All content from MBS
Warning: 18+
Jadilah pembaca yang bijak
Terada membantu Hase mengerjakan tugas. Hase menggunting gambar dan Terada membantunya mengelem dan memasukkannya ke dalam buku.
Hase mengajaknya sambil mengobrol. Ia menanyakan Terada nggak tidur sama Hongyo kan tadi malam? Terada mengiyakan. Hase mengaku senang mendengarnya.
Terada menatap Hase yang sedang tersenyum. Hase meminta maaf karena melakukan hal yang aneh kemarin.
Terada mengaku nggak papa dan meminta Hase untuk nggak mengkhawatirkannya.
Hase melanjutkan kalo pada akhirnya ia mengirimi Terada pesan itu.
Terada nggak menjawab.
Hase menatapnya. Ia mengaku kalo itu adalah pertama kalinya ia melakukan sesuatu yang spontan seperti itu. Ia juga nggak tahu kenapa ia melakukannya.
Terada hanya diam dan nggak menanggapi.
Hase menatap Terada tajam. Ia merasa kalo Terada mudah dipegaruhi. Ia hanya perlu sesuatu untuk memicunya. Ia lalu mengangkat tangannya dan menyentuh lengan Terada.
Terada seolah nggak nyangka dengan apa yang Hase lakukan. Dalam hatinya Hase merasa kalo alasan seperti itu mungkin teedengar terlalu mengada-ada.
Mendadak Hase mendekat dan mencium Terada. Terada syok. Matanya sampai membelalak saking kagetnya.
Terada menjauh. Ia panik. Hase-san? Dengan santainya Hase malah nanya, apa?
Hase meregangkan tubuhnya dan mengaku lelah. Ia mengajak Terada buat istirahat. Ia bangkit dan meminta maaf karena memiliki banyak materi disana.
Hase duduj di tempat tidurnya sambil menatap Terada yang masih syok dengan ciuman tiba-tibanya.
Melihat Hase di tempat tidur malah membuat Terada makin syok. Ia mengaku ingat kalo punya pekerjaan yang harus dia lakukan. Ia bangkit. Cukup buat hari ini.
Terada membuka pintu lalu pamit.
Terada berlari sempoyongan. Itu hanya sesaat tapi Hase menciumnya? Dadanya berdebar-debar. Ia lalu baru sadar kalo tangannya masih menggenggan lem.
Ia berbalik antara mau mengembalikannya atau enggak. Mungkin ia...sedikit sadar akan hal itu. Ia tahu kalo Hase serius tentangnya. Terada melanjutkan langkahnya dan nggak mengembalikannya.
Ia ngerasa akan memalukan kalo ia saah paham jadi ia menolaknya dengan putus asa untuk menutupinya. Ia masuk ke ruangan itu tanpa harapan. Hadeuh, Terada merasa makin frustasi.
Hase masih terdiam di kamarnya. Ia berpikir kalo ia pasti membuat Terada kecewa. Ia sendiri yakin tentang hal itu. Maksudnya ia merasa sangat nggak kompeten.
Ia terlalu tergesa-gesa. Nggak peduli gimana ia melihat Terada. Dengan menggunakan alasan seperti itu...ia mengundang Terada ke kamarnya. Ia bingung. Apa yang harus ia lakukan?
Terada juga ngerasa nggak tenang di kamarnya. Ia berpikir kalo ialah yang baperan. Tapi...
Wajah Hase yang menatapnya tajam kembali melintas dalam ingatannya. Dan saat Hase tiba-tiba menciumnya tanpa peringatan lebih dulu.
Anehnya ia nggak merasakan apapun. Menurutnya itu hanya ciuman sederhana. Kalo itu Hongyo...ia akan meledak.
Dan ia kembali mengingat saat Hongyo menciumnya. Nggak tahu gimana disentuh oleh Hongyo membuatnya bahagia, malu dan merasa aneh.
Dari sisi belakang perutnya, ia sudah merasakan ledakan itu. Begitu...
Terada tersenyum lalu menjatuhkan diri di atas tempat tidur. Jadi seperti itu rasanya. Ia menyadarinya sekali lagi.
Hongyo sedang membaca buku di ruang tamu. Hase masuk. Ia menyapanya. Ia ada di rumah?
Hase membenarkan dan memberitahu kalo ia hari ini bekerja di rumah. Hmm. Hongyo lalu kembali membaca bujunya.
Hase jalan ke dapur. Hongyo bertanya Hase sedang membuat kopi? Hase mengiyakan. Ia menawari Hongyo. Apa ia mau juga? Hongyo mengiyakan. Ia lalu kembali membaca.
Hase menanyakan apa yang Hongyo lakukan? Apa ia menunggu Terada? Hongyo menjawab enggak. Hase hanya tersenyum. Begitu?
Ia lalu kembali membuat kopi. Kalo dipikir, Hongyo melakukannya dengan Terada. Ia ingin tahu gimana perasaannya tentang Terada.
Hongyo tahu-tahu sudah berdiri di belakang Hase dan mengomentari bau yang sangat enak.
Hase kaget. Ia memberitahu kalo ia baru saja membelinya.
Hongyo mendekat dan menciumi aroma Hase. Hase sampai takut dan menghindar. Apa yang Tomo lakukan?
Hongyo mengatakan kalo memang bau ini. Parfum Hase. Hase santai. Memangnya kenapa?
Hongyo memberitahu kalo saat Terada pulang tadi malam, ia mencium aroma parfum itu. Ia meyakini kalo bau itu nggak akan melekat pada Terada kalo mereka hanya pergi keluar bersama.
Hase hanya tersenyum. Ia menghampiri Hongyo dan sesumbar kalo ia menandai aromanya pada Terada. Hongyo langsung menatapnya tajam.
Hase pamit. Dia akan kembali ke kamarnya. Ia memberitahu kalo kopi akan siap dalam satu menit. Selamat menikmati.
Terada masih galau aja di kamarnya. Setelah berciuman dengan Hase malah membuatnya lebih yakin tentang perasaannya pada Hongyo. Terada membenamkan wajahnya di balik bantal. Dia harus gimana???
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊