Sinopsis King the Land Episode 9 Part 2

Anysti
0

All content from jtbc






Ringkas drama sebelumnya


Won yang sedang mengemudi melihat toko bunga. Ia membeli bunga dan membawanya ke nenek. Sesampainya di sana ia mendapati nenek sedang memasang lampu. Karena nggak bisa menjaga keseimbangan nenek hampir aja jatuh. Won menangkap nenek dan membawanya ke rumah sakit. Sebenarnya nenek nggak papa, tapi Won sangat mengkhawatirkannya. Ia melarang nenek untuk pulang karena tadi dokter bilang kalo nenek harus disuntik dan menjalani beberapa pemeriksaan. Masalah keda, biar ia yang urus. Lah mengupas bawang bombai aja nggak bisa. 


Selanjutnya nenek menanyakan alasan Won datang menemuinya. Won bilang kalo ia hanya kebetulan lewat. Ih dari Seoul? Won akhirnya jujur kalo ia ingat nenek saat melihat bunga. Nenek tahu kalo Won suka sama Sarang. Saat tahu kalo Won belum mengungkapkannya karena katanya mereka sudah sama-sama suka, nenek memintanya untuk mengungkapkannya. Ke depannya kalo mereka merasa marah atau kecewa, jangan pernah merasa gengsi. Ungkapkanlah. Nenek juga akan memasukkan Won ke daftar calon suami Sarang. 




Sarang datang sambil nangis karena khawatir sama nenek. Nenek memarahi Won yang bukannya merahasiakannya tapi malah ngasih tahu Sarang. Gegara itu Won dieliminasi dari daftar. Nenek mau pulang untuk membuka kedai. Sarang mengeluhkan nenek yang masih mentingin kedai saat lagi sakit gini. Ia mengungkit kalo ia sudah minta nenek untuk berhenti mengurus kedai karena ia sudah punya gaji. Ia nggak mau kehilangan nenek. Gimana nanti hidupnya kalo nenek nggak ada? 


Nenek menenangkan kalo ia nggak akan mati. Ia janji akan melakukan pemeriksaan dan disuntik. Won terdiam melihat Sarang nangis di pelukan neneknya. 




Won mengantar Sarang pulang ke rumah nenek. Sesampainya di depan rumah, Sarang menyuruhnya pulang tapi Won nggak mau. Mereka masuk. Won berniat membantu memasang bohlam lampu. Sebelumnya ia mau mematikan listrinya terlebih dahulu. Nggak tahu kenapa, baru juga disentuh terjadi korsleting listrik dan listrik pun padam. 


Keduanya panik. Mau mengambil ponsel tapi malah bertabrakan. Won juga malah mau mencium Sarang tapi nggak jadi karena waktunya nggak tepat. Akhirnya Sarang pergi untuk mengambil senter dan nyuruh Won untuk tetap di sana. Nggak lama setelahnya ia kembali dengan membawa senter. Won terkejut dan kemudian pingsan. Ih pingsan mulu. 





Selanjutnya mereka duduk bersama. Won meminta maaf atas yang sebelumnya. ia merasa kalo hanya ia yang merindukan Sarang dan ingin bertemu dengannya. Sarang juga meminta maaf karena bicaranya ketus. Seharusnya ia bisa bicara lebih lembut. Won juga bilang kalo ke depannya kalo ia salah, Sarang boleh marah padanya. Ia akan meredam amarahnya. Ia juga ingin Sarang melihat jati dirinya yang sebenarnya. 


Ia lalu menghadap Sarang dan menyampaikan kalo ia sangat menyukainya. Apa kamu mau menerima perasaanku? Sarang mengangguk kemudian mencium Sarang. Kalo Sarang hanya menciumnya sekali, Won mencium Sarang dua kali. 





Keduanya tidur dengan berjauhan. Won nggak terima karena ingin dekat dengan Sarang. Katanya suaranya Sarang juga nggak terdengar jelas. Sarang kesal dan dengan suara keras menyuruhnya untuk pulang ke Seoul atau tidur di luar. Won nggak mau keduanya. Ia menarik kasurnya Sarang ke dekat kasurnya. Sarang tersenyum lihatnya. 


Won mengenang kalo ini adalah kedua kalinya mereka tidur sekamar. Sarang membantah dan mengingatkan kalo itu dua kamar. Won ingat kalo Sarang juga seketus itu dulu. Sambil senyum ia menyampaikan perasaannya kala itu. Ia lalu menjanjikan kalo ia akan ada di tempat di mana Sarang bisa melihatnya dan menyentuhnya dengan tangannya. 






Semalaman Won nggak tidur karena menjaga Sarang. Ih tahu-tahu nenek pulang. Won kaget. Apalagi nenek memukulinya. Ia menjelaskan kalo ia nggak melakukan apa-apa. Mereka hanya tidur sambil bergandengan tangan. Nenek malah makin kesal lagi sama Won. Ih ternyata nenek mengharapkan Won melakukan yang lebih lagi selayaknya pria. 


Selanjutnya nenek nyuruh Sarang untuk mengupas bawang dan menyiapkan api sementara ia pergi sama Won.  Nenek mengajak  Won ke pasar. Won sangat menjaga nenek agar nggak ditabrak sama orang-orang yang lagi lewat. Di sana nenek ketemu sama teman-temannya. Bahkan ada yang ngasih minuman juga ke Won. 


Mereka memperhatikan Won sebagai kandidat suaminya Sarang. Ia ditanyai tentang pekerjaan dan rumah. Sementara itu di kedai Sarang sangat kerepotan karena nenek dan Won nggak juga kembali. Nenek mengajak Won ke bank. Won yang mengaku suka sama Sarang nggak tahu kalo Sarang tinggal di sana sejak kecil. Ia juga nggak tahu makanan apa yang Sarang suka. Saat menyukai seseorang, harusnya ia tahu tentang masa kecilnya dan apa saja yang disukai. 




Nenek  mengajak Won ke bank ternyata mau membuatkan rekening KPR. Ia bahkan juga membayarkan tabungan pertamanya. Selanjutnya Won sendiri yang membayar. Nggak papa kalo nggak punya rumah. Ia bisa menabung dengan Sarang dan menjalani hidup dengan sungguh-sungguh. 


Sesampainya di rumah nenek memasak banyak makanan untuk Won dan juga Sarang. 





Selanjutnya Won mengantar Sarang pulang. Sambil jalan Won menanyakan apa makanan kesukaan Sarang. Merasa nggak cukup bersama, ia mengajak Sarang untuk berjalan berkeliling lagi meski mereka sudah berkeliling sebanyak 10 kali. Sekalian aja dibulatin jadi 20 kali. Sarang setuju. Tapi habis itu ia mendadak didorong sama Sarang gegara lihat Pyonghwa dan Da eul. Mereka membawa banyak minuman dan mengajak Won untuk bergabung dengan mereka. 


Di dalam mereka memberitahu Won kenapa membeli minuman sebanyak itu. Da eul habis dari Bali, posternya doang tapi. Ia dibohongi sama Dori, katanya mau diajak ke Bali kalo penjualan naik sebesar 30% tapi tahunya enggak. Pyonghwa juga mengeluhkan tentang pursernya yang katanya mau memberinya promosi menjadi purser tapi tahunya yang dipromosikan malah juniornya. Da eul juga memberitahu tentang Sarang yang 2 kali menjadi pegawai terbaik tapi hanya mendapatkan bros. 


Mendengarnya membuat Won juga nggak terima. Ia menjanjikan akan melakukan perubahan. Tapi mereka yang tahunya Won hanya manajer biasa merasa kalo ia nggak punya wewenang. Won lalu bilang akan mentraktir mereka malam ini. 





Di kantor Won nyuruh Sangsik untuk menyiapkan trip insentif untuk Sarang, Da eul dan Pyonghwa karena mereka adalah staf terbaik untuk King Group. Sangsik bertanya apa ia harus minta ijin sama Hwaran? Won melarang dan menekankan kalo ia yang akan bertanggung jawab. Malamnya Sangsik yang biasanya nggak pernah membukakan pintu mobil untuk Won kali ini melakukannya dengan senang hati. Karena ia adalah sekretaris nomor satu. 







Hari itu pun tiba. Won datang lebih dulu diikuti Sarang dan teman-temannya setelahnya. Mereka nampak sangat bersemangat. Selain mereka, Sangsik juga datang. Dia juga bawa koper dan sepertinya juga akan ikut. Ia melihat Won dan mau menyapanya. Panik, Won langsung berlari ke arahnya dan menutup mulutnya. 


Ia membawa Sangsik ke hadapan Sarang dan yang lain. Dan sebelum Sangsik sempat mengenalkan diri, Won lebih dulu mengenalkannya sebagai asisten manajer eksekutif yang mengatur trip insentif kali ini. Sangsik pintar membaca situasi dan memerankan perannya dengan baik. Ia mendorong Won yang posisinya dibawahnya dan memberitahu yel-yel mereka, semangat..semangat. 


Won sampai heran lihatnya. Sangsik sampai bawa bendera segala. Sarang tersenyum dan menyuruhnya untuk menikmatinya. 


Ringkas drama selanjutnya

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)