All content from jtbc
Ringkas drama sebelumnya
Won merasa cemas karena Sarang nggak bisa dihubungi. Sangsik sudah mencari tahu. Nggak ada bantuan akibat cuaca buruk dan pencarian akan dilanjutkan besok pagi. Won merasa nggak bisa nunggu. Ia nyuruh Sangsik untuk minta helikopter. Ia harus ke sana. Sangsik mengingatkan kalo cuaca buruk dan Won nggak bisa memakai helikopter tanpa seijin Hwaran.
Selanjutnya Won masuk ke ruang rapat dan menemui Hwaran. Ia meminta ijinnya untuk memakai helikopter. Seorang staf hilang. Hwaran nyuruh Won untuk mengikuti prosedur. Ia menunjukkan kalo ia sedang rapat dan semua yang ada di sana jabatannya lebih tinggi dari Won. Jangan berlagak mentang-mentang anak komisaris.
Won lalu bicara dengan lebih sopan. Ia bahkan sampai memohon pada Hwaran. Alih-alih memberi ijin, Hwaran malah menolak. Nggak ada perusahaan yang pakai helikopter untuk menyelamatkan staf. Ia menyinggung biaya untuk menerbangkan helikopter dan menyalahkan Won yang mengirim staf itu ke sana.
Merasa nggak ada gunanya bicara dengan Hwaran, Won pun akhirnya pergi. Ia menelpon dan minta disediakan helikopter meski nggak dapat ijin dari Hwaran. Ia Gu Won, ia yang akan tanggung jawab.
Helikopter siap. Won ke sana.Sangsik berusaha mencegahnya. Ia nyuruh Won untuk pulang aja, ia akan mengabarinya kalo ada perkembangan. Won nggak mau. Ia kekeuh mau ke sana. Sangsik nyuruh Won untuk melangkahinya dahulu. Won nyuruh Sangsik untuk tengkurap. Nggak bisa menghentikan Won lagi, Sangsik akhirnya membiarkan Won pergi.
Sarang merasa ketakutan. Ia manggil nenek dan berpikir kalo ia akan mati. Sebuah helikopter datang. Seseorang melompat ke arahnya. Sarang masih ketakutan sampai Won bilang kalo itu dirinya. Melihat kalo itu beneran Won, Sarang langsung nangis. Won pun memeluknya. Helikopter pergi setelah memastikan kalo korban selamat.
Ada Won di sampingnya membuat Sarang menjadi lebih tenang. Ia menanyakan gimana Won bisa sampai di sana? Saat Won bilang ia naik helikopter, Sarang pikir Won menyewanya tapi Won bilang ada di rumah. Meski begitu, Won nggak sampai memikirkan cara untuk menyelamatkan Sarang. Ia menyadarinya saat ia di helikopter. Ia hanya berpikir untuk menyelamatkannya tanpa memikirkan caranya. Won lalu menelpon tim penyelamat tapi mereka baru bisa datang besok. Mendadak ada suara dan membuat Won takut. Ia sampai sembunyi di belakang Sarang. Meski takut ia nggak mau mengakuinya dan bilang kalo ia sedang melindungi Sarang dari belakang. Tiba-tiba ada yang menyoroti di atas. Keduanya ketakutan sampai berteriak sambil berpelukan.
Akhirnya mereka selamat setelah ditolong sama ahjussi petani ginseng. Ia ke hutan untuk mencari Sarang setelah dengar dari istrinya kalo ia menyusulnya ke hutan. Sarang berterima kasih karena ahjussi sudah menyelamatkannya. Ia menasehati agar ia nggak sampai mempertaruhkan nyawa hanya demi perusahaan. Sarang mengiyakan dan menunjukkan Won sebagai pejabat kantor yang sudah menyuruhnya.
Usai makan malam mereka duduk berdua. Won nyuruh Sarang ke rumah sakit besok. Sarang nggak mau karena besok malam ia sudah harus kerja sif malam. Won nyuruh Sarang untuk menurutinya dan jangan mempertaruhkan nyawanya untuk perusahaan lagi. Sarang nggak bisa, karena karyawan biasa kayak dirinya nggak bisa pilih-pilih pekerjaan. Won menatap Sarang dan menjanjikan kalo hal kayak tadi nggak akan terulang lagi. Ia lalu pergi setelahnya.
Paginya Sarang menyapu halaman rumah. Won bangun dan mau mambantunya. Ia mengambil sapu itu menggantikan Sarang tapi Sarang nggak mau memberikannya. Kakinya Won malah nggak sengaja kepukul. Won membalas Sarang dengan mengarahkan sapu ke arahnya dan malah membuat kakinya yang cedera kemarin kena batu. Ia lalu nyuruh Sarang untuk duduk. Sarang menunjuk ke sapu.
Akhirnya Won yang menyapu. Saking semangatnya ia malah membuat sapu itu rusak.
Won dan Sarang sudah selesai berkemas. Mereka akan pulang. Sebelumnya Sarang memberikan bingkisan pada ahjussi. Ia meminta agar ke depannya ahjussi memberikan ginseng bagus pada mereka. Ahjussi mengatakan kalo mereka hanya bertransaksi dengan Hotel First Royal. Sarang menawarkan untuk membantu mereka membersihkan rumah dan mencuci baju. Ahjussi menolak dan nyuruh mereka untuk pulang aja, nggak usah menyapu halaman rumah pagi-pagi. Won memberitahu kalo ia yang tadi menyapu. Ahjussi menatap Won sinis. Ia nyuruh Sarang untuk bekerja sama dia kalo sudah nggak kuat kerja sama Won, secara ia berbakat menjadi pemburu ginseng.
Ngomongin soal ginseng Sarang jadi ingat pada ginseng yang ia temukan dan menunjukkannya pada ahjussi. Sarang pikir itu hanya doraji tapi setelah diperiksa sama ahjussi, ternyata itu adalah ginseng liar yang sangat langka. Nggak semua orang bisa menemukannya. Tiga keturunan harus berbuat kebajikan untuk dapat ginseng langka ini. Ia aja baru kali ini melihatnya. Ahjussi mengajak Sarang untuk bekerja dengannya. Ia sudah direstui sama gunung Jiri.
Won melarang dan menarik tangan Sarang dari ahjussi. Sarang memberikan ginseng itu pada ahjussi karena telah menyelamatkannya. Ahjussi merasa nggak bisa menerimanya dan nyuruh Sarang untuk memberikannya pada ayah atau ibunya. Sarang memberitahu kalo ia sudah nggak punya ayah dan ibu. Won langsung menatap Sarang dengan wajah iba. Sarang lalu bilang kalo ia akan memberikannya pada neneknya. Ahjussi mengiyakan. Ia lalu mengambil ginseng itu untuk dikemas dengan lebih baik.
Setelahnya ahjussi bicara berdua dengan Won. Ia akan mengirimkan ginseng bagus yang ia temukan ke hotel King dan ia nggak perlu mengirimkan karyawannya bahkan sampai membahayakan nyawanya.
Sarang dan Won akhirnya meninggalkan rumah pencari ginseng. Won melihat Sarang kesulitan membawa koper dan ginsengnya dan membantu. Sarang berterima kasih tapi Won ingin ia berterima kasih dengan cara lain. Sarang nggak tanggap dan berterima kasih dengan lebih sopan lagi.
Di depan sudah ada Sangsik yang menjemput mereka. Ia mengeluhkan sampai menyetir selama 5 jam. Kenapa nggak naik helikopter lagi aja? Ia memberitahu Sarang kekacauan apa yang dibuat sama Won demi untuk menyelamatkannya. Sarang mau menanyakan maksudnya tapi Won menyudahi dan mengajak jalan. Sebenarnya Won ingin duduk dengan Sarang tapi Sarang malah duduk di depan. Saat ia nyuruh Sarang untuk ke belakang, lagi-lagi Sarang nggak ngeh dan berpikir kalo Won minta dia untuk menutup pintu mobil.
Dalam perjalanan Sarang berterima kasih karena Sangsik menjemputnya. Kakinya terluka sehingga ia nggak nyaman kalo harus naik bus. Ia berterima kasih dan akan mentraktirnya. Won yang mendengarnya merasa kesal dan menekankan kalo ia yang menyelamatkan Sarang tapi kenapa Sangsik yang ditraktir makan? Sangsik dan Sarang akhirnya batal makan bareng. Mereka akan mampir di tempat istirahat nanti.
Di tempat istirahat, Sarang dan Sangsik membeli banyak camilan. Won menggantikan Sangsik menyetir agar bisa duduk sebelahan sama Sarang tapi Sarang malah duduk di belakang sama Sangsik. Keduanya asik makan sementara Won menyetir. Sarang menawari Won makanan karena dia nggak makan dari tadi. Sebenarnya Won sudah membuka mulutnya saat Sarang menyuapinya tapi makanannya malah diambil sama Sangsik.
Di tempat istirahat selanjutnya Sangsik sakit perut karena kebanyakan makan. Sarang merasa khawatir padanya. Won protes, ia yang menyelamatkan Sarang tapi Sarang malah mengkhawatirkan orang lain. Won lalu menelpon Sangsik. Katanya sakitnya parah. Won nyuruh Sangsik untuk cuti sakit saja selama sepekan dan pakai kartu kredit kantor untuk kebutuhan selama sakit. Sangsik berterima kasih tapi Won melarang karena ia akan ditinggal.
Won dan Sarang melanjutkan perjalanan mereka. Won menanyakan alamat neneknya Sarang karena mereka akan menyerahkan ginsengnya. Sarang mengatakan kalo ia akan mengantarnya sendiri tapi Won tetap mau mengantarnya.
Pyeonghwa kerepotan menghadapi penumpang yang adalah anggota penjualan Jonas. Mereka memintanya untuk menjadi anggota mereka dan malah jadi pada berantem sendiri. Gegara itu Pyeonghwa jadi kehilangan sebelah sepatunya. Rowoon datang membawakan sepatu Pyeonghwa yang hilang. Pyeonghwa terdiam lihatnya. Rowoon menawarkan untuk memakaikannya tapi Pyonghwa menolak. Ia memakai sepatunya sendiri. Setelahnya Rowoon bilang kalo ia akan menemukannya kalo sepatunya Pyonghwa hilang lagi.
Won mengantar Sarang sampai depan restorannya nenek. Semur kepala sapi??? Won kok ngeri membayangkannya. Sarang memberitahu kalo itu maksudnya daging kepala bukan kepala utuh. Sarang menawari Won untuk mencoba tapi Won menolak. Ia mau mereka berpisah tapi Won mau nunggu Sarang.
Sarang masuk dan mau memberikan ginsengnya untuk nenek. Nenek yang sedang repot nyuruh Sarang untuk memakai celemek dan membantunya. Won yang menunggu di luar mengintip dari jendela. Nenek yang kebetulan keluar melihat Won dan menegurnya. Won mengintip cucunya kayak orang m*sum. Won berpikir kalo nenek adalah neneknya Sarang. Nenek malah mengira kalo Won adalah rekan kerja Sarang. Nenek nyuruh Won membawa sekarung bawang bombai ke dalam untuk dikupas. Lah Won kan nggak pernah melakukan hal yang kayak gitu.
Nenek menunjukkan caraya dan nyuruh Won untuk melanjutkannya. Sarang memanggil nenek karena pesanan menumpuk. Nenek pun meninggalkan Won. Setelahnya Won berusaha melakukan seperti apa yang nenek contohkan. Lah kok matanya terasa perih? Meski begitu ia nggak menyerah dan melakukannya sampai selesai.
Nggak lama kemudian nenek kembali. Ia kaget lihat kerjaannya Won. Ia mengupas terlalu tebal sehingga bawangnya jadi kecil. Emangnya mengupasnya pakai kaki? Nenek menyayangkan bahannya yang banyak terbuang. Jadi menyesal sudah nyuruh Won.
Sarang keluar setelah nenek pergi. Ia kaget lihat Won pakai celemek. Nenek lalu manggil Won dan menyuruhnya masuk. Won dikasih minuman yang ternyata adalah campuran ekstrak belut. Setelah tahu minumannya terbuat dari apa, Won langsung keluar dan memuntahkannya. Sarang mengeluhkan apa yang neneknya lakukan. Secara jabatannya tinggi di kantor. Nenek meremehkan kalo setinggi apa pun jabatannya, nggak setinggi anak komisaris. Nenek lalu nyuruh Sarang untuk membelikan tahu.
Ia mengajak Won ke pasar. Won mengeluhkan minuman yang dikasih nenek tadi. Sarang lalu mengajak Won untuk makan makanan manis. Won menolak karena ia nggak suka makanan manis. Tapi saat sudah mencicip, ia malah makan banyak banget. Selanjutnya Sarang melihat permainan ikan mas raksasa. Dulu ia sering main saat masih kecil. Sama kayak tadi, Won juga main beberapa kali tapi nggak ada yang berhasil. Ia terus minta uang ke Sarang dan bilang main sekali lagi mulu. Saat Sarang memberikannya yang terakhir, mereka memainkannya bersama dan berhasil mendapatkan satu ikan mas.
Won berjalan bersama Sarang sambil memamerkan ikan mas nya. Mendadak ada ledakan. Won melepaskan ikan emasnya dan memeluk Sarang. Semua orang menatap aneh pada keduanya. Won memastikan kalo Sarang nggak papa. Ia mengingatkan kalo ia akan selalu melindunginya. Seorang kakek ngasih tahu kalo itu hanya jagung meledak. Keduanya bangkut dan bersyukur kalo itu bukan apa-apa. Dan saat itulah Won baru menyadari kalo ikan mas nya jatuh dan pecah.
Sampai rumah Sarang dimarahin sama nenek. Dia beli tahu apa membuat tahu? Lama amat. Sarang malah lupa beli tahu saking asiknya mengajak Won lihat pasar. Dia mau kembali ke pasar untuk beli tahu tapi nenek bilang nggak usah. Takutnya Sarang baru akan kembali tahun depan. Won memberikan bunga ke nenek untuk membuatnya terkesan tapi nenek sama sekali nggak menyukainya. Ia malah menasehati Won agar menggunakan uangnya untuk beli rumah. Apalagi Won bilang ia nggak punya KPR.
Setelahnya nenek mengajak Won untuk makan gukbap. Ia merasa nggak yakin karena belum pernah memakannya. Nenek menunjukkan caranya. Dan setelah nyicip ternyata Won sangat menyukai rasanya. Nenek memberitahu kalo ia sudah membuka kedainya selama 30 tahun. Usai makan keduanya pun pamit. Nenek memberikan upah untuk Won dan Sarang. Won berterima kasih dan bilang akan mampir lagi lain kali. Nenek malah nanya untuk apa? mau mengupas bawang lagi? Ia lalu memberikan gukbap ke Won untuk dimakan di rumah. Meski tadi sikapnya nenek kayak gitu, setelah keduanya pergi, ia masuk ke rumah dan melihat kembali bunga dari Won. Ia merasa kalo Won tahu sopan santun.
Sarang sampai rumah pada malam harinya. Sarang berterima kasih karena Won telah menyelamatkannya dan mengantarnya ke rumah nenek. WOn lalu minta diajak makan. Ia nggak keberatan kencan sama Sarang. Keduanya lalu terdiam dan Won tersenyum manis menatap Sarang.
Won juga sampai rumah setelahnya. Ayah sedang membaca buku. Melihat bawaan Won gukbap, ia lalu memakannya. Nampak ayah sangat menikmatinya. Seusai makan ia minta ahjumma membelikan soju. Ayah menyinggung Won yang menggunakan helikopter hari ini dan menasehati agar ia nggak bertindak sesuka hati dan mengabaikan prosedur meski ia anak komisaris. Won meminta maaf dan memberitahu kalo alasannya melakukannya adalah karena dia pegawai mereka. Ayah mengatakan kalo hal tersulit di dunia ini adalah menyelamatkan hanya satu orang. Kita memperhitungkan untung ruginya. Sebab zaman sekarang banyak yang lebih penting dari nyawa satu orang. Won sampai mengabaikan anggaran hanya untuk menyelamatkan satu orang saja. Won menanyan apa ayah pernah menyelamatkan satu orang?
Sarang menemukan permen labu di dalam tasnya dan teringat kebersamaannya dengan Won selama di pasar tadi.
Da eul dan tim mampir beli minum sebelum pulang. Dori datang dan bergabung dengan mereka. Ia nyuruh Da eul untuk menulis laporan penjualan bulanan. Padahal itu adalah tugasnya Dori. Selain nyuruh Da eul untuk melakukan tugasnya, Dori juga mengambil minuman karyawannya dan menghabiskannya.
Mau nggak mau Da eul melakukan tugasnya. Ia nelpon suaminya dan memintanya untuk menulis laporan. Suaminya nggak bisa karena sedang rapat sama vendor. Ia nyuruh Da eul untuk minta tolong sama ibu. Ih padahal suaminya sedang ada di tempat golf.
Malam ini King the Land kedatangan tamu istimewa. Dia adalah putri bungsu First Royal yang sedang mengadakan pesta ulang tahun. Sarang dan Staf lain mempersiapkan segala sesuatunya. Won datang bersama dengan Sangsik sambil membawa sebuah kotak besar. Karena harus menjawab telpon, Sangsik lalu memberikan hadiah itu pada Sarang dan menyuruhnya untuk mengikuti Won.
Won menyapa Yuri dan Yuri memeluknya. Setelah mengucapkan selamat ulang tahun, YUri menanyakan kadonya. Dan saat Won menengok ke belakang, ia kaget lihat Sarang yang membawanya. Isinya adalah pelana kuda. Sarang merasa nggak nyaman setelah lihat Won dan Yuri berpelukan. Ia meninggalkan mereka dan pergi. Di luar ia bertemu dengan Sangsik. Sangsik menanyakan Sarang yang siap untuk kencan. Sarang salah paham mengira kalo Sangsik mengajaknya kencan. Makanya ia marah padanya.
Gegara itu Sarang jadi murung saat di rumah. Da eul datang dengan membawa minuman. Ketiganya duduk di lantai menghadap meja. Sarang mennayakan tentang pria yang suka asal mengajak kencan. Pyonghwa dan Da eul punya pendapat masing-masing. Suasana jadi nggak enak. Sarang memainkan lagu dari ponselnya. Da eul dan Pyonghwa paham dan menyingkirkan meja. Tahunya di bawahnya ada lampu disko. Mereka bertiga pun menari g*la-g*laan.
Kurir pengantar makanan datang silih berganti mengantarkan pizza, jokbal, dan terakhir pesanan Sarang. Ayam goreng. Saat Sarang membuka pintunya tahunya yang ada malah Won.
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊