannya dan menganggaonya nggak ada.

Teman kencan Ami mengambil minuman dan menambahkan sesuatu ke dalamnya. Tepat saat itu juga minuman Sato habis. Mereka lalu bersulang dan Sato kembali minum.

Ami mulai mabuk. Mereka bermain batu gunting kertas dan Ami yang kalah kembali minum.

Teman kencan Sato menanyakan pendapat Sato tentang direktur Amagi. Apa Sato dekat dengannya?

Ami menyela dan memberitahu kalo mereka lebih dari sekedar dekat. Sato membantahnya. Mereka sama sekali nghak dekat. Ia justru merasa kalo direktur Amagi itu menjijikkan. Sato mengatakannya berulang kali.

Para pria itu pamit mau mer*kok.




Ami merasa mabuk. Sato juga merasa sedikit pusing. Dia pamit mau ke toilet. Dilihatnya tempat duduk Direktur sudah kosong.

Dalam perjalanan ke toilet secara nggak sengaja Sato mendengar pembicaraan dua pria yang kencan sama mereka. Ternyata mereka sengaja meminta Ami untuk ngajak Sato karena tahu kalo Sato punya hubungan dengan Direktur Amagi. Mereka ingin mendapat informadi mengenai perusahaan Farmasi Amagi. Mereka juga sengaja membuat Ami dan Sato mabuk dan berniat membawa mereka ke hotel.

Sato mendatangi mereka. Ia memberitahu kalo ia bukan orang b*doh. Ia memarahi mereka habis-habisan.

Direktur tiba-tiba muncul di belakang Sato dan membuat mereka takut. Mereka lalu pergi.

Sato melihat ke belakang. Direktur tersenyum menatap Sato lalu merosot melewati pegangan tangga.


Ia bertepuk tangan buat Sato san menghampirinya. Sato bahkan nggak ngasih dia kesempatan buat ngomong apa-apa. Dan apa yang Sato katakan tadi sudah terukir di hatinya.

Sato memberitahu kalo dia nggak membela direktur. Dia mau pergi. Tapi nggak tahu kenapa tiba-tiba kepalanya pusing. Ia lalu pingsan di pelukan Direktur.



Sato terbangun. Dari atas dia melihat direktur Amagi. Dia bertanya apa Sato sudah nggak papa? Sato mengiyakan.

Direktur menaiki tangga dan ngasih tahu kako itu rumahnya. Sato minum banyak dan orang-orang itu merencanakan sesuatu yang buruk pada Sato.

Sato berterima kasih. Dia mau pulang tapi kembali merasa pusing lalu duduk di tangga. Direktur memberinya minuman. Ia menanyakan apa itu? Direktur menenangkan dan memberitahu kalo itu cuman pereda mabuk. Dia membuatkannya khusus buat Sato.

Sato merasa curiga. Direktur meyakinkan kalo itu bukan obat aneh. Ia juga nggak akan menggunakan cara seperti itu. Sato menerimanya dan berterima kasih. Ia meminumnya sampai habis.


Direktur melarang Sato berterima kasih. Itu adalah sesuatu yang harus ia lakukan. Sato ingin menanyakan sesuatu tapi direktur memotongnya. Ia bamgkit dan memberitahu kalo ia bukan orang yang layak untuk dipuji sama orang lain. Dan juga nggak ada orang yang berani mengkritiknya karena kesombongannya.

Tapi Sato beda. Dia bisa melihat sosiknya yang sebenarnya. Ia mempesilakan Sato untuk jadi satu-satunya orang yang mendudungnya.

Sato nggak habis pikir. Permintaan apa itu? Tapi ia merasa kalo itu adalah kesempatannya. Ia lalu duduk di sebelah Direktur dan memberitahu kalo Direktur adalah orang yang sangat menakjubkan. Sebagai seorang direktur ia sangat bersemangat tentang penelitian. Ia membawa kehidupan yang kayak buat karyawan dan keluarga mereka. Ia juga menyelamatkan banyak nyawa. Ia sangat menaruh hormat padanya.

Sato mengharap agar sikap direktur akan berubah setelah ia memujinya.

Ih, direktur malah senang banget. Sato kecewa. Direktur menyuruhnya buat istirahat di sana. Ia bangkit dan meninggalkan Sato.




Paginya Sato bangun duluan. Dia turun dan pamit sama Direktur. Eh, ternyata Direktur masih tidur. Jadi semalam dia tidur di sofa bawah?

Sato menghampirinya dan menyelimutinya. Ia teringat saat Direktur bilang kalo dia bukan orang yang pantas buat dipuji. Maksudnya apa? Ia mrmperhatikan wajah Direktur yang sedang tertidur dan berpikir kalo dia tampan.

Tiba-tiba Direktur terbangun. Sato kaget. Cuman sebentar habis itu tidur lagi. Sato mau pergi tapi tiba-tiba Direktur menarik tangannya lalu menciumnya.

Sato mau melepaskan diri tapi nggak bisa. Akhirnya ia menggigit bibir Direktur baru ia bisa lepas.

Direktur terkejut. Ia bermimpi tadi dan meminta maaf. Ia nggak sadar kalo...

Sato menyudahi. Ia pamit.



Direktur tersenyum sambil megangin bibirnya yang berdarah. Ia merasa kalo obatnya berhasil.

Sato ada di lift. Ia kesal banget soal yang tadi. Ia pikir Direktur tertidur.

Direktur melepas kacamatanya lalu tiduran di tempat tidurnya sambil menciumi bantal yang tadi dipakai tidur sama Sato.

Sato sudah sampai di luar. Ia menatap apartemen Direktur dan menganggap kalo itu adalah kesalahan terbesar yang ia lakukan dalam hidupnya.


Bersambung...

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊