Sinopsis King the Land Episode 3

Anysti
0

All content from jtbc






Ringkas drama sebelumnya


Won dan Sarang duduk bersama. Ia mengejek Sarang yang merasa gugup. Sarang balik mengejek gaya rambut Won yang bergaya sohalteun. Won nggak tahu gaya apa yang Sarang maksud dan mencarinya di mesin pencari. Ternyata itu adalah gaya dijilat sapi. 


Syuting dimulai. Sarang mengajukan beberapa pertanyaan tentang ibu Won. Tanpa bilang apa-apa Won menatap tajam Sarang lalu pergi. Sangsik khawatir dan mengikutinya. 






Sarang berusaha tetap tenang. Ia bilang ke pemirsa kalo Won ada urusan mendadak. Sepertinya ia nggak tahu kalo ini siaran langsung. 


Won yang menyendiri merasa sesak ingat pertanyaan tentang ibunya. 


Sementara itu Sarang yang masih bertahan di depan kamera cerita tentang kenangannya bersama dengan ibunya di hotel King. Itu adalah kenangan terindah yang nggak bisa ia lupakan. Won tahu-tahu kembali. Ia meminta ijin melihat daftar pertanyaannya. Seperti yang sudah ia duga, semuanya tentang ibu. Tanpa pikir panjang ia membuang semuanya dan meminta Sarang untuk menanyakan pertanyaan lain. 


Sarang bingung mau nanya apa dan melihat matahari terbenam. Apa Won suka melihat matahari terbenam? Won berbalik dan membenarkan kalo mereka ada di tempat terindah yang  matahari terbenam. keduanya lalu melihat matahari terbenam bersama. Sutradara juga merasa kalo pose mereka sangat indah. 






Usai syuting Sarang mengeluhkan sikap Won tadi. Mungkin ia nggak tahu gimana rasanya berjuang karena ia mendapatkan pekerjaannya sebagai hobi dari orang tuanya tapi ia enggan tenggelam karena lemparan batu iseng. Won mendekat dan menatap Won tajam. Harusnya dia yang ngomong kayak gitu. Dia nggak tahu batu apa yang dilemparkannya tadi. 


Sangsik datang dan menunjukkan kalo responnya bagus. Besok mereka harus foto foto di tempat yang sama dan di waktu yang sama. Won minta agar diambil satu foto di satu tempat dan harus selesai dalan waktu satu jam. Setelah mengatakannya, Won pun pergi. 


Di balkon Won duduk sambil menggenggam arloji. Dulu ibunya yang memberikan arloji itu untuknya. Di balkon di lantai bawah bawah bawah bawah bawahnya lagi Sarang juga sedang menatap jauh ke depan. 





Ketua tim membawa timbangan dan nyuruh semua orang untuk menimbang. Dari semuanya Pyonghwa yang beratnya paling banyak. Ketua tim sampai bilang kalo gegara itu Pyonghwa nggak juga naik jabatan. Rowoon juga mau menimbang tapi kata ketua timnya nggak usah. Sebelum ketua tim pergi, Rowoon memintanya untuk nimbang juga tapi ketua timnya nggak mau dan malah pergi. 


Di pesawat, Rowoon bilang ke Pyong hwa kalo ia nggak perlu diet. Gini aja sudah cantik. Pyonghwa berterima kasih meski itu hanya di bibir aja. Ia lalu ngasih hadiah ke Rowoon buat dikasih ke ibunya. Ia sangat berterima kasih atas bantuannya sebelumnya. Rowwon heran, terima kasihnya sama dia tapi kok yang dikasih ibunya. Maksudnya sih biar Rowoon jadi anak yang berbakti. 





Bentuk pohonnya kayak hati. Won dan Sarang akan melakukan pemotretan di sana. Fotografer mengarahkan mereka agar tersenyum dan membentuk hati tapi hanya Sarang yang tersenyum sementara Won hanya cemberut. Bahkan ia nggak bisa membentuk hati. 


Foto selanjutnya diambil di dekat laut. Sekali lagi Won diminta untuk tersenyum tapi ia nggak melakukannya. Ia sesembar kalo ia bisa melakukan apapun tapi senyum aja nggak bisa. Eh sekalinya senyum malah menyeringai. Jadi serem kan lihatnya. Pas mau mengambil foto lagi orangnya malah pergi. Asistennya sang fotografer menenangkan kalo itu bisa diedit pakai photoshot. 


Sangsik memberitahu lokasi foto selanjutnya. Mereka akan naik kapal, Won memegang ikan dan fotografer akan mengambil gambarnya dari kapal yang satunya. Nantinya hanya mereka yang di sana sementara Sangsik nggak ikut karena pekerjaannya menumpuk. Dan sebelum sempat ngomong apa-apa lagi, Sangsik memilih untuk pergi. 




Kapalnya mulai jalan. Sampai di tengah laut, fotografernya mengarahkan apa yang harus mereka lakukan dari kapal satunya. Won disuruh pegang ikan seakan ikan itu besar dan masih hidup. Ttampak Won nggak menyukainya dan akhirnya membuang ikannya. Fotografernya lelah menghadapi Won dan menyudahi pemotretan. Apalagi asistennya bilang itu bisa diatasi pakai photoshop. 


Selanjutnya Won dan Sarang akan kembali ke hotel. Lah nahkodanya malah bilang kalo ada yang aneh dengan kapalnya dan akan membawa mereka ke pulau gapa. Won nggak mau dan nyuruh Sarang untuk bilang ke ahjussi agar kembali. Ahjussi itu mengulangi kalo ada yang aneh dengan kapalnya dan membawa mereka ke pulau Gapa. 




Di toko, anak buahnya Da Eul masih membeli makanan untuk sarapan. Padahal ia sudah bilang nggak usah. Ia lalu mengumpulkan ketiganya dan menegur yang paling senior dengan bilang kalo hanya ia yang boleh libur di hari Jumat sampai Minggu. Mereka nggak setuju karena biasanya juga bisa libur. Da Eul menekankan ke mereka kalo selama ia yang jadi ketua tim mereka nggak perlu melakukan tradisi lama. Kalo ia sudah berhenti baru mereka bisa bertindak seperti yang mereka mau. 





Pemilik kapal mengantar Sarang dan Won ke pulau Gapa dan menunjukkan kalo ada hotel di sana. Keduanya lalu berjalan dengan memakai lampu senter dari ponsel masing-masing karena memang nggak ada lampu di jalan. Sarang menduga kalo Won takut tapi Won bilang enggak. ia menjaga Sarang dari belakang. Lah baru aja bilang gitu ia lalu terlonjak lihat ada ayam terbang ke arahnya. 


Selanjutnya Won jalan di depan sambil bertinju. Ia terdiam lihat sosok di depannya. Ada seorang nenek dengan aura hijau. Seketika Won pun pingsan. 






Akhirnya Won sadar. Ia kaget lihat jimat dan topeng disekitarnya. Di luar ada nenek tadi yang sedang mengasah pisau. Won ketakutan. Ia mau kabur melalui pintu yang lain dan malah melihat seorang kakek. Ia asal membuka jendela dan malah terjatuh. Sarang menatapnya aneh. Ngapain Won keluar dari situ? 


Nenek yang tadi menemui mereka. Di sana adalah hotel termewah sekaligus restoran paling enak di pulau Gapa. Mereka dikira lagi bulan madu. Keduanya kompak menjawab. Oh peringatan perkawainan? Sarang membantah dan memberitahu kalo hubungan mereka hanya atasan dan bawahan. Ih si nenek malah bilang dari hubungan kerja bisa jadi pacar dan dari pacar bisa jadi suami. 


Kakek datang dan memuji pakaian yang Won kenakan yang nggak lain dan nggak bukan adalah bajunya. Sama kayak nenek tadi, kakek juga bilang kalo mereka adalah pasangan dan mengajak mereka untuk minum. Keduanya langsung membantah kalo mereka pasangan. 




Keduanya lalu dikasih minum arak sama nenek. Katanya minuman itu sangat kuat. Dulu setelah kakek minum itu, nenek nggak berhenti melahirkan sebanyak 8 kali berturut-turut. Keduanya kayak bersaing siapa yang lebih kuat minum. Setelah keduanya mabuk, kakek dan nenek meninggalkan mereka. 


Won melarang Sarang untuk tersenyum. Sarang nggak peduli, orang dia senyum bukan untuk Won. Won malah memanfaatkan posisinya sebagai atasannya Sarang dan kembali melarangnya untuk tersenyum. Lah kan mereka sedang nggak di kantor. Sarang memukul kepala Won. Won kesal dan bertekad akan membuat Sarang menyesalinya. Sarang bilang ia nggak pernah menyesal, menyesal nggak akan mengubah sesuatu. Selain itu semua orang nggak boleh diperlakukan semena-mena. Dikira Won hebat hanya karena ia banyak uang? 


Sarang memanggil Won Gu si Sok karena ia sok dan Won memanggil Sarang Cheon munafik karena ia bermuka dua. Sarang memberitahu kalo nggak semua orang bisa bermuka dua. Tapi seenggaknya ia bisa nggak tersenyum kalo di depan Won. Selama ini ia diharuskan tersenyum meski hatinya sedang sakit. Tapi mending hatinya yang sakit ketimbang ia menyakiti hati orang lain. Ia lalu menanyakan kenapa Won nggak suka tersenyum? 






Kala itu sedang hujan. Won nangis karena arlojinya jatuh ke bawah tapi semua orang malah tersenyum. 


Won bilang kalo semua senyum itu palsu tapi Sarang yakin pasti ada satu yang asli. Mata Sarang lalu mengarah ke kincir angin. Melihatnya membuat Sarang tersenyum. sesaat Won termangu menatap senyumannya. Ia lalu melarangnya tersenyum. Sarang nggak mau. Kan bukan lagi jam kerja. Won tetap nggak mau Sarang tersenyum di depannya mau lagi jam kerja apa nggak. Sarang tetap nggak mau dan minta Won kembali menuangkan minuman. Won hanya menatap Sarang dan membuatnya nggak nyaman. 


Setelahnya keduanya masuk ke kamar masing-masing dan tidur. Sarang menggumam memanggil Gu si Sok sementara Won melarang Sarang tersenyum karena ia cantik. 





Paginya Sarang terbangun dan merasa sakit kepala. Ia mau melepas kaos kakinya dan malah terjatuh ke tubuhnya Won. Bingung kenapa Won ada di kamarnya? Ternyata itu adalah satu kamar yang dijadikan dua kamar hanya dengan dikasih pembatas tirai. Won nyuruh Sarang untuk menyingkir dari tubuhnya. Sarang bangun. Won tahu-tahu mendekat dan membuatnya nggak nyaman. Tahu-tahu Won mengangkat tangannya. Kirain mau ngapain tahunya cuman mau buka jendela. Ternyata di luar pemandangannya luar biasa indah. 


Setelah ganti baju, Won duduk di depan hotel. Kakek datang dan meminjaminya sepesa buat dipakai jalan-jalan sama istrinya. Ia lalu menghampiri Sarang dan mengajaknya jalan-jalan naik sepeda. Sarang nggak mau. Mereka nggak cukup dekat untuk sepedaan sambil haha hihi. Won mau ninggalin Sarang tapi Sarang malah menahan sepedanya. keduanya lalu sepedaan bersama. Ih Won udah bisa senyum. Setelah lelah keduanya beristirahat. Sarang membelikan minuman untuk Won. Bukannya berterima kasih ia malah bilang akan menggantinya. 






Keduanya kembali ke  hotel. Dih kaget lihat tagihannya sebesar 675 ribu won. Sarang merasa kalo itu terlalu mahal tapi Won malah mau langsung membayarnya. Ia menunjukkan ponselnya dan bilang akan membayarnya menggunakan itu tapi sang nenek nggak mau karena ia bukan pegadaian. Pemilik perahu datang. Ternyata ia adalah anak dari si nenek. Won menunjukkan ponselnya lagi dan mau membayar tapi pemilik perahu bilang kalo itu bukan pegadaian. Ia nggak mau menjalankan kapal sampai mereka bayar. 


Won menyudahi dan minta nomor rekeningnya. Nantinya sekretarisnya yang akan membayarnya. Sarang memotong dan merinci ulang semua yang dikatakan nenek tadi sehingga kalo dijumlah jadinya 350 ribu. Nenek kembali protes dan Sarang mengancam akan melaporkannya ke Pusat Pengaduan Konsumen. Selain itu ia melihat kalo mereka keluarga. Apa benar kemarin kapalnya rusak? Dan karena nggak mau dilaporin, mereka akhirnya setuju. 




Akhirnya mereka bisa pulang. Di kapal Won mengeluhkan Sarang yang pakai nawar segala. Padahal tinggal bayar aja. Sarang pikir Won bukan orang yang lihat harga dulu. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan saat membeli sesuatu. Biar nggak kena tipu juga kayak tadi. Neneknya bilang mereka harus jujur kalo cari uang. Biar apa? Biar nggak malu sama diri sendiri. Selain itu Sarang juga meminta maaf atas batu yang ia lempar sebelumnya. 




Sampai rumah Sarang makan sama Da Eul dan Pyonghwa. Mereka bertanya tentang wawancara Sarang. Da eul nanya tentang hadiah syalnya Pyongha. Sarang mengingatkan kalo sudah hampir waktunya Chorong pulang. Mereka lalu bersama-sama mengantar Da eul. Da eul mengeluhkan mereka yang jalan mulu. Apa nggak ada yang mau beli mobil? Pyonghwa nggak punya uang dan Sarang nggak punya SIM. Mereka malah nyuruh Da eul aja yang beli mobil. Dia kan punya SIM dan punya uang. Kan dia baru naik jabatan. Da Eul memberitahu kalo bonusnya hanya 20 ribu perbulan, bukan 20 ribu won. Ia lalu pergi setelah busnya datang. 





Sampai rumahnya Won dimarahi sama ayahnya. Bisa-bisanya pergi saat acara. Ia bahkan nggak lebih baik dari seorang staf yang membaiki kesalahannya. Won mengatakan kalo yang penting hasilnya. Ayah tetap marah sama Won. Ia terlalu tua untuk mencari ibu. Senyum dan cinta itu nggak penting, yang penting adalah keuntungan dan nilai saham perusahaan. Hanya uang yang tulus mendekati mereka. Nggak ada cinta dalah kehidupan tapi kewajiban. Ayah berkewajiban menjaga apa yang diwariskan oleh ayahnya dan Won berkewajiban menjaga apa yang sudah ayah capai. Jangan terbuai sama cinta. Dan kalo Won masih mengungkit tentang ibunya, ayah menyuruhnya untuk pergi. 


Won membantah. Ia tetap ingin tahu tentang faktanya. Ayah nggak bilang apa-apa lagi dan pergi. Hwaran menyuruhnya untuk istirahat karena sebentar lagi ia juga akan diusir. Won mengingatkan Hwaran agar jangan takut padanya, tapi ia malah mengusiknya. ia sama sekali nggak tertarik dengan perusahaan tapi Hwaran sudah mengusiknya dengan cara konyol. Jangan sampai ia melawannya. Hwaran hanya tersenyum dan bilang kalo Won nggak punya etika. 







Semua rekan Sarang memujinya terkait penampilannya sebelumnya. Hanya manajer Kim yang sinis dan bilang kalo ia yang terpilih ia akan jauh lebih baik. Ayah datang bersama timnya. Ia memuji Sarang juga atas penampilannya saat syuting. Ia cepat tanggap dan berwawasan luas. Karena itulah ayah memindahkannya ke King the Land. 


Sementara itu di ruangannya Won mandangin fotonya Sarang mulu. Sampaisenyum-senyum sendiri. Dia sampai nggak sadar Sangsik masuk. Untungnya keburu buat mengganti fotonya Sarang sama fotonya sendiri. Sangsik menunjukkan foto yang dipilih sama tim dan memberitahu hal lain juga. WOn nggak begitu mendengarkan dan minta dikasih lihat foto yang terpilih. Loh kok gini...ikan saat foto di kapal tampak besar dan foto saat di taman yang menampakkan kalo ia sedang senyum tampak aneh. ia lalu nyuruh Sangsik untuk menangkap fotografernya. 


Setelah Sangsik pergi, Won kembali melihat fotonya Sarang. Mendadak ada notif tes psikologis di pojok kanan bawah. Ia mengkliknya dan dikasih beberapa pertanyaan. Setelah semua pertanyaan terjawab, tibalah di tahap kesimpulan. Katanya cinta bertepuk sebelah tangan dan ia disarankan untuk mencari tahu perasaannya dan jangan dipendam sendiri. 





Selanjutnya Won ke lobi dan diam-diam melihat Sarang yang sedang bicara dengan staf lain. Sarang lalu pergi. Won melihat macaron dan ingat kalo saat wawancara Sarang mau makan macaron tapi nggak jadi. Ia mengambil beberapa dan membawanya menyusul Sarang. Mendadak pacarnya Sarang memanggil dan memeluknya. Won hanya terdiam. Padahal ia sudah mengangkat tangannya dan mau manggil Sarang. Akhirnya Won yang patah hati berbalik dan pergi.


Ringkas drama selanjutnya

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)