Ringkas drama sebelumnya
Kerajaan Kiria, Afrika Utara
Di gurun pasir ada dua prang yang sama-sama bawa senjata sembunyi di balik batu. Salah satunya Cha Dal Gun. Orang yang satunya memanggil Dal Gun monyet dan ngasih tahu kalo itu misi omong kosong. Katanya dia pernah di Unit Vympel terbaik di Rusia, terbaik di dunia. Tapi sekarang dia malah sama monyet buat bersehin b*kongnya.
Dal Gun nggak bilang apa-apa.
Orang itu menyiapkan senjatanya dan memaki-maki Dal Gun. Dal Gun mendapat perintah kalo 3 menit lagi targetnya tiba. Dal Gun memakai headphonenya dan mulai fokus.
2 mobil melintas di jalan. Dal Gun mengangkat senjatanya dan siap membidik. Orang yang tadi ngomong mulu menembak ban mobil sehingga mobil terpaksa berhenti. Beberapa pengawal turun dari mobil dan menjaga seorang wanita berkerudung. Dal Gun siap menembak. Anginnya kencang banget. Kerudungnya wanita itu terbang tertiup angin sehingga tampaklah wajahnya. Namanya Go Hae Ri.
Nggak tahu kenapa Dal Gun kayak goyah gitu. Matanya membelalak. Hae Ri mengambil kerudungnya. Gun dapat perintah buat segera menembak. Nunggu apa lagi? Tangan Gun bergetar. Dia kayak nggak mau tapi didesak mulu. Dan ...dor!
Dal Gun memperkenalkan diri pada sebuah wawancara untuk menjadi peran pengganti. Dia menyebutkan semua kelebihannya. Padahal usianya nasih 15.
Setelahnya itu dia unjuk kebolehan. Menendang apel yang ada di kepala orang. Sukses sih, apelnya jatuh seorang-orangnya. Mecahin bata pakai kepala. Pertamanya dia gagal. Tapi Dal Gun nggak nyerah. Dia nyoba lagi dan kali ini berhasil. Tapi kepalanya berdarah.
Tiba-tiba ada anak kecil yang datang dan nangis-nangis. Gun menenangkan anak itu yang namanya Hoon kalo dia nggak papa. Cuman darah doang.
Gun minta maaf ke tim aksi dan ngasih tahu kalo Hoon adalah keponakannya. Kakaknya meninggal jadi dia yang membesarkan Hoon agar jadi pria dewasa.
Gun berhasil mendapatkan pekerjaan itu dan mulai melakoni adegan berbahaya. Dari lompat dari tangga, mobil terbang, mobil masuk jurang, orang kebakar, ditabrak truk. Gun bahkan harus sampai di rawat di rumah sakit habis itu. Dan Hoon dengan setia merawatnya.
Hoon berhasil mendapat sabuk putih dan dia senang banget. Kemampuannya terus meningkat. Begitu juga dengan sabuknya.
Waktu terus berlalu. Sabuk Hoon sekarang jadi warna hitam.
Jessica Lee, Direktur John & Mark Asia sedang melakukan presentasi tentang pesawat F-15 Eagle. Audience mendengarkannya dengan tenang.
Setelahnya giliran seorang pria asing mempresentasikan pesawat Fokker 70 yang katanya memiliki biaya 15 kali dari F-15.
Dal Gun yang sekarang jadi sopir taksi mendengarkan berita tentang presentasi itu dan merasa kesal. Dia bahkan nggak bisa bayar iuran ke perusahaan taksi tapi negara malah pingin beli het tempur masa depan yang harganya triliunan.
Dia nganterin kru tim aksi. Gun diminta buat kembali tapi Gun nggak mau. Sambil makan telur rebus ia menyesali waktunya yang terbuang. Kalo aja dia berhenti lebih awal mungkin sekarang dia punya tabungan.
Orang itu mengingatkan Dal Gun kalo mereka nggak melakukannya demi uang tapi demi impian dan harapan.
Gun menanyakan apa orang itu mau merawat keponakannya kalo dia mati di lokasi?
Hoon tiba-tiba nelpon. Gun bohong bilang kalo dia ada di lokasi syuting.
Hoon ngasih tahu kalo airnya di putus. Kalo nggak bayar juga gasnya juga akan diputus bentar lagi.
Gun menenangkan. Dia akan bayar semuanya besok.
"Pakai apa?"
"Dari apa lagi? Pemeran pengganti ya dapat uang dari adegan berbahaya"
"Kan belum waktunya gajian"
Gun bohong lagi kalo dia dapat adegan berdialog. Dia menepuk orang di sebelahnya agar membantunya berbohong.
Gun menyuruh Hoon buat masak nansi. Dia akan segera pulang. Ia lalu menutup telponnya.
Gun bilang ke orang itu kalo dia pinjam uang. Minggu depan dibalikin.
Orang itu ngambil uang. Bukannya minjemin uang tapi bayar ongkos taksi. Gun berusaha buat mencegahnya turun dari taksi tapi dia kalah jurus. Dasar pelit!
Hoon membuang sampah dan nggak sengaja melihat bukunya Gun tentang Bruce Li yang dibuang. Padahal itu adalah benda berharganya Gun.
Hoon lalu ngambil ponselnya dan mau nelpon pamannya tapi nggak jadi. Akhirnya dia nelpon Pusat Aksi. Dia mencari pamannya tapi kru itu bilang kalo Gun sudah berhenti.
Hoon syok dengarnya.
Hoon makan malam sama Gun. Dia makan mie padahal Gun mau bawain daging.
Gun menanyakan apa yang Hoon butuhkan buat perjalanan ke Maroko pekan depan?
Hoon malas. Dia nggak mau pergi.
Gun kesal. Padahal anak-anak lain bermimpi buat mewakili tim demo taekwondo. Hoon yang diubdang secara resmi sama pemerintah Maroko malah nggak mau. Bukankah semuanya gratis?
Hoon membenarkan. Tapi cuman pesawat sama hotel. Mereka tetap harus membayar pengeluaran.
Gun makin kesal. Dikiranya dia nggak mampu? Ia mengingatkan kalo Hoon baru berusia 11 tahun, bersikaplah kayak anak seusianya.
Hoon membalikkan kalo harusnya paman juga bersikap dewasa. Paman nggak tahu apapun. Paman b*doh! Dia bangkit dan masuk kamar.
Hoon kesal karena belakangan Hoon meremehkannya. Dia sesumbar akan menghasilkan banyak uang dan akan nyuapin Hoon pakai daging dan membelikannya pakaian mahal. Dia akan ngikutin Hoon terus dan membelikannya apapun sampai dia puas.
Gun melihat undangan itu lagi. Eh, penanggung jawab undangan Go Hae Ri.
2 mobil melintas di jalan. Dal Gun mengangkat senjatanya dan siap membidik. Orang yang tadi ngomong mulu menembak ban mobil sehingga mobil terpaksa berhenti. Beberapa pengawal turun dari mobil dan menjaga seorang wanita berkerudung. Dal Gun siap menembak. Anginnya kencang banget. Kerudungnya wanita itu terbang tertiup angin sehingga tampaklah wajahnya. Namanya Go Hae Ri.
Nggak tahu kenapa Dal Gun kayak goyah gitu. Matanya membelalak. Hae Ri mengambil kerudungnya. Gun dapat perintah buat segera menembak. Nunggu apa lagi? Tangan Gun bergetar. Dia kayak nggak mau tapi didesak mulu. Dan ...dor!
2006
Dal Gun memperkenalkan diri pada sebuah wawancara untuk menjadi peran pengganti. Dia menyebutkan semua kelebihannya. Padahal usianya nasih 15.
Setelahnya itu dia unjuk kebolehan. Menendang apel yang ada di kepala orang. Sukses sih, apelnya jatuh seorang-orangnya. Mecahin bata pakai kepala. Pertamanya dia gagal. Tapi Dal Gun nggak nyerah. Dia nyoba lagi dan kali ini berhasil. Tapi kepalanya berdarah.
Tiba-tiba ada anak kecil yang datang dan nangis-nangis. Gun menenangkan anak itu yang namanya Hoon kalo dia nggak papa. Cuman darah doang.
Gun minta maaf ke tim aksi dan ngasih tahu kalo Hoon adalah keponakannya. Kakaknya meninggal jadi dia yang membesarkan Hoon agar jadi pria dewasa.
Gun berhasil mendapatkan pekerjaan itu dan mulai melakoni adegan berbahaya. Dari lompat dari tangga, mobil terbang, mobil masuk jurang, orang kebakar, ditabrak truk. Gun bahkan harus sampai di rawat di rumah sakit habis itu. Dan Hoon dengan setia merawatnya.
Hoon berhasil mendapat sabuk putih dan dia senang banget. Kemampuannya terus meningkat. Begitu juga dengan sabuknya.
Waktu terus berlalu. Sabuk Hoon sekarang jadi warna hitam.
Jessica Lee, Direktur John & Mark Asia sedang melakukan presentasi tentang pesawat F-15 Eagle. Audience mendengarkannya dengan tenang.
Setelahnya giliran seorang pria asing mempresentasikan pesawat Fokker 70 yang katanya memiliki biaya 15 kali dari F-15.
Dal Gun yang sekarang jadi sopir taksi mendengarkan berita tentang presentasi itu dan merasa kesal. Dia bahkan nggak bisa bayar iuran ke perusahaan taksi tapi negara malah pingin beli het tempur masa depan yang harganya triliunan.
Dia nganterin kru tim aksi. Gun diminta buat kembali tapi Gun nggak mau. Sambil makan telur rebus ia menyesali waktunya yang terbuang. Kalo aja dia berhenti lebih awal mungkin sekarang dia punya tabungan.
Orang itu mengingatkan Dal Gun kalo mereka nggak melakukannya demi uang tapi demi impian dan harapan.
Gun menanyakan apa orang itu mau merawat keponakannya kalo dia mati di lokasi?
Hoon tiba-tiba nelpon. Gun bohong bilang kalo dia ada di lokasi syuting.
Hoon ngasih tahu kalo airnya di putus. Kalo nggak bayar juga gasnya juga akan diputus bentar lagi.
Gun menenangkan. Dia akan bayar semuanya besok.
"Pakai apa?"
"Dari apa lagi? Pemeran pengganti ya dapat uang dari adegan berbahaya"
"Kan belum waktunya gajian"
Gun bohong lagi kalo dia dapat adegan berdialog. Dia menepuk orang di sebelahnya agar membantunya berbohong.
Gun menyuruh Hoon buat masak nansi. Dia akan segera pulang. Ia lalu menutup telponnya.
Gun bilang ke orang itu kalo dia pinjam uang. Minggu depan dibalikin.
Orang itu ngambil uang. Bukannya minjemin uang tapi bayar ongkos taksi. Gun berusaha buat mencegahnya turun dari taksi tapi dia kalah jurus. Dasar pelit!
Hoon membuang sampah dan nggak sengaja melihat bukunya Gun tentang Bruce Li yang dibuang. Padahal itu adalah benda berharganya Gun.
Hoon lalu ngambil ponselnya dan mau nelpon pamannya tapi nggak jadi. Akhirnya dia nelpon Pusat Aksi. Dia mencari pamannya tapi kru itu bilang kalo Gun sudah berhenti.
Hoon syok dengarnya.
Hoon makan malam sama Gun. Dia makan mie padahal Gun mau bawain daging.
Gun menanyakan apa yang Hoon butuhkan buat perjalanan ke Maroko pekan depan?
Hoon malas. Dia nggak mau pergi.
Gun kesal. Padahal anak-anak lain bermimpi buat mewakili tim demo taekwondo. Hoon yang diubdang secara resmi sama pemerintah Maroko malah nggak mau. Bukankah semuanya gratis?
Hoon membenarkan. Tapi cuman pesawat sama hotel. Mereka tetap harus membayar pengeluaran.
Gun makin kesal. Dikiranya dia nggak mampu? Ia mengingatkan kalo Hoon baru berusia 11 tahun, bersikaplah kayak anak seusianya.
Hoon membalikkan kalo harusnya paman juga bersikap dewasa. Paman nggak tahu apapun. Paman b*doh! Dia bangkit dan masuk kamar.
Hoon kesal karena belakangan Hoon meremehkannya. Dia sesumbar akan menghasilkan banyak uang dan akan nyuapin Hoon pakai daging dan membelikannya pakaian mahal. Dia akan ngikutin Hoon terus dan membelikannya apapun sampai dia puas.
Gun melihat undangan itu lagi. Eh, penanggung jawab undangan Go Hae Ri.
This comment has been removed by the author.
BalasHapusDe, minta nomor kamu lgi dong. Kontakku pada ilang soalnya. Gomen 🙏🙏🙏
BalasHapus