All content from iQiyi
Seorang pria berjalan di tepi laut sambil bernarasi
Setelah seratus hari aku meninggalkannya, dia balik ke tempat awal kami. Kangen kamu...kangen kamu... . Semua kesamaan kami cuman rencana di atas kertas. Tapi aku nggak tahu kalo senyumanmu, pelukanmu, leluconmu dan kamu ada di dalam diriku.
Habis itu kita ditarik mundur buat melihat kebersamaan pria ini bersama seorang gadis. Mereka tertawa, berpelukan, berciuman, tersenyum.
Pelangi muncul di atas laut dan pria itu kembali bernarasi.
Kamu punya alasan kenapa aku pingin ketemu sama kamu. Tapi bagian tubuhku makin lama makin tersesat.
Pria ini kayaknya cinta banget sama gadis itu. Dia kembali teringat kebersamaan mereka. Senyum gadis itu, tawanya dan ciuman mereka.
Aku nggak pernah tahu kalo sebelum ketemu kamu aku nggak pernah ingin mencintai siapapun. Dan setelah kamu pergi, aku nggak pernah berpikir buat mencintai orang lain lagi.
Lalu kita dikasih lihat gimana pria ini menyakiti gadis itu. Membuatnya menangis, sakit, dan sebenarnya itu juga membuatnya sakit.
Jauh dalam lubuk hatiku, kalo ini takdir, saat kamu melihatku, mendengarku, aku ingin merasakan perasaan yang dulu. Tolong kasih tahu... .
Hari ini cerah. Seorang pria sedang mengemudi. Telponnya bunyi. Seseorang memberitahu tentang rencana bisnisnya. Pria ini malas mendengarnya. Dia lalu melepas earphone-nya begitu saja.
Seorang gadis sedang merekam seorang wanita yang sedang melakukan tutorial make up. Setelah selesai dia lalu tiduran di rerumputan. Dia melihat ponselnya dan kaget lihat kalo dia telat satu jam. Ia lalu pamit karena harus berangkat kerja. Gadis ini lalu nyuruh temannya, Jing Jing buat membereskan barang-barang dan menjanjikan akan membelikan makanan saat ia pulang nanti.
Gadis itu naik otoped, namanya Lin Lu. Saat ia bangun ia mulai bekerja. Saat hampir sampai ke tempat kerjanya tiba-tiba ponselnya bunyi. Dari Master Long yang mengabarkan kalo Lin Lu bisa datang buat interview make up artis. Lin Lu seneng banget dengarnya.
Seorang wanita keluar dari mobil. Lin Lu yang sedang buru-buru nggak sengaja menabraknya. Dia minta maaf tapi wanita itu sama sekali nggak menggubrisnya dan berjalan meninggalkan Lin Lu.
Lin Lu lalu bilang ke master Long buat nanti lagi bicaranya, soalnya dia sudah telat.
Lin Lu sampai di restoran tempat dia kerja. Untung bosnya belum datang. Nggak lama kemudian seorang wanita berjalan dengan anggun bersama 3 orang asistennya yang membawa masing-masing satu kotak besar.
Lin Lu merasa kalo wanita itu cantik banget. Tapi menurutnya tiap orang punya kecantikan yang berbeda. Rekan Lin Lu menyindir kalo itu buat seseorang yang nggak bisa dan nggak punya apapun. Jleb! Lin Lu langsung melihat diri sendiri.
Wanita itu menghampiri Lin sen dan Zhichen. Zhichen langsung sadar diri dan pamit pada Linsen. Wanita itu adalah Fang Chi, tunangannya Lin Sen.
Dia tahu kalo Lin Sen nggak punya waktu jadi dia udah nyiapiri semuanya. Fang Chi duduk di tempat Zhichen. Asistennya maju dan membuka kotak yang dibawanya.
Isinya adalah pakaian. Fang Chi menanyakan pendapatnya Lin Sen. Lin Sen nggak mau membahas soal itu. Dia nyuruh mereka untuk pergi dulu. Ketiga asisten itu pun menurut dan pergi.
Seorang pelayan menghampiri mereka dan menanyakan pesanan Fang Chi. Fang Chi memesan Americano dan salad. Pelayan itu mengiyakan lalu pergi.
Lin Sen memberitahu kalo 20 menit lagi dia ada rapat jadi mereka harus bicara dengan cepat. Fang Chi diam saja. Lin Sen melanjutkan kalo pernikahan mereka diatur oleh orang tua mereka dan ia berharap kalo Fang Chi nggak perlu terlalu memikirkannya.
Fang Chi malah merasa sebaliknya. Dia sangat memikirkannya. Ia juga sama sibuknya dengan Lin Sen. Fang Chi mengancam kalo Lin Sen nggak ingin Cinderella dan bisnis lainnya pergi, kan?
Lin Sen memotong, dia mengaku nggak ingin menikah cuman buat membantu keluarganya keluar dari masalah itu. Fang Chi sesumbar kalo uangnya bisa membantu Huanzhen buat mengatasi kesulitannya. Dan dia percaya cepat atau lambat dia akan bersama Lin Sen.
Lin Sen mempersilakan kalo Fang Chi mau berpikir begitu. Ia mengingatkan kalo dia nggak bercanda. Lin Sen lalu pamit.
Zhichen yang berdiri di dekat Lin Lu menyuruh Lin Lu untuk mendatangi Fang Chi. Lin Lu mengerti dan segera kesana. Ia menanyakan apakah Fang Chi masih menginginkan kopi dan saladnya?
Fang Chi mengiyakan karena dia sudah memesannya. Lin Lu mengiyakan dan menyampaikan kalo ia akan segera membawakannya. Nggak tahu kenapa Zhichen menatap Fang Chi dengan tatapan aneh.
Malamnya Lin Lu ngumpul sama teman-temannya, Jing Jing dan Master Long. Mereka minum-minum sambil makan membahas tentang pekerjaan Lin Lu di Huanzhen.
Sepengetahuan Jing Jing, Huanzhen hanya menerima lulusan terbaik. Dia heran kenapa mendadak bisa ada banyak posisi kayak gitu.
Master Liang mengingatkan kalo perusahaan itu punya Presdir baru dan mereka sedang meluncurkan produk baru jadi ia rasa wajar kalo persyaratan buat rekrutmen baru berkurang. Jing Jing merasa kalo Presdir barunya pasti sangat tampan.
Lin Lu memberitahu kalo dia sudah mencari Presdir baru di internet tapi nggak menemukan satu fotopun. Menurutnya kalo Presdirnya tampan, kenapa nggak mau mempublikasikan diri?
Lin Lu dan Jing Jing lalu kompak menatap Liang. Mungkin Liang pernah lihat? Liang minta agar mereka nggak usah melihat mereka kayak gitu dan sesumbar kalo dia jauh lebih tampan dari Presdir baru. Mereka lalu bersulang.
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊