Postingan Terbaru

Minggu, 30 Juli 2023

Sinopsis King the Land Episode 11

All content from jtbc





Ringkas drama sebelumnya


Won dan Sarang saling mengungkapkan perasaan cinta kemudian berciuman di atap. 


Hari ini Sarang dan yang lain akan kembali ke Korea. Mereka merasa sayang dan masih ingin di Thailand. Won menyiapkan hadiah kejutan untuk semuanya. Ia memesan jursi bisnis untuk semua pegawainya itu. Sarang berterima kasih pada Won dan menjanjikan akan membuatnya lebih bahagia lagi ke depannya. 




Sarang dan timnya sedang rapat bersama dengan manajer Jeon. Sebelum bubar, Sarang memberikan oleh-oleh untuk bu Jeon. Staf lain sempat sedikit kesal karena Sarang hanya memberikan oleh-oleh untuk manajer Jeon. Ternyata Sarang juga memberikan hadiah untuk mereka semua. 


Manajer Kim menunjukkan tanda mata yang nantinya akan dibagikan pada tamu yang hadir di perayaan 100 tahun hotel King berupa plakat hotel yang terbuat dari emas. Won nyuruh agar para pegawai juga mendapatkan hal yang sama. Sangsik dan manajer Kim merasa kalo itu nggak perlu. Ia menyarankan agar mereka memberikan voucer menginap atau voucer bufet saja. Lah Won malah nyuruh manajer Kim untuk melakukan survei untuk mencari tahu apa yang mereka inginkan. 




Sarang memanggil Won beberapa kali yang sedang bekerja di King the Land tapi Won nggak dengar. Ia baru mendengarnya setelah Sarang memanggilnya dengan cukup keras. Won bekerja di sana karena merindukan Sarang tapi ia sibuk. Paling enggak mereka bisa ada di tempat yang sama. Sarang menawarkan membuatkannya minuman. Ia tahu kalo sore hari Won biasa minum teh. Won merasa senang Sarang memperhatikannya dan mengajaknya pulang bersama nanti. Sarang menolak karena ada banyak orang di sana. Lah padahal hanya ada 6 orang saja. Sarang ingin mereka pulang sendiri sendiri dan bertemu di suatu tempat. 


Sangsik datang dan memberitahu kalo Won dicari sama bu direktur. Sambil jalan Sangsik menunjukkan daftar tamu yang selalu datang ke acara ulang tahun hotel King selama 5 tahun ini dan Won belum mengundang mereka semua. Won memang nggak berencana untuk mengundang mereka dan nyuruh Sangsik untuk fokus pada gladi bersih aja. 





Sama seperti Sangsik tadi, Hwaran juga nyuruh Won untuk mengundang orang-orang yang penting menurutnya. Won menolak dengan dalih kalo itu adalah wewenangnya dan ia yang akan menentukan siapa yang akan ia undang. Hasil yang diraih dari kekuasaan pasti runtuh di hadapan kekuasaan. Konon kehancuran akan tiba begitu kita melupakan orang-orang yang membantu kesuksesan kita hingga ke titik ini. 


Hwaran hanya tersenyum sinis dan menyinggung Won yang memberikan kursi kelas bisnis ke para staf yang biasanya hanya dikasih ke para direksi. Won sendiri ingin memberikan hal yang sama bagi yang sudah bekerja keras demi perusahaan. Hwaran memberitahu kalo semua balon itu nggak sama. Ada yang naik dan ada yang turun. Yang membendakannya adalah apa yang ada di dalamnya. Ia lalu mengungkit perbedaan WOn dengan dirinya. Dan itu adalah takdirnya. 




Da eul kembali mendapat tekanan dari Dori untuk menaikkan target penjualan bulan ini. Saat Da eul bilang kalo itu nggak mungkin, Dori malah mau memecat salah satu pegawai. Gegara itu mau nggak mau Da eul pun menurutinya. Setelahnya Dori malah minta ditraktir makan enak karena berkat dirinya Da eul bisa pergi ke Bangkok. Lah padahal Da eul bisa pergi karena kerja kerasnya sendiri. 







Won dan Sangsik ke dapur dan mencicip makanan yang nantinya akan dihidangkan di acara 100 tahun hotel King. Won memuji rasanya dan minta chef untuk lebih memperhatikan lagi karena mungkin ada beberapa tamu lansia dan beberapa mungkin lebih suka makanan Korea. 


Setelah turun dari pesawat, kapten mengejek Pyonghwa yang nggak gagal mendapatkan promosi. Karena Pyonghwa bersikap acuh tak acuh, kapten lalu mengajak mereka untuk minummerayakan Mina yang mendapatkan promosi. Rowoon minta ijin nggak ikut karena sudah punya janji. Saat ia sudah dapat ijin ia lalu mengajak Pyonghwa untuk pergi karena ia punya janjinya sama Pyonghwa. 


Rowoon mengajak Pyonghwa ke sebuah kafe. Ia ingin bersama dengannya karena mereka hanya bertemu sebentar saat di Bangkok. Pyonghwa menyinggung tentang ajakan kapten dan bertanya apa Rowoon menyukainya? Rowoon membenarkan. Pyonghwa memberitahu kalo ia nggak bisa membalas perasaannya. Rowoon nggak mempermasalahkan karena ia hanya menjawab ertanyaannya. Ia nyuruh Pyonghwa untuk mengurus perasaannya dan perasaannya ia sendiri yang akan mengurusnya. 






Won menemui pak Kim, penjaga pintu dan ingin mengajaknya bicara. Pak Kim nggak bisa karena ada tamu penting yang akan datang. Won lalu minta pak Kim untuk menemuinya di King the Land. Sebelum pergi Won melihat pak Kim menyambut seorang wanita paruh baya yang datang naik taksi. Setelahnya pak Kim datang ke King the Land untuk menemui Won seperti yang dijanjikan. Ternyata wanita tadi sering datang dengan suaminya dulu. Setelah suaminya meninggal, ia masih tetap datang untuk makan semangkuk gomtang. Pak Kim berharap ia bisa mengurangi rasa kesepiannya. 


Selanjutnya Won menanyakan apa ada tamu yang paling pak Kim ingat? Pak Kim cerita kalo ada satu pohon besar di depan pintu utama hotel. Pohon itu disumbangkan oleh pemilik keanggotaan undangan. Orang ini juga banyak membantu saat hotel mengalami krisis. Setelah meninggal anaknya masih sering datang tapi belakangan enggak lagi. Won pikir pak Kim memang bercita-cita menjadi hotelier tapi pak Kim bilang ia ingin menemukan kebahagiaan. 


Setelah bicara dengan pak Kim, Won lalu melihat persiapan gladi bersih. Saat melihat Sarang ia pun tersenyum. 







Malamnya Won yang ingin memberikan kejutan pada Sarang memeluknya yang sedang duduk di halte. Sarang sigap menyerangnya tanpa tahu kalo orang yang memeluknya itu adalah Won. Won mengaku kesakitan dan membuat Sarang cemas. Won menyandar pada Sarang dan minta diisi daya. Sarang tersenyum dan mencium pipinya. Pengisian daya bertambah 1% sehingga Sarang menciumnya lagi..lagi dan lagi. Lah tahu-tahu Won malah nengok, alhasil Sarang jadi mencium bibirnya. 


Di seberang jalan ada beberapa pegawai hotel. Sarang panik dan mau sembunyi. Ia nggak mau dilihat sama mereka. Akhirnya keduanya naik ke bus. Lah tahunya itu adalah bus untuk para pegawai hotel. Berusaha tetap tenang, Sarang lalu pura-pura menjelaskan ke Won tentang bus tersebut. 


Keduanya lalu duduk di sebuah kafe yang di bawahnya ada sungai dan mereka bisa melihat bulan dari sana. Won mencari tempat itu saat mereka di Bangkok karena Sarang suka melihat bulan. Sarang lalu mengajak Won untuk jalan-jalan di bawah. Sambil jalan gandengan tangan ia menanyakan alasan Won menemui pak Kim. Ia lalu nyuruh Won untuk bertanya tentang ibunya pada pak Kim. Won enggak karena menurutnya jawabannya akan selalu sama. Dulu saat kecil ia bertanya keberadaan ibunya pada ahjumma pengurus rumah tapi ia nggak mendapatkan jawaban. Ia merasa kalo itu adalah sesuatu yang harus ia pecahkan sendiri. 


Sesampainya di rumah, Da eul dan Pyonghwa menyiapkan makanan pedas. Sambil makan mereka menanyakan hubungan Sarang dengan pak No (Won). Apa ia sudah menyatakan cinta? Sarang mengaku kalo meraka nggak ada hubungan apa-apa dan kabur ke kamar mandi. 




Sangsik dan manajer Kim ada di satu lift yang sama. Mereka akan bertugas menyambut tamu nanti saat acara ulang tahun hotel yang ke-100. Sangsik memuji prestasi manajer Kim dan menyanyangkan sikapnya. Manajer Kim terus bersikap ketus pada Sangsik dan meremehkannya. Sangsik mengulurkan tangannya dan memohon bimbingan. Nggak tahu kenapa manajer Kim terpesona saat melihat Sangsik berkata seperti itu. 





Nenek habis pulang belanja. Kaget ada orang di dapur dan memukulnya pakai wajan. Lah ternyata dia adalah Won yang sedang memperbaiki pipa air. Merasa nggak enak nenek pun mengompres pundak Won pakai es. Won datang kerana mau memperbaiki pipa air nenek yang sebelumnya nggak lancar. Sekalian mau ngasih oleh-oleh karena Sarang dan dirinya habis liburan di Thailand. Ada kain sutra, krim untuk menghilangkan kerutan, balsem harimau dan masih banyak lagi. Sekalian nenek juga bisa ngasih ke teman-temannya. Secara sebelumnya mereka juga memberinya jus sayur dan yogurt. Nenek merasa kalo Won adalah anak yang berbakti. Sayangnya Won nggak ngasih oleh-oleh juga ke ayahnya. Nenek lalu menyuruhnya untuk memberikan satu balsem harimau buat ayah. 


Temanya nenek datang membawakan samgyetang. Won berterima kasih karena nenek sudah menjaga Sarang dari kecil. Nenek cerita kalo Sarang nggak pernah tantrum saat jauh dari ibunya. Sampai saat ia ingin tinggal dengan ibunya tapi ibunya malah mengalami kecelakaan. Sejak itu Sarang nggap pernah berharap apa-apa. Won menenangkan kalo ia akan membantu Sarang agar bisa tantrum dan merajuk. Ia akan membahagiakan Sarang dan nenek. Temannya nenek datang dan membawakan ayam untuk mereka. 




Sarang menemui pak Kim dan bertanya tentang ibunya Won, Han Miso. Pak Kim ingat tapi ia nggak tahu kontak atau alamatnya yang sekarang. Pak Ki mnyuruh Sarang untuk bertanya pada temannya, Kim Okja, staf penyelia kamar? Belum juga sempat menanyakan sesuatu, Sarang dimarahin karena nggak melepas sepatu saat masuk ke kamar hotel. Sarang meminta maaf dan pamit. Sebelum pergi ia meletakkan sepatu bu Ok menghadap ke depan sehingga bu Ok bisa langsung memakainya saat keluar. 




Di depan ayah, Hwaran menyinggung Won dan seakan ingin ayah menghentikannya. Ayah merasa kalo Won bisa mendapatkan kesempatanya, seperti Hwaran saat mendirikan Alanga dulu. Dan saat Hwaran nggak bisa mengubah keputusan ayah, Hwaran pun menyinggung tentang ayah yang mengyingkirkan ibunya Won dulu. 


Won pulang dan duduk dengan ayah yang sedang minum sendirian. Ia nggak mau meminta saran dari ayah dan malah bertanya tentang impian ayah. Sama seperti Won, ayah juga ingin semua yang datang ke hotel mereka merasa bahagia. Baik tamu maupun para staf. Tapi ayah tahu kalo itu nggak mungkin. Karena itulah ayah minta Won untuk berhenti. Ia juga menyuruhnya untuk meminta bantuan pada kakaknya. Won nggak bilang apa-apa dan hanya memberikan balsem harimau buat ayah. 








Hari ini adalah hari H perayaan 100 tahun hotel King. Sangsik merasa sangat gugup. Won menenangkan kalo itu hanya pesta dan menyuruhnya untuk minum guna menenangkan diri. Selanjutnya Won berjalan menuju tempat acara. Nggak lupa ia membawa arloji pemberian ibunya. Sementara itu Sangsik menyambut para tamu bersama dengan manajer Kim. 


Won berjalan menuju atas panggung diiringi tepuk tangan semua tamu. Setelah memperkenalkan diri, ia pun berterima kasih pada semua tamu undangan dan para staf yang sudah mempersiapkan segalanya demi acara itu. Setelahnya ia memanggil ayah selaku komisaris untuk menyampaikan sambutan. Di belakang para staf  King the Land mendengarkan dan bertekad memberikan yang terbaik. 


Setelah sambutan dari ayah, pak Park, anggota DPR yang diundang Hwaran bersiap untuk dipanggil dan memberikan sambutan tapi Won malah memanggil orang lain. Orang itu adalah Choi Yeongsu, anak dari orang yang sebelumnya disebut sama pak Kim. Pun setelah Choi Yeongsu, pak Park masih belum juga dipanggil. Won malah memanggil pak Kim. Seperti yang Won minta, pak Kim menyampaikan ceritanya sampai bekerja di hotel King. Setealah pak Kim, Won masih memanggil staf lampu, staf pemotong daging dan bu Okja. Semua orang itu ditemui sendiri oleh Won dan diminta untuk bicara di acara besar itu. Bahkan Won juga melepas sepatunya saat menemui bu Ok ja. Karena nggak juga dipanggil, pak Park marah dan pergi dari sana. 


Sarang menyajikan minuman untuk bu Okja. Nggak seperti sebelumnya, bu Okja lebih ramah pada Sarang dan mempersilakannya untuk mampir lagi lain kali. 




Di rumah ayah membaca proposal Han Miso. Ia memiliki visi yang sama dengan Won. Kala itu sambil senyum Han Miso menjanjikan akan membantu ayah. Hwaran datang dan mengeluhkan apa yang Won lakukan sampai membuat pak Park kesal pada mereka. Padahal tahun depan lisensi Alanga harus diperpanjang dan mereka harus menetapkan rute penerbangan. 


Sementara itu Won mengundang para staf tadi di King the Land. Sarang memuji Won tadi dan merasa kalo ia sangat keren. Ia mengundangnya ke rumah hari Selasa nanti karena saat itu Pyonghwa nggak ada di rumah karena ada penerbangan. 







Sebelum Won datang, Sarang memasak banyak hidangan. Keduanya makan bersama dan Won memuji masakan Sarang tersebut. Sangsik menelpon tapi Won nggak menjawab karena ia nggak mau diganggu saat sedang bersama dengan Sarang. Setelah makan keduanya minum di bawah tangga sambil mengobrol. Tahu-tahu birnya habis. Keduanya sama-sama mau mengambil lagi. Lah jadi malah berebut. Akhirnya Won menggendong Sarang dan berniat untuk mengambil bersama-sama. 


Melihat Sarang yang sangat dekat, baik Won maupun Sarang malah jadi nggak mau mengambil minuman lagi. Mereka berciuman. Dan tahu-tahu ada yang jatuh. Pyonghwa datang bersama dengan Da eul, Rowoon dan Sangsik. Sarang dan Won langsung lemas. Perlahan Won menurunkan Sarang dari gendongannya. 


Ringkas drama selanjutnya

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊