Postingan Terbaru

Selasa, 27 Desember 2022

Sinopsis Curtain Call Episode 1 Part 1

All content from KBS2




PELABUHAN HUNGNAM TANGGAL 23 DESEMBER 1950


Semua orang meninggalkan rumah dengan membawa barang-barang mereka. Mereka akan naik kapal Amerika meninggalkan tempat tinggal mereka agar tidak terkena bom. Jong Mun menghampiri istrinya yang menunggu di luar. 

Jong Mun : Apa kau kedinginan?

Geum Sun : Aku baik-baik saja. Aku khawatir dengan Yeong-hoon.

Jong Mun : Tak perlu. Dia anak Ja Geum Sun dari Gangdong. Dia anak yang kuat.


Kapal tampak sudah penuh. Bersama yang lain keduanya berjuang menuju kapal. Setelah melalui perjuangan yang berat akhirnya mereka sampai di depan kapal. Geum Sun naik lebih dulu sedangkan Jong Mun ada setelahnya dengan menggendong bayi mereka. Geum Sun sampai di atas kapal. Di sebelahnya ada seorang ibu yang sedang menunggu anaknya. Anak itu terjatuh dan Jong Mun membantunya. Waktunya semakin sempit. Kapal akan berangkat. Anak tadi selamat tapi Jong Mun tidak. Dia jatuh bersama bayi mereka. 

Jong-mun : Kau harus bertahan! Kau harus selamat! Kau harus hidup!

Geum Sun : Tidak! Jong-mun!



PENGINAPAN NAKWON


Geum Sun bekerja di penginapan. Ia mengantar makanan lalu melihat kapal di laut. 

Pelanggan : Apa kau dari Utara?

Geum Sun : Bagaimana kau tahu?

Pelanggan : Kau menatap lautan di depanmu dengan penuh harap. Tentu aku tahu.



Se Yeon memberikan sambutan di hadapan para karyawannya. 

Se Yeon : Untuk memberikan tempat berlindung bagi mereka yang kehilangan rumahnya, Nyonya Ja, pendiri hotel ini, menamai hotelnya Hotel Nakwon. Nakwon berarti surga. Karena beliau ingin memberikan surga bagi para pengungsi dari Korea Utara di masa peperangan. Untuk menghormati harapannya, kami berusaha keras menciptakan surga bagi para wisatawan. Harapan itu terus terjaga dan Grup Hotel Nakwon saat ini adalah jaringan hotel paling bersejarah di Korea Selatan, dengan 15 cabang yang tersebar di seluruh negeri. Besok, kita akan melakukan pembukaan Hotel Nakwon, yang akan menerima tamu dari seluruh dunia.


Setelah memberi sambutan ia melihat-lihat hotel dan memberi pengarahan pada semua karyawan. 

Se Yeon : Koper dari sebuah taksi atau dari mobil mewah, atau koper mewah seharga 28 juta won, atau tas ransel pelajar seharga 28 ribu won, semua harus diperlakukan dengan sama. Mohon ingat itu baik-baik.




Park Se Gyu datang. Se Yeon memukulnya saat Se Gyu mau memeluknya. 

Se Gyu : Orang asing menganggapku pacarmu yang sempurna.

Se Yeon : Bagaimana dengan kenalanmu?

Se Gyu : Aku tak keberatan terlihat bodoh. Astaga, ini sungguhan hotel kita? Itu benar, bukan? Hotelku? Memikirkannya saja membuatku merinding.


Se Yeon dan Se Gyu bicara tentang nenek yang tidak bisa melihat pembukaan besok. 

Se Gyu : Nenek bahkan tak bisa dijenguk agar kondisinya stabil. Pasti kondisinya kritis.


Nenek melakukan pemindaian. Ia teringat anak dan suaminya. Dokter bilang waktunya tinggal 3 bulan. 

Nenek : Pak Jung, aku ingin pulang. Mari kita pulang.




Hotel resmi dibuka. Se Gyu datang. Ada masalah. Hari ini ada rapat dewan direksi darurat. Se Yeon pergi ke ruang rapat. 

Se Yeon : Apa-apaan ini? Direktur Kim, bagaimana bisa ada rapat tanpa sepengetahuanku? Apalagi perihal penjualan hotel. Menurutmu ini lelucon? Kau membicarakan penjualan hotel tanpaku, pemegang saham terbesar ketiga.  Apa ini masuk akal?


Direktur Kim : Tentu saja. Pemegang saham terbanyak hotel ini, Nyonya Ja, sedang sakit parah. Wewenang berikutnya jatuh kepada pemegang saham terbanyak kedua dan direktur non-eksekutif Park Se jun, yang melaksanakan proses penjualan dengan Grup Bilton. Perusahaan grup hotel terbesar di dunia. Setelah evaluasi awal, negosiasi akan dilakukan secara saksama. 


Se Yeon : Apa perkataannya benar?

Direktur Kim : Nyonya Ja dirawat karena sakit dan kondisinya memburuk. Sehingga secara psikologis tak kompeten untuk mengambil keputusan.



Nenek datang. Ia minta dibuatkan kopi pada direktur Kim dan meminta semua orang untuk pergi.

Nenek : Sudah sebulan aku tak bertemu cucu-cucuku.

Se Gyu pergi setelah nenek marahi. Kopinya sudah jadi. Rasanya tawar. 

Nenek : Dulu kopi buatanmu enak sekali. Rasanya tak pernah berubah, dan enak sekali. Apa indra pengecapku sudah berubah? Atau kau yang berubah?


Direktur Kim dan Se Joon keluar. 

Direktur Kim : Direktur Park… Aku sungguh tak tahu. Nyonya terlalu lemah untuk bekerja. Kenapa bisa begini? Karena Nyonya kembali, maka penjualan dihentikan, bukan?

Se Hoon : Tidak. Lanjutkan saja. Kita hanya perlu penyesuaian.


Nenek tidak mau kembali ke rumah sakit dan ingin pulang ke rumah. 

Nenek : Mimpiku adalah mendirikan hotel yang seperti mercusuar, hotel yang bisa terlihat dari kejauhan.


Se Joon, Se Yeon dan Se Gyu diwawancara wartawan dan mengatakan hal yang berbeda tentang hotel Nakwon. 


Ringkas drama selanjutnya


Bersambung...

Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊