Sinopsis My First First Love episode 2 part 2

Anysti
0
All content from NETFLIX



Ringkas drama sebelumnya 


AKU BUTUH KAMAR DAN KAMU PUNYA BANYAK


Hun, Song i dan Garin duduk bareng. Tae O berdiri mondar mandir nggak tenang di hadapan mereka dan membuat mereka jadi nggak enak.

"Dikiranya rumahku motel apa? Pada kesini dan aku ijinin nginap?"

Hun mengaku nggak bilang gitu. Tae O mengingatkan kalo sejak hidup sendiri dia nggak keberatan mereka datang. Yang penting jangan menginap.

"Oh Garin! Orang tuamu tahu?"


Garin ragu mau jawabnya. Masalahnya... . Ih, Tae O males dengernya. Dengar namanya Garin aja bikin dia jadi kasihan.

Tae O menghela nafas lalu kembali menghadap mereka. Dia memberitahu mereka kalo dia mau mandi. Dan pas dia selesai mandi dia pingin mereka semua pergi dari rumahnya.

Hun, Garin dan Song i syok. Tae O berbalik dan ketiganya kompak menahannya.


Tahu-tahu ponselnya Garin bunyi. Song i dan Tae O mengambil ponsel mereka. Dikiranya ponsel mereka yang bunyi. Lucunya Hun juga nyari ponselnya. Lah, bukannya ponselnya udah dibalikin ke ayahnya??

Garin gemetar melihat ponselnya. Masalahnya itu telpon dari ibunya. Dia panik dan asal menjatuhkannya. Tae O dan yang lain kayak nggak ngeh. Ini anak kenapa coba? Nggak diangkat? Tae O mau ngambil ponselnya Garin tapi dilarang.

"Kenapa?"




Garin juga nggak nyadar kalo dia teriak saking takutnya. Dia mencari sesuatu dan nemuin tongkat baseball.

Garin mengayunkannya tinggi-tinggi. Song i, Hun sama Tae O udah takut aja. Dikiranya Garin mau mukul mereka. Tapi ternyata... . Garin nimpuk ponselnya pakai tongkat baseball.

Dia tampak sedikit lega setelahnya. Sementara Hun malah kagum banget sama Garin. Keren banget dah.

Song i malah merasa sayang. Garin g*la apa, ya? Itu kan mahal??


Garin memantapkan hatinya dan manggil Tae O. Dia minta diijinkan tinggal di sana buat sementara. Hun dan Song i menahan Garin buat ngomong lagi.

Hun melanjutkan kalo tadi dia juga mau ngomong gitu. Song i juga mau mengatakan hal yang sama tapi keburu dipotong sama Tae O.

"Berhenti bilang omong kosong! Mendadak pingin tinggal sama aku"


Hun menghadap Tae O dan mengingatkan hari itu. Hari di saat dia berhenti sekolah buat jadi musisi. Sejak saat itu orang tuanya memperlakukannya kayak s*mpah.

Hun menghela nafas sebelum melanjutkan. Seolah itu terasa sangat berat buat diungkapkan. Hari ini dia diusir dari rumah kayak gini.  Dia sadar kalo orang tuanya nggak akan mengakuinya kecuali dia jadi orang sukses.


Tae O melongo. Dia merasa kalo Hun terlalu serius. Hun malah makin mendramatisir. Dia cuman butuh satu kamar. Dia percaya kalo Tae O akan menolongnya.

"Kamu punya banyak kamar dan kebetulan aku butuh satu. Tolong aku! Aku mohon tolong aku!!!"

"Tapi ini terlalu mendadak"


Tae O bingung mutusinnya. Song i mengatakan kalo dia juga mau bicara pribadi sama Tae O.

Garin memotong kalo dia nggak punya tujuan lain.

"Aku juga ninggalin rumah. Aku harus menjauh dari rumah. Cuman kamu yang kepikiran"



Hun kesal pada Garin. Padahal tadi Tae O sudah mau setuju dia tinggal. Tae O mengambil kesimpulan kalo mereka bertiga datang ke rumahnya buat tinggal selamanya?

Hun kembali lebay. Kalo Tae O mengusirnya maka dia bisa mati. Hun lalu jongkok dan menunjukkan pahanya yang merah semua habis kena pukul.

Tae O, Song i dan Garin ngeri lihatnya. Tapi itu justru yang diinginkan oleh Hun.

"Kamu tega membiarkan ayahku terus-terusan memukulku?"


Hun kembali menghampiri Tae O dan memohon. Dia nggak akan tinggal selamanya. Cuman sampai dia lolos audisi. Hun membumbuinya dengan tangisan dan ratapan yang sukses bikin Tae O jadi nggak tega.


Ibu Garin membaca surat dari Garin.

"Aku akan menginap di rumah teman. Jangan cemas"

Ibu syok. Garin bahkan nggak punya teman. Teganya Garin berbuat hal g*la ini?

Asisten Garin memberitahu kalo Garin sudah merencanakan semuanya sejak awal. Rambut palsu dan ransel membuktikan kalo tindakannya nggak spontan.



Ibu berbalik dan menatap mereka marah. Apa yang mereka lakukan saat Garin menjalankan rencana itu? Asiaten dan pengawal Garin menunduk menyesal.

Ibu melanjutkan kalo dia yakin Garin nggak punya teman. Ponsel Garin diselaraskan dengan ponselnya. Ibu panik. Khawatir kalo Garin ditipu.

Bukin dada dan kepalanya sakit. Asisten Garin menanyakan apa ibu baik-baik saja? Ia menawarkan obat penenang. Ibu malah marah.

"Nggak perlu!!"


Keduanya kembali terdiam. Ibu menyuruh mereka untuk melakukan apapun guna menemukan Garin.

"Dia pewaris tunggal keluargaku. Kalo Ketua Dewan di Inggris sampai tahu maka kalian berdua akan mendapat masalah besar"


Tae O duduk di atap dan membaca suratnya Garin.

"Tempat kabur yang terpikir olehku adalah Tae O"

Tae O kesal dan membuang surat itu. Dia kesal. Gimana bisa Garin kabur tanpa rencana yang matang? Dia harus gimana? Garin minggat sembarangan setelah mengiriminya surat?

Tae O bingung. Pusing. Nggak tahu harus gimana.



Song i mendatangi Tae O sambil bawa dua minuman kaleng. Ia tersenyum penuh keyakinan.

Song i duduk di depan Tae O. Tae O menatapnya dan bertanya ada apa? Yang lain kemana?

Song i memberitahu kalo Garin di ruang tamu dan Hun menyiapkan kasur di ruang ganti.

"Apa? Nyiapin kasur?"

Tae O kaget. Dia merasa nggak boleh dibiarin. Ia bangkit dan mau mendatangi Hun.


Song i menahan Tae O dan memintanya untuk tenang lalu duduk. Tae O menurut.

Song i membukakan minuman buat Tae O.

"Sudah larut. Minum dulu, gih!"

Song i menyodorkan minum buat Tae O sambil senyum. Tae O rada aneh lihat Song i. Ia menerima minuman itu meski kelihatannya bingung banget kayaknya.

Tae O meminumnya dan mendapatkan kembali semangatnya. Song i mengawasinya sambil senyum.


Tae O menatap Song i dan menanyakan kenapa Song i di rumahnya?

"Aku... . Karena... . "

Song i seolah nggak sanggup mengatakannya. Dia pura-pura kagum sama tanaman punya Tae O. Pada layu dan daunnya kuning semua. Tae O nggak menyiramnya, ya? Apa Tae O pernah kesini?

Tae o malah jadi bingung. Kenapa Song i mendadak jadi mencemaskan tanamannya?


Song i sempat terdiam bentaran. Dia lalu bangkit dan merasa kalo rumah itu terlalu besar buat Tae O. Dan lagi Tae O kan bukan tipe orang yang suka ngerapiin rumah.

Tae O mengangguk membenarkan. Song i meminta Tae O untuk membayangkan alangkah bagusnya kalo ada orang yang ngurus kebun, atap dan sampahnya.


Tae O masih belum ngeh maksusnya apaan. Song i tersenyum dan menghampirinya. Dia kembali duduk di hadapan Tae O dengan senyum penuh harap. Tae O menatap ekspresi Song i baik-baik dan merasa kalo ada yang aneh.

"Kamu nggak maksud buat tinggal di rumahku kan?"

"Itu..."

"Aku tahu"

"Apa?"

"Kamu berantem lagi sama ibumu, kan? Kelihatan jelas dari wajahmu"

Song i mau menjelaskan kalo yang terjadi sebenarnya lebih dari itu. Tae O seolah nggak mau dengar dan menyuruh Song i untuk pulang.


Tae O bangkit dan minta Song i nggak maksa untuk tinggal di rumahnya.

"Makin dekat hubungan kalian maka makin cepat akur juga"

"Masalahnya ini tuh bukan waktu yang tepat buat balik"

Tae O yang berdiri membelakangi Song i menoleh dan mengaku bisa jadi g*la kalo Song i juga bilang mau pindah kayak Hun dan Garin. Tahu kan kalo Tae O takut banget rumahnya jadi kost-an.

Song i mengiyakan. Dia mulai nggak terlalu berharap. Tae O menambahi kalo nggak hanya satu tapi dua orang.


Song i menghela nafas kecewa. Tae O juga menghela nafas frustasi. Song i meminum minumannya dan nggak peduli lagi.

Tae O menanyakan kenapa dia sama sekali nggak bisa nolak? Kayaknya sifatnya emang baik. Ia nanya ke Song i perbedaan antara watak dan kepribadian. Dia emang tampak dingin, tapi sebenarnya dia baik hati.



Song i tersenyum menatap Tae O.

"Iya, deh! Pinter banget sesumbar!"

Tae O tersenyum. Dia lalu pamit sama Song i. Mau mandi dulu. Dis lalu bangkit dan berpesan ke Song i buat cepet pulang sebelum larut. Jangan buang-buang waktu.

Song i mengiyakan. Dia akan segera pergi.

Tae O menghilang setelah menuruni tangga. Senyum Song i juga hilang. Dia menghela nafas lalu bangkit.

Song i pindah tempat duduk dan menghabiskan minumannya.


Tae O sudah selesai mandi. Ia duduk di tempat tidur dengan handuk di kepala dan mengirim pesan ke Se Yeon.

"Ini aku Yun Tae O. Apa kamu sampai rumah dengan selamat? Jam berapa kita ketemuan besok? Aku akan menjemput kamu"

Send.

Tae O lalu tiduran. Dia seneng banget plus malu kayaknya. Sampai nutupin muka pakai tangan segala.


Nggak butuh waktu lama pesannya dapat balasan dari Se Yeon.

"Maksudnya apa kamu nggak datang? Aku nggak peduli siapa yang kamu temuin tapi jangan memperlakukanku kayak gini. B*jingan!!!"

Senyum Tae O langsung hilang. Dia bingung. Apa yang terjadi?

Ringkas drama selanjutnya 

Posting Komentar

0Komentar

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊

Posting Komentar (0)