All content from MBS
Warning: 18+
Jadilah pembaca yang bijak
Terada mengangguk paham. Hongyo melanjutkan kalo itu terjadi setelah waktu yang lama. Ia hanya sedikit senang. Terada mengangguk lagi.
Hongyo mengalihkan. Ia memberitahu kalo mereka sudah mengganti seprainya jadi bisa tidur lagi. Terada menahan Hongyo. Ia memastikan bukannya Hongyo sudah sembuh? Hongyo menyangkalnya. Soalnya tadi cuman keluar sedikit. Dan ia masih nggak yakin soal pagi yang cerah. Apa, sih??
Terada terpaksa mengiyakan. Ia meminta maaf dan mereka kembali tidur bersama.
Dan tahu-tahu sudah pagi aja. Hongyo meraba Terada tapi Teradanya sudah nggak ada. Ia lalu terbangun dan benar Terada sudah nggak ada. Dia sudah bangun duluan. Ia melihat "miliknya". Hhh Hongyo nampak kecewa.
Terada sendiri sedang bersih-bersih. Hase menghampirinya dan mengucapkan selamat pagi. Ia berterima kasih karena Terada sudh bersih-bersih. Terada bilang nggak masalah. Ia mengaku berhutang budi sama Akari jadi ia berpikir harus membersihkan ruangan.
Hase tetap berterima kasih. Ia akan membuat kopi. Apa Terada mau? Terada langsung mengiyakan. Hase lalu bangkit dan jalan ke dapur.
Hongyo yang baru bangun jalan ke ruang tamu dan menyapa Terada. Ia menuntut Terada kenapa nggak membangunkannya? Terada membantahnya. Dia sudah melakukannya. Dia mencoba membangunkan Hongyo pagi ini tapi Hongyonya tidurnya kayak batu.
Terada nggak enak mau ngelanjutinnya. Soalnya ada Hase. Hase menanyakan mereka tidur bareng lagi? Hongyo membantu jawab. Iya.
Hase lalu menanyakan perasaannya Tomo sekarang. Hongyo hanya bilang baik. Dan dia juga sudah berusaha melakukan yang terbaik. Hase tersenyum dan menyemangati Hongyo.
Hase baru tahu kalo biji kopi mereka habis. Dia mau beli dulu. Hase pergi dan ninggalin Terada sama Hongyo.
Terada menatap Hongyo yang mutung. Ia menanyakan apa Hongyo tidurnya nyenyak? Hongyo mengiyakan. Berkat kamu. Sambil menatap Terada. Terada mengaku senang mendengarnya.
Hongyo terus menatap Terada. Ia bertanya kenapa Terada makai masker? Terada makai maskernya dan ngasih tahu kalo dia tadi habis bersih-bersih.
Hongyo menatap Terada. Dia tahu-tahu bangkit dan mencium Terada. Lah, Terada sampai kaget. Hongyo bilang kalo itu ciuman nggak langsung. Jadi boleh, kan? Terada nggak menjawab. Dia hanya terpaku.
Hongyo lalu pergi. Dia mau nyuci muka dulu. Terada terduduk. Antara seneng, tegang. Ia melepas maskernya dan megangin bibirnya. Terada tersenyum.
Hongyo sarapan sama Akari. Terada yang masakin. Hase duduk sambil menghadap tablet dan minum kopi.
Terada duduk di meja malan bareng sama Hongyo dan Akari. Hase merasa kalo Tomo nampak ceria hari ini. Hongyo menggeleng. Nggak juga. Hase memgingatkan kalo belakangan Hongyo sering ngabisin waktu di ruang tamu.
Hongyo meletakkan mangkuk makannya dan bilang ya gitu, deh. Hase mengatakan kalo Akari juga gitu. Akari mengiyakan. Soalnya ada umpannya. Akari lalu minta nambah sama Terada.
Hase meminta agar akari nggak nyebut umpan. Tapi potongan daging. Terada ngambilin nasi buat Akari. Ia nawarin Hase buat sarapan juga.
Hase berterima kasih. Tapi biasanya dia nggak sarapan. Akari ngasih tahu kalo pagi hari asupan yang paling penting adalah kalori. Hase mengiyakan. Tapi potongan daging terlalu berat untuknya.
Ponsel Hase bunyi tapi dia hanya melihatnya. Akari ngasih tahu kalo ponselnya Hase bunyi. Kenapa nggak diangkat? Hase meminta maaf. Itu hanya dari seseorang yang nyebelin.
Terada merasa nggak tenang. Dia lagi nungguin fotocopy tapi pikirannya kemana-mana. Dalam hati dia bilang kalo sejak saat itu ia belum pernah tidur sama Hongyo lagi. Lah, emang sudah berapa hari berlalu?
Ia lalu teringat saat Hongyo menciumnya yang lagi pakai masker.
Hadeuh! terada nggak bisa lupain. Dia ingin tahu itu tentang apa? Terada sudah selesai memfotocopy. Ia ingin tahu apa yang Hongyo pikirkan tentangnya.
Hase mendadak datang ke kantor dan nyariin Terada. Ia menanyakan apa Terada mau makan malam dengannya malam ini? Terada bingung jawabnya. Ia menatap Akari.
Akari memberitahu kalo Terada nggak lembur malam ini jadi dia bisa pergi. Terada mengiyakan. Hase mengatakan kalo kemungkinan mereka akan jadi suami isyri dalam waktu dekat jadi mereka harus saling mengenal.
Semua orang langsung pada heboh. Dikiranya Terada sama Hongyo pacaran dan akan menikah. Hase memberitahu kalo Terada belum bilang ok setelah dia melamarnya.
Akari mengatakan kalo Hase harusnya cerita sama dia. Hase pamit sama Terada. Sampai ketemu entar malam. Orang-orang malah mengucapkan selamat pada Terada karena akan nikah. Terada mau menjelaskan tapi mereka sudah kadung salah paham.
Terada datang ke restoran tempat dia janjian sama Hase. Hase meminta maaf karena meminta Terada datang mendadak. Ia memberitahu kalo dia sudah memesan makanan. Terada mengiyakan.
Nggak lama datang seorang wanita ke meja mereka. Orang itu menyapa Terada dan mengaku senang bisa ketemu sama Terada. Terada hanya mengangguk. Wanita itu meminta maaf karena meminta Terada datang jauh-jauh kesana. Dan ternyata wanita itu adalah ibunya Hase.
Hadeuh,Terada dibohongin. Hase bangkit dan mengenalkan Terada pada ibu. Terada cukup baik dan mengijinkannya berkencan dengannya.
Ibu duduk dan mengomentari Terada yang seorang eanita muda. Hase kembali duduk. Ia mengenalkan ibu pada Terada. Terada mengaku senang bisa ketemu ibu. Ia menyebutkan namanya. Terada kesal. Dia tertipu.
Ibu memberitahu kalo restoran itu sangat pipuler jadi harus reservasi dulu biar bisa dapat tempat duduk. Ia meminta Terada buat nggak ragu-ragu buat makan yang banyak hari ini.
Terada mengiyakan dan berterima kasih. Ibu lalu nanyain umurnya Terada dan dari universitas mana? Terada memberitahu kalo usianya 24 tahun dan ia lulys dari Universitas Keihin.
Sesaat ibu kayak nampak kecewa. Tapi ia bilang nggak papa dari universitas mana juga. Menurutnya masyarakat yang sadar akan pendidikan seperti itu sudah nggak relevan lagi. Ibu meminta agar Terada nggak mengkhawatirkannya.
Terada mengiyakan. Hase berterima kasih pada Terada karena sudah menunggu. Ia memberitahu ibu kalo makanan pembukanya sudah datang.
Pelayan datang dan membawakan makanan mereka. Ia memberitahu kalo itu adalah terrine makanan laut dan hidangan pembuka mereka.
Ibu mengiyakan dan berpikir kalo rasanya enak.
Ibu menanyakan mereka akan nikah? Lah Terada kaget ditanya soal pernikahan. Hase memberitahu ibu kalo mereka cuman pacaran dan belum berpikir sampai ke jenjang pernikahan. Jadi mereka belum memutuskannya.
Ibu malah nyuruh mereka buat secepatnya menikah. Nggak papa terlalu awal punya bayi. Lah, Terada makin nggak bisa berkata-kata. Ibu mengaku mengatakannya karena Terada.
Hase nggak begitu mendengarkan dan memakan makanannya. Ibu menceritakan kalo ia sangat menderita saat melahirkan Hase. Itu sangat sulit.
Ibu terus bicara tentang betapa sulitnya ia saat itu. Tapi ia membesarkan Hase dengan sabar dan penuh cinta. Ibu juga mengirim Hase, putranya ke universitas yang bagus. Sampai Hase mendapatkan pekerjaan di perusahaan bergengsi.
Dan juga bagaimana ibu membesarkan Hase menjadi orang dewasa yang baik. Dan begitulah ceritanya berlanjut.
Hase dan Terada pulang bareng. Hase memuji kerja bagus Terada. Ia sangat berterima kasih. Terada merasa kalo Hase nggak perlu mengatakannya. Dia sudah menipunya.
Hase tersenyum. Ia mengaku nggak bermaksud begitu. Tapi Terada sungguh sudah menyelamatkannya. Ia mengaku keceplosan saat ngomong sama ibu di telpon.
Ibu mengatakan akan nyelonong msuk ke rumah kalo sampai nggak ketemu sama pacarnya. Terada menanyakan Hase beneran nggak ingin ibunya datang?
Hase mengiyakan. Ia terlalu takut tiap kali beepikir kalo ibunya ketemu dan bicara sama Akari. Menurutnya ibunya dan Akari seperti air dan minyak. Atau mungkin air dan natrium.
Terada tertawa mendengarnya. Ia membenarkan apa yang Hase katakan. Menurutnya mereka akan membuat ledakan yang kuat.
Hase melanjutkan kalo dia juga ingin menjauhkan ibunya dari Tomo. Hase menghadap Terada dan janji kalo ia juga nggak akan membiarkan ibunya lebih dekat dengan Terada jadi Terada nggak perlu khawatir.
Terada mengiyakan dan berterima kasih. Mereka lalu lanjut jalan lagi.
Hongyo mengalihkan. Ia memberitahu kalo mereka sudah mengganti seprainya jadi bisa tidur lagi. Terada menahan Hongyo. Ia memastikan bukannya Hongyo sudah sembuh? Hongyo menyangkalnya. Soalnya tadi cuman keluar sedikit. Dan ia masih nggak yakin soal pagi yang cerah. Apa, sih??
Terada terpaksa mengiyakan. Ia meminta maaf dan mereka kembali tidur bersama.
Dan tahu-tahu sudah pagi aja. Hongyo meraba Terada tapi Teradanya sudah nggak ada. Ia lalu terbangun dan benar Terada sudah nggak ada. Dia sudah bangun duluan. Ia melihat "miliknya". Hhh Hongyo nampak kecewa.
Terada sendiri sedang bersih-bersih. Hase menghampirinya dan mengucapkan selamat pagi. Ia berterima kasih karena Terada sudh bersih-bersih. Terada bilang nggak masalah. Ia mengaku berhutang budi sama Akari jadi ia berpikir harus membersihkan ruangan.
Hase tetap berterima kasih. Ia akan membuat kopi. Apa Terada mau? Terada langsung mengiyakan. Hase lalu bangkit dan jalan ke dapur.
Hongyo yang baru bangun jalan ke ruang tamu dan menyapa Terada. Ia menuntut Terada kenapa nggak membangunkannya? Terada membantahnya. Dia sudah melakukannya. Dia mencoba membangunkan Hongyo pagi ini tapi Hongyonya tidurnya kayak batu.
Terada nggak enak mau ngelanjutinnya. Soalnya ada Hase. Hase menanyakan mereka tidur bareng lagi? Hongyo membantu jawab. Iya.
Hase lalu menanyakan perasaannya Tomo sekarang. Hongyo hanya bilang baik. Dan dia juga sudah berusaha melakukan yang terbaik. Hase tersenyum dan menyemangati Hongyo.
Hase baru tahu kalo biji kopi mereka habis. Dia mau beli dulu. Hase pergi dan ninggalin Terada sama Hongyo.
Terada menatap Hongyo yang mutung. Ia menanyakan apa Hongyo tidurnya nyenyak? Hongyo mengiyakan. Berkat kamu. Sambil menatap Terada. Terada mengaku senang mendengarnya.
Hongyo terus menatap Terada. Ia bertanya kenapa Terada makai masker? Terada makai maskernya dan ngasih tahu kalo dia tadi habis bersih-bersih.
Hongyo menatap Terada. Dia tahu-tahu bangkit dan mencium Terada. Lah, Terada sampai kaget. Hongyo bilang kalo itu ciuman nggak langsung. Jadi boleh, kan? Terada nggak menjawab. Dia hanya terpaku.
Hongyo lalu pergi. Dia mau nyuci muka dulu. Terada terduduk. Antara seneng, tegang. Ia melepas maskernya dan megangin bibirnya. Terada tersenyum.
Hongyo sarapan sama Akari. Terada yang masakin. Hase duduk sambil menghadap tablet dan minum kopi.
Terada duduk di meja malan bareng sama Hongyo dan Akari. Hase merasa kalo Tomo nampak ceria hari ini. Hongyo menggeleng. Nggak juga. Hase memgingatkan kalo belakangan Hongyo sering ngabisin waktu di ruang tamu.
Hongyo meletakkan mangkuk makannya dan bilang ya gitu, deh. Hase mengatakan kalo Akari juga gitu. Akari mengiyakan. Soalnya ada umpannya. Akari lalu minta nambah sama Terada.
Hase meminta agar akari nggak nyebut umpan. Tapi potongan daging. Terada ngambilin nasi buat Akari. Ia nawarin Hase buat sarapan juga.
Hase berterima kasih. Tapi biasanya dia nggak sarapan. Akari ngasih tahu kalo pagi hari asupan yang paling penting adalah kalori. Hase mengiyakan. Tapi potongan daging terlalu berat untuknya.
Ponsel Hase bunyi tapi dia hanya melihatnya. Akari ngasih tahu kalo ponselnya Hase bunyi. Kenapa nggak diangkat? Hase meminta maaf. Itu hanya dari seseorang yang nyebelin.
Terada merasa nggak tenang. Dia lagi nungguin fotocopy tapi pikirannya kemana-mana. Dalam hati dia bilang kalo sejak saat itu ia belum pernah tidur sama Hongyo lagi. Lah, emang sudah berapa hari berlalu?
Ia lalu teringat saat Hongyo menciumnya yang lagi pakai masker.
Hadeuh! terada nggak bisa lupain. Dia ingin tahu itu tentang apa? Terada sudah selesai memfotocopy. Ia ingin tahu apa yang Hongyo pikirkan tentangnya.
Hase mendadak datang ke kantor dan nyariin Terada. Ia menanyakan apa Terada mau makan malam dengannya malam ini? Terada bingung jawabnya. Ia menatap Akari.
Akari memberitahu kalo Terada nggak lembur malam ini jadi dia bisa pergi. Terada mengiyakan. Hase mengatakan kalo kemungkinan mereka akan jadi suami isyri dalam waktu dekat jadi mereka harus saling mengenal.
Semua orang langsung pada heboh. Dikiranya Terada sama Hongyo pacaran dan akan menikah. Hase memberitahu kalo Terada belum bilang ok setelah dia melamarnya.
Akari mengatakan kalo Hase harusnya cerita sama dia. Hase pamit sama Terada. Sampai ketemu entar malam. Orang-orang malah mengucapkan selamat pada Terada karena akan nikah. Terada mau menjelaskan tapi mereka sudah kadung salah paham.
Terada datang ke restoran tempat dia janjian sama Hase. Hase meminta maaf karena meminta Terada datang mendadak. Ia memberitahu kalo dia sudah memesan makanan. Terada mengiyakan.
Nggak lama datang seorang wanita ke meja mereka. Orang itu menyapa Terada dan mengaku senang bisa ketemu sama Terada. Terada hanya mengangguk. Wanita itu meminta maaf karena meminta Terada datang jauh-jauh kesana. Dan ternyata wanita itu adalah ibunya Hase.
Hadeuh,Terada dibohongin. Hase bangkit dan mengenalkan Terada pada ibu. Terada cukup baik dan mengijinkannya berkencan dengannya.
Ibu duduk dan mengomentari Terada yang seorang eanita muda. Hase kembali duduk. Ia mengenalkan ibu pada Terada. Terada mengaku senang bisa ketemu ibu. Ia menyebutkan namanya. Terada kesal. Dia tertipu.
Ibu memberitahu kalo restoran itu sangat pipuler jadi harus reservasi dulu biar bisa dapat tempat duduk. Ia meminta Terada buat nggak ragu-ragu buat makan yang banyak hari ini.
Terada mengiyakan dan berterima kasih. Ibu lalu nanyain umurnya Terada dan dari universitas mana? Terada memberitahu kalo usianya 24 tahun dan ia lulys dari Universitas Keihin.
Sesaat ibu kayak nampak kecewa. Tapi ia bilang nggak papa dari universitas mana juga. Menurutnya masyarakat yang sadar akan pendidikan seperti itu sudah nggak relevan lagi. Ibu meminta agar Terada nggak mengkhawatirkannya.
Terada mengiyakan. Hase berterima kasih pada Terada karena sudah menunggu. Ia memberitahu ibu kalo makanan pembukanya sudah datang.
Pelayan datang dan membawakan makanan mereka. Ia memberitahu kalo itu adalah terrine makanan laut dan hidangan pembuka mereka.
Ibu mengiyakan dan berpikir kalo rasanya enak.
Ibu menanyakan mereka akan nikah? Lah Terada kaget ditanya soal pernikahan. Hase memberitahu ibu kalo mereka cuman pacaran dan belum berpikir sampai ke jenjang pernikahan. Jadi mereka belum memutuskannya.
Ibu malah nyuruh mereka buat secepatnya menikah. Nggak papa terlalu awal punya bayi. Lah, Terada makin nggak bisa berkata-kata. Ibu mengaku mengatakannya karena Terada.
Hase nggak begitu mendengarkan dan memakan makanannya. Ibu menceritakan kalo ia sangat menderita saat melahirkan Hase. Itu sangat sulit.
Ibu terus bicara tentang betapa sulitnya ia saat itu. Tapi ia membesarkan Hase dengan sabar dan penuh cinta. Ibu juga mengirim Hase, putranya ke universitas yang bagus. Sampai Hase mendapatkan pekerjaan di perusahaan bergengsi.
Dan juga bagaimana ibu membesarkan Hase menjadi orang dewasa yang baik. Dan begitulah ceritanya berlanjut.
Hase dan Terada pulang bareng. Hase memuji kerja bagus Terada. Ia sangat berterima kasih. Terada merasa kalo Hase nggak perlu mengatakannya. Dia sudah menipunya.
Hase tersenyum. Ia mengaku nggak bermaksud begitu. Tapi Terada sungguh sudah menyelamatkannya. Ia mengaku keceplosan saat ngomong sama ibu di telpon.
Ibu mengatakan akan nyelonong msuk ke rumah kalo sampai nggak ketemu sama pacarnya. Terada menanyakan Hase beneran nggak ingin ibunya datang?
Hase mengiyakan. Ia terlalu takut tiap kali beepikir kalo ibunya ketemu dan bicara sama Akari. Menurutnya ibunya dan Akari seperti air dan minyak. Atau mungkin air dan natrium.
Terada tertawa mendengarnya. Ia membenarkan apa yang Hase katakan. Menurutnya mereka akan membuat ledakan yang kuat.
Hase melanjutkan kalo dia juga ingin menjauhkan ibunya dari Tomo. Hase menghadap Terada dan janji kalo ia juga nggak akan membiarkan ibunya lebih dekat dengan Terada jadi Terada nggak perlu khawatir.
Terada mengiyakan dan berterima kasih. Mereka lalu lanjut jalan lagi.
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊