Postingan Terbaru

Sabtu, 08 Juli 2023

Sinopsis King the Land Episode 4

All content from jtbc





Ringkas drama sebelumnya


Won langsung berbalik dan pergi setelah melihat Sarang pelukan sama Nam. Padahal setelah Won pergi, Sarang melepaskan pelukannya. Nam meminta maaf tapi ia bahkan nggak tahu minta maaf untuk apa. Ia menjanjikan akan mengajak Sarang berlibur ke Gangneung padahal Sarang pinginnya ke Sokcho. Nam juga nggak tahu apa yang ingin Sarang makan. Karena itulah Sarang minta putus. Konon katanya pasangan akan hancur kalo terus mengalah. 


Nam nggak ingin putus dengan Sarang. Ia bahkan mengundur pertemuannya dengan klub untuk membujuk Sarang. Sarang makin nggak habis pikir, Nam sama sekali nggak mementingkannya. Ia mau mengajak Nam untuk bicara di tempat yang tenang tapi Nam malah ditelpon sama temannya. Sarang yang nggak mau nunggu akhirnya meninggalkannya. 






Won sedang menyetir. Ia menepi dan merasa nggak percaya kalo ia sedang cemburu. ia mengambil macaron yang tadinya mau dikasih ke Sarang dan membuangnya. Gegara itu ia didatengin sama polisi. Ia nggak boleh membuang sampah di jalan. Won malah nyuruh pak polisi untuk membuang sampahnya.  Ya pak polisinya nggak mau. Tugas mereka kan bukan membuang sampah. Won lalu mengembalikan macaronnya ke mobil. 


Pak polisi menebak kalo itu pasti untuk pacarnya. Pacarnya punya pria lain. Ia cantik dan murah senyum. Won membenarkan. Pak polisi menasehatinya agar memantapkan hati dan jangan terbuai harapan palsu. Akhirnya pak polisi nggak jadi menilang Won dan menyuruhnya pergi. Lah malah Won yang minta buat ditilang aja. 


Selanjutnya Won duduk sama pak polisi. Ini adalah pertama kalinya Won suka sama seorang wanita, karena ia sibuk. Pak polisi merasa kalo Won adalah sasaran empuk. Ia mungkin juga nggak tahu gimana perasaannya. Won membenarkan. Lah habis itu malah pak polisi yang curhat. Jadi ceritanya orang yang pak polisi suka suka sama orang lain. Ih pak polisi pakai acara nyanyi segala. Katanya setelah kejadian itu hidupnya kayak di neraka. Akhirnya Won memberikan macaronnya ke pak polisi untuk menyemangatinya. Mereka lalu berpisah. 




Di bus, Sarang menelpon Pyonghwa tapi nggak dijawab. Ia lalu menelpon nenek. Besok ia libur dan akan ke tempatnya nenek karena ia kangen masakannya nenek. 


Sarang membantu nenek di restorannya. Pelanggannya nenek kebanyakan kakek-kakek. Mereka memanggil Sarang dengan panggilan menantu. Nenek selalu marah kalo Sarang dipanggil begitu. Mereka aja nggak punya putra. 





Setelahnya Sarang makan bersama nenek. Nenek menduga kalo ada sesuatu yang terjadi tapi Sarang membantah. Nenek lalu menyuruhnya untuk segera menikah kayak Da Eul. Sarang nggak mau buru-buru. Pyonghwa juga belum menikah. Nenek nggak suka Sarang menyebut Pyonghwa. Merasa dimarahi, Sarang mau pulang aja. Nenek menahan dan mau membungkuskan makanan buat dikasih ke Nam. 


Sarang ngasih tahu kalo mereka sudah berpisah. Nenek malah merasa lega. Ia memuji keputusan Sarang, ia harus bersama dengan pria yang bersikap baik padanya. Dan ke depannya nenek minta Sarang untuk cerita padanya kalo sedang sedih. Jangan dipendam sendiri. Sarang mengangguk membenarkan. 




Ayah bertemu dengan CEO First Royal. Mereka dapat peringkat satu untuk ruang istirahatnya setelah sebelumnya mendapat peringkat dua. Sesampainya di rumah ayah mengeluhkan Won dan Hwaran yang malah memberikan peringkat pertama untuk ruang istirahat ke First Royal. Untuk itu ayah nyuruh mereka untuk menyatukan kekuatan. 


Setelah ayah pergi, Won juga mau pergi. Hwaran menyindir Won yang nggak punya kekuatan. Won hanya tersenyum. Jadi kayak gini rasanya diremehkan? Ia pernah dengar seseorang (maksudnya Sarang) pernah bilang kalo semua orang nggak boleh diperlakukan semena-mena. Ia memperingatkan Hwaran agar nggak takut padanya. 




Sarang pamitan sama manajer Kim. Manajer Kim meremehkan kalo palingan Sarang akan segera diusir jadi nggak perlu terlalu keras. Manajer King the Land datang untuk menjemput Sarang lansung. Manajer Kim kembali meremehkan Sarang dengan bilang ke manajer King the Land kalo Sarang hanya lulusan D-2. 


Keduanya lalu ke atas, King the Land. Sarang dijelaskan tentang King the Land. Ia lalu dikasih lihat sebuah lukisan yang dibeli sendiri sama komisaris dari New York, seperti Sarang yang dipilih sendiri sama pak Komisaris. ia harus menghargai diri sendiri sebelum meghargai orang lain. 


Sarang lalu ganti baju. Ia kemudian berkaca dan tersenyum. 






Sementara itu Won masih keingetan sama Sarang yang pelukan sama pria lain. Sangsik menanyakan apa ia sudah mempertimbangkannya? Mereka nggak nyambung ngomongnya. Won berpikir tentang Sarang dan Sangsik ngomongin King the Land. Won mengatakan kalomereka harus jujur saat mencari uang. Sangsik menertawakannya. Ia yakin kalo yang mengatakannya pasti orang miskin. 


Sarang lalu masuk bersama manajer. Manajer mengenalkan Sarang sebagai staf baru di King the Land. Won seakan ingin mendapatkan perhatian dari Sarang dan minta manajer untuk mengajari Sarang tentang martabat King the land dan tata krama dasar. Sambil senyum Sarang mengiyakan. Setelahnya mereka pamit. 


Sangsik meledek Won yang menjahati Sarang karena menyukainya. Won sudah nampak kesal tapi Sangsik malah nggak mau berhenti mengejeknya. Segala bilang Won kayak anak SD yang menjahati gadis yang disuka. Ia nggak humoris, nggak populer dan nggak punya pacar. Akhirnya Sangsik ditendang dari ruangan Won dan dilemparin kertas-kertas.




Bu manajer juga mengenalkan Sarang ke para staf lainnya. Mereka menyambutnya ramah. Tapi setelah manajer pergi, ia kembali diremehkan karena ia hanya lulusan D-2. Selanjutnya ia diminta untuk menandatangani kontrak. Ia juga nggak diijinkan memiliki media sosial. Mereka nggak diijinkan untuk mengunggah segala sesuatu tentang King the Land. Sarang mengerti dan akan menghapusnya. 






Hwaran berkeliling di mall King. Ia masuk ke tokonya Da eul dan minta penanggung jawab, Do Rahi untuk mengelola toko itu dan menaikkan penjualan 2 kali lipat. Setelah mereka pergi, anak buahnya Da eul mengomentari Do Rahi yang seperti nenek sihir. 


Selanjutnya Hwaran ke King Air. Tingkat penjualan mereka sangat rendah. Ia memanggil pursernya dan menekannya agar menaikkan penjualan. Habis itu ia ke dapur dan meminta chef untuk mengganti semua resep sampai akhir pekan. Dan ia sendiri yang akan nyicipin. 


Nggak hanya fokus pada peningkatan penjualan, Hwaran juga memecat koki yang bajunya kena saus dan memecat pegawai yang perutnya buncit. 





Sangsik memberitahukan hal itu pada Won dan berusaha untuk menyemangatinya agar mau melakukan sesuatu. Ia khawatir kalo nanti ia akan dipecat sama Hwaran. Won lalu nyuruh Sangsik untuk mengumpulkan semua staf di King the Land. 


Won rapat dengan manajer dan timnya. Saat mereka memikirkan cara untuk menaikkan penjualan, Won malah mencuri pandang ke Sarang. Ia menyetujui semua yang manajer sampaikan karena menurutnya staf lapangan yang paling memahami. Manajer lalu menyampaikan kalo mereka bisa meningkatkan nilai insentif tapi itu nggak efektif kalo insentif yang diberikan hanya 30 ribu untuk penjualan menu paket 40 juta Won. Won dan Sangsik baru mendengarnya. Won nyuruh mereka untuk meminta angka besar sesuai efektifitasnya dan tetapkan target penjualan. Nantinya ia akan meninjaunya dan memprosesnya. Won melihat Sarang kemudian mengakhiri rapat mereka. 




Won mau nelpon sarang tapi ragu. Akhirnya ia mengirim pesan memintanya untuk ketemu sepulang kerja. Setelah menunggu lama, Sarang nggak juga membalasnya. Pun sesampainya Won di rumah, pesannya belum juga dapat balasan. Setelah merasa nggak bisa menunggu lagi, Won akhirnya menelponnya. 





Sarang sendiri sedang bersama dengan Pyonghwa. Ia nggak menjawab panggilannya Won karena nomornya nggak dikenali. Mereka mengeluhkan pekerjaan masing-masing dan merasa iri dengan Da eul yang sudah menjadi ketua tim dan memiliki anak perempuan yang cantik. 


Kenyataannya kehidupan Da eul nggak sebaik itu. Sepulangnya ke rumah ia melihat rumahnya sangat berantakan. Kulit pisang berserakan di dapur, piring kotor menumpuk dan sup dua panci habis, begitu juga dengan nasi. Belum lagi mertuanya yang selalu minta makan. Chorong bilang kalo paman dan bibi yang menghabiskan makanana mereka. 


Karena nggak ada lagi bahan makanan di kulkas, Da eul pergi ke supermarket bersama dengan Chorong. Saat Chorong membicarakan paman dan bibinya yang selalu makan dirumah mereka dan mengambil bahan makanan di kulkas, Da eul berusaha memberi pengertian kalo mungkin makanan mereka enak. Ia menelpon suaminya dan minta dijemput soalnya belanjaannya banyak. Suaminya bilang sedang makan dengan vendor tapi tahunya sedang main golf. 






Semalaman Won nggak bisa tidur gegara nungguin pesannya Sarang. Pun sampai pagi Sarang masih juga belum membalas. Di hotel Won mendatangi Sarang dan mengajaknya bicara. Ia menuntut alasan kenapa Sarang nggak membalas pesannya. Sarang menanyakan dari mana Won tahu nomornya? Won menjawab dari data pegawai. Sarang mengaku nggak tahu nomornya Won karena ia nggak melihat datanya. 


Won memberikan kartu namanya pada Sarang dan menyuruhnya untuk menyimpan nomornya. Selanjutnya Sarang menanyakan apa yang ingin Won bicarakan? Won mengajak Sarang untuk makan karena ia sudah mentraktirnya jus saat di pulai Gapa. Ia nggak mau berhutag. Sarang nggak mau makan sama Won tapi Won menangkap kalo Sarang nggak menyukainya. 




Dari dua foto yang di kapal, Won nggak bisa memilih salah satu. Sangsik ampek gedheg lihatnya. Padahal fotonya sama aja. Won lalu menyuruhnya untuk membuat janji makan malam sepulang kerja sama Sarang sebagai penyambutannya. Sangsik minta Won untuk janji akan milih salah satu fotonya. 







Di pesawat Pyonghwa didekati sama seorang pilot. Ia minta dibuatin kopi dan mengajak Pyonghwa makan setelah mereka mendarat nanti. Pyonghwa dengan tegas menolaknya tapi sang pilot malah meremehkannya. Rowoon datang dan membuat pilot itu nggak nyaman lalu pergi. Rowoon mengajak Pyonghwa minum nanti setelah mendarat. Pyonghwa menolak, Rowonn ngasih tahu kalo ia disuruh ibunya sebagai ucapan terima kasih. Pyonghwa masih menolak. Rowoon akhirnya jujur kalo makan malam hanya dalih. 


Mereka akhirnya makan bersama. Pyonghwa senang bisa lihat laut dan merasakan angin tapi Rowoon senang bisa lihat Pyonghwa senang. Pyonghwa berterima kasih atas yang sebelumnya. Rowoon mengatakan kalo ia nggak bisa melihat seniornya berlarian, selain itu ia hanya ingin menjilatnya. Mendengarnya Pyonghwa hanya menertawakannya. Ia salah kalo dekat dengannya karena seangkatannya hanya ia yang belum pernah menjadi asisten purser. Kalo sampai tahun ini ia nggak bisa juga naik jabatan maka nggak akan bisa lagi. Rowoon mengatakan kalo jatuh dari tempat tinggi itu sakit. Ia lebih suka jabatan yang rendah tapi bertahan lama. Karena itulah ia akan lebih dekat dengan Pyonghwa. Pyonghwa merasa nggak nyaman. Ia menyinggung Mina yang ingin tahu tentang Rowoon. Sekali lagi Rowoon membuat Pyonghwa merasa canggung dengan bilang kalo ia hanya ingin tahu tentang Pyonghwa. 






Won senang karena ia akan makan dengan Sarang. Saat ia membuka pintu ada Sarang yang tersenyum padanya di dalam. Dan saat ia masuk..dih kaget tahunya ada banyak orang di dalam. Sontak ia langsung keluar lagi. Sangsik mengulangi apa yang Won perintahkan untuk mengadakan pesta penyambutan untuk Sarang. Won nggak mau ikut dan nyuruh mereka untuk makan sendiri tapi Sangsik malah mendorongnya masuk. 


Akhirnya ia bergabung dengan mereka. Manajer King the Land memintanya untuk memberikan sambutan terlebih dahulu sebelum makan tapi Won nggak mau dan nyuruh mereka untuk langsung makan. Sarang nggak menyentuh makanannya. Won pikir Sarang nggak suka. Sarang membantah dan bilang enak. Padahal nggak mencicip. Won lalu nyuruh Sangsik untuk memesan steik untuk Sarang. Lah padahal kan mereka sedang ada di restoran Jepang. Apa harus Won juga yang ke sana? Sangsik melakukan apa yang diminta. Setelahnya koki datang membawakan 3 piring steik untuk Sarang. Melihatnya membuat Sarang merasa nggak nyaman. Won nggak menyadarinya dan nyuruh Sangsik untuk memotongkan. Rekannya Sarang sampai sinis. Mau disuapin juga? Sarang menolak dan makan sendiri. 





Gegara kebanyakan makan steik membuat pencernaan Sarang merasa nggak nyaman. Ia nelpon Won dan mengajaknya bicara. Sarang kesal. Won membuatnya merasa bersalah. Lagian siapa yang minta disambut. Won mengaku hanya ingin bersikap baik pada karyawannya. Sarang juga mengeluhkan steik sebanyak itu. Ia pikir Won nggak pernah menghiraukan. Mungkin orang semua orang melayaninya seperti raja, tapi kebaikannya nggak berguna. Itu hanya membuatnya duduk di tempat berduri. Selama ini ia susah segan dengan karyawan lain. Won mengatakan kalo ia hanya ingin menunjukkan perhatiannya tapi bagi Sarang itu bukan perhatian tapi bom. Dan mulai sekarang ia ingin Won mengangapnya nggak pernah ada. 




Setibanya di depan rumah, Sarang ditelpon sama Nam tapi ia nggak menjawabnya. Di rumah Da eul dan Pyonghwa menyambutnya dengan kejutan ulang tahun. Sebenarnya ulang tahunnya masih besok tapi ia merayakannya sekarang agar Sarang bisa bersama dengan pacarnya besok. Mereka bahkan memberinya hadiah berupa pakaian dalam. Sarang memberitahu kalo ia sudah putus. ia lupa ngasih tahu mereka saking sibuknya. Da eul dan Pyonghwa justru senang Sarang sudah putus. Mereka bahkan juga merayakannya. 





Won mau ke ruangannya. Ia bertanya ke Sangsik apa ia hidup  sesuka hati dan nggak menghiraukan orang lain karena orang tuanya? Sangsik tersenyum dan membenarkan. Ia juga memuji orang yang mengatakannya. Won langsung menatapnya tajam. Sangsik membuang senyumnya dan mengatakan kalo itu adalah takdirnya. ia lalu mau ke King the Land untuk memberikan kupon bufet hotel pada Sarang karena hari ini adalah ulang tahunnya. 


Selanjutnya Won masuk. Ada Hwaran di dalam ternyata. Ia memainkan arloji Won. Merasa nggak rela Won langsung merebutnya. Hwaran menyindir Won yang seperti harimau bertaring yang mau menggigitnya. Won memperingatkan agar Hwaran jangan mengusiknya. Ia malas bertikai. Hwaran menunjukkan Won yang mengumpulkan para staf tanpa seijinnya. Dalam struktur organisasi ia ada di atasnya. 


Won menekankan kalo King the Land adalah wewenangnya. Selain itu ia nggak pernah melihat struktur organisani. Hwaran nyuruh Won untuk pergi dan ia akan memberinya banyak uang. Won nggak mau. Uangnya juga banyak. Terakhir Hwaran memperingatkan agar Won nggak seperti ibunya. Nggak ada yang mengingatnya, bahkan Won sendiri. Ia nyuruh Won untuk membuang arlojinya karena ia bukan bocah lagi. 


Won merasa geram. Dulu saat ia masih kecil, Hwaran mengambil jam tangannya dan membuangnya dari lantai atas. Won yang kala itu masih kecil hanya bisa nangis. 




Bersama dengan seniornya Sarang melayani komisaris dan CEO First Royal. Mereka dikasih rekomendasi 2 anggur yang baru tiba. Seniornya nggak bisa merekomendasikan salah satu dan menawarkan untuk memanggil somelier. Komisaris lalu nyuruh Sarang untuk merekomendasikannya. Sarang merekomendasikan anggur yang lebih murah sesuai dengan makanan yang akan mereka santap tadi. Ternyata Sarang punya sertifikat somelier, makanya tahu banget tentang anggur. Setelahnya ia dimarahi sama seniornya karena nggak merekomendasikan anggur yang lebih mahal. Ia bahkan dibilang nggak tahu apa-apa. 






Won kembali mencari data pegawai tapi masih nggak menemukannya. 


Sarang bertemu dengan Nam di luar sepulang kerja. Nam membawakannya bunga dan mengajaknya makan di tempat bagus. Sarang mengingatkan kalo mereka sudah putus. Nam pikir Sarang minta putus karena nggak diajak makan gimbab. Sarang nggak habis pikir. Kalo gegara itu maka ia sudah minta putus ribuan kali. Sarang nggak mau berhubungan lagi dengan Nam. Ia sudah nggak ada rasa dan nyuruh Nam untuk mengurus perasaannya sendiri. 


Setelahnya hujan turun. Sarang berjalan di bawah payung. Ia ke taman dan payungnya sudah nggak ada. Ia menatap jauh ke depan sambil nangis. Tahu-tahu ada yang memayunginya. Won. Katanya itu adalah tempatnya. Sarang mau pergi tapi malah kesandung. Beruntung Won menangkapnya. Keduanya bertatapan. 


Ringkas drama selanjutnya


Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊