All content from MBS
Warning: 18+
Jadilah pembaca yang bijak
Terada frustasi mikirin Hongyo. Tentang sesuatu yang aneh. Kalo Terada nggak masalah artinya itu bukan sesuatu yang aneh lagi. Hadeuh, Hongyo aja sampai ngomong gitu.
Tahu-tahu lampu nyala. Akira pulang. Hadeuh Terada kaget. Akira masuk dan mengatakan kalo seenggaknya Terada matiin lampu.
Terada mengucapkan selamat pagi pada Akari sambil merapikan rambutnya. Akari pagi banget bangunnya. Akari menyangkalnya. Dia membuka kulkas dan memberitahu bukannya bangun pagi tapi baru pulang.
Terada mengangguk paham. Akari ternyata pekerja keras. Akari menanyakan apa yang Terada lakuin sepagi ini? Eh? Terada bingung jawabnya.
Akari mendekat panik. Jangan bilang kalo Terada ngelakuin sesuatu sama Tomoya? Hah? Terada kaget. Dia buru-buru menyangkal. Enggak. Dia cuman nggak bisa tidur.
Akari memakluminya. Ia lalu jalan ke kamarnya. Mau tidur karena nanti sore dia harus balik kerja. Ia menyarankan kalo sebaiknya Terada juga tidur. Terada mengiyakan. Ia lalu mengucapkan selamat tidur pada Akari.
Terada menghela nafas lega setelah Akari nggak kelihatan. Ia lega Akari nggak melihatnya keluar dari kamar Hongyo. Ia lalu kembali teringat pada pertanyaan yang ia ajukan ke Hongyo tadi malam. Apa Hongyo nggak ingin melakukannya? Hongyo mengatakan kalo sebenarnya dia juga ingin melakukannya.
Ah, Terada kesal sendiri. Mikirin apa, sih? Ia lalu bangkit dan mau memasak saja untuk mengalihkan pikirannya.
Masakan Terada jadi. Lah, banyak amat, ya? Hase membaca catatan yang Terada tinggalkan. Ia memasak terlalu banyak dan memperbolehkan yang lain buat makan.
Akari keluar dari kamarnya. Ia mengaku mencium bau enak. Hase menoleh dan bertanya Akari sudah pulang? Akari membalikkan. Hase sendiri? Jarang banget lihat Hase di rumah. Ia menanyakan aroma apa itu? Apa Hase masak? Dia boleh minta?
Hase membantahnya dan memberitahu kalo Terada yang masak. Ia membuatnya terlalu banyak dan membaginya sama mereka.
Akari langsung ke meja makan. Ia senang banget lihat makanan itu. Telur goreng, sayur rebus sama kecap, rebusan dan semuanya masakan rumahan.
Hase menghampiri meja makan dan meminta Akari untuk tenang.
Hongyo baru bangun dan menanyakan jam berapa sekarang? Akari senang melihat Hongyo. Ia menghampirinya dan menyapanya. Lama nggak ketemu. Gimana kabarnya?
Hase ngasih tahu kalo sekarang jam 11. Hongyo tiduran di sofa. Ia mengaku sudah lama nggak tidur nyenyak dan sekarang kepalanya sakit. Akira bertanya apa Tomoya baik-baik aja? Ia senang Hongyo bisa tidur nyenyak.
Akari menyodorkan makanan yang ia bawa dan ngajak Hongyo buat sarapan bareng. Ia memberitahu kalo hari ini sarapannya mewah. Hase memberitahu kalo Terada yang membuatnya.
Hongyo menatap Hase dan menanyakan dimana Terada? Hase memberitahu kalo Terada sudah berangkat kerja. Saat ia bangun dia sudah nggak ada.
Hongyo kembali tiduran. Dia kecewa. Begitu? Lah dia kan pingin bangun bareng sama Terada buat "pagi yang cerah".
Akari menemui Terada di kantor dan mengucapkan terima kasih atas sarapannya. Ia memuji masakan Terada. Enak sekali. Terada mengiyakan.
Akari mulai lebay. Dia suka rebusan dagingnya. Paling lembut. Paling kuat 😍😍😍. Terada adalah penyelamatnya karena sudah memberi sarapan tadi pagi. Ia meminta maaf karena semua makanannya sudah habis.
Terada bilang nggak papa. Ia memang sengaja memasak lebih untuk mengalihkan pikirannya. Ia senang kalo Akari menyukainya. Akari mengiyakan. Makanannya memang banyak.
Terada memberitahu kalo sebenarnya dia mau memakai bahan makanannya sedikit demi sedikit sampai ia nerima gaji dari pekerjaannya sebelumnya tapi ia malah memasak semuanya. Sekarang dia nggak tahu harus gimana.
Keduanya duduk. Akari merasa nggak enak. Apa Terada nggak papa? Terada mengiyakan. Seenggaknya dia masih punya beras. Akari bertanya kalo ia beli bahan makanan apa Terada mau memasak untuknya?
Eh? Terada kaget. Ia langsung bangkit dan menyalami Akari. Ia mengiyakan selama ia bisa membuatnya. Pria yang kemarin tiba-tiba datang dan tepuk tangan. Dia mengaku nggak tahu apa yang terjadi tapi ia mengucapkan selamat buat mereka.
Akari lalu bertanya Terada bisa masak buat Tomoya juga kan? Hadeuh, muka Terada langsung pucat. Akari memberitahu kalo Hongyo suka lupa makan kalo lagi asik nulis.
Terada tersenyum dan mengiyakan. Akari melepaskan tangannya. Ia memberitahu Terada kalo buku Hongyo bagian ke-3 dari seri Dusk kayaknya laris manis sama seperti yang diharapkan.
Terada nampak bingung. Akari memberitahu kalo itu adalah buku baru Tomoya. Ia mengira kalo Terada belum membacanya. Terada tersenyum dan memberitahu kalo dia bahkan belum membaca bagian satunya.
Akira merasa kalo itu mustahil. Ia mengambil tiga-tiganya dan memberikannya pada Terada. Terada harus membacanya. Itu adalah misi pekerjaannya. Terada nggak harus mengembalikannya.
Terada melihat buku-buku itu dan berterima kasih. Ia lalu pergi.
Sudah sore. Terada pulang kerja. Pikirannya nggak tenang. Mikirin Hongyo mulu.
Untuk sementara waktu ia nggak ingin melihat Hongyo kalo memungkinkan. Katanya nggak akan melakukan sesuatu yang aneh. Dia juga bilang kalo itu nggak akan dianggap "aneh" selama Terada nggak menentangnya. Apa-apaan itu?
Terada sampai rumah dan langsung disapa sama Hongyo yang duduk di sofa. Lah Hongyo ngapain disitu? Apa dia nungguin Terada? 😊😊😊
Terada langsung ke dapur dan mengeluarkan belanjaannya. Hongyo menyusul dan menuntut kenapa Terada nggak ngebangunin dia tadi pagi? Terada nggak menjawab. Hongyo mengaku ingin tahu apa ia bisa kembali mendapatkan "pagi yang cerah". Bukankah dia sudah minta Terada buat ngebangunin dia?
Terada mengaku kesiangan. Hongyo merasa kalo itu aneh karena Terada masih punya waktu buat masak banyak sarapan.
Nah lho Terada ketahuan menghindar☺☺. Terada langsung terdiam. Hongyo murung. Dia nggak akan berhasil hari ini. Lain kali...
Terada buru-buru memotong, ia memberitahu kalo ia nggak akan tidur sama Hongyo lagi. Hongyo nggak paham. Kenapa? Terada memberitahu kalo ia merasa kalo itu kelihatannya aneh.
Hongyo masih nggak ngerti. Aneh gimana? Terada malah jadi bingung. Apa maksudnya gimana? Ia kembali nengeluarkan belanjaan.
Hongyo mengatakan kalo dia ngerti. Ia bertanya gimana kalo 2 atau 3 minggu lagi? Terada menyatakan kalo dia serius. Ia nggak akan melakukannya lagi nggak peduli apapun yang Hongyo katakan.
Hongyo mengaku ngerti kalo Terada merasa sangat nggak nyaman. Ia lalu teringat saat ia menyentuh Terada malam itu.
Dalam hati Terada mengatakan, alih-alih nggak nyaman ia lebih merasa jijik. Ia mengharapkan sesuatu semalam. Dan ia benar-benar jijik dengan dirinya sendiri.
Hase pulang. Ia menyapa Terada. Sudah pulang? Terada mengiyakan dan mengucapkan selamat datang pada Hase.
Hase melihat kalo Terada lagi sama Hongyo. Ia meminta maaf dan bertanya apa dia mengganggu mereka? Terada membantah. Enggak.
Hongyo bertanya Hase pulang lebih awal hari ini? Hase mengiyakan. Ia mengaku pingin ngomong sesuatu sama Terada. Apa Terada punya waktu? Terada meletakkan tomatnya dan mengiyakan. Ia lalu menghampiri Hase.
Hase duduk. Terada duduk di hadapannya. Hase bilang pingin nanya sesuatu ke Terada. Apa Terada punya impian atau tujuan dalam hidup? Heh? Hase mencontohkan seperti pekerjaan, impian atau sesuatu yang ingin ia capai? Apa saja.
Terada menggeleng. Nggak ada. Hase menanyakan gimana kalo pernikahan? Seperti membangun keluarga bahagia dan lainnya?
Terada mengiyakan kalo dia pingin seperti itu. Tapi kenapa Hase menanyakannya? Hongyo duduk di meja makan sambil mendengarkan. Lihat mukanya deh. Kayaknya penasaran banget mau kemana larinya obrolannya Hase.
Hase memberitahu kalo maksud dari pertanyaannya barusan adalah sebuah lamaran. Hase mengatakannya dengan lebih jelas. Maukah Terada menikahinya?
Hongyo langsung melempar tatapan tajam ke Hase. Terada meminta maaf dan megangin kepalanga. Dia salah dengar apa, ya? Hase mengulanginya lagi. Maukah Terada menikah dengannya atau berkencan dengannya dalam pernikahan?
Hongyo sama Terada nampak syok. Hase menghela nafas. Ia memberitahu kalo sebenarnya dia nggak tertarik sama pernikahan. Tapi orang tuanya terus mendesaknya dan itu agak mengganggunya. Dia sendiri nggak ingin kencan buta.
Hase menatap Terada dan menawarinya buat minum bir. Ia bangkit dan menuju dapur. Terada ikut bangkit dan berjalan di belakang Hase. Kenapa musti dia?
Hase memastikan kalo Terada yang membersihkan ruang tamu dan dapur sama kamar mandi, kan? Debu yang tadinya menumpuk sekarang sudah hilang. Meskipun bersih-bersih adalah tugas bersama tapi mereka berdua nggak ngelakuin apa-apa. Tapi semenjak Terada datang, rumah itu jadi bersih.
Hase mengambil minuman di kulkas dan menuangkannya ke dalam gelas. Terada merasa nggak ada yang istimewa. Yang ia lakukan hanya membersihkan rumah.
Hase menambahkan kalo masakannya Terada pagi ini juga sangat lezat. Terada masih nggak paham. Semua itu? Hase membenarkan. Itu semua sudah menyimpulkan semuanya.
Hase menghampiri Terada dan memberinya segelas minuman. Menurutnya Terada punya keterampilan hidup. Ia punya bakat dan keterampilan hidup. Tapi Terada nggak punya impuan atau tujuan tertentu yang mungkin akan menyusahkannya.
Terada meminum minumannya. Ia mengangguk mengiyakan. Hase melanjutkan kalo meski Terada orang yang perhatian tapi ia nggak percaya diri. Dan karena Terada lemah dan pasif maka ia nggak akan ikut campur sama urusan orang lain. Nggak tahu gimana tapi ia merasa kalo Terada sesuai dengan kebutuhannya.
Terada tersenyum. Sesuai dengan kebutuhan??? Hase mengambil minumannya dan memberikan satu gelas buat Hongyo . Ia mengaku nggak ingin Terada salah paham. Ia nggak meminta Terada buat menjadi pembantu atau semacamnya.
Hongyo diam saja. (Lihat deh muka songongnya Hongyo😀😀😀). Kelamaan. Hase meletakkannya di atas meja. Ia lalu menoleh menatap Terada dan mengatakan kalo Terada masih bisa terus membantu Tomo.
Terada merasa kalo Hase terlalu terburu-buru. Hase menekankan kalo Terada nggak harus segera memberikan jawabannya. Ia meminta Terada untuk memikirkannya matang-matang. Ia juga membebaskan Terada untuk pacaran dengan siapapun yang ia inginkan.
Terada masih bingung. Ia merasa kalo itu nggak benar. Hongyo menyarankan agar Terada menolaknya kalo emang dia merasa kalo itu nggak benar. Atau emang Terada nggak ingin menolaknya?
Terada terdiam. Hase duduk di sebelah Hongyo dan menanyakan apa Hongyo nggak setuju dengan itu? Kenapa? Hongyo merasa konyol. Kenapa Hase menanyakannya? Ia hanya merasa kalo nggak pantas menekan "miliknya" pada tunangan temannya.
Terada memotong. Itu masih nggak pantas meski dia bukan tunangan temannya. Hongyo merasa kalo dia hanya orang m*sum kalo emang dia nggak punya ijin.
Hase menyatakan kalo dia sama sekali nggak keberatan. Hongyo mengaku keberatan.
Terada menghampiri mereka dan duduk. Nggak peduli gimana orang tua Hase mendesaknya ia pikir Hase nggak bisa memutuskan pernikahan dengan gampangnya.
Hase tersenyum. Ia memberitahu kalo sebenarnya itu rumah kakeknya. Dan sekarang jadi milik orang tuanya. Mereka mengatakan padanya, kalo kamu nggak menikah dalam waktu setahun maka pergilah dari sana.
Terada nggak nyangka kalo seperti itu kenyataannya. Hase melanjutkan kalo rumah itu akan diberikan padanya kalo ia menikah. Kalo enggak maka mereka akan menjual rumahnya.
Hongyo menyarankan agar Hase nikah aja sama Akari. Hase menatapnya. Apa Tomo mau membunuhnya?
Ponsel Hongyo bunyi. Itu dari editornya. Hase menanyakan apa itu tentang buku barunya? Hongyo permisi mau ngangkat telpon
Terada terus menatapnya seolah khawatir. Hase juga terus menatap Terada.
Hongyo sebenarnya kesal sama Hase. Ia menatap mereka di bawah tangga lalu naik ke kamarnya dan menjawab telpon.
Hase meminta maaf pada Terada karena telah menyeretnya pada masalahnya. Terada mengaku nggak papa. Ia menanyakan apa Hase setuju dengan hal itu?
Hase mengatakan kalo perasaannya nggak gitu penting. Itulah sebabnya dia nanya sama Terada. Terada menjelaskan maksudnya. Kalo di masa depan Hase ketemu dengan orang yang ia sukai, maka itu akan mengganggunya.
Hase malah tersenyum. Ia meyakinkan kalo itu nggak akan terjadi. Ia nggak pernah benar-benar jatuh cinta sama seseorang. Sebelumnya ia pernah berkencan dengan beberapa gadis,
Hase tersenyum dan kembali menatap Terada gimanapun juga saat Terada SMP, sesuatu pasti terjadi pada mereka. Terada yang merasa canggung meminum minumannya.
Hase kembali tersenyum. Ia yakin soalnya Hongyo jelas-jelas terikat sama Terada. Dan itu sangat membuatnya nggak nyaman.
Terada menjelaskan kalo itu hanya tentang "milik" Hongyo pada tubuhnya. Dia sendiri merasa terkejut ia mengatakannya. Hase tertawa. Menurutnya itu nggak terlalu penting. Dia nggak ingin tahu tentang apa yang terjadi di masa lalunya.
Terada terdiam. Hase pamit. Dia akan kembali ke kantor sekarang. Ia bangkit dan meminta Terada untuk memikirkannya dengan serius.
Terada mengangguk mengiyakan.
Rada nggak ngeh kok tahu-tahu Hase ngelamar Terada. Lah tahunya cuman buat mertahanin rumah doang. Tapi kok maunya sama Terada? Kenapa nggak sama Akari? Lah bingung😀😀😀
Ringkas drama selanjutnya
Bersambung...
Kok bingung dengan Hase Pat ranger ini 😂😂
BalasHapus