All content from MBS
Ringkas drama sebelumnya
Warning: 18+
Jadilah pembaca yang bijak
Terada menahannya. Ia meminta orang itu buat tetap tinggal.
Hongyo ngambil bantal buat nutupin"miliknya". Dia ngasih tahu orang itu nama Terada. Terada Aki. Orang itu masuk lagi. Ia ingat kalo Nori udah pernah cerita soal Terada.
Terada menyapa orang itu dan memperkenalkan diri. Orang itu menyapa balik dan menyebutkan namanya, Hase. Ia seorang editor dan pemilik rumah.
Terada memberi hormat dan berharap mereka bisa rukun. Hase juga berharap begitu. Ia meminta maaf karena baru bisa nyapa Terada. Terada bilang nggak papa.
Hase bertanya kalo Tomo mungkin nggak menjelaskan apa-apa ke Terada? Hongyo membantah. Dia ngelakuin itu, kok. Hase nggak percaya. Dia meletakkan tasnya dan menatap Terada. Ia akan memberitahu hal-hal yang penting buat saat ini.
Terada mengangguk. Hase duduk dan memberitahu kalo uang sewanya 50.000 yen sebulan. Itu sudah termasuk listrik, gas dan air. Terada bisa membayar dengan uang tunai atau transfer bank. Apapun caranya nggak masalah. Ok?
Terada mengokekan. Ia ngerti.
Hase lalu bangkit dan ngasih tahu kalo terjadi sesuatu Terada bisa nulis di... Hase melihat papan tulis pesan sudah ada tulisannya Terada di bawah tulisannya Nori. Terima kasih, Nori. Aki.
Terada meminta maaf atas kelancangannya. Hase kembali menatap Terada dan nanyain apa yang mereka lakuin sebelumnya? Terada menatap Hase yang duduk di depannya dan bingung mau bilang apa. Itu... Ia menatap Hongyo buat bantu jawab.
Hongyo meletakkan buku dan bantalnya. Ia duduk di hadapan Hase dan ngasih tahu kalo sebenernya tubuhnya bereaksi saat ia mendekati Terada. Hase kayak kaget mendengarnya. Ia menatap Terada bentar.
Hongyo melanjutkan kalo dia minta bantuannya Terada biar bisa sembuh. Hase senang mendengarnya. Menurutnya itu bagus karena masih ada harapan. Hongyo mengiyakan.
Hongyo melihat "miliknya" yang ditutupin selimut dan mengaku sangat bersemangat. Terada nggak nyangka kalo mereka sangat terbuka satu sama lain.
Hase lalu menatap Terada dan menanyakan apa dia bisa "melakukannya" sama Tomo bentaran? Heh? Terada nggak nyangka dapat pertanyaan begitu dari Hase.
Ia menatap Hongyo yang juga menatapnya dengan mata penuh harap. Terada bangkit dan bilang nggak mungkin!!! Hase nggak ngerti kenapa?
Hongyo mengatakan kalo Terada akan membantunya selama ia nggak melakukan yang aneh-aneh sama dia. Hase mengangguk paham. Gitu, ya? Tapi biar gimana juga ia merasa kalo itu luar biasa. Ia dengar-dengar mereka juga teman sekelas pas SMP? (Lah kapan dengarnya🙇🙇🙇)
Terada tersenyum. Menurutnya itu cuman kebetulan. Hase kepo menanyakan apa Tomo emang selalu kayak gitu di masa lalu? Terada mulai bernostalgia. Ia nggak tahu apa yang ada dipikiran Hongyo saat itu. (Ih, Hongyo!!! Masa dia ngintipin "miliknya" mulu selama Terada ngomong? 🙈🙈🙈)
Flashback...
Saat SMP Hongyo orangnya sederhana, tenang dan nggak mencolok. Di kelas Hongyo seringnya diam sambil baca buku.
Terada yang duduk di bangku belakang merasa penasaran. Ia merasa kalo Hongyo beda dari cowok lain.
Suatu saat Hongyo nggak sengaja melewati Terada dan teman-temannya sambil bawa makan siang. Terada bilang ke temannya kalo Hongyo lucu.
Teman-teman Terada pada ketawa. G*la. Terada berpikir bukan buat cinta atau emosi yang romantis. Perasaannya membuatnya memiliki sudut pandang yang beda dari cewek lain.
Flashback end...
Hongyo terdiam menatap Terada. Gilirannya sekarang. Saat SMP, menurutnya Terada sangat menonjol. Dia kayak pusat kelas. Terada menegur Hongyo seolah khawatir Hongyo cerita yang lain.
Hase merasa kalo sekarang kayaknya Terada nggak gitu. Terada tertawa. Ia merasa kalo saat itu ia agak b*doh. Itu hanya masalalu yang kelam baginya.
Hase lalu bangkit. Dia harus balik lagi ke kantor. Dan pas mau nyampai pintu tahu-tahu Hase manggil Hongyo. Hongyo bangki dan menghampiri Hase. Mereka bisik-bisik di belakang Terada. Bikin Terada penasaran. Soalnya Hongyo ngangguk setelah dibisikkin sama Hase.
Hase lalu menatap Terada dan pamitan. Terada mengiyakan dan berpesan agar Hase hati-hati. Ia lalu bisa bernafas lega setelah Hase pergi.
Hongyo menghadap Terada dan manggil namanya. Ia menatap Terada dalam-dalam dan bertanya apa mereka bisa tidur bareng malam ini?
Terada kesal. Apa Hase barusan nyuci otaknya Hongyo? Hongyo jujur bilang kalo ia tidur sama Terada maka ia mungkin bisa mendapatkan "pagi yang cerah" lagi.
Terada menanyakan apa artinya... Hongyo memotong, kalo ia ingin nyoba. (Nyoba? Kamu kira Terada permen?) Mungkin ia bisa merasakannya. Ia mengaku ingin merasakannya lagi setelah sekian lama. "Pagi yang cerah".
Hongyo memohon agar Terada mau membantunya. Ia janji nggak akan melakukan hal yang aneh sama Terada. Terada memaksakan senyumnya. Dia bingung mutusinnya.
Hongyo ngajak Terada ke kamarnya. Kamarnya Hongyo berantakan. Banyak buku berceceran di lantai. Terada mengiyakan dan menanyakan apa yang harus dia lakuin?
Hongyo jalan ke tempat tidur dan nyuruh Terada buat tidur di sisi sebelah. Terada mengangguk mengiyakan. Seperti kata Hongyo, ia tidur di sisi kanan dan memakai selimut.
Hongyo menempati sisi kiri. Mereka memakai selimut yang sama. Hongyo meluk Terada dari belakang. Dalam hati Terada bertanya-tanya dalam hati, sedekat itu mereka hanya akan tidur, kan?
Hongyo bertanya apa dia bisa nyentuh tubuh Terada? Lah Terada bingung. Sentuh dimana? Hongyo bilang Dimana aja. Lah Terada makin bingung. Dimana aja dimana?
Hongyo nanya kalo perut? Terada merasa kalo itu terlalu mendadak. Hongyo mengatakan kalo ia cuman pingin nyentuh aja. Ia janji kalo hanya akan meletakkan tangannya disana aja dan dia juga nggak akan melakukan gerakan apapun.
Terada berterima kasih kalo Hongyo cuman akan meletakkan tangannya disana aja. Hongyo menarik tangannya dan meletakkannya di perut Terada. Dingin? Ini akan menghangatkan segera. (Awww gini amat ya? Dibutuhkan suami segera🙈🙈🙈)
Hongyo mencium punggung Terada dan memberitahu kalo itu sama seperti yang ia pikirkan. Rasanya sangat enak. (Oh Tuhan!!! Aku dosa dengernya🙉🙉🙉)
Terada merasa bingung. Apa yang ia lakukan? Awalnya ia nggak ingin ngelakuin itu. Dia nggak kepikiran buat melakukan sesuatu kayak gitu sama Hongyo. Tapi...sekarang tangannya terasa hangat. Ia ingin tahu apa ia ingin "itu" gerak.
Hongyo nggak bilang apa-apa lagi. Terada menoleh dan melihatnya. Lah, Hongyo tidur? Bisa tidur di situasi kayak gini? (Lah emang Hongyo kan bilang cuman tidur doang? 😳😳😳
Terada merasa malu. Dia aja nggak bisa tidur.
Tahu-tahu udah pagi aja. Dan Terada bisa tidur ternyata. Dia bangun duluan. Ia menatap Hongyo yang masih tidur. Nggak tahu kenapa dia malah merasa marah.
Terada menuruni tangga meninggalkan kamar Hong Yo. Ia kembali menoleh menatap pintu kamar Hongyo. Ia merasa kalo itu buruk. Ia akan jadi wanita yang nggak bisa bilang enggak sama permintaan Hongyo.
Terada merasa frustasi. Tapi ia nggak bisa kayak gini. Ia menuruni tangga dan berniat mengumpulkan keberanian.
Sudah jam 9 pagi. Terada juga sudah mandi. Dia membuat kopi. Hongyo yang baru bangun mengucapkan selamat pagi padanya.
Terada yang mau meminum kopinya jadi nggak jadi. Ia balik mengucapkan selamat pagi sama Hongyo.
Hongyo menanyakan kapan Terada bangun? Terada mengatakan kalo ia pikir nggak seharusnya ngebangunin Hongyo. Ia merasa nggak nyaman dan nawarin kopi ke Hongyo.
Hongyo mengiyakan. Ia lalu duduk.
Terada mengambil cangkir dan menuangkan kopi buat Hongyo. (Wah berduaan aja di rumah, bikinin kopi,.berasa kayak main rumah-rumahan🙊🙊)
Hongyo mengatakan kalo ia berpikir berada di jalur yang benar. Eh? Ia melanjutkan maksudnya kalo itu sangat dekat. Ia merasa kalo sepertinya ia ada di tengah permainan tim terkemuka di Baseball.
Terada mencoba memahaminya. Apa itu soal "pagi yang cerah"? Ia meletakkan kopinya dan berpikir kalo kayaknya itu nggak berhasil.
Terada menghampiri Hongyo sambil membawakan kopi. Mendadak Hongyo jadi semangat. Kalo ia pikir ia bisa melakukannya kalo Terada berada di sampingnya lagi saat ia bangun. Terada mengangguk mengiyakan. Ia mau duduk.
Hongyo melanjutkan kalo lain kali dia pingin mereka bangun bareng. Terada tersenyum. Sedetik kemudian dia baru nyadar. Lain kali? Hongyo mengatakan kalo meskipun dia nggak bisa mencapai tujuannya, tapi entah gimana, ia merasa bisa tidur nyenyak setelah waktu yang lama.
Ia menatap Terada dan berterima kasih.
Terada jadi tersipu-sipu. Dia jadi salting. Ia meninggalkan Hongyo dan nawarin buat ngambilin gula. Lah tiba-tiba Terada nyandung sesuatu. Kakinya sakit. Ia bertaya-tanya apa itu?
Hongyo bangkit. Ia merasa kalo itu miliknya. Ia meminta maaf dan membawanya ke meja.
Hongyo membukanya. Nampak sebuah buku berjudul Dusk. Terada mengambil satu dan melihatnya. Ia menemukan nama Hongyo disana. Hongyo Tomoya.
Terada menunjukkan kalo nama Hongyo ada di buku itu. Hongyo mengiyakan karena itu adalah miliknya dan itu adalah salinan buku barunya.
Terada merasa terkesan. Dia nggak nyangka kalo Hongyo adalah seorang novelis.
Ringkas drama selanjutnya
Bersambung...
Pemeran Hase itu yg main Pat danger kan? Pernah nonton soalnya 😂😂
BalasHapus