All content from jtbc
Ringkas drama sebelumnya
Won meninggalklan pestanya Yuri dan mendatangi rumah Sarang. Banyak kurir pengantar makanan datang. Di dalam Sarang bernyanyi menuju pintu untuk mengambil ayam gorengnya. Dan begitu buka pintu, dih kaget lihat ada Won di sana bawa ayam goreng. Ia mengajak Sarang untuk bicara sambil makan di dalam. Da eul dan Pyonghwa kaget saat lihat Won dan refeks melemparinya pakai bantal.
Setelah lebih tenang mereka duduk bersama. Won mengenalkan diri sebagai rekan kerjanya Sarang. Da eul dan Pyonghwa juga mengenalkan diri. Mereka adalah keluarga Hermes. Won mengatakan kalo ia satu divisi sama Sarang. Lah rupanya Sarang sering membicarakan dirinya sama teman-temannya. Segala bilang kalo ia masuk karena nepotisme dan bilang kalo ia sampah. Karena itulah ia nggak menyebutkan namanya dan bilang kalo ia Noh Sangsik.
Da eul menanyakan alasan kedatangan Won. Pyonghwa menduga kalo mereka ada hubungan. Sarang malas dengarnya dan nyuruh mereka untuk pergi setelah ngasih masing-masing satu potong ayam. Da eul melihat bawaan Won dan menanyakannya. Rupanya itu adalah obat. Ia melihat kalo wajah Sarang pucat tadi. Tapi karena nggak tahu Sarang sakit apa, ia pun membeli semua obat untuk Sarang. Padahal Sarang nggak sedang sakit.
Gegara itu, Da eul dan Pyonghwa memberikan restu mereka untuk Sarang dan Won. Won menyela dan bilang kalo ia ingin bicara berdua sama Sarang. Keduanya mengerti dan bersedia meninggalkan mereka.
Sarang membuatkan kopi untuk Won. Won menilai kalo Sarang sangat dekat dengan Da eul dan Pyonghwa. Sarang membenarkan. Baginya mereka sudah seperti keluarga. Ia lalu mennayakan alasan Won menemuinya. Seperti yang tadi Won katakan, ia khawatir kalo Sarang sakit. Secara ia melihat kalo wajahnya pucat tadi. Sarang menyesalkan Won yang sampai meninggalkan pacarnya yang sedang berulang tahun. Dan Won memberitahu kalo Yuri bukan pacarnya. Sarang nggak percaya secara Won memeluknya tadi kalo emang bukan pacarnya. Apa dadanya itu terbuka untuk umum?
Won tersenyum karena merasa kalo Sarang sedang cemburu. Sarang langsung membantah. Buat apa cemburu? Ia menekankan kalo ia sama sekali nggak peduli siapa pacarnya Won. Won menjanjikan kalo ia mulai kini nggak akan pernah memeluk siapa pun. Ia akan lebih tegas agar Sarang nggak galau lagi. Sarang membantah kalo ia galau. Won tersenyum dan meraih wajah Sarang.
Ternyata dari tadi Da eul dan Pyonghwa mengawasi mereka di tangga. Mereka menganggap kalo hari ini adalah hari jadian mereka.
Keduanya jalan-jalan. Won mengajak Sarang untuk berkencan. Karena sekarang sudah terlalu malam, Won mengajaknya untuk besok aja. Sarang nggak bisa karena besok harus kerja. Won ingin agar Sarang mengiyakan aja. Sarang nyuruh Won untuk pulang karena sekarang sudah malam. Won nggak mau. Ia akan pergi sendiri kalo sudah waktunya. Sarang menunjukkan kalo sekarang adalah waktunya. Ia mengajak Sarang untuk berkeliling satu putaran lagi.
Tahu-tahu ada sepeda motor yang mau menabrak Sarang. Won sigap menariknya. Selanjutnya ia yang ingin melindungi Sarang menggenggam tangannya. Sarang merasa nggak nyaman dan minta WOn untuk melepaskannya. Sstt... Won minta Sarang untuk nggak berisik karena orang-orang sudah pada tidur. Keduanya lalu berjalan sambil pegangan tangan.
Pilot yang sebelumnya kembali mengganggu Pyonghwa. Kali ini ia menanyakan hubungannya dengan Rowoon. Apa mereka pacaran? Dan saat Pyonghwa menanggapinya dengan nggak acuh, pilot itu mengancam akan menyebarkan masa lalu Pyonghwa. Pyonghwa nggak takut dan balik mengancam kalo ia nggak akan tinggal diam kalo ia menyebarkannya. Apa istrinya tahu tahu tentang itu?
Rowoon masuk dan membuat keduanya merasa nggak nyaman. Pilot menanyakan apa Rowoon suka pada wanita yang memiliki masa lalu? Wanita licik yang menyembunyikan masa lalunya. Rowoon menanyakan kenapa ia mendadak menanyakannya. Pilot menganggap kalo Rowoon nggak menyukainya. Ia pun pergi setelahnya. Rowoon mendekat dan minta Pyonghwa untuk cerita padanya kalo ada masalah atau membutuhkan bantuan. Pyonghwa hanya membalasnya dengan senyum yang kesannya kayak dipaksakan.
Manajer Kim Sumi menemui Sarang untuk memberikan baju dari direktur Hwaran. Ia mengeluhkan Sarang yang menurutnya merendahkannya. Manajer King the Land datang dan menanyakan apa yang sedang manajer Kim lakukan. Manajer kim mengatakan kalo ia sedang mengajari etiket dasar pada Sarang yang menurutnya nggak beretiket karena sudah naik jabatan berkat keberuntungan.
Manajer Jeon menanyakan apa manajer Kim Sumi juga naik jabatan karena keberuntungan? Manajer Kim membantah dan memberitahu kalo hanya mengandalkan kemampuannya. Manajer Jeon membenarkan dan menekankan kalo nggak ada staf hotel King yang naik pangkat karena keberuntungan. Begitu juga dengan staf King The Land yang pasti naik berkat kemampuan menonjol. Sarang juga terpilih jadi staf terbaik dua tahun berturut-turut. Kalo Manajer Kim bersikap semena-mena terhadap stafnya maka ia juga akan mengajarinya etiket dasar.
Setelah memakai baju yang dibawakan oleh manajer Kim, Sarang pun menemui Hwaran. Ia diminta untuk membaca jawaban atas pertanyaan yang mungkin ditanyakan wartawan nanti. Sarang melihat kalo di situ tertulis kalo ia di ambang kematian. Dan sebenarnya nggak seperti itu. Hwaran mengatakan kalo orang hanya menginginkan drama, bukan fakta. Dan saat Sarang mengatakan kalo itu seperti menipu, Hwaran mengungkit tentang biaya yang terkuras untuk menyelamatkannya. Semua itu adalah anggaran perusahaan. Sarang kemudian meminta maaf. Ia lalu diminta untuk membaca bagian yang paling akhir. Di situ tertulis kalo yang menyelamatkannya adalah Hwaran dan bukannya Won. Hwaran memberitahu kalo ia yang memberi perizinan helikopter sedangkan Won nggak berkuasa untuk itu.
Sementara itu di ruangannya Won sedang mencari tempat untuk kencan. Lah tanpa ia sadari Sangsik sudah ada di sampingnya. Won yang nggak ingin ketahuan berbohong kalo ia sedang meriksa apa hotel mereka masuk ke daftar tempat kencan terkenal. Sangsik tersenyum dan memberinya tips jitu untuk merayu wanita dalam satu menit. Ih Won bilangnya nggak mau tapi tanya-tanya mulu. Sangsik mengatakan kalo Won harus sering-sering jual muka. Tiba-tiba ada dan kemudian sembunyi. Saat ia terus muncul maka gadis itu akan merasa kalo ada sesuatu, dan saat ia menghilang, gadis itu akan merindukannya.
Selanjutnya Won pergi untuk menemui Sarang. Padahal Sangsik mau melaporkan sesuatu. Won menekankan kalo ia nggak mau dengar yang nggak ada kaitannya dengan dirinya. Sesampainya di sana sayang Sarang nggak ada di sana karena sedang mengikuti konferensi pers.
Dalam konferensi pers, Hwaran banyak menjawab pertanyaan yang semuanya nggak bener. Sesuai perkiraan, terakhir wartawan minta Sarang untuk mengatakan sesuatu. Sarang melihat Won yang ada di belakang para wartawan. Ia lalu mengatakan seperti apa yang ada di naskah. Setelahnya wartawan juga minta Hwaran untuk mengatakan sesuatu. Hwaran baru juga mau ngomong, Sarang sudah menyela. Ia menambahkan kalo ia juga mau berterima kasih pada Gu Won yang terjun langsung naik helikopter, menerjang cuaca buruk. Won menatap Sarang dan memberikan sebuah anggukan. Setelah mengatakannya Sarang seperti nampak lega. Begitu juga dengan Won. Ia lalu berbalik dan pergi dari sana.
Sangsik berjalan mengikuti Won dan membaca berita tentang Hwaran yang tentu aja nggak ada yang benar. Ia nyuruh Won untuk mencontoh kakaknya yang pintar banget membuat pencitraan. Padahal Won yang mengutus helikopter. Won nggak bilang apa-apa. Sangsik mengatakan kalo pemilik perusahaan sedang bicara denganya. Ia menunjukkan yang dikatakan Hwaran dalam konferensi persnya.
Won mengeluhkan Sangsik yang nggak melaporkan padanya tentang konferensi pers itu. Sangsik mengingatkan kalo Won sendiri yang melarangnya melaporkannya karena itu nggak ada kaitannya dengan dirinya. Won menyayangkan, harusnya Sangsik lapor kalo staf King The Land diseret dan dimanfaatkan. Sangsik lalu menanyakan batasan yang harus ia laporkan. apa yang dilakukan Bu Direktur demi menjadi pewaris perusahaan. Atau Pangeran Arab, Samir, akan berkunjung ke Korea beberapa hari lagi. Won ingin Sangsik melaporkan padanya kalo ada karyawan yang kesulitan atau diperlakukan secara nggak adil. Sangsik memberitahu kalo Won harus punya kekuasaan kalo mau melindungi orang.
Hwaran bicara dengan sekretarisnya tentang konferensi pers yang mereka adakan tadi. Gegara itu mereka mendapatkan banyak keuntungan. Selanjutnya Hwaran bertanya tentang pangeran Arab. Mereka sama sekali nggak punya kesempatan karena pihak mereka sudah masuk tahap diskusi dengan pihak Hotel First Royal. Hwaran nggak mau berusaha lagi dan memutuskan untuk menyerah. Selanjutnya ia ke ruang rapat. Sudah ada Won di sana.
Keduanya kembali sindir mengenai konferensi pers tadi dan apa yang Sarang katakan. Ayah dan para direksi lainnya datang. Ayah memuji apa yang Hwaran lakukan. Selanjutnya ayah menanyakan tentang pangeran Arab. Hwaran sendiri sudah menyerah. Ayah lalu nyuruh Won untuk mengambil alih. Won sempat terdiam beberapa saat. Ia lalu menyampaikan kalo ia akan membuat pangeran Arab memilih hotel mereka.
Sarang kembali ke King the Land. Tadi habis ada jamuan. Semuanya sangat lelah karena sibuk banget tadi. Karena tadi Sarang nggak ada, sekarang gilirannya membersihkan semuanya sementara yang lain mau istrirahat. Sarang nggak protes dan membersihkan tempat itu sendiri. Ia mengemasi piring dan gelas di atas meja kemudian mengganti taplaknya. Setelah menyelesaikan beberapa meja, mendadak Won muncul di saat ia menletakkan taplak. Won menyinggung Sarang yang berterima kasih padanya tadi dan minta ditraktir kopi. Sarang mengiyakan tapi ia sedang sibuk sekarang. Semua ini harus beres sampai sebelum jam istirahat selesai.
Won menawarkan bantuan. Ia menata taplak seperti yang Sarang lakukan tapi katanya bukan seperti itu caranya. Titik dan sudut jatuhnya ujung taplak harus sesuai. Padahal menurut Won taplaknya hanya dipakai sekali. Kenapa harus begitu detil?
Sarang memberitahu kalo banyak orang menyiapkan meja itu dengan sungguh-sungguh demi tamu. Dan itu adalah ekspresi dari kesungguhan. Won kembali bertanya kenapa harus diberi makna? Yang penting rapi. Sambil senyum Sarang memberitahu kalo pekerjaannya akan terasa remeh kalo nggak diberi makna. Itu juga yang menjadikan alasan keberadaannya sebagai hotelier.
Won lalu minta Sarang untuk mengajarinyaIa juga mau belajar dengan sungguh-sungguh. Selanjutnya Sarang mengajari Won dengan sabar. Sampai akhirnya Won bisa melakukannya. Ia sesumbar kalo ia serba bisa. Ia lalu memberitahu kalo ia hanya lewat, lalu mampir. Sarang tersenyum mengiyakan. Won tersenyum nggak mau kalo Sarang salah paham, dikira ia sengaja mampir. Sarang mengangguk. Ia juga nggak berpikir begitu. Won protes mengira Sarang nggak memikirkannya. Sarang memperjelas kalo ia nggak berpikir begitu, bukannya nggak memikirkannya. Ia lalu minta Won untuk membantunya lagi, pekerjaannya menumpuk.
Malamnya Won menatap ponselnya ragu. Ia seperti mau menelpon seseorang. Setelah memikirkannya akhirnya ia menelponnya juga.
Da eul bersama dengan bawahannya sudah selesai bekerja. Mereka mau makan bersama. Dori mendadak datang. Ia mengajak mereka untuk makan bersama. Tapi hari dan menunya dia yang tentukan. Saat makan bersama ia minta agar penjualan dinaikkan sampai 10% lagi. Padahal dari Da eul sendiri sudah sampai 20%. Takutnya nanti mereka nggak bisa istirahat. Awalnya semuanya juga berpikir begitu. Tapi saat Dori menjanjikan akan mengajak mereka ke Asia Tenggara enam hari lima malam, mereka jadi semangat dan mau melakukannya.
Ayah sedang makan dengan komisaris hotel First Royal yang menyombongkan kalo mereka sudah mengganti korden dan toilet untuk pangeran Arab yang akan menginap di sana. Ayah mengatakan kalo itu belum pasti. Sarang datang menyajikan makanan dan minuman. Ia diminta untuk menyambut pangeran Arab saat datang ke First Roya nanti. Sarang hanya tersenyum. Seseorang datang dan memberitahu ayah kalo pangeran Arab akan menginap di hotel mereka. Ayah senang dengarnya. Sementara komisaris First Royal langsung nelpon stafnya untuk mengonfirmasinya. Padahal mereka sudah mengganti toilet.
Gegara itu Won dapat pujian dari ayahnya. Hwaran juga penasaran dengan apa yang Won lakukan sampai pangeran Arab mau ganti hotel hanya dengan satu panggilan darinya. Won nggak mau ngasih tahu.
Jadi orang yang mau Won telpon sebelumnya adalah Pangeran Arab, Samir. Sebelumnya mereka berteman. Won menjanjikan kalo ia akan mengabulkan apapun permintaannya asalkan Pangeran Samir mau menginap di hotelnya. Pangeran Samir yang awalnya nggak mau pindah hotel langsung bersedia mendengar apa yang Won sampaikan.
Nggak lama setelahnya Won sudah mendapatkan kontraknya. Isinya cukup singkat. "Kamu harus mengiyakan segala perintahku. Kamu harus selalu melayaniku dengan senyuman tulus." Sangsik khawatir Won nggak akan bisa melakukannya. Lah dia senyum aja nggak bisa. Ia juga yakin kalo Pangeran Samir hanya ingin memperbudaknya. Won nggak ragu sama sekali dan menandatangani kontrak itu.
Sangsik yakin kalo Won akan melanggar kontraknya. Ia lalu berpura-pura menjadi pangeran Samir dan nyuruh Won untuk membuka sepatunya. Won berusaha untuk bersabar dan melakukannya. Dan akhirnya Won beneran nggak bisa melakukannya. Ia merasa kesal mengusir Sangsik dari ruangannya dan melemparnya pakai sepatu. S
Sarang yang ditugaskan untuk menyambut pangeran Samir mencari tahu tentang pangeran tersebut. Ia juga melihat berita tentang kedatangannya.
Dan bersama yang lain, Sarang menyambut kedatangan pangeran Samir di hotel King. Won menjadi sopir pangeran Samir, membukakakan pintu mobil untuknya dan membawakan tasnya. Hwaran menyapa Pangeran Samir dan memberikan kata sambutan. Pangeran sama sekali nggak tertarik untuk mendengarkannya dan merasa lebih tertarik sama Sarang. Ia memberikan bunga yang ada di tangannya dan hadiah kecil yang sudah ia persiapkan. Lah ternyata pangeran Samir fasih bicara bahasa Korea. Ia meminta ijin untuk membuka hadiah dari Sarang. Dan ternyata isinya adalah gelang rajut tradisional Korea. Sarang sengaja memilih warna hijau karena konon di Arab itu merupakan lambang kekayaan, kesucian, dan surga.
Pangeran Samir memuji Sarang dan memintanya untuk memakaikan gelang itu di tangannya. Won nggak suka pangeran Samir dekat dengan Sarang dan memakaikan gelang itu. Ia menyudahi penyambutannya dan mengajaknya untuk segera ke kamarnya. Lah pangeran Samir malah mengajak Sarang untuk makan.
Sarang merasa nggak nyaman saat makan bersama dengan Pangeran Samir. Ternyata ia fasih berbahasa Korea karena cinta pertamanya orang Korea. Ia belajar bahasa Korea untuk menyatakan cinta, tetapi ditolak. Rekan Sarang menuangkan air minum. Hal itu membuat Sarang merasa sangat nggak nyaman. Pangeran Samir menyadari kalo Sarang merasa nggak nyaman dan menanyakannya. Sarang merasa nggak enak duduk di sana saat yang lain sedang bekerja.
Pangeran Samir menawarkan untuk mengusir mereka. Sarang melarang. Rekan-rekan Sarang mengerti dan pergi dari sana. Sarang masih merasa nggak enak makan di meja yang ia siapkan sendiri. Pengeran Samir merasa aneh. Orang-orang selalu memikirkan kewajiban, bukan berusaha menikmati hak. Padahal ia menyewa seluruh tempat itu untuknya. Ia adalah ratu untuk hari ini. Sarang tersenyum dan berterima kasih.
Won datang dan bergabung dengan mereka. Ia juga ingin mendapatkan haknya setelah melakukan kewajibannya. Pangeran Samir nggak suka Won ada bersama mereka dan menyuruhnya pergi. Saat Won menolak, Pangeran Samir mengingatkan kontrak mereka kalo Won akan selalu mengikuti perintahnya. Won nggak mau kalah, ia juga mengingatkan kontrak kalo ia akan selalu bersama dengan Pangeran Samir. Akhirnya pangeran Samir membiarkan Won.
Selanjutnya pangeran Samir rapat. Sarang dan Won menunggu di luar. Won minta Sarang untuk asal-asalan aja melayani Pangeran Samir. Nggak perlu sampai menyiapkan hadiah segala. Sarang nggak bisa karena pangeran Samir adalah tamu penting hotel mereka. Sebagai pegawai Hotel King, ia nggak akan puas dengan keramahan seadanya. Won minta agar Sarang jangan tersenyum terlalu manis.
Sarang menanyakan gimana seharusnya ia tersenyum? Won malah main jatuh cinta melihat senyuman Sarang. Ia menyudahi dan nyuruh Sarang untuk tersenyum seperti basanya. Sarang cerita saat awal-awal ia bekerja di hotel King. Ia selalu senyum setiap hari sampai bibirnya nyaris sobek, bahkan sampai berlatih senyum saat tidur. Kalo ada cabang olahraga senyum ia pasti akan menang. Won memuji kerja keras Sarang. Sarang juga minta Won untuk bekerja keras. Mereka adalah perwakilan hotel King dan tugas mereka adalah membuat pangeran Samir nggak menyesal sudah menginap di hotel mereka.
Won mengiyakan dan minta Sarang untuk mengajarinya. Dengan sabar Sarang mengajari Won untuk tersenyum dengan tulus. Awalnya nggak mudah tapi akhirnya Won bisa melakukannya. Lah tahu-tahu pangeran Samir kembali. Ia sudah membeli pesawat tempur Korea dan mengajak Sarang untuk naik pesawat tempur. Sarang berterima kasih. Pangeran Samir tertarik dengan lukisan di belakang Sarang dan menanyakannya. Sarang memberitahu kalo itu istana tempat tinggal para raja saat Dinasti Joseon. Pangeran Samir semakin penasaran dan minta Sarang membawanya ke sana. Sarang setuju. Won mau ikut juga dan pangeran Samir mengajak untuk pergi bersama.
Sesampainya di sana, Sarang menjelaskan kalo pada Dinasti Joseon konon, hanya raja yang boleh lewat sini. Karena sudah melihat-lihat, Won pun mengajak pangeran Samir untuk pulang. Pangeran Samir nggak mau dan nyuruh Won untuk pulang sendiri. Karena Won nggak mau pulang, Pangeran Samir lalu nyuruh Won untuk membeli kopi. Dan saat Won menolak, pangeran Samir kembali mengingatkannya akan kontrak mereka. Sarang menawarkan diri untuk membelikannya untuk mereka tapi pangeran Samir melarang. Akhirnya Won menurut dan pergi untuk membeli kopi.
Won kembali saat Sarang dan pangeran Samir membicarakan tentang pacar. Mendengar kalo Sarang belum punya pacar membuat Pangeran Samir senang. Won duduk di antara mereka dan memberikan kopi yang dibelinya. Pangeran Samir nyuruh Won untuk pergi karena mereka sedang membicarakan hal penting. Seperti biasa pangeran Samir nggak mau. Ia lalu melihat banner tentang pernikahan adat tradisional Korea dan ingin mencobanya dengan Sarang. Won langsung melarang. Keduanya bertengkar. Won sampai mau merobek kontrak mereka dan nyuruh Pangeran Samir untuk mencari hotel lain aja. Sarang menahan dan menyatakan kalo ia mau melakukannya. Ia menenangkan Won kalo itu hanya pekerjaan dan bukannya pernikahan sungguhan. Selanjutnya Sarang pergi dengan pangeran Samir meninggalkan Won. Mendadak Won punya ide.
Saat pernikahan, Sarang datang dengan menggunakan tandu. Ia dibantu sama beberapa dayang daat turun dari tandu. Setelahnya pengantin pria datang. Alangkah terkejutnya Sarang saat melihat kalo pengantinnya adalah Won dan bukannya Pangeran Samir.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊