Ringkas drama sebelumnya
Tae O malah nggak ngerti apa yang harusnya dijelasin?
"Caramu nemuin aku"
"Oh... . Kamu kan bilang suka membuat film. Jadi mungkin kamu ada di jurusan film. Lalu aku ke gedung Fakultas Seni dan nemuin klub ini. Gitu caraku nemuin kamu"
"Hebat banget, ya kamu"
Tae O hanya tersenyum. Ia ngambil kursi lalu membawanya di depan gadis itu dan duduk. Ia menatap gadis itu dan memanyakan kenapa dia membohonginya.
Gadis itu mengaku nggak bohong. Tae O merasa kalo dia nggak datang buat kencan buta. Gadis itu bilang kalo dia nggak pernah bilang lagi kencan buta Tae O sendiri yang berasumsi gitu dan ngomong terus. Dia cuman membiarkannya karena seru.
Tae O tersenyum. Nampaknya dia makin tertarik. Ia lalu menanyakan nama asli gadis itu. Gadis itu tersenyum dan ngasih tahu kalo namanya Ryu Se Hyun. Orang sering mengira kalo marganya Yu.
Tae O menyimpulkan kalo ... . Se Hyun menebak kalo Tae O mau bilang akhirnya ketemu di kencan butanya.
Tae O menyangkalnya dia mengaku nggak ingin menemuinya. Karena sudah ketemu Se Hyun. Ia lalu bangkit dan nanyain syarat buat gabung dengan klub film.
Se Hyun kaget dengernya. Tae O berbalik dan menatap Se Hyun. Dia merasa kalo itu pasti takdir. Nggak ada penjelasan lain lagi. Pikirin aja. Harusnya Tae O ketemu sama orang lain tapi malah ketemu sama Se Hyun, tipe idealnya. Mereka juga menyukai hal yang sama.
Se Hyun membantahnya. Menurutnya menyukai hal yang sama nggak berarti taldir.
"Bagiku kamu adalah takdir"
Tae O kembali duduk dan mengaku beneran pingin gabung sama klub itu dan menanyakan syaratnya.
Se Hyun memastikan kalo namanya Tae O Yun Tae O? Tae O membenarkan. Kenapa? Se Hyun menanyakan kapan Tae O daftar masuk kampus?
"2015. Kenapa emang?"
"Kamu ikut ujian masuk lagi setahun setelahnya?
Tae O menyangkalnya. Se Hyun memberitahu kalo sia lebih tua dari Tae O. Awalnya Tae O nggak masalah. Tapi habis itu dia malah kaget. Sementara Se Hyun malah senyum.
Tae O pulang. Dia berhenti di depan perlintasan kereta api. Ia tersenyum lalu melihat wajahnya di spion. Ia tersenyum inget kalo Se Hyun lebih tua darinya.
Tae O mengambil ponselnya dan nelpon Song i. Keretanya lewat. Panggilannya nggak dijawab sama Song i. Tae O mengeluh kalo Song i nggak pernah menjawab ponsel di waktu yang tepat.
Palang pintu kembali dibuka saat kereta selesai melintas. Tae O kembali menjalankan skuternya.
Do Hyun melangkah di perpustakaan yang sudah sepi. Ia lalu mematikan lampu. Ia mengambil tasnya dan mau pulang. Tiba-tiba terdengar suara sirine.
Do Hyun nggak jadi pulang. Ia kembali berkeliling dengan menggunakan senter menyusuri perpustakaan. Ia menyusuri setiap lorong. Nggak ada apa-apa. Sampai dia mendengar sesuatu.
Do Hyun mendekat dan bertanya apa ada orang? Tiba-tiba ada tangan yang muncul dari balik sofa. Do Hyun nampak takut dan menyuruh orang itu untuk keluar.
Orang itu menampakkan diri dan membuat Do Hyun kaget sampai menjatuhkan senternya. Orang itu memanfaatkan kesempatan dengan melarikan diri.
Do Hyun mengejar orang itu dan berhasil menangkapnya saat orang itu terjatuh.
"Song i?"
Do Hyun kaget dan nggak nyangka.
Tae O datang ke rumah Song i. Dia nelpon Song i sambil mengetuk pintu rumah Song i. Tae O mulai kesal karena Song i nggak juga membukakan pintu. Ponselnya juga nggak bisa dihubungi.
Tae O bingung kenapa Song i nggak mengangkatnya? Harusnya kan dia sudah selesai kerja. Tae O menyimpan ponselnya di saku lalu menghela nafas. Ia kembali mau ngetuk pintu.
Mendadak pintu terbuka. Anehnya yang membuka bukanlah Song i. Tae O kaget dan menanyakan siapa wanita itu?
Wanita itu memberitahu kalo dia pemilik rumah. Dia nanya balik siapa Tae O?
Tae O nampak bingung dengan pengakuan wanita itu karena setahunya itu adalah rumah temannya. Wanita itu menyimpulkan kalo yang dimaksud pasti gadis yang sebelumnya tinggal disana. Gadis itu kurus dan berambut panjang.
Tae O membenarkan. Ia melihat papan nama di depan yang sudah ganti. Ryu Tae Ho.
Tae O pergi. Di depan ia melihat ada banyak tumpukan barang Song i. Tae O mengambil sebuah foto. Itu adalah foto SMA-nya bersama Song i dan teman yang lain. Mendadak Tae O merasa sedih dan khawatir.
Ia duduk dan masih memegangi foto itu. Terdengar lagi apa yang dikatakan pemilik rumah yang baru kalo Song i hidup dengan aliran air yang terputus. Dan Song i terpaksa pibdah me dadak setelah keluarganya datang ke rumah itu. Katanya Tae O temannya tapi malah nggak tahu.
Tae O nampak syok. Dia teringat malam itu. Dia bilang kalo akan jadi g*la kalo Song i juga bilang mau pindah ke rumahnya kayak yang lain.
Song i hanya menghela nafas dan nggak bilang apa-apa lagi.
Tae O menghela nafas. Dia nyesel.
Song i duduk di luar perpustakaan dengan koper di sampingnya. Do Hyun menghampirinya setelah mengunci perpustakaan.
"Ngapain tadi Song i disana? Bukannya dia sudah pergi?"
Song i tersenyum. Ia membenarkan kalo dia memang sudah pergi tapi balik lagi. Do Hyun kan ngasih tahu sandi kuncinya.
"Tapi nggak berarti kamu bisa masuk ke sana. Jangan-jangan Song i mau tidur disana?"
Song i tersenyum seolah itu memang benar. Ia lalu menghela nafas karena sudah ketahuan. Ia meminta Do Hyun untuk nggak ngasih tahu Tae O.
Do Hyun mengangguk. Ia menyarankan agar Song i balik ke rumah Tae O dan jangan memperkeruh keadaan.
Do Hyun berjalan meninggalkan Song i. Song i memberitahu kalo Tae O sudah cukup kewalahan. Kemarin teman-temannya minta tinggal sama dia.
Do Hyun kager dengarnya. Song i melanjutkan kalo dia juga minta tinggal disana juga maka Tae O akan menampung 3 orang. Nggak tahu malu namanya kalo Song i juga ada disana.
Do Hyun menghela nafas. Ia bertanya apa Song i nggak punya teman lain selain Tae O? Song i mengaku punya banyak teman. Tapi nggak ada yang cukup akrab buat bilang dia nggak punya tempat tinggal. Dia juga punya harga diri
Do Hyun menanyakan rencana Song i selanjutnya. Apa Song i mau begini tiap malam? Song i memberitahu kalo ada orang yang dia andalkan. Dia cuman perlu bertahan sedikit lagi.
Song i mau pergi. Dia pamit ke Do Hyun. Ia menarik kopernya meninggalkan Do Hyun. Belum jauh dia meninggalkan Do Hyun tiba-tiba roda kopernya lepas.
Song i mengambilnya dan memarahi kopernya. Kenapa dia juga menyusahkannya? Do Hyun menghela nafas menatap Song i. Ia lalu menghampiri Song i.
Do Hyun mengangkat koper Song i dan memintanya buat mengikutinya. Song i menurut. Dia bangkit dan berjalan di belakang Do Hyun.
"Kita mau kemana?"
"Ikut aja"
"Sini kopernya biar aku aja yang bawa"
"Nggak usah"
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊