All content from MBS
Warning: 18+
Jadilah pembaca yang bijak
Keduanya sampai rumah. Hase mengambil tumpukan surat di depan pintu. Terada menanyakan mereka dapat banyak surat. Hase mengiyakan. Ia menunjukkan salah satunya yang adalah undangan pernikahan dari temannya.
Terada membuka pintu ruang tamu. Mereka masuk sambil berseru, aku pulang! Hongyo yang lagi main catur di meja makan menoleh. Ia bertanya apa mereka pergi bersama?
Hase membenarkan. Mereka pergi makan malam. Terada rada heran Hase bilangnya berhenti hanya sampai disana.
Hase maju dan memberikan sesuatu pada Hongyo. Itu adalah undangan pernikahan dari Asami. Hongyo mengambilnya dan melihatnya.
Ia merasa luar biasa. Asami menikah. Hase nggak ngeh. Apanya yang luar biasa? Ia merasa kalo Asami dendam sama Hongyo makanya mengirimkannya.
Terada mendekat dan ikut melihat. Menurutnya dia cantik. Apakah dia temannya Hongyo? Hase mengatakan kalo bisa dibilang begitu. Tapi dia adalah mantan pacarnya Hongyo. Mereka kencan selama setahun atau bahkan lebih.
Hongyo mengingat-ingat dan bilang iya. Hase melanjutkan kalo Asami mencampakkan Hongyo karena Hongyo nggak bisa "melakukannya" sama Asami. Hahaha, senyumnya Hase gitu amat, ya?
Terada mengangguk-angguk tahu Hongyo punya pacar dan itulah yang terjadi. Terada mengaku ikut merasa sedih. Hongyo meletakkan undangan itu dan membalas candaan Terada. Dia baik banget.
Terada tersenyum dan melanjutkan kalo sekarang Hongyo pasti sedang terluka. Hase meminta Terada buat jangan khawatir karena Tomo dan dirinya mirip. Mereka nggak pernah benar-benar jatuh cinta pada seseorang bahkan kalo mereka punya pacar.
Terada rada kecewa. Begitukah? Hase melanjutkan kalo itulah sebabnya mereka sangat cocok dari awal. Tapi hanya itu satu-satunya kesamaan yang mereka miliki. Ia mengkonfirmasikannya dengan Hongyo. Benar, kan? Hongyo nggak pernah benar-benar jatuh cinta sama seseorang?
Hongyo nggak langsung menjawabnya. Ia membantahnya. Mungkin belum.
Terada juga ikut diam. Ia teringat saat Hongyo menciuminya dan bilang mungkin karena aromanya yang akrab.
Tatapan Hongyo saat SMP yang menciumnya dan ciuman Hongyo tadi pagi. Ia bertanya-tanya orang-orang seperti itu beneran ada?
Hase memberitahu kalo ada banyak orang di luar sana dan Terada hanya nggak menyadarinya. Terada membantahnya. Ia pikir enggak. Ia lalu menatap Hongyo yang asik sendiri dengan bidaknya.
Ngomongin masa lalu, sebenarnya ia agak berharap pada Hongyo.
Terada mengaduk-aduk masakannya sambil melamun. Dia terkejut tahu kalo Hongyo punya pacar dan pernyataannya kalo dia nggak pernah jatuh cinta sama seseorang.
Akari mendadak muncul. Dia melarang Terada menghela nafas panjang pagi-pagi. Terada tersadar dari lamunanya dan mengucapkan selamat pagi pada Akari.
Akari mendekat dan menanyakan apa hari ini sup miso? Terada memberitahu kalo itu lobak dengan tahu goreng.
Hongyo baru bangun. Sambil mengusap mata ia mengaku mencium aroma sup miso. Akari menyapa Hongyo dan mengucapkan selamat pagi. Dia ngajakin Hongyo buat sarapan.
Hongyo dan Akari duduk di meja makan. Hongyo meletakkan kepalanya di meja seolah masih ngantuk. Terada melirik melihatnya. Akari menanyakan apa Hongyo tidur nyenyak?
Terada merasa kalo di akhir hari ia selalu berakhir seperti itu.
Terada teringat apa yang ia lalui akhir-akhir ini. Ditolak saat melamar kerja.
Di selingkuhin pacar.
Label harga dirinya akan diganti dengan yang lebih murah lagi. Dan sekarang kembali jatuh dan lebih murah lagi.
Terada makan bersama Akari dan Hongyo. Ia terus diam dan hanya makan saja. Akari membuka obrolan. Ia dengar Terada makan malam dengan ibunya Hase?
Terada mengiyakan. Akari merasa kalo mereka mengalami kemajuan dengan pasti. Terada mau menjelaskan yang terjadi tapi Hongyo tahu-tahu menepuk tangannya. Ia berterima kasih atas makanan hari ini.
Akari terkejut Hongyo sudah selesai makannya. Hongyo memberitahu kalo ia akan keluar. Akari mengiyakan dan berpesan agar Hongyo hati-hati. Hongyo bangkit dan pergi.
Akari menanyakan apa Terada baik-baik saja dengan hal itu? Heh? Terada nggak maksud. Akari memperjelas kalo Hase-kun bukan orang yang buruk tapi nggak bisa dibilang orang baik juga.
Ia mengaku nggak bisa menghentikan Terada tapi nggak bisa mendukungnya juga. Terada mengatakan kalo dia belum bilang ok. Begitukah? Terada mengiyakan. Sebenarnya ia merasa sedikit berterima kasih pada Hase karena bersedia menerima orang seperti dirinya.
Akari menatap Terada tajam. Terada melanjutkan kalo dibandingkan dengan Hongyo, Hase atau Akari, ia ada di urutan bawah piramida. Ia mengambil gelas Akari dan akan mengisinya lagi dengan teh.
Terada mrngatakan kalo dia nggak punya tujuan atau keterampilan khusus. Ia adalah pekrrja level 3. Ia bahkan nggak seharusnya ada disana.
Ia bekerja disana karena diusulkan oleh Hase. Kalo ia jadi Hase, ia mungkin nggak ingin memilih orang seperti dirinya. Ia merasa kalo Hase sangat sial dalam arti tertentu.
Akari melarang Terada untuk bicara seperti itu. Tertawa dan meremehkan diri sendiri. Apa Terada bisa berhenti melakukannya? Menurutnya itu sangat nggak enak didengar. Ia menasehati agar Terada menyimpannya sendiri kalo dia memang memiliki harga diri yang rendah. Terada nggak harus menunjukkannya pada orang lain.
Terada tersenyum. Ia mematikan keran dan meminta maaf pada Akari. Akari mengatakan kalo Terada nggak perlu meminta maaf. Ia memberitahu kalo itu tadi adalah sebuah permintaan dan bukannya peringatan.
Terada mengiyakan. Ia memberitahu kalo dulu ia sangat memikirkan diri sendiri. Dan itu hanya rasa percaya diri yang nggak berarti. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, kenyataan telah memukulnya sangat keras.
Terada melanjutkan kalo itu seperti setelah Akari memberi label harga mahal pada dirinya sendiri, dan Akari seca4a bertahap menggantinya dengan yang lebih murah dari waktu ke waktu. Itu harga yang sangat rendah dan sangat menyedihkan.
Akari menyimpulkan kalo maksudnya Terada memutuskan untuk menempatkan label harga rendah pada nilainya? Terada nggak menjawab. Akari melanjutkan kalo Terada tadi bilang punya kebanggaan diri yang nggk perlu, dan Terada cukup sadar diri, kan?
Ia mengingatkan kalo orang nggak akan peduli dengan label harga kalo m3reka nggak beli. Menurutnya nggak papa kalo Terada nggak sengaja menunjukkan harga dirinya yang rendah. Tok kebanyakan orang juga nggak akan melihatnya.
Terada tersenyum. Akari menambahkan kalo Terada bisa menilai harganya dengan mereka yang tertarik padanya. Terada tersenyum dan mengangguk.
Dalam hati ia membenarkan. Nggak peduli sekarang atau di masa lalu, Hongyo nggak pernah memandangnya rendah atau merasa ia memandang rendah Hongyo.
Terada lalu ingat saat Hase bilang kalo Hongyo nggak pernah jatuh cinta sama seseorang. Tapi Hongyo membantahnya. Mungkin belum.
Terada merasa bingung dan kesal. Tapi ialah yang terlalu memikirkannya.
Ia kengingat kembali saat Hongyo menatapnya kala itu.
Dari awal sudut pandang Hongyo mungkin belum ada label harga yang terpasang padaya.
Terada merenung di dekat jendela. Nggak tahu gimana ia merasa seperti beban telah terangkat dari pikirannya.
Ia meregangkan tubuhnya lalu bangkit.
Hongyo pulang. Terada menyapanya. Hongyo menghampirinya dan mengingatkan kalo masih ada 2 kali lagi.
Terada menanyakan maksudnya soal tidur bareng? Ia mengiyakan dan mengaku ingin melakukannya malam ini. Hongyo memikirkannya. Ia mengiyakan kalo Terada bisa.
Terada tersenyum. Ia mengangguk dan mengiyakan. Ia bisa. Hongyo melangkah menaiki tangga dan meninggalkan Terada.
Terada bernarasi. Kalo dia nggak terlalu berharap, maka ia nggak perlu khawatir.
Malampun tiba. Terada duduk di tepi tempat tidur sambil melihat buku Hongyo. Hongyo menanyakan apa semuanya baik-baik saja? Hari ini ia merasa kalo Terada nampak terlalu tenang dalam hal itu. Itu berbeda dengan Terada yang biasanya.
Terada nampak nggak nyangka. Benarkah? Ia menarik selimut dan mengaku terlalu banyak mengeluh sampai saat ini.
Hongyo menanyakan apa karena ia terus meminta hal-hal aneh? Terada yang sudah berbaring malah tertawa. Ia membenarkan apa yang Hongyo katakan.
Kalo ia nggak mencapai harapannya maka ia berbicara semudah ini dengan Hongyo. Ia nggak merasa gelisah atau gugup lagi.
Hongyo menempati belakang Terada seperti biasa. Mereka memejamkan mata dan mulai tertidur.
Terada merasa kalo punggungnya terasa hangat. Gimanapun juga yang terasa hanya nikmat.
Terada membuka matanya dan manggil Hongyo, mengingatkan kalo sebelumnya Hongyo bilang kalo mereka berada pada posisi itu, membuat Hongyo ingin "melakukannya".
Hongyo mengiyakan. Terada menanyakan apa hari ini Hongyo masih ingin melakukannya? Hongyo mengatakan kalo sebenarnya iya.
Terada memperbolehkan Hongyo untuk melakukannya kalo dia mau. Hah? Hongyo menatap Terada kayak nggak nyangka gitu. Ia mengingatkan kalo Terada nggak ingin melakukannya maka ia nggak akan...
Terada memberitahu kalo ia nggak berpikir begitu. Nggak peduli gelisah atau gugup, cemas atau semangat, ia nggak akan punya perasaan yang nggak perlu lagi. Sekarang menjadi lebih jelas.
Terada mengaku nggak bisa bilang kalo dia ingin melakukannya, tapi ia merasa seperti ingin Hongyo menyentuhnyanya sedikit lagi.
Hongyo kembali tidur dan berterima kasih pada Terada. Ia nggak yakin kalo dia bisa "menangani" itu. Jadi bisakah mereka melakukannya pada posisi itu?
Terada mengiyakan.
Bahkan kalo sesuatu berubah setelah itu, atau bahkan nggak ada perubahan sama sekali, ia pikir ia akan baik-baik saja.
Hongyo mengangkat tangannya sambil minta ijin. Permisi.
Terada merasa aneh kalo dia nggak bisa melihat orang lain.
Ah...Cingu! Maaf, aku nggak bisa ngelanjutinnya. Aku malah jadi malu sendiri ih. Pokoknya intinya mereka beneran ngelakuinnya. Yah..yah..yah gitu deh. Pokoknya yang udah 18+ pasti tahu mereka ngapain aja habis itu. 🙈🙈🙈
Bersambung...
Hase membenarkan. Mereka pergi makan malam. Terada rada heran Hase bilangnya berhenti hanya sampai disana.
Hase maju dan memberikan sesuatu pada Hongyo. Itu adalah undangan pernikahan dari Asami. Hongyo mengambilnya dan melihatnya.
Ia merasa luar biasa. Asami menikah. Hase nggak ngeh. Apanya yang luar biasa? Ia merasa kalo Asami dendam sama Hongyo makanya mengirimkannya.
Terada mendekat dan ikut melihat. Menurutnya dia cantik. Apakah dia temannya Hongyo? Hase mengatakan kalo bisa dibilang begitu. Tapi dia adalah mantan pacarnya Hongyo. Mereka kencan selama setahun atau bahkan lebih.
Hongyo mengingat-ingat dan bilang iya. Hase melanjutkan kalo Asami mencampakkan Hongyo karena Hongyo nggak bisa "melakukannya" sama Asami. Hahaha, senyumnya Hase gitu amat, ya?
Terada mengangguk-angguk tahu Hongyo punya pacar dan itulah yang terjadi. Terada mengaku ikut merasa sedih. Hongyo meletakkan undangan itu dan membalas candaan Terada. Dia baik banget.
Terada tersenyum dan melanjutkan kalo sekarang Hongyo pasti sedang terluka. Hase meminta Terada buat jangan khawatir karena Tomo dan dirinya mirip. Mereka nggak pernah benar-benar jatuh cinta pada seseorang bahkan kalo mereka punya pacar.
Terada rada kecewa. Begitukah? Hase melanjutkan kalo itulah sebabnya mereka sangat cocok dari awal. Tapi hanya itu satu-satunya kesamaan yang mereka miliki. Ia mengkonfirmasikannya dengan Hongyo. Benar, kan? Hongyo nggak pernah benar-benar jatuh cinta sama seseorang?
Hongyo nggak langsung menjawabnya. Ia membantahnya. Mungkin belum.
Terada juga ikut diam. Ia teringat saat Hongyo menciuminya dan bilang mungkin karena aromanya yang akrab.
Tatapan Hongyo saat SMP yang menciumnya dan ciuman Hongyo tadi pagi. Ia bertanya-tanya orang-orang seperti itu beneran ada?
Hase memberitahu kalo ada banyak orang di luar sana dan Terada hanya nggak menyadarinya. Terada membantahnya. Ia pikir enggak. Ia lalu menatap Hongyo yang asik sendiri dengan bidaknya.
Ngomongin masa lalu, sebenarnya ia agak berharap pada Hongyo.
Terada mengaduk-aduk masakannya sambil melamun. Dia terkejut tahu kalo Hongyo punya pacar dan pernyataannya kalo dia nggak pernah jatuh cinta sama seseorang.
Akari mendadak muncul. Dia melarang Terada menghela nafas panjang pagi-pagi. Terada tersadar dari lamunanya dan mengucapkan selamat pagi pada Akari.
Akari mendekat dan menanyakan apa hari ini sup miso? Terada memberitahu kalo itu lobak dengan tahu goreng.
Hongyo baru bangun. Sambil mengusap mata ia mengaku mencium aroma sup miso. Akari menyapa Hongyo dan mengucapkan selamat pagi. Dia ngajakin Hongyo buat sarapan.
Hongyo dan Akari duduk di meja makan. Hongyo meletakkan kepalanya di meja seolah masih ngantuk. Terada melirik melihatnya. Akari menanyakan apa Hongyo tidur nyenyak?
Terada merasa kalo di akhir hari ia selalu berakhir seperti itu.
Terada teringat apa yang ia lalui akhir-akhir ini. Ditolak saat melamar kerja.
Di selingkuhin pacar.
Label harga dirinya akan diganti dengan yang lebih murah lagi. Dan sekarang kembali jatuh dan lebih murah lagi.
Terada makan bersama Akari dan Hongyo. Ia terus diam dan hanya makan saja. Akari membuka obrolan. Ia dengar Terada makan malam dengan ibunya Hase?
Terada mengiyakan. Akari merasa kalo mereka mengalami kemajuan dengan pasti. Terada mau menjelaskan yang terjadi tapi Hongyo tahu-tahu menepuk tangannya. Ia berterima kasih atas makanan hari ini.
Akari terkejut Hongyo sudah selesai makannya. Hongyo memberitahu kalo ia akan keluar. Akari mengiyakan dan berpesan agar Hongyo hati-hati. Hongyo bangkit dan pergi.
Akari menanyakan apa Terada baik-baik saja dengan hal itu? Heh? Terada nggak maksud. Akari memperjelas kalo Hase-kun bukan orang yang buruk tapi nggak bisa dibilang orang baik juga.
Ia mengaku nggak bisa menghentikan Terada tapi nggak bisa mendukungnya juga. Terada mengatakan kalo dia belum bilang ok. Begitukah? Terada mengiyakan. Sebenarnya ia merasa sedikit berterima kasih pada Hase karena bersedia menerima orang seperti dirinya.
Akari menatap Terada tajam. Terada melanjutkan kalo dibandingkan dengan Hongyo, Hase atau Akari, ia ada di urutan bawah piramida. Ia mengambil gelas Akari dan akan mengisinya lagi dengan teh.
Terada mrngatakan kalo dia nggak punya tujuan atau keterampilan khusus. Ia adalah pekrrja level 3. Ia bahkan nggak seharusnya ada disana.
Ia bekerja disana karena diusulkan oleh Hase. Kalo ia jadi Hase, ia mungkin nggak ingin memilih orang seperti dirinya. Ia merasa kalo Hase sangat sial dalam arti tertentu.
Akari melarang Terada untuk bicara seperti itu. Tertawa dan meremehkan diri sendiri. Apa Terada bisa berhenti melakukannya? Menurutnya itu sangat nggak enak didengar. Ia menasehati agar Terada menyimpannya sendiri kalo dia memang memiliki harga diri yang rendah. Terada nggak harus menunjukkannya pada orang lain.
Terada tersenyum. Ia mematikan keran dan meminta maaf pada Akari. Akari mengatakan kalo Terada nggak perlu meminta maaf. Ia memberitahu kalo itu tadi adalah sebuah permintaan dan bukannya peringatan.
Terada mengiyakan. Ia memberitahu kalo dulu ia sangat memikirkan diri sendiri. Dan itu hanya rasa percaya diri yang nggak berarti. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, kenyataan telah memukulnya sangat keras.
Terada melanjutkan kalo itu seperti setelah Akari memberi label harga mahal pada dirinya sendiri, dan Akari seca4a bertahap menggantinya dengan yang lebih murah dari waktu ke waktu. Itu harga yang sangat rendah dan sangat menyedihkan.
Akari menyimpulkan kalo maksudnya Terada memutuskan untuk menempatkan label harga rendah pada nilainya? Terada nggak menjawab. Akari melanjutkan kalo Terada tadi bilang punya kebanggaan diri yang nggk perlu, dan Terada cukup sadar diri, kan?
Ia mengingatkan kalo orang nggak akan peduli dengan label harga kalo m3reka nggak beli. Menurutnya nggak papa kalo Terada nggak sengaja menunjukkan harga dirinya yang rendah. Tok kebanyakan orang juga nggak akan melihatnya.
Terada tersenyum. Akari menambahkan kalo Terada bisa menilai harganya dengan mereka yang tertarik padanya. Terada tersenyum dan mengangguk.
Dalam hati ia membenarkan. Nggak peduli sekarang atau di masa lalu, Hongyo nggak pernah memandangnya rendah atau merasa ia memandang rendah Hongyo.
Terada lalu ingat saat Hase bilang kalo Hongyo nggak pernah jatuh cinta sama seseorang. Tapi Hongyo membantahnya. Mungkin belum.
Terada merasa bingung dan kesal. Tapi ialah yang terlalu memikirkannya.
Ia kengingat kembali saat Hongyo menatapnya kala itu.
Dari awal sudut pandang Hongyo mungkin belum ada label harga yang terpasang padaya.
Terada merenung di dekat jendela. Nggak tahu gimana ia merasa seperti beban telah terangkat dari pikirannya.
Ia meregangkan tubuhnya lalu bangkit.
Hongyo pulang. Terada menyapanya. Hongyo menghampirinya dan mengingatkan kalo masih ada 2 kali lagi.
Terada menanyakan maksudnya soal tidur bareng? Ia mengiyakan dan mengaku ingin melakukannya malam ini. Hongyo memikirkannya. Ia mengiyakan kalo Terada bisa.
Terada tersenyum. Ia mengangguk dan mengiyakan. Ia bisa. Hongyo melangkah menaiki tangga dan meninggalkan Terada.
Terada bernarasi. Kalo dia nggak terlalu berharap, maka ia nggak perlu khawatir.
Malampun tiba. Terada duduk di tepi tempat tidur sambil melihat buku Hongyo. Hongyo menanyakan apa semuanya baik-baik saja? Hari ini ia merasa kalo Terada nampak terlalu tenang dalam hal itu. Itu berbeda dengan Terada yang biasanya.
Terada nampak nggak nyangka. Benarkah? Ia menarik selimut dan mengaku terlalu banyak mengeluh sampai saat ini.
Hongyo menanyakan apa karena ia terus meminta hal-hal aneh? Terada yang sudah berbaring malah tertawa. Ia membenarkan apa yang Hongyo katakan.
Kalo ia nggak mencapai harapannya maka ia berbicara semudah ini dengan Hongyo. Ia nggak merasa gelisah atau gugup lagi.
Hongyo menempati belakang Terada seperti biasa. Mereka memejamkan mata dan mulai tertidur.
Terada merasa kalo punggungnya terasa hangat. Gimanapun juga yang terasa hanya nikmat.
Terada membuka matanya dan manggil Hongyo, mengingatkan kalo sebelumnya Hongyo bilang kalo mereka berada pada posisi itu, membuat Hongyo ingin "melakukannya".
Hongyo mengiyakan. Terada menanyakan apa hari ini Hongyo masih ingin melakukannya? Hongyo mengatakan kalo sebenarnya iya.
Terada memperbolehkan Hongyo untuk melakukannya kalo dia mau. Hah? Hongyo menatap Terada kayak nggak nyangka gitu. Ia mengingatkan kalo Terada nggak ingin melakukannya maka ia nggak akan...
Terada memberitahu kalo ia nggak berpikir begitu. Nggak peduli gelisah atau gugup, cemas atau semangat, ia nggak akan punya perasaan yang nggak perlu lagi. Sekarang menjadi lebih jelas.
Terada mengaku nggak bisa bilang kalo dia ingin melakukannya, tapi ia merasa seperti ingin Hongyo menyentuhnyanya sedikit lagi.
Hongyo kembali tidur dan berterima kasih pada Terada. Ia nggak yakin kalo dia bisa "menangani" itu. Jadi bisakah mereka melakukannya pada posisi itu?
Terada mengiyakan.
Bahkan kalo sesuatu berubah setelah itu, atau bahkan nggak ada perubahan sama sekali, ia pikir ia akan baik-baik saja.
Hongyo mengangkat tangannya sambil minta ijin. Permisi.
Terada merasa aneh kalo dia nggak bisa melihat orang lain.
Ah...Cingu! Maaf, aku nggak bisa ngelanjutinnya. Aku malah jadi malu sendiri ih. Pokoknya intinya mereka beneran ngelakuinnya. Yah..yah..yah gitu deh. Pokoknya yang udah 18+ pasti tahu mereka ngapain aja habis itu. 🙈🙈🙈
Bersambung...
Chingu, silakan berkomentar sesuai konten dengan kata-kata yang sopan dan jangan spam, ya😊😊😊