All content from jtbc
Ringkas drama sebelumnya
Setelah menyalami Oh Taeso di depan umum, Kangho lalu bicara dengannya di ruangannya. Oh Taeso berlagak menanyakan keadaan Kangho pasca kecelakaan. Sekalian aja Kangho bilang kalo itu bukan kecelakaan tapi kesengajaan. Sama seperti yang ia lakukan pada simpanannya, Hwang Suhyun. Ia lalu menyampaikan maksud kedatangannya, kalo ia meminta Oh Taeso untuk menjadi saksinya. Tujuannya adalah menangkap Song Woobyeok. Kalo Oh Taeso mau membantunya maka ia akan menutupi kejahatannya dan ia akan menjadi presiden sesuai keinginannya. Kalo ia menolak maka Hayong yang akan melakukannya. Asal tahu aja Hayong bersamanya. Sebelumnya Oh Taeso memang sudah dikasih tahu anak buahnya kalo Hayong kabur dari rumah sakit.
Samsik mengambil makanannya. Ia malah dikasih lihat rekaman CCTV pada saat kangho dan Mijoo berciuman. Ih langsung nangis gitu. Sementara itu di atas Mijoo dan Hayong membicarakan tentang apa yang ayahnya Hayong katakan saat menyuruhnya. Hayong sendiri ragu ia bisa melakukannya apa enggak.
Kangho bersiap untuk menemui pak Song. Sebelumnya Oh Taeso sudah memperingatkan kalo pak Song bukan orang yang mudah untuk dihadapi karena ia terhubung dengan semua petinggi di kepolisian dan kejaksaan.
Pak So menemui pak Song yang sedang bersama dengan koleganya. Ia akan pergi ke Amerika untuk menonton pertandingan bisbol. Pak So menemuinya. Mereka lalu bicara di atap. Pak So berlutut dan menyesalkan pak Song yang berniat untuk membunuhnya saat ia mencoba mempertahankan kesetiaannya. Pak So sampai nangis saat memohon pada pak Song. Pak Song menyudahi karena mau pergi. Pak So lalu menyampaikan alasannya kenapa ia datang sendiri. Ia menunjukkan ponselnya yang merekam apa yang pak Song katakan tadi dan mengirimkannya ke pak Cha.
Pak Song marah dan memukuli pak So. Ia juga menginjak-injak ponsel pak So dan mencoba untuk mendorongnya dari atap. Kangho alu muncul. Pak Song menyambutnya dengan memeluknya tapi Kangho malah memborgol tangannya. Ia ditangkap atas penganiayaan dan percobaan pembunuhan.
Sebelumnya pak So menelpon Kangho saat ia bersama dengan Samsik. Kangho pikir akan sulit untuk menangkap pak Song atas apa yang dilakukannya selama ini. Satu-satunya cara adalah menangkapnya di tempat. Pak So memberitahu kalo pak Song akan pergi ke Amerika. Setelahnya Kangho pun menyusun rencananya dengan timnya.
Setelah pak Song ditangkap, Kangho mengambil ponselnya pak So dan memberikannya pada timnya.
Kangho melakukan wawancara dengan wartawan terkait ditangkapnya pak Song. Oh Taeso melihat beritanya kemudian menelpon seseorang.
Keadaan ibu semakin memburuk tapi sebisa mungkin ibu nggak ngasih tahu yang lain. Ia lalu bergabung dengan yang lain menonton klip pak Baek. Mendadak ada berita tentang tertangkapnya pak Song. Setelahnya muncul Kangho yang melakukan wawancara. Ibu nangis lihatnya. Para warga juga senang lihat keadaan Kangho. Ibu mengajak semuanya ke Seoul untuk menemui putranya. Secara spontan ibunya Mijoo memanggil ibu dengan panggilan besan. Lah pasangannya Kangho siapa? Yejin langsung mendekat dan bilang kalo ia lah orangnya.
Di mobil Samsik menunjukkan perhatiannya pada Hayong. Ih padahal sebelumnya perhatiannya hanya untuk Mijoo. Lah ternyata mereka disupirin sama penagih hutang. Sementara itu para warga juga dalam perjalanan ke Seoul naik mobil yang didapat pak lurah sebagai penghargaan 20 tahun desa tanpa kejahatan. Ibu sendiri diantar sama polisi.
Kangho memasuki ruang sidang. Ibu, Mijoo dan yang lainnya juga sudah hadir. Ibu menatap Kangho dengan memanjatkan doa yang nggak putus tentang harapannya dan ayah yang sebelumnya nggak kesampaian.
Dalam persidangan Kangho mengungkap tentang hal-hal yang pak Song lakukan pada para sekretarisnya yang berjumlah 4 orang nggak terkecuali pak So. Pak So juga menyampaikan alasan pak Song mencoba untuk membunuhnya karena ia sudah mengetahui banyak rahasia Woobyeok. Pengacara pak Song mencoba untuk menghentikah apa yang Kangho katakan tapi Kangho punya alasan kuat untuk melanjutkannya.
Pak Song juga menyampaikan sanggahannya. Kangho lalu meminta ijin pada hakim untuk menghadirkan saksi. Dan saksi yang dimaksud adalah Oh Taeso. Semua orang kaget. Oh Taeso kemudian hadir dalam sidang. Sebelumnya kangho menyebutkan apa yang akan terjadi kalo pak Song ditangkap. Para petinggi dan partai Bareun akan berusaha menjatuhkannya. Tapi kalo ia berada di tempat yang berseberangan dengan pak Song maka semuanya akan berbeda.
Oh Taeso memberi kesaksian tentang Hwang Suhyun yang berhenti bekerja karena merasa kehamilannya terancam. Dengan sangat jelas ia mengatakan kalo Hwang Suhyun hamil sama pak Song. Pak Song hanya tersenyum. Merasa nggak terima ia pun mengungkap kalo selama ini ia sudah melindungi namanya. Oh Taeso juga berusaha untuk membunuh Kangho dengan menyuruh putrinya untuk melakukannya.
Hayong datang. Ia pun memberikan kesaksiannya yang bertolak belakang dengan apa yang ayahnya katakan. Hayong mengatakan yang sebenarnya kalo ayahnya yang menyuruhnya membunuh Kangho setelah bilang kalo Kangho punya selingkuhan dan seorang anak. Oh Taeso lantas bilang kalo ia nggak punya pilihan lain selain menuruti apa yang pak Song perintahkan. Ia malah bilang kalo anaknya Hwang Suhyun adalah anaknya pak Song. Hayong membantahnya. Ia mengaku melihat sendiri hasil tes DNA kalo anaknya Hwang Suhyun adalah anaknya ayahnya.
Merasa terpojok Oh Taeso lalu menunjukkan keterangan kesehatan Hayong yang menyatakan kalo ia mengalami gangguan jiwa. Hayong nggak tahan dengarnya dan mengungkapkan kalo ayahnya dan pak Song bersekongkol untuk membunuh Choi Haesik, ayahnya Kangho. Oh Taeso kembali mengungkit kalo Hayong kondisinya sangat nggak stabil sekarang. Kangho berniat untuk menghadirkan saksi lagi yang bisa menentukan yang sebenarnya.
Saksi yang dimaksud datang. Seorang anak lak-laki dijemput sama sajangnim. Ia adalah anaknya Hwang Suhyun. Oh Taeso masih nggak mau mengakui semuanya. Ia malah mengatakan kalo semua itu adalah rencana Kangho untuk menjatuhkannya dalam pemilu. Ia akan menangkap pelakunya dan meminta pertanggungjawabannya. Ia nggak mau lagi menjadi saksi dan menarik Hayong. Kangho menahannya. Ia menarik tangan Oh Taeso dan mengangkatnya. Ia ditangkap atas pembunuhan yang dilakukannya.
Mendadak ibu teriak memuji Kangho hebat. Para warga mengikuti. Mereka sampai ditegur sama Hakim. Semua orang seperti menghilang menyisakan Kangho dan ibu. Kangho menatap ibu seperti menunjukkan kalo ia sudah melakukannya.
Oh Taeso dan pak Song menjadi pemberitaan. Begitu juga dengan kasus yang sebelumnya, termasuk kasus cucunya pak Song.
Selanjutnya Kangho kembali ke Jouri. Bersama dengan yang lain ia menyiapkan acara ulang tahun ibu. Ibu Mijoo menyesalkan Mijoo yang nggak ngasih tahu dari awal. Sambil senyum Mijoo mengatakan kalo ibu pasti akan nyuruh dia untuk menikah sama Kangho.
Ibunya Samsik ngasih tahu Samsik kalo ia dengar Mijoo dan Kangho... Samsik menyuruhnya diam karena ia sudah melihatnya. Kangho mau menggantikan Samsik membawa makanan tapi Yejin melarang. Ia dan Seojin malah mengejek Samsik yang selama ini menganggur. Samsik kesal. Kalo aja mereka tahu siapa Kangho kalo ia bukan kakaknya. Kangho menyudahi dan minta Samsik untuk nggak bicara seperti itu dengan anak-anak.
Semuanya berkumpul di meja makan dan merayakan ulang tahun ibu. Mereka minta ibu untuk memberi sambutan. Ibu mengungkit awal kedatangannya ke sana. Ia yang tiba-tiba melahirkan. Sekarang nggak terasa 35 tahun sudah berlalu. Setelah semuanya ia menyadari kalo salah satu dari kita diambil, Tuhan akan mengirimkan gantinya. Setelah kehilangan orang tua, ia menyadari betapa berharganya suami. Saat suaminya pergi ia menyadari betapa berharganya anak. Saat anaknya sakit, ia menyadari betapa berharganya dirinya. Dan saat ia sakit, ia menyadari betapa berharganya orang-orang yang ada di sekitarnya. ia lalu berterima kasih pada pak Lurah dan yang lain karena telah baik padanya. Ia meyakinkan kalo mereka ketemu lagi di kehidupan atas nanti ia akan menyambut mereka.
Suasana malah jadi sedih. Kangho datang membawa kue ulang tahun untuk ibu. Setelah ibu meniupnya ia lalu menggendong ibu sekalian untuk perayaan-perayaannya sebelumnya.
Ibu Kangho memberi Kangho dan Mijoo cincin dari ayah. Ia juga menasehati mereka. Sama seperti yang selalu ayah katakan, sampai nanti. Ayah nggak suka kata selamat tinggal karena kesannya kayak mau berpisah. Karena itulah mereka lebih suka kata sampai nanti. Ibu Mijoo menunjukkan tempat Kangho dan Mijoo saat lahir. ia mengungkit apa yang neneknya Mijoo katakan dulu kalo kata kebetulan untuk orang yang oertama kali bertemu, tapi kalo takdir digunakan untuk orang yang bertahan di sisi kita sampai akhir. Ibu merasa kalo yang terjadi pada anak-anaknya adalah takdir.
Malamnya Kangho ke kamar ibu. Ia akan tidur sama ibu sampai ia menikah nanti. Ibu minta Kangho untuk menyanyikan lagu pengantar tidur, lagu yang ia nyanyikan saat mereka kencan dulu. Kangho mengiyakan dan menarik ibu untuk tidur. Ia menyanyikannya dan tiba-tiba ibu memalingkan wajahnya. Air mata Kangho jatuh. Ibu meninggal. Karena lagunya masih belum selesai ia pun melanjutkannya. Setelahnya ia membelai wajah ibu dan bilang, sampai nanti.
Seperti yang direncanakan, foto yang ibu ambil terakhir kali dipakai untuk pamakamannya. Seluruh warga berkumpul. Kangho bangkit dan bilang aigo..aigo..aigo... Mendadak ponselnya ibu bunyi. Itu lagi yang selalu ibu nyanyikan. Kangho ikut menyanyikannya, begitu juga dengan warga Jouri. Pemakaman yang biasanya sedih jadi bahagia di pemakamannya ibu.
Pak Baek menelpon ibunya Mijoo. Ia cerita tentang lagu barunya yang ada namanya ibu. Kayaknya mereka lagi dekat. Ibu bahkan minta pak Baek untuk datang saat fajar, saat anak-anak masih tidur. Lah ibu nggak menyadari kalo Yejin sedang merekamnya. Ia tahu kalo neneknya sedang jatuh cinta. Sementara itu Seojin sedang browsing tentang penyakit strok. Secara ia melihat kalo cara bicara neneknya aneh belakangan.
Ibu nanyin Samsik ke ayah karena dia bawa pakaian dalam dan kaos kakinya ibu. Rupanya semua itu dikasih Samsik ke Hayong saat ia menjenguknya. Ia menenangkan kalo waktu 2 tahun itu akan segera berlalu.
Pak So dan pak Cha sekarang bertani dan tinggal di desa Jouri. Di depan rumah pak Lurah mereka melihat beberapa orang pakai jas hitam. Mereka adalah anak buahnya ayahnya bu lurah yang menjemput bu Lurah karena ayahnya bu lurah akan membentuk organisasi yakuza baru. Saat mau naik ke mobil mendadak bu lurah merasa mual. Ia menghitung siklusnya dan menyadari kalo ia sedang hamil. Ia lalu bilang ke pengawalnya kalo ia nggak bisa pulang karena ia hamil anaknya pak lurah. Mereka lalu berciuman.
Kangho ke rumah tahanan menjemput Park Jonggu. Ibu dan ayahnya Jonggu juga datang. Ia meminta maaf pada Park Jonggu karena datang terlambat. Ibunya Jonggu ngasih sesuatu ke Kangho. Selama ini ibunya Kangho selalu mengiriminya kimchi, bubuk cabe dan lauk pauk lain. Sekarang ibunya nggak perlu lagi melakukannya.
Selanjutnya Kangho pulang dan menemui Mijoo. Yejin kesal karena Mijoo nggak merebut calon suami anaknya. Mendadak ada seorang ibu dan anaknya. Mereka baru pindah dan mau ke rumahnya pak lurah. Yejin jatuh cinta dengan anaknya dan dengan sopan menawarkan untuk mengantar mereka.
Mijoo mengajak Kangho masuk ke peternakan. Ia sudah mendekor ulang dan menunjukkan rekening yang Kangho kasih dulu. Ia nggak menggunakannya sepeserpun. Keduanya lalu melihat foto-foto mereka. Saat melihat foto pernikahan ayah dan ibu, Mijoo seperti ngasih kode ke Kangho untuk membuat foto yang sama. Kangho lalu nyuruh Mijoo untuk ganti baju.
Sementara Mijoo pergi, Kangho mengambil foto keluarganya di perayaan ke satu tahun. Di belakangnya ada sebuah surat. Kangho membacanya sambil duduk di sebuah bangku. Ibu menyinggung tentang ikatan di antara mereka. Ibu juga meminta maaf kalo ia banyak kekurangan. Ini adalah pertama kalinya ia menjadi ibu. Di kehidupan mendatang ia berharap bisa menjadi ibunya Kangho lagi. Ia pun menyampaikan akan melakukan hal-hal yang nggak ia lakukan di kehidupan kangho yang sekarang.
Kangho nangis bacanya. Ia melihat seakan ibu ada di sampingnya dan menatapnya sambil tersenyum. Kangho mengeluhkan ibu yang mengacaukan segalanya padahal ia mau melamar Mijoo. Ia minta ibu untuk mengawasinya agar ia nggak gugup. Eh, ia minta ibu untuk menjaga mereka.
Mijoo lalu datang. Kangho melamarnya seakan mau menangkapnya sebagai istrinya. Mijoo mengeluhkan cara Kangho melamarnya. Kangho lalu mengambil babinya. Kayak cara ayah melamar ibu dulu. Ih babinya bukannya jalan ke arah Mijoo malah ke arah lain. Mereka berputar-putar mau menangkapnya.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊