Postingan Terbaru

Senin, 17 Juli 2023

Sinopsis King the Land Episode 8

All content from jtbc







Ringkas drama sebelumnya


Satu jam yang lalu. Pangeran Samir sudah mengenakan pakaian pengantin pria. Won datang dan memilih pakaian warna putih sambil bilang kalo baju yang ia pilih adalah untuk tugas yang sangat penting. Pangeran Samir mendengarnya dan menukar bajunya dengan baju yang dipilih sama Won. 


Dan saat melakukan proses pernikahan, Pangeran Samir datang dengan membawa sapu. Ternyata pakaian itu adalah pakaian pelayan yang tugasnya menyapu di tempat pernikahan. Kesal, keduanya sampai kejar-kejaran dan membuat Sarang tersenyum lihatnya. 






Setelah ganti baju, Won duduk berdua sama Sarang. Alasan Sarang mau melakukannya tadi adalah karena ia perwakilan dari hotel. Ia nggak bisa membuat hotel mengalami kerugian karena alasan pribadinya. Won mengaku nggak suka lihat Sarang bersama dengan pangeran Samir. Ia menyebutkan tentang wanita-wanita Samir pada Sarang. Sarang menangkap kalo Won sedang cemburu tapi Won nggak mau mengakuinya. Cemburu itu hanya untuk orang-orang picik yang nggak percaya diri. Sarang mengiyakan sambul tersenyum. Ia berterima kasih atas apa yang Won lakukan. Won juga melakukannya karena ia perwakilan dari hotel. Ada yang mau ia lindungi. Dan untuk bisa melakukannya ia bertekad untuk menjadi lebih kuat. 


Sarang menanyakan alasan Won memandanginya seperti itu. Won mengatakan kalo ia suka. Kirain akan bilang kalo ia suka Sarang tahunya suka cuaca dan angin hari ini. 





Pangeran Samir datang dan marah-marah karena Won sudah menghancurkan pernikahannya. Won lalu menyinggung tentang para wanita yang dekat dengan Samir. Keduanya kembali bertengkar. Sarang menyudahi dan mengancam akan pergi kalo mereka terus bertengkar. Keduanya lalu saling berangkulan dan bilang kalo mereka nggak bertengkar melainkan hanya memperingatkan. Won lalu nyuruh pangeran Samir untuk menjaga jarak dari Samir sejauh 100 meter kalo sama Sarang. Pangeran Samir nggak mau dan nyuruh anak buahnya untuk membawa Won pergi. 


Setelah Won pergi, Pangeran Samir kembali mengajak Sarang jalan-jalan. Pangeran Samir bertanya apa Sarang nggak lelah melayani tamu? Sarang menjawab kalo ia lelah tapi saat Pangeran Samir mau mengadiahinya hotel, ia menolak. Ia bukannya ingin mengelola hotel, tetapi menghadiahkan hari yang bahagia kepada seluruh tamu hotel. Memberikan kebahagiaan kepada orang lain adalah sesuatu yang istimewa dan nggak bisa dilakukan sembarang orang. Mendengarnya membuat Pangeran Samir menjadi semakin mengagumi Sarang dan mengajaknya untuk berpesta. 





Setelah mengantar pangeran Samir kembali ke kamarnya, Won menarik Sarang dan memberinya sebuah kamar. Ia juga membuatkan kopi untuknya. Kalo lapar, Sarang bisa memesan layanan kamar. Setelahnya Won meninggalkan Sarang agar dapat beristirahat. Sarang melihat pakaian yang sudah Won siapkan. Ia kemudian menyusul Won dan memanggilnya. 


Keduanya lalu berada di minimarket untuk memilih mie. Padahal Won menyuruhnya untuk memesan layanan kamar aja. Setelahnya mereka makan mie di dekat sungai Han. Sarang juga mengajari Won cara makan pangsit dan menunjukkan waktu yang tepat untuk minum bir. 




Da eul pulang bersama dengan Chorong. Chorong mau menunjukkan senam yang ia pelajari di sekolah tapi ayahnya malah nggak mau lihat. Katanya lelah. Suaminya merasa lapar. Da eul dan Chorong ingin pesan makanan dari luar aja tapi suaminya nggak mau. Akhirnya Da eul masak. Setelahnya Da eul mencuci piring dan minta suaminya untuk membuang sampah. Lah suaminya malah pura-pura tidur. Akhirnya Da eul juga yang membuang sampah. di lift, Da eul barengan sama wanita yang penampilannya beda banget dari dirinya. Dia mengenakan sepatu hak dan pakaian yang bagus sedangkan Da eul enggak. 


Di rumah Chorong mengeluhkan sikap ayahnya yang nggak tahu malu banget. Nantinya ia nggak mau menikah dengan pria pemalas kayak ayahnya. Ayahnya Chorong mengungkit kalo Chorong bilang ayah paling keren sedunia. Chorong mengklarifikasi kalo itu dulu saat ia masih kecil. 






Paginya Won ke kamar Sarang untuk menanyakan dia mau makan apa untuk sarapan. Sarang sangat mengantuk dan ingin tidur aja. Ia baru masuk pukul 15.00 hari ini. Won nyuruh Sarang untuk kembali istirahat dan ia pun pergi. Nggak lama kemudian ia datang lagi dan memberitahu kalo lapor keluar sudah diperpanjang ke pukul 15.00.


Sarang mengiyakan. Ia kaget lihat ada manajer Kim dan menarik Won untuk masuk. Setelah nyuruh Sarang untuk bersembunyi, Won lalu melepas jas dan dasinya lalu menemui manajer Kin agar ia pergi. Secara ia nggak suka kalo diganggu. Setelahnya manajer Kim dapat telpon kalo ia dicari sama pangeran Samir. 


Setelahnya Won nyuruh Sarang untuk tidur lagi. Sarang nggak mau lantaran ia sudah nggak ngantuk lagi. Karena Sarang nggak bisa dibilangin akhirnya Won menggendong Sarang dan membawanya ke tempat tidur. Kendati tadi Won nampak tenang, sampai di luar ia merasa kalo jantungnya berdegub kencang. 







Sorenya Sarang siap untuk bekerja. Manajer Kim menemuinya dan membawakannya gaun dari pangeran Samir. Selain Sarang, Won juga mendapat baju khusus dari Pangeran Samir. Malamnya Sarang menemui Pangeran Samir mengenakan gaun pemberiannya. Pangeran Samir menyambut Sarang dengan senyuman. Ia lalu membawanya ke meja makan. 


Setelahnya Won datang dengan membawa anggur dan pakaian pelayan. Melihatnya membuat Sarang merasa nggak nyaman. Pangeran Samir menyuruhnya untuk duduk. Won menuangkan anggur untuk Sarang terlebih dahulu. Pangeran Samir menanyakan penjelasan tentang anggurnya. Won berusaha untuk menahan marah. Ia memberitahu kalo ia menyiapkan anggur yang mahalnya nggak masuk akal dan cocok untuk seorang pangeran. Selain itu Won juga memaksakan senyumannya saat melayani Pangeran Samir. Ia menuangkan segelas penuh untuknya. Setelahnya ia pun bersiap untuk menyiapkan hidangannya. 









Selagi Won nggak ada, Pangeran Samir menyampaikan alasannya menjadikan Won sebagai pelayan mereka. Menurutnya Sarang harus dilayani sama pelayan sekelas manajer umum. Sarang tersenyum tapi ia masih pegawai di sana.Pangeran Samir juga merasa kalo Sarang lebih cocok menjadi keluarga kerajaan alih-alih kerja di hotel. Pangeran Samir melamar Sarang dan menunjukkan cincin lamarannya. 


Sarang kaget, tapi masih sempat melihat cincinnya yang berliannya sangat besar. Won yang kembali membawakan hidangan untuk mereka langsung mengambilnya. Ia nggak merestui lamaran itu. Nggak boleh. Secara Sarang adalah pegawainya dan ia atasan yang berkewajiban melindungi pegawai. Kalo cuman cincin aja ia juga bisa beli. Ia menarik tangan Sarang dan berniat untuk membawanya pergi dari sana. 


Nggak tahu kenapa Sarang menahan. Ia meminta Won untuk mengembalikan cincin itu padanya karena itu adalah miliknya. Won berpikir kalo Sarang akan menerimanya. Ia berbalik dan nggak mau melihat mereka. Sarang mengaku kalo baru kali ini ia melihat cincin seindah itu. Ia berterima kasih Pangeran Samir sudah menyukainya dan ia akan mengenang itu selamanya. Ia berterima kasih atas niat baiknya dan merasa terhormat bisa melayani orang sebaik dirinya sebagai tamu. Ia akan selalu mengenangnya sebagai tamu paling gagah selamanya.


Pangeran Samir ditolak. Anehnya ia merasa sakit hati. Sarang jauh lebih istimewa dari yang ia kira. Sarang lalu mengajaknya untuk makan bersama Won juga. Awalnya pangeran Samir dan Won sama-sama nggak mau. Tapi setelah Sarang memohon akhirnya mereka bertiga bisa duduk satu meja dan bercanda bersama. 





Akhirnya pangeran Samir meninggalkan hotel. Won, Sarang dan yang lain mengantarkan kepergiannya. Sarang memberikan hadiah foto mereka bertiga. Pangeran Samir protes minta foto berdua aja. ia menjanjikan akan kembali lagi dengan cincin yang lebih besar dan minta agar Sarang jangan punya pacar dulu sampai saat itu. Dan saat pangeran Samir mau memeluk Sarang, Won menghalangi dan menyuruhnya pergi. 


Pangeran Samir juga memberikan uang tip untuk Won dan memeluknya. Won protes karena hanya segitu tapi bagi pangeran Samir itu lebih besar melihat pelayanannya. Lain kali, jadilah pemandu yang baik. Pangeran Samir naik ke mobil. Lah bajunya nyangkut. Ia pergi sambil memamerkan uangnya. 




Setelahnya semua orang pergi menyisakan Sarang dan Won. Sarang merasa kalo mereka beneran berteman. Won membantah dan mengatakan kalo ia paling benci orang kayak pangeran Samir. Sarang tersenyum dan menanyakan kenapa Won mau melakukannya? Ia mau melayani orang dan sampai memakai baju pelayan juga. Sampai pakai baju pelayan pula.


Won mengatakan kalo ia sudah janji untuk menunjukkan upaya terbaik sebagai perwakilan hotel sampai selesai. Won lalu menanyakan kenapa Sarang sempat ragu saat menjawab lamaran. Sarang merasa kalo pangeran Samir sudah menyatakan perasaannya dengan tulus dan ia nggak bisa menolaknya mentah-mentah. Tapi menurut Won nggak perlu terlalu sopan juga. Ia lalu bertanya apa Sarang nggak ada niatan untuk menerima perasaannya walau hanya sedikit. Sarang tersenyum dan nggak ingin menjawabnya. Rahasia...








Pesawat akan segera mendarat tapi Pyonghwa masih menjual produk. Akibatnya ia nggak bisa menjaga keseimbangannya dan jatuh. Pinggangnya sakit. Ia pulang diantar sama Rowoon. Sarang yang sedang bersantai khawatir lihatnya. Rowoon memberitahu kalo pinggangnya terkilir. Ia minta Sarang untuk mengompresnya dengan air dingin selama 15 menit dan kemudian menempelkan koyo. 


Sarang mengiyakan dan menjanjikan akan merawatnya dengan baik. Sebelum pergi, Rowoon berpesan agar Pyonghwa langsung tidur dan nggak melakukan apapun. Ia akan datang lagi besok. 


Setelahnya Sarang melakukan apa yang Rowoon katakan. Ia mengompresnya dengan air dingin lalu menempelkan koyok sambil membicarakan tentang Rowoon. Ia mengeluhkan Pyonghwa yang sampai seperti itu hanya untuk naik pangkat. Segitu inginnya ia menjadi purser? Pyonghwa mengatakan kalo ia bukannya ingin menjadi purser tapi harus. 


Beberapa jam yang lalu ia bicara dengan purser-nya yang juga seangkatannya. Ia dikasih tahu kalo bekerja keras aja nggak cukup. Tim lain sampai bawa brosur ke mana-mana, lalu berjualan dan mengirim produk langsung ke pelanggan. Itu melanggar aturan tapi kata purser mereka bisa naik pangkat dengan mengambil risiko. Pyonghwa lalu bertanya ke Sarang apa ia ada waktu besok malam? 


Pada malam itu, Pyonghwa, Sarang dan Da eul menjual produk Pyonghwa di sauna. 





Sangsik menanyakan Won yang pergi ke personalia untuk mencari data pegawai. Ia menanyakan namanya dan menawarkan untuk membantu mencarinya di server. Won memberitahu kalo ia sudah mencarinya di server tapi nggak menemukannya. Sangsik pikir orang yang Won cari bukan orang penting di kantor. Kalo dia pernah bekerja, tetapi datanya nggak ada di server, berarti dia bukan orang penting. Won teringat apa yang Hwaran katakan kalo ia akan bernasib sama dengan ibunya. Nggak ada yang mengingatnya. Ia lalu ngasih tahu Sangsik kalo nggak ada orang yang nggak penting di dunia ini. 


Selanjutnya Won menemui ayah dan Hwaran. Ayah memuji Won yang bisa membuat Pangeran Samir menginap di hotel mereka. Selanjutnya ayah ingin agar pangeran Samir diundang ke acara peringatan 100 tahun. Won mengatakan kalo ia ingin mengurus acara itu. Hwaran berusaha untuk menghentikan hal itu tapi ayah kadung mempercayakannya pada Won. 




Setelahnya ia bicara berdua dengan Hwaran. Seperti yang Hwaran katakan, mereka akan bertikai selama ia di sana. Meremehkan Won yang nggak akan bisa mengalahkannya. Dan Won nggak bisa menyerahkan perusahaan ke orang yang semena-mena kayak Hwaran. Hwaran hanya tersenyum. Ia mengatakan kalo ia akan mempertaruhkan segala yang ia punya untuk pertarungan mereka. Tadinya ia nggak ingin bertikai, tapi Hwaran terus membuatnya gatal. Ia akan melindungi orang-orang yang Hwaran anggap bukan apa-apa. Seenggaknya ia punya hati nurani. 


Won mengulurkan tangannya dan berniat menjabat tangan kakaknya. Hwaran tersenyum dan memberitahu kalo orang yang bertikai demi orang lain nggak akan menang melawan orang yang bertikai demi diri sendiri. 




Won melihat Sarang mendatanginya menggunakan gaun putih yang dipakai saat bersama dengan pangeran Samir. Won mau menghampirinya tapi pangeran Samir menarik tangannya. Pangeran Samir juga mendatangi Sarang. Mereka tertawa kemudian meninggalkannya. Seketika Won terbangun dari mimpinya. Rupanya ia terbangun saat di sauna. 


Ia keluar dari sana dan melihat pegawai yang belum pulang gegara ia masih di sana. Teringat apa yang Sarang katakan kalo bagi mereka itu merepotkan, pesanan khusus bos besar menjelang waktu pulang yang nggak mungkin ditolak. Won pergi setelah meminta maaf, ia nggak bisa pulang gegara dirinya. 




Dalam perjalanan Won menelpon Sarang dan mengajak ketemu. Ada yang mau ia bicarakan. Sarang sudah melarangnya datang tapi Won kekeuh mau ketemu. 


Won beneran datang ke sauna. Ia heran melihat semua orang berbaring. Sarang menemuinya dan memberitahu kalo di sauna memang seperti itu. Ia menanyakan apa yang mau Won katakan. Won mengajak Sarang untuk bicara di luar tapi Sarang nggak bisa. Ia bersama dengan teman-temannya. Da eul dan Pyonghwa memanggil dan mengajak bergabung. Sarang nyuruh Won untuk pergi sebelum makin runyam. 





Akhirnya Won bergabung dengan Sarang dan yang lain. Da eul memberikan telur rebus ke Won. Sementara mereka bertiga ngomongin tentang akting saat jualan tadi, Won malah asik makan telur. Ia sampai makan banyak banget. Da eul sampai berpikir kalo dia belum makan malam. Melihat Won, Da eul dan Pyonghwa jadi punya ide. 


Mereka lalu menjual barang bersama dengan Won. Akhirnya mereka bisa menjual banyak produk. Setelahnya mereka berkumpul untuk merayakannya. Tinggal keliling beberapa kali lagi, maka Pyonghwa bisa jadi peringkat satu. Won menyesalkan kenapa Pyonghwa harus berupaya sejauh ini. Itu kan ilegal. Ternyata Sarang nggak tahu kalo itu ilegal. Ia nggak mau lagi melakukannya. Kenapa sampai harus merugikan diri? Kalau ketahuan bagaimana? Nggak sembarang orang bisa bertindak ilegal. Orang-orang seperti mereka nggak bisa tidur nyenyak setelah berbuat jahat. Pyonghwa merasa kalo nggak ada yang ingat kalo mereka jujur. Sarang menenangkan kalo mereka akan mengingatnya. Won mengatakan kalo ia juga akan mengingatnya kalo perusahaan yang salah. 





Setelahnya Da eul mengajak Won untuk bermain dengannya. Mereka pun pergi bertiga. Da eul merasa kalo Won suka pada Sarang. Pyonghwa juga merasa begitu tapi Won nggak mau mengakuinya. Mereka lalu berpikir untuk menjodohkan Sarang dengan pangeran Arab. Kemarin dia menelpon Sarang dan mengajak mereka ke Dubai saat musim panas. Won nggak suka dengarnya dan mengungkit kalo sebelumnya kan mereka sudah merestuinya menjadi pacarnya Sarang dan memihaknya. Mereka mengingatkan kalo tadi Won sendiri yang bilang kalo ia nggak suka sama Sarang. Won mengajak mereka main lagi sambil bicara. Ia melihat Sarang yang sedang menikmati kursi pijat. 


Selanjutnya Won bersama Sarang menikmati es krim. Sarang berterima kasih. Ia merasa kalo Won banyak berubah sekarang. Dulu ia sangat ketus tapi sekarang sudah jauh lebih supel. Won menanyakan apa Sarang senggang akhir pekan ini? Ia ingin bicara tentang kita. Sarang mengiyakan. 






Pada hari yang dijanjikan Sarang bersiap diri untuk menemui Won. Sampai di sana ia melihat restoran Won. Won sudah menunggu di dalam. Ia mengambil mantel dan tas Sarang dan menggantungnya. Ia memberitahu kalo restorannya menyediakan hidangan sesuka hati koki. Sarang menanyakan siapa kokinya. Dan ternyata Won sendiri yang akan memasak. Lah padahal sebelumnya mengupas bawang bombai aja nggak bisa. 


Won memberitahu kalo ia sudah mendapat pelatihan khusus dari koki terbaik untuk hari ini. ia akan melayani dan memasak sendiri jadi maklum kalo sedikit terlambat. Pertamanya Won menuangkan minuman yang ia racik sendiri, sangria. Sarang mencicip dan memuji rasanya. Selanjutnya Won menghidangkan sup dan roti. Rasanya juga sangat enak. Masakan selanjutnya adalah pasta. Usai menyajikannya Won duduk bersama Sarang dan menemaninya memakannya. Rasanya enak. Sarang bahkan juga menyuapi Won. Ia lalu menanyakan hari spesial apa hari ini? Won hanya bilang kalo hari ini hari melayani tamu naratama, Cheon Sarang. Ia menyadarinya saat kedatangan Samir. Bagaimana rasanya melayani dan meladeni berbagai tamu sok. Membayangkan betapa penatnya Sarang sampai bisa jadi staf teramaha, membuatnya jadi ingin menjamunya sepenuh hati. Selain itu juga ada yang mau Won bicarakan. Tapi ia nggak mau ngasih tahu Sarang karena masih ada hidangan utama. 







Won pun kembali ke dapur. Ia akan memasak steik. Sarang mengawasi dari mejanya. ia mau menambah sangria-nya. Won akan mengambilkannya setelah selesai memasak tapi Sarang bilang ia akan mengambilnya sendiri. Ia pun mendekat ke meja dapur. Won memberitahu kalo itu adalah jamuan utama hari ini. Ia mengambil minyak dengan jarinya dan memercikkannya ke tempat memasak. 


Api langsung keluar dari sana dan membuat Sarang terkejut. Spontan ia menjatuhkan gelasnya. Sistem mendeteksi adanya kebakaran dan mengeluarkan air untuk memadamkannya. Won yang khawatir Sarang terluka langsung menghampirinya dan mendudukkannya ke meja dapur. Won tertawa melihat semuanya jadi basah. Won merasa nggak papa selama Sarang nggak terluka. Tatapan Won berubah intens. 


"Apa aku…dapat izin?"


Sarang memejamkan matanya. Won lalu menciumnya. 


Ringkas drama selanjutnya

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊